Berbasis Sekolah.
Nama;khairina Mayarni Nst.S.Ked
22177007
A.Konsep Negara
Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik. Namun negara juga merupakan alat dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat menertibkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat. Oleh karena itu, negara
merupakan organisasi yang dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah
terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan
kehidupan bersama tersebut.
Secara singkat terdapat dua tugas negara, yakni: (1) mengendalikan dan mengatur gejala-gejala
kekuasaan yang asosial ataupun bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme
yang membahayakan; (2) mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai
aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak
digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengecer
hingga pelanggan potensial.
4.Terbentuknya Negara
1. Terbentuknya Negara
Teori tentang asal mula atau teori terbentuknya negara dapat dilihat dari dua segi, yakni :
a) Teori yang Bersifat Spekulatif
Teori yang bersifat spekulatif, meliputi antara lain : teori teokratis, teori perjanjian
masyarakat, dan teori kekuatan atau kekuasaan yaitu:
i. Teori Teokrasi (ketuhanan) menurut teori ketuhanan, segala sesuatu di dunia ini adanya
atas kehendak Allohu Subhanahu Wata’ala, sehingga negara pada hakekatnya ada atas
kehendak Allah. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius Stah, yang menyatakan bahwa
negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses bertahap mulai dari keluarga
menjadi bangsa dan negara.
ii. Teori perjanjian masyarakat
Dalam teori ini tampi tiga tokoh yang paling terkenal, yaitu Thomas Hobbes, John
Locke dan J.J. Rousseau. Menurut teori ini negara itu timbul karena perjanjian yang
dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu sama lain
tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat
terpelihara dan terjamin, supaya ”orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi
orang lain” (homo homini lupus, menurut Hobbes). Perjanjian itu disebut perjanjian
masyarakat (contract social menurut ajaran Rousseau). Dapat pula terjadi suatu
perjanjian antara daerah jajahan, misalnya : Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan
India pada tahun 1947.
iii. Teori kekuasaan atau kekuatan
Menurut teori kekuasaan atau kekuatan, terbentuknya negara didasarkan atas
kekuasaan/kekuatan, misalnya melalui pendudukan dan penaklukan.
B.Pengertian Pendidikan
1.Secara Etimologi
1. Secara Etimologi
Pendidikan berasal dari kata 1) “didik, mendidik” yang berarti memelihara dan memberi
latihan atau ajaran mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. 2) “didikan” yang berarti hasil
mendidik dan yang dididik. 3) “Pendidik” yang berarti orang yang mendidik. Jadi Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang atau usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik.
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Pendidikan adalah 1) Perbuatan; 2) Ilmu
didik dan ilmu mendidik; 3) Pemeliharaan (latihan-latihan dsb.). Menurut Kamus Bahasa
Indonesia Kontemporer, Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan cara berpikir atau
tingkah laku dengan cara pengajaran, penyuluhan, dan latihan.
2.Secara Terminologi
. Dalam Dictionary of Educaition dinyatakan bahwa pendidikan adalah:
a. Proses seorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat tempat mereka hidup.
b. Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungannya
yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang di sekolah), sehingga mereka dapat
memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
Dengan kata lain, perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingah laku,
pikiran dan sikapnya
MBS berikut memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif, yang dikategorikan menjadi
input, proses, dan output.
A. Kesimpulan
Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik. Namun negara juga merupakan alat dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat menertibkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat. kekuasaan negara yang sangat
bagitu besar mencakup segenap kehidupan masyarakatnya, maka tidak bisa dipungkiri bahwa
negara juga mengatur kehidupan pendidikan. Negara pemilik kepentingan terhadapnya,
sebaliknya dunia pendidikan (khususnya para praktisi) juga menaruh harapan besar atas
perthatian negara terhadapnya. Bila hal ini berjalan normal, maka keterkaitan antara pendidikan
dan negara bisa berlangsung sacara simbiosis-mutualisme. Dalam kenyataannya, keterkaitan atau
persinggungan antara keduanya ternyata berjalan secara bervariasi, dimana pada suatu saat bisa
berlangsung secara mutualis yang masing masing saling memperleh dan mengambil keuntungan
atas hubungan secara eksplitatif-dependensia pihak satu terhadap yang lain. Proses perbaikan
sistem pendidikan di Indonesia ini dapat dilakukan dengan adanya sistem sentralisasi dan
desentralisasi pada pendidikan. Kedua sistem ini sangat menguntungkan bagi pendidikan karena
sama-sama membangun pendidikan Indonesia kearah yang lebih baik. Selain proses tersebut,
MBS juga dapat meningkatkan sistem pendidikan di setiap daerah atau kabupaten.
DAFTAR PUSTAKA
Manan, . 1989. Antropologi Pendidikan, Suatu Pengantar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Ditrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.