0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
47 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa untuk tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Jawaban tersebut mencakup lima poin yang membahas tentang relevansi Pancasila di era globalisasi, prinsip-prinsip demokrasi, peran pendidikan dalam membentuk karakter bangsa, tujuan otonomi daerah, dan konsep politik luar negeri Indonesia serta doktrin dwifungsi ABRI.
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa untuk tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Jawaban tersebut mencakup lima poin yang membahas tentang relevansi Pancasila di era globalisasi, prinsip-prinsip demokrasi, peran pendidikan dalam membentuk karakter bangsa, tujuan otonomi daerah, dan konsep politik luar negeri Indonesia serta doktrin dwifungsi ABRI.
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa untuk tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Jawaban tersebut mencakup lima poin yang membahas tentang relevansi Pancasila di era globalisasi, prinsip-prinsip demokrasi, peran pendidikan dalam membentuk karakter bangsa, tujuan otonomi daerah, dan konsep politik luar negeri Indonesia serta doktrin dwifungsi ABRI.
Kode/Nama Mata Kuliah : MKDU4111/ Pendidikan Kewarganegaraan
………………………………………………………………………………………..
Kode/Nama UPBJJ : 16/PEKANBARU
………………………………………………………………………………………..
Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA JAWABAN SOAL 1. Di dalam menghadapi, era globalisasi sebagai suatu tantangan dan sekaligus peluang yang harus diraih berpijak pada budaya bangsa. Sebagai bangsa Indonesia kita tidak boleh tercabut dari akar budaya bangsa yaitu Pancasila. Budaya Pancasila itulah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang menentukan cara berpikir, cara bersikap, dan cara berbuat kita di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam menghadapi tantangan globalisasi. Di era globalisasi yang penuh dengan peluang dan tantangan, Pancasila masih relevan bagi bangsa Indonesia, baik sebagai ideologi negara maupun sebagai dasar negara. Sebagai ideologi negara, Pancasila akan menjadi sistem nilai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi yang penuh dengan muatan ideologi liberalisme dan kapitalisme. Ideologi Pancasila sangat cocok dengan karakteristik budaya bangsa Indonesia yang heterogen, plural, dan beranekaragam kultur. Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakekat sifat kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan individu. Inilah yang membedakan dan menjadi keunggulan ideologi Pancasila dibandingkan dengan ideologi-ideologi lain di dunia. Sebagai dasar negara, Pancasila merefleksikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sangat komplek sehingga dapat terwadahi dalam kerangka Pancasila sebagai dasar negara. Dan dihadapkan pada nilai-nilai global Barat yang muncul di era globalisasi, sila-sila Pancasila merupakan “filter” yang dapat menjadi “penjaring” dan “penyaring” bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan merupakan pilar-pilar penting dalam membentengi masyarakat Indonesia di tengah serangan nilai-nilai universal yang berasal dari Barat akibat arus globalisasi. Ideologi Pancasila tetap bisa bersaing dengan ideologi-ideologi lain di dunia ini karena memiliki sejumlah keunggulan yang tidak ditemukan dalam ideologi lain. Ideologi Pancasila tetap mampu bersaing, mampu kompetitif menjawab perubahan zaman, walaupun Indonesia diserbu nilai-nilai asing di era globalisasi. 2. Ada beberapa prinsip dalam demokrasi yang menjadi landasan moralitas dalam pemerintahan, yaitu sebagai berikut. a. Demokrasi berlandaskan pada keyakinan nilai dan martabat manusia (worth ang dignity of man). Kebenaran mempunyai landasan kebaikan, dan kebaikan adalah sesuatu yang bernilai bagi manusia. Oleh karena manusia sebagai pribadi punya keyakinan diri, intelegensi, diskriminasi etis, apresiasi estetika dan karakteristik lainnya maka ia merupakan tujuan dari nilai. Manusia memiliki suatu kadar transendental karena ia hidup di mana alam dan jiwa bisa menyatu. b. Demokrasi mengandung prinsip adanya kebebasan manusia karena sifat dan nilai manusia. Manusia bebas berpikir mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Sekalipun kebebasan merupakan titik fokus dari demokrasi itu, namun tidak bersifat absolut. Ia mempunyai batas, yaitu tanpa mengganggu kepentingan orang lain. Oleh karena itu, harus ada kontrol. Kebebasan tanpa kendali dapat menimbulkan ekses konflik dalam masyarakat. c. Dalam demokrasi disyaratkan adanya aturan hukum (rule of law). Manusia mempunyai kebebasan dan dapat menjalankan kebebasan itu, apabila kebebasan itu tanpa menganggu kepentingan orang lain. Demokrasi berada di antara anarkhis dan tirani. Tujuannya adalah keadilan, pemberian yang sepadan kepada setiap orang sesuai dengan hah-haknya. Sekalipun keadilan itu relatif, manakala ia dituangkan dalam aturan hukum yang digariskan secara jelas, masuk akal, dan manusiawi niscaya masyarakat akan mendukung hukum tersebut, hukum yang bersifat semena-mena. Demokrasi didasarkan pada keadilan. Dalam demokrasi dijamin adanya kontrol, hal ini untuk menghindarkan adanya penyalahgunaan wewenang pentingnya kontrol masyarakat (Rakyat) atas berbagai kebijakan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan penyelewengan yang dapat merugikan. d. Demokrasi harus menuju kepada perbaikan dan kemajuan. Hal ini berkaitan dengan konsep kesejahteraan umum yang secara eksplisit dinyatakan dalam konstitusi negara. Demokrasi mengandaikan bahwa melalui sarana-sarana yang ada keadaan akan menjadi lebih baik dan masyarakat memikul tanggung jawab untuk mencapai tujuan itu. Inilah prinsip perbaikan atau kemajuan. Demokrasi melangkah dari apa yang ada menuju apa yang seharusnya. Ketika suatu perbaikan dan peningkatan tercapai, ada kepastian bahwa hasil itu untuk semua. e. Dalam demokrasi dituntut adanya konsep persamaan (equality). Prinsip persamaan menjebol benteng kelas, agama, ras, dan etnik, keyakinan akan persamaan muncul dari kenyataan bahwa meskipun memiliki perbedaan, namun mempunyai kewajiban dan hak yang sama dalam hukum dan pemerintahan. 3. Dalam upaya membentuk karakter bangsa yang bermartabat, peran ilmu pendidikan sangat penting, karena dalam ilmu pendidikan kita dapat menemukan banyak konsep maupun teori pendidikan yang dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan termasuk karakter atau wataknya. Menurut Plato, pendidikan adalah alat pembentukan karakter, baik bagi para penjaga maupun bagi seluruh warga negara.Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. 4. Sebenarnya tujuan utama dari kebijakakan otonomi daerah adalah, pertama membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangai urusan domestik, sehingga ia berkesempatan untuk mempelajari, memahami, merespons berbagai kecenderongan global dan mengambil mamfaat dari padanya., pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada perumusan kebijakan makro nasional yang bersifat strategis. Kedua dengan adanya otonomi daerah, maka pemerimtah daerah mendapat kewenangan lebih dari pemerintah pusat, maka daerah akan mengalami proses pembelajaran dan pemberdayaan yang signifikan. Kemampuan prakarsa dan kreativitas mereka akan terpacu, sehingga kapabilitas dalam mengatasi berbagai masalah domistik akan semakin kuat. Jadi Pemerintah Daerah dalam hal ini harus cepat tanggap dan punya kesanggupan dan inovatif dalam membanguan daerah sendiri. 5. a). Politik Bebas Aktif Konsep politik luar negeri yang digunakan oleh negara Indonesia adalah politik bebas aktif. Bebas dalam arti bebas menentukan sikap ke masalah-masalah internasional dan lepas dari pengaruh blok timur dengan paham komunisnya dan blok barat dengan paham liberalnya.Sedangkan arti kata aktif adalah selalu aktif dalam membina perdamaian dunia internasional. Tindakan yang dilakukan Indonesia untuk mewujudkan teori bebas aktifnya, diantaranya adalah: o Sebagai Penyelenggara Konferensi Asia-Afrika atau KAA pada Tahun 1955. KOnferensi ini kemudian menghasilkan deklarasi bandung. Konferensi ini dihadiri oleh banyak negara Asia-Afrika yang merasa senasib. o Sebagai salah satu pendiri Gerakan Non Blok atau GNB pada Tahun 1961. Gerakan ini muncul untuk meredakan ketegangan yang ada diantara blok timur (Paham Komunis) dan blok barat (Paham Liberal) yang berbeda pemikiran. o Aktif ikut mendirikan Asociation of South East Asian Nation atau ASEAN yang merupakan organisasi politik diantara negara-negara Asia Tenggara. o Ikut menyelesaikan konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia, pertikaian antara pemerintah Filipina dan Bangsa Moro. b). Dwi Fungsi ABRI Dwifungsi adalah doktrin yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang menyebutkan bahwa ABRI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara.Doktrin ini dijadikan alasan atas besarnya peranan ABRI di bidang sosial dan politik pada masa pemerintahan Presiden Suharto atau masa Orde Baru. Dwifungsi menjadi ideologi ABRI pada masa Orde Baru, seiring dengan naiknya Jenderal Soeharto sebagai presiden Indonesia, setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September. Doktrin Dwifungsi ini diformulasikan oleh Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad), dengan judul “Kontribusi Angkatan Darat dari Ide untuk Kabinet Ampera". Ini memiliki dua bagian: 1. Rencana untuk stabilisasi politik 2. Rencana untuk stabilisasi ekonom