– nilai sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa yang disepakati oleh para
pendiri Indonesia. Kesepakatan para pendiri Negara tentang pancasila sebagai
dasar Negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu
itu merupakan sesuatu yang tepat. Sumber historis Pancasila nilai-nilai Pancasila
sudah ada dalam adat
istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa
Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Dalam encyclopedia of Philosophy
disebutkan beberapa unsur yang ada dalam agama, seperti kepercayaan kepada
kekuatan supranatural, perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan
ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada
Tuhan. nilai pancasila secara sosiologis telah ada dalam masyarakat
Indonesia sejak dahulu hingga sekarang.
Salah satu yang terdapat pada masyarakat zaman dahulu dan masyarakat saat ini
adalah nilai gotong royong. Sumber politis nilai-nilai Pancasila seperti nilai
kerakyatan ditemukan dalam suatu suasana kehidupan di desa yang pola
kehidupan bersama yang Bersatu dan demokratis dijiwai oleh semngat
kekeluargaan, sebagaimana tercermin pada sila keempat kerakyatan yang dipimpin
oleh hikamt kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Semangat
seperti itulah yang diperlukan dalam mengambil keputusan dalam musyawarah
BAB IV SIMPULAN
Pada 1 Maret 1945, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat.
Dalam pidato pembukaannya, dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada
anggota-anggota sidang, “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?“
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan
pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
yaitu:
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan
lima dasar sebagai berikut:
Perikebangsaan.
Perikemanusiaan.
Periketuhanan.
Perikerakyatan. Perikerakyatan.
Kesejahteraan rakyat.
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar kepada sejarah, peradaban,
agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Namun,
Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.
Soekarno kemudian mengusulkan Panca Sila yang dikemukakan pada 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”. Soekarno
mengemukakan dasar-dasarnya, yaitu:
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk merumuskan kembali
Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada 1 Juni 1945
dan menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih sembilan orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk
menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang
kemudian diberi nama Piagam Jakarta.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:
Pada 30 September 1965, terjadi suatu peristiwa yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S).
Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa
penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Namun, otoritas militer dan kelompok keagamaan
terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha Partai Komunis
Indonesia (PKI) mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Mereka berusaha untuk
membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan peristiwa pembantaian di Indonesia
1965–1966.
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-
oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S
sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru
kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan
tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Bintang
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Percaya dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Menghargai dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dengan kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
Sila kedua
Rantai
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, kewajiban, dan hak asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Sila ketiga
Pohon Beringin
1. Mampu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup rela berkorban demi kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat
Kepala Banteng
1. Sebagai warga dan masyarakat negara Indonesia, setiap manusia memiliki
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Menjalankan musyawarah dengan semangat kekeluargaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan iktikad baik dan
rasa tanggung jawab.
7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan
dalam musyawarah.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
nj
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io/dwu2q
AFTAR PUSTAKA
Laurensius Arliman S,
Pendidikan Kewarganegaraan,
Deepublish,
Yogyakarta, 2020.
Normansyah, Ali. 2021.
“Konsep Dan Urgensi Pancasila
Dalam Arus
Sejarah Bangsa Indonesia
(periode Pengesahan Pancasila)
(ali
Normansyah_20220038_manaje
men2).” OSF Preprints. January
31. doi:10.31219/osf.io/k4xjn.
Julian, Restu D. 2021. “Urgensi
Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa.”
OSF Preprints. January 30.
doi:10.31219/osf.io