Anda di halaman 1dari 15

HAK ASASI MANUSIA DAN KEWAJIBAN NEGARA

Mata Kuliah:

Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

Al-Ustadz Ahmad Iqbal S.E M.E

Pemakalah:

Muhammad Ali Al Khaidar

Muhammad Arvian

422021232006

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

2023-2024/1444-1445

BAB I

PEMBUKAAN
A. Latar Belakang

Hak Asasi Manusia atau disingkat HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta harkat dan martabat manusia. 1
Urgensinya penghormatan terhadap hak asasi karena diberikan oleh Tuhan secara lansung
sejak lahir sehingga tak bisa dikurangi oleh siapapun bahkan negara.

Gagasan atau ide tentang HAM, muncul setelah berakhirnya perang dunia II (dua)
bahwa hak asasi tersebut harus dilindungi oleh hukum. Maka dari itu, Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) sebagai lembaga dunia kemudian membahas mengenai gagasan HAM yang
terdiri atas: aspek universal, kepatutan-kepatutan dan kemerdekaan yang harus tetap
ditegakan tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik
maupun pendapat lain yang berlainan mengenai asal mula kebangsaan atau
kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lainnya.2

B. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui betapa


pentingnya hak asasi manusia di negara Indonesia, Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman kita bahwasannya negara kita terdiri dari
bebagai macam ras, suku, budaya, agama, dan adat istiadat maka peran pancasila
sangatlah penting dalam mempesatukan bangsa Indonesia. Pada pembahasan ini,
nanti akan kita bahas mengenai bebagai macam hal hal yang menyangkut tentang hak
asasi manusia dan berbagai macam kewajiban negara di dalamnya.

C. Rumusan Masalah

A. Apa itu HAM?

1
Lihat Pasal 1 UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
2
Deklarasi Universal PBB Tentang Hak-Hak Asasi Manusia, pasal 2; Setiap Orang Berhak
Atas Semua Hak Dan Kebebasan-Kebebasan Yang Tercantum Didalam Deklarasi Ini Tanpa
Perkecualian Apapun, Seperti Ras Warna Kulit, Jenis Kelamin, Bahasa, Agama, Politik, Atau Pendapat
Yang Berlainan, Asal Mula Kebangsaan Atau Kemasyarakatan, Hak Milik Kelahiran Atau Kedudukan
Lain.
B. Macam-macam hak asasi manusia?

C. Dimanakah kedudukan Pancasila?

D. Apa makna Nilai-Nilai setiap sila Pancasila?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAM

Hak asasi maanusia adalah konsep hukum dan normative yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang
manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja,
sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, tidak dapat
dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya
dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban
kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia,
termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh
swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi manusia dapat digolongkan
menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan kebebasan sipil (misalnya hak
untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan berpendapat), serta hak ekonomi,
sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses ke barang publik (seperti hak untuk
memperoleh pendidikan yang layak, hak atas kesehatan, atau hak atas perumahan).

Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan


bahwa hak tersebut "dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan,
atau nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-
klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang
meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak tersebut hanya
ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut.

Dari sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia dapat dibatasi
atau dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan
oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat
demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam keadaan
darurat yang mengancam "kehidupan bangsa" dan pecahnya perang pun belum
mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku
sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apa pun, seperti hak untuk bebas
dari perbudakan maupun penyiksaan.3

B. FUNGSI PANCASILA

Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup dan juga dasar Negara republic
Indonesia nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila pancasila merupakan
arahan dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, fungsi pancasila juga sebagai jati
diri bangsa Indonesia. Makna kehidupan bagi Negara Indonesia dapat dilihat dari
budaya-budaya dan juga peradaban yang terdapat di Indonesia.

Pancasila juga berfungsi sebagai pedoman hidup bangsa. Proses


konseptualisasi pancasila melalui angkaian pejalanan Panjang yang di mulai sekita
awal 1900-an dalam bentuk gagasan sehingga muncul sintesis anta ideologi dan
geakan seiing dengan penemuan Indonesia sebagai kode kebangsaan besama (civic
nationalism4)

Pancasila dapat dikatakan sebagai pembeda dan jati diri dari Negara Republik
Indonesia dan hal tersebut sangat jelas dapat membedakan Negara Indonesia dengan
Negara lainnya yang ada didunia. Fungsi pancasila lainnya yaitu sebagi ideologi
bangsa yakni terdapat kumpulan ide, keyakaninan, dan juga gagasan yang terkandung
dalam sila-sila pancasila, hal tersebut menyangkut bidang politik, sosial, budaya dan
keagamaan.

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
4
bentuk nasionalisme yang diidentifikasi oleh filsuf politik yang percaya pada bentuk
inklusif nasionalisme yang menganut nilai-nilai liberal tradisional kebebasan, toleransi, kesetaraan, hak
individu dan tidak memiliki etnosentrisme.
Pancasila merupakan ideologi terbuka yang berarti keberadaannya bersifat
tetap dan dinamis. Pancasila memiliki dua fungsi pokok yaitu sebagai pandangan
hidup dan dasar negara.

a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa


artinya pancasila adalah pemberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat yang beraneka ragam sifatnya.
Sebagai pandangan hidup Pancasila mempunyai empat fungsi pokok dalam
kehidupan bernegara yaitu :
a. Mempersatukan bangsa Indonesia, memelihara dan mengukuhkan
persatuan dan kesatuan. Fungsi ini amat penting bagi Indonesia karena
Pancasila tidak hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seorang
saja, melaikan pancasila dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia pada hakikatnya dirumuskan untuk seluruh lapisan serta
unsure-unsur bangsa dan Negara Indonesia.

b. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila


member cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber motivasi
dan tekad perjuangan mencapai cita-cita menggerakkan bangsa
melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengalaman Pancasila.

c. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan


cita-cita yang terkandung dalam pancasila. Pancasila menjadi ukuran
untuk melkukan kritik mengenai keadaan bangsa dan Negara

2. Pancasila sebagai dasar negara


Artinya pancasila merupakan sumber dari segala sumber yang berlaku dinegara
kita dan olehnya karena dihunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara dapat dirinci sebagai berikut :

a. Pancasila sebagai asas Negara merupakan sumber dari segala sumber hukum
atau sumber tertib hukum di Indonesia. Dengan demikian, pancasila
merupakan asas kerohanian segala peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang dalam pembukuan Undang-undang Dasar Republik Indonesia
tahun 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran yaitu :

 -Pokok pikiran pertama : Negara melindungi bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia (pokok pikiran persatuan).

 -Pokok pikiran kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan sosial


bagi seluruh rakyat Indonesia (pokok pikiran keadilan sosial).

 -Pokok pikiran ketiga : Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan


atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan (pokok pikiran
kedaulatan rakyat)

 -Pokok pikiran keempat : Negara berdasarkan atas ketuhanan yang


Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok
pikiran ketuhanan)
b. Meliputi suasana kebatinan dari Undung-undang dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik hukum dasar
dasar tertulis maupun tidak tertulis)

d. Mengandung norma yang mengaruskan Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggaraan lain
Negara (termasuk partai polotik politik) memegang teguh nilai-nilai pancasila.
e. Mengandung norma yang mengaruskan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggaraan lain
Negara (termasuk partai polotik politik) memegang teguh nilai-nilai pancasila.

f. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945.

C. KEDUDUKAN PANCASILA

Pancasila sebagai dasar Negara mengartikan bahwa segala sesuatu yang


berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Indonesia yang berdasarkan
pancasila. Segala peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia semua harus
bersumber dari Pancasila itu sendiri. Semua tindakan kekuasaan atau kekuatan pada
masyarakat harus berlandaskan peraturan hukum yang berlaku. Hukum juga yang
berlaku sebagai norma di Negara sehingga Indonesia menjadi sebuah Negara hukum.

Menurut Ani, S. R (2017). Pancasila merupakan suatu ideology yang dinamis


dan terbuka berarti nilai-nilai yang terkandung di dalamnya perlu dilakukan
pengembangan sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat Indonesia, secara
operasional pancasila bersifat actual, adaptif, dan maknanya dapat diperbaharui.

Secara yuridis Pancasila sebagai dasar Negara yang terdapat dalam susunan
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang berbunyi “maka disusunlah kemerdekaan itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
ketuhanan yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan” dapat dipahami dan disimpulkan bahwa pancasila merupakan dasar
Negara Indonesia.
Pancasila merupakan hukum dari segala hukum sumber yang ada di Indonesia
yang juga termasuk asas kerohanian yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
alinea ke 4. Pancasila mewujudkan cita-cita hukum dasar Negara baik hukum yang
sifatnya tertulis maupun hukum yang sifatnya tidak tertulis.

Dalam pancasila terkandung norma-norma yang mewajibkan pemerintahan


dan penyelenggaran Negara untuk menjaga dan memelihara moral kemanusiaan juga
memegang teguh cita-cita rakyat luhur sesuai dengan pokok pikiran pembukaan UUD
1945.

Terdapat tiga tahap dalam perkembangan positivisme yaitu:

1. Tempat utama dalam positivisme pertama diberikan pada Sosiologi (positivisme


sosial dan evolusioner), walaupun perhatiannya juga diberikan pada teori
pengetahuan yang diungkapkan oleh Comte dan tentang Logika yang
dikemukakan oleh Mill. Tokoh-tokohnya Auguste Comte, E. Littre, P. Laffitte,
JS. Mill dan Spencer.
2. Munculnya tahap kedua dalam positivisme - empirio-positivisme berawal pada
tahun 1870-1890-an dan berpautan dengan Mach dan Avenarius (positivisme
kritis). Keduanya meninggalkan pengetahuan formal tentang obyek-obyek nyata
obyektif, yang merupakan suatu ciri positivisme awal. Dalam Machisme,
masalah-masalah pengenalan ditafsirkan dari sudut pandang psikologisme
ekstrim, yang bergabung dengan subyektivisme.
3. Perkembangan positivisme tahap terakhir berkaitan dengan lingkaran Wina
dengan tokoh- tokohnya O.Neurath, Carnap, Schlick, Frank, dan lain-lain
(positivisme logis). Serta kelompok yang turut berpengaruh pada perkembangan
tahap ketiga ini adalah Masyarakat Filsafat Ilmiah Berlin. Kedua kelompok ini
menggabungkan sejumlah aliran seperti : atomisme logis, positivisme logis, serta
semantika. Pokok bahasan positivisme tahap ketiga ini diantaranya tentang
bahasa, logika simbolis, struktur penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
D. CIRI-CIRI POSITIVISME

Ciri-ciri Positivisme antara lain:

1. Objektif/bebas nilai. Dikotomi yang tegas antara fakta dan nilai mengharuskan
subjek peneliti mengambil jarak dari realitas dengan bersikap bebas nilai. Hanya
melalui fakta-fakta yang teramati dan terukur, maka pengetahuan kita tersusun dan
menjadi cermin dari realitas (korespondensi).

2. Fenomenalisme, tesis bahwa realitas terdiri dari impresi-impresi. Ilmu pengetahuan


hanya berbicara tentang realitas berupa impresi-impresi tersebut. Substansi metafisis
yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan ditolak
(antimetafisika)

3. Nominalisme, bagi positivisme hanya konsep yang mewakili realitas partikularlah


yang nyata.

4. Reduksionisme, realitas direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat diamati.

5. Naturalisme, tesis tentang keteraturan peristiwa-peristiwa di alam semesta yang


meniadakan penjelasan supranatural (adikodrati). Alam semesta memiliki strukturnya
sendiri dan mengasalkan strukturnya sendiri.

6. Mekanisme, tesis bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang
dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin (sistem-sistem mekanis). Alam
semesta diibaratkan sebagai giant clock work.

E. METODE FILSAFAT POSITIVISME

Filsafat positivisme menggunakan metode pengamatan, percobaan dan


perbandingan, kecuali dalam menghadapi gejala dalam fisika sosial, digunakan
metode sejarah.

Pengamatan digunakan untuk mempelajari astronomi, kesemuanya ini


berkaitan dengan ukuran waktu dan adapun untuk ilmu fisika disamping pengamatan
juga digunakan percobaan, dalam percobaan ini pengamatan tak ketinggalan. Dalam
mempelajari ilmu kimia disamping percobaan dan pengamatan, digunakan juga
metode peniruan (artifisial). Dalam ilmu biologi menggunakan metode percobaan,
yang disesuaikan dengan kompleksitasnya gejala, maupun dalam sosiologi,
digunakan pengamatan, percobaan, dan perbandingan, dan bahkan metode sejarah, ini
digunakan untuk menguraikan gejala- gejala yang kompleks.

F. FUNGSI FILSAFAT POSITIVISME

Berdasarkan uraian pada bagian terdahulu kiranya dapat dikatakan mengenai,


fungsi filsafat positivisme yaitu5 :

1. Perkembangan yang diberi konotasi sebagai kemajuan memberikan makna


bahwa positivisme telah mempertebal optimisme. Hal tersebut melahirkan
pengetahuan yang positif yang terlepas dari pengaruh-pengaruh spekulatif,
atau dari hukum-hukum yang umum. Berkat pandangan positivisme
orang'tidak sekedar menghimpun fakta, tapi ia berupaya meramal masa depan,
yang antara lain turut mendorong perkembangan teknologi
2. Kemajuan dalam bidang fisik telah menimbulkan berbagaiimplikasi dalam
segi kehidupan. Dengan kata lain, fungsi filsafat positivisme ini berperan
sebagai pendorong timbulnya perkembangan dan kemajuan yang dirasakan
sebagai kebutuhan.
3. Dengan adanya penekanan dari filsafat positivisme terhadap segi rasional
ilmiah, maka berfungsi pula kemampuannya untuk menerangkan kenyataan,
sedemikian rupa sehingga keyakinannya akan kebenaran semakin terbuka.

G. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

a. Kelebihan Positivisme
1. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari
faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
2. Hasil dari rangkaian tahapan yang ada didalamnya, maka akan menghasilkan
suatu pengetahuan yang mana manusia akan mempu menjelaskan realitas

5
Acmadi, Drs Asmoro.1997. Filsafat Umum.
kehidupan tidak secara spekulatif, arbitrary, melainkan konkrit, pasti dan bisa
jadi mutlak, teratur dan valid.
3. Dengan kemajuan dan dengan semangat optimisme, orang akan didorong
untuk bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak hanya terbatas
menghimpun fakta,tetapi juga meramalkan masa depannya.
4. Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan
teknologi.
5. Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada
epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar
pemikirannya.
b. Kelemahan Positivisme
1. Analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai
sebagai akar terpuruknya nilai-nilai spiritual dan bahkan nilai-nilai
kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke dalam pengertian
fisik-biologik.
2. Akibat dari ketidakpercayaannya terhadap sesuatu yang tidak dapat diuji
kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya manusia yang
nantinya tidak percaya kepada Tuhan, Malaikat, Setan, surga dan neraka.
Padahal yang demikian itu didalam ajaran Agama adalah benar kebenarannya
dan keberadaannya. Hal ditandai pada saat paham positivistik berkembang
pada abad ke 19, jumlah orang yang tidak percaya kepada agama semakin
meningkat.
3. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak
dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic
semua hal itu dinafikan.
4. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat
menemukan pengetahuan yang valid.
5. Positivisme pada kenyataannya menitik beratkan pada sesuatu yang nampak
yang dapat dijadikan obyek kajiaannya, di mana hal tersebut adalah
bergantung kepada panca indera. Padahal perlu diketahui bahwa panca indera
manusia adalah terbatas dan tidak sempurna. Sehingga kajiannya terbatas
pada hal-hal yang nampak saja, padahal banyak hal yang tidak nampak dapat
dijadikan bahan kajian.
6. Hukum tiga tahap yang diperkenalkan Comte mengesankan dia sebagai teorisi
yang optimis, tetapi juga terkesan lincar seakan setiap tahapan sejarah evolusi
merupakan batu pijakan untuk mencapai tahapan berikutnya, untuk kemudian
bermuara pada puncak yang digambarkan sebagai masyarakat positivistic

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

a.Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan
dengan metafisika. Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi
tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja
merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada
spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
b. Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang menyakini bahwa satu-
satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman
aktualfisikal. Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-
teori melalui metode saintifik yang ketat, yang karenanya spekulasi metafisis
dihindari. Positivisme, dalam pengertian di atas dan sebagai pendekatan telah
dikenal sejak Yunani Kuno. Terminologi positivisme dicetuskan pada pertengahan
abad ke-19 oleh salah satu pendiri ilmu sosiologi yaitu Auguste Comte. Comte
percaya bahwa dalam alam pikiran manusia melewati tiga tahapan historis yaitu
teologi, metadisik, dan ilmiah.
c. Tokoh-tokoh yang menganut paham positivisme : Auguste Comte (1798-1857),
John Stuart Mill (1806-1873), H. Taine (1828-1893), Emile Durkheim (1852-1917).

DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Koento. 1983 Arti Perkembanqan Menurut Filsafat Positivisme Auquste
Comte ,Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Acmadi, Drs Asmoro.1997. Filsafat Umum. Ed. 1, cet. Ke-2 Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada

Praja, Prof.Dr.Juhaya S. 2005.Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Ed.1 .cet ke 2.


Jakarta: Kencana

Saebani.2008 Filsafat Positivisme dan ciri-cirinya

Anda mungkin juga menyukai