NIM : 3212311006
Kelas : PPKn Reg A
CRITICAL JOURNAL REVIEW
Honing Sany,John Pieris,Daniel Yusman P. Foekh
Hak Asasi Manusia,Demokrasi dan Pancasila Di Indonesia Jurnal Hukum Untuk
Mengatur dan Melindungi Masyarakat.
Volume 7, Special Issue, Februari 2021 Hal 142-156
Deskripsi
Critical Journal Review (CJR) ini dikerjakan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Teori
Politik dan Demokrasi, dimana ada dua jurnal yang menjadi pedoman dalam pengerjaan
Critical Journal Review (CJR) ini. Yang menjadi Jurnal Utama berjudul:. Hak Asasi
Manusia,Demokrasi dan Pancasila Di Indonesia Jurnal Hukum Untuk Mengatur dan
Melindungi Masyarakat, Volume 7, Special Issue, Februari 2021 Hal 142-156. ISSN: 2442-
8019 and e-ISSN 2620-9837.Dan jurnal kedua yang menjadi jurnal pembanding
berjudul:Literasi Median dan Demokrasi Dalam Masyarakat Informasi, Jurnal Konstitusi.
Analisis Jurnal I
1. Prinsip -Prinsip Hak Asasi Manusia yang Terkandung Dalam Perumusan Pancasila
Sebagai Dasar Negara Sekaligus Sumber Dari Segala Sumber Hukum.
HAM, kata Soepomo tidak membutuhkan Grund und Freiheitsrechthedari individu
contra staat, oleh karena individu tidak lain adalah bagian organik dari staat yang
menyelenggarakan kemuliaan staat, dan sebaliknya oleh politik yang berdiri di luar
kemerdekaan seseorang. 47Internasionalisasi gagasan HAM yang disepakati sebagai
‘tolok ukur pencapaian bersama bagi semua rakyat dan semua bangsa’ . Pemahaman
prinsip atas hak yang tidak bisa dipindahkan, tidak bisa dirampas atau dipertukarkan
dengan hal tertentu. Keenam, Prinsip yang terakhir yakni terkait dengan martabat
manusia.
Prinsip ini menegaskan perlunya setiap orang untuk menghormati hak orang lain, hidup
damai dalam keberagaman yang bisa menghargai satu dengan yang lainnya, serta
membangun toleransi sesama manusia. Pancasila, sebagai sumber hukum yang paling
dasar, merupakan sumber tertib hukum di Indonesia. 50Konkrititasi nilai-nilai
Pancasila dirumuskan dalam UUD NRI 1945 yang dituangkan dalam Pembukaan dan
peraturan-peraturan lain yang lebih rendah51. Undang-undang selalu mengandung
norma-norma hukum yang diidealkan oleh suatu masyarakat ke arah mana cita-cita
luhur kehidupan bermasyarakat dan bernegara hendak diarahkan.
Nilai-nilai budaya serta kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat dapat digunakan
sebagai dasar pada saat menginterpretasikan pengalaman yang mereka peroleh dari media
massa, sehingga tingkah laku sosial yang terbentuk merupakan tingkah laku sosial yang
sesuai dengan budaya masyarakat itu bukan tingkah laku sosial yang berdasarkan budaya
media. Hal ini sesungguhnya terkait dengan tujuan pendidikan media yang tidak lagi
bertujuan untuk melindungi khalayak media sebagai konsumen produk yang dihasilkan
industry media, tetapi juga mempersiapkan khalayak sebagai konsumen media untuk hidup di
dunia yang dunia sosialnya sangat bergantung pada media massa. Tujuan literasi media
adalah memberi kita kontrol yang lebih besar atas interpretasi karena semua pesan media
merupakan hasil konstruksi. Kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam
media, mendayagunakan konsepkonsep dasar ilmu pengetahuan untuk memahami konteks
dalam pesan pada media tertentu.
Demokrasi ternyata memerlukan syarat hidupnya yaitu warga negara yang memiliki dan
menegakkan nilai-nilai demokrasi. Pertama, kesadaran bahwa demokrasi adalah pola
kehidupan yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri, demokrasi adalah
pilihan terbaik di antara yang buruk tentang pola hidup bernegara. Kedua, demokrasi adalah
sebuah learning process yang lama dan tidak sekadar meniru dari masyarakat lain. Pada tahap
selanjutnya, pendidikan demokrasi akan menghasilkan masyarakat yang mendukung sistem
politik yang demokratis.
Sistem politik demokrasi hanya akan langgeng apabila didukung oleh masyarakat
demokratis, yaitu masyarakat yang berlandaskan pada nilainilai demokrasi serta berpartisipasi
aktif mendukung kelangsungan pemerintahan demokrasi di negaranya. Sosialisasi politik
mencakup pengertian yang luas sedangkan. pendidikan demokrasi mengenai cakupan yang
lebih sempit. Sesuai dengan makna pendidikan sebagai proses yang sadar dan
terencana, sosialisasi nilai-nilai demokrasi dilakukan secararencana, terprogram, terorganisasi
secara baik khususnya melalui pendidikan formal.
Oleh mengarahkan keluarga dengan aturanaturan yang menjadi kesepakatan anggota keluarga
misalnya saja anak boleh menggunakan gadget satu hari dalam seminggu atau ketika berada di rumah
apa pun bentuk teknologi komunikasi tidak boleh digunakan, dengan adanya hal tersebut diharapkan
komunikasi efektif diantara setiap anggota keluarga dapat berjalan dengan baik.
Melek media yang dipaparkan oleh Baran, harus dipahami secara baik oleh kaum perempuan karena
yang berperan penting dalam rumah tangga adalah ibu atau kaum perempuan, bukan laki-laki atau
suami sebagai kepala rumah tangga. Tapi di zaman sekarang pola asuh anak di mana peran ayah
sangat diperlukan juga. Konsepsi literasi keluarga juga digunakan untuk menjelaskan beragam
program tertentu yang mengangkat arti penting dimensi keluarga dalam mempelajari dan
mempraktikkan literasi. Karena keluarga menjadi bagian yang sangat penting dalam masyarakat
informasi.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari kedua jurnal tersebut yaitu:
Kelebihan dari jurnal utama dan Pembanding sadalah pembahasan mengenai demokrasi lebih
jelas dan mudah dipahami serta dicantumkan beberapa implementasiimplementasinya .
Kelemahan dari kedua jurnal tersebut terdapat pada jurnal pembanding yang dimana membahas
kesemua aspek sehingga penulis dan pembaca sulit untuk memahaminya, sebaiknya
pembahasan dalam jurnal tersebut lebih rinci atau sempurna supaya penulis dan pembaca
mudah untuk memahaminya.sedangkan jurnal kedua tidak jelas identitas seperti tidak ada ISSN,
Volumenya,dan lain.
Kesimpulan
Jurnal Utama
Hak asasi manusia pada hakikatnya merupakan hak yang dimiliki oleh manusia sejak
lahir yang merupakan karunia dan Tuhan yang Mahaesa, sebelum membentuk persekutuan
yang disebut negara. Hak tersebut melekat pada manusia secara kodrat dan bukan
merupakan pemberian orang lain, oleh karena itu hak tersebutmerupakan hak kodrat
manusia dan bersifat moral. Maka hakikat manusialah yang merupakan sumber dasar
pemahaman dilll penjabaran hak-hak asasi manusia. Sifat dasar kodrat manusia adalah sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Maka dalam realisasi hak-hak asasi manusia tidaklah
bersifat parsial, yang hanya melawankan hak asasi manusia dan negara. Bahwa implementasi
perlindungan HAM di negara hukum Indonesia telah diwujudkan dengan menormakan nilai-
nilai HAM ke dalam konstitusi Republik Indonesia (UUD 1945) mulai dari Pembukaan
hingga Batang Tubuh serta Amandemen UUD 1945. Penjabaran lebih lanjut terhadap
HAM terdapat dalam peraturan perundang-undangan, seperti UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM, UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM serta peraturan perundang-
undangan lainnya. Konsekuensi dianutnya konsep negara hukum (sebagaimana diatur
dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945) di Indonesia, maka setiap penyelenggaraan
bernegara di Indonesia haruslah berdasarkan pada hukum, tak terkecuali dalam pelaksanaan
HAM.
Jurnal Pembanding
Manusia pada dasarnya tidak lepas dari komunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya, baik
secara langsung maupun tidak langsung berusaha mendapatkan informasi sehingga mereka
mempunyai makna dalam kehidupan di masyarakat. Hal tersebut secara konstitusional sudah
diatur dalam pasal 28 F UUD NRI 1945 dan khusus untuk media sosial diatur.
Dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE). Tapi faktanya
sampai saat ini banyak masyarakat informasi menjadi korban dari media sosial dengan
bertebarannya fakta palsu (hoax) maupun berita palsu (fake news) yang berdampak negatif
dalam kehidupan masyarakat informasi dan sangan membahayakan keutuhan bangsa.
Sumber Referensi
Suryatni,Luh.Literasi Media Dan Pendidikan demokrasi dalam Masyarakat Informasi.
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/tora/article/view/2641http://ejournal.uki.ac.id/index.php/to
ra/article/view/2641/1744