Wawasan kebangsaan L
DI SUSUN OLEH:
NAMA:ANDI SETIAWA
NIM:2016410020
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
BAB I
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) menunjukan nilai normatifnya Hak Asasi
Manusia sebagai hak yang fundamental. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 “semua
manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak. Mereka dikaruniai akal dan
hati nurani dan harus bertindak sesama manusia dalam semangat persaudaraan.
Implementasi Hak Asasi Manusia secara tersirat sebenarnya sudah diakui dalam KUHAP.
Menurut ketentuan Pasal 117 ayat 1, “keterangan tersangka dan atau saksi kepada penyidik
diberikan tanpa tekanan dari siapapun dan atau dalam bentuk apapun.” Artinya dengan
adanya Pasal tersebut, pemeriksaan oleh penyidik untuk kepentingan penyidikan harus
sesuai dan menghormati HAM.
Konsep dasar Hak Asasi Manusia adalah ketentuan yang pada mulanya hanya berada dalam
perdebatan sebagai bagian hukum alam. Kemudian dipositifkan dalam suatu ketentuan
normatif sebagai Ilmu Hukum Murni (Kelsen). Atau sebagai ilmu hukum positif/ normatif
(Mewissen). Telah mempengaruhi sistem peradilan pidana mulai dari tingkat peyelidikan,
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. Pengadilan yang mengadili
terdakwa harus bersikap fair dan tidak memihak (impar imparsialitas), beban pembuktian
dibebankan bukan kepada terdakwa (defendant), melainkan kepada penyidk dan penuntun.
Semua prinsip KUHAP tersebut adalah, bahagian dari implementasi konsep dasar HAM.
BAB II
Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata, yang mengacu pada sistem pemerintahan
zaman Yunani-Kuno yang disebut ‘demokratia’,
yaitu ‘demos’ dan‘kratos atau kratein’. Menurut artinya secara harfiah yang dimaksud
dengan demokrasi, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos atau cratein yang berarti
memerintah, pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti
kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk
rakyat (Warren, 1963: 2), warga masyarakat yang telah terkonsep sebagai warga negara.
Dengan demikian dilihat dari arti kata asalnya, demokrasi mengandung arti pemerintahan
oleh rakyat. Sekalipun sejelas itu arti istilah demokrasi menurut bunyi kata-kata asalnya,
akan tetapi dalam praktek demokrasi itu dipahami dan dijalankan secara berbeda-beda.
Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan
bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu praktik demokrasi yang
cenderung pada sistem Demokrasi Liberal, sebagaimana berlaku di negara-negara Barat
yang bersifat individualistik. Pada tahun 1959-1966 diterapkan Demokrasi Terpimpin, yang
dalam praktiknya cenderung otoriter. Mulai tahun 1966 hingga berakhirnya masa Orde Baru
pada tahun 1998 diterapkan Demokrasi Pancasila. Model inipun tidak mendorong
tumbuhnya partisipasi rakyat. Berbagai macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia itu
pada umumnya belum sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, karena tidak tersedianya
ruang yang cukup untuk mengekspresikan kebebasan warga negara.
Berdasar pengalaman sejarah, tidak sedikit penguasa yang cenderung bertindak otoriter,
diktaktor, membatasi partisipasi rakyat dan lain-lain. Mengapa demikian? Ya, sebab
penguasa itu sering merasa terganggu kekusaannya akibat partisipasi rakyat terhadap
pemerintahan. Partisipasi itu dapat berupa usul, saran, kritik, protes, unjuk rasa atau
penggunaan kebebasan menyatakan pendapat lainnya.
Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat, kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin terbuka luas. Era
reformasi sekaligus merupakan era demokratisasi.
Dalam suasana reformasi, tidak jarang penggunaan kebebasan tersebut sering berbenturan
dengan kepentingan umum. Inilah yang perlu ditata lebih baik, sehingga penerapan
kebebasan warga negara dan demokrasi tetap berada dalam koridor hukum dan tidak
mengganggu kepentingan umum. Bagaimanapun juga reformasi telah membuka pintu
kebebasan, yang hal ini sangat diperlukan bagi rakyat dalam proses menemukan sistem
demokrasi yang lebih baik.
Pada awalnya, penerapan demokrasi lebih terfokus pada bidang politik atau sistem
pemerintahan. Wujud penerapannya antara lain dengan penyelenggaraan pemilihan umum,
pergantian pemegang kekuasaan pemerintahan, kebebasan menyatakan pendapat dan lain-
lain. Dalam perkembangannya, konsep demokrasi juga diterapkan dalam berbagai bidang
kehidupan, yakni dalam kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan bidang- bidang
kemasyarakatan lainnya. Dengan demikian, demokrasi tidak hanya diterapkan dalam
kehidupan bernegara, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Kehidupan yang demokratis adalah kehidupan yang melibatkan partisipasi rakyat dan
ditujukan untuk kepentingan rakyat.
BAB III
Wawasan nasional adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan
nasional mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional. Dengan mengenal wawasan nasional ini, kita dapat lebih mengetahui
tentang cara pandang bangsa indonesia, dalam mengenal diri mereka sendiri dan
keseluruhan bentuk serta letak geografis negara Indonesia berdasarkan kepada salah satu
sumber yang dinamakan Pancasila.
Wawasan nasional ini dalam Pancasila, juga terdapat nilai-nilai yang mendasari terciptanya
pengembangan wawasan nasional, diantaranya :
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masing- masing. Seperti yang kita tahu bahwa Hak Asasi
Manusia merupakan hak manusia sejak lahir. Jadi manusia itu bebas menentukan
sendiri kehidupannya, seperti : menjalakan ibadah sesuai dengan agama masing-
masing yang mereka anut.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan. Hidup di
Dunia ini memang kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai banyak kepentingan,
namun alangkah lebih baiknya jika kita mendahulukan kepentingan masyarakat dari
pada kepentingan pribadi, karena kita sebagai makhluk ekonomi yang selalu
membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu contohnya dengan hidup
bermasyarakat guna mengembangkan wawasan nusantara di Indonesia.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Musyawarah
untuk mufakat, kalian pasti sudah sering mendengar kalimat tersebut. Musyawarah
memang salah satu jalan yang paling dapat dipercaya dalam mengambil sebuah
keputusan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kecurangan atau kesalahpahaman
terhadap keputusan yang diambil.
BAB IV
IDENTINTAS NASIONAL
Identitas nasional adalah suatu jati diri yang khas di miliki oleh suatu bangsa dan tidak
dimiliki oleh bangsa lain .Dalam hal ini,tidak hanya mengacu pada individu saja,akan tetapi berlaku
juga pada suatu kelompok.
Kata Identitas berasal dari kata Identitu, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti budaya, agama
dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.
2.fungsi identitas
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan
menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama
melalui simbol-simbol dan upacara.
4.Bahasa
Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan
identitas nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya
Negara yang menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan
Bangka pada abad ke-7.
5.Kasta dan kelas
Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para
penganutnya dikelompokkan ke dalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah
kasta Brahmana (kelompok rohaniawan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra
(orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah biasanya tidak bisa kawin
dengan kasta yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang
sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan
sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung
dari dipunyai atau tidak dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-
barang atau pasaran kerja.
BAB V
Nasionalisme berasal dari kata latin “nation” artinya “bangsa yang dipersatukan karena
kelahiran”. Nasionalisme dihubungkan dengan suatu kenyataan objekif sebagai ciri-ciri
yang khas, yaitu persamaan bahasa, persamaan ras, persamaan agama, dan persamaan
peradaban. Pengertian Nasionalisme itu sendiri adalah faham bagi bangsa Indonesia
suatu yang menyatukan berbagai suku bangsa dan berbagai keturunan bangsa asing
dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.
Nasionalisme mempunyai akar-akar yang dalam di masa lampau, kondisi-kondisi yang
menyebabkan timbulnya nasionalisme telah matang sebelumnya, dan berkembang di
suatu saat tertentu sebagai kesatuan. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia
yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada.
Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya
lagi pada zaman sekarang ini. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi hidupnya sebuah
negara, karena nasionalisme membentuk kesadaran rakyat bahwa loyalitas ditujukan
kepada Negara.
Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap
kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada Negara kebangsaan
(nation state) atau sebagai sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat
yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan
negaranya.
Nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan
kehidupan yang cakupannya meliputi bangsa dan negara. Bentuk paling menonjol dari
penerapan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme adalah berani berkorban untuk
memajukan masyarakat, bangsa, dan negara.
Hal ini berarti agar dapat menerapkan nilai nasionalisme dan patriotisme, seseorang
harus mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Melihat
begitu pentingnya nasionalisme dan patriotisme bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, tidak mengherankan jika kedua hal ini terus-menerus ditanamkan
padaseluruh komponen bangsa. Hal ini bertujuan agar nilai-nilai nasionalisme dan
patriotisme sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial.
Nasionalisme dalam arti luar perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan
bangsanya, namun tanpa memandang rendah bangsa/ Negara lainnya. Dalam
mengadakan hubungan dengan bangsa lain selalu mengutamakan persatuan dan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsanya, serta menempatkan bangsa lain
sederajat dengan bangsanya. Nasionalisme dalam arti luas inilah yang diapakai oleh
bangsa Indonesia dalam memaknai nasionalisme.
Nasionalisme menjadi dasar pembentukan Negara kebangsaan. Negara kebangsaan
adalah Negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan/
nasionalisme nasionalisme. Artinya, adanya tekad masyarakat untuk membangun masa
depan bersama di bawah satu Negara yang sama walaupun berbeda ras, agama, suku,
etnis, atau golongannya.
Rasa nasionalisme sudah dianggap muncul ketika suatu bangsa memiliki cita-cita yang
sama untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan. Paham nasionalisme akan
menjadikan kita memiliki kesadaran akan adanya bangsa dan Negara.
BAB VI
Masyarakat Indonesia, dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus
derasnya kompleksitas perubahan (Inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi
informasi, telekomunikasi , tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar
bebas,serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang tinggi di berbagai bidang kehidupan.
Suka/ tidak suka, mau/tidak bangsa Indonesia harus mengikutinya jika tidak akan
ketinggalan dan mungkin disebut Negara “primitif”
Globalisasi adalah suatu proses tatanan sosial yang mendunia dan tidak berbatas atau
tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan yang sengaja
dicari dan dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama
bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses,
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam
interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lain- lain. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari
kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa
dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
1.GOOD GOVERNANCE
2.otonomi daerah
1.urusan pemerintah
2.kelembagaan
3.personil
4.keuangan
5.perwakilan
6.pelayanan publik
7.pengawasan
Ke 7 elemen di atas merupakan elemen dasar yang akan di tata dan di kembangkan
serta di revitalisasi dalam koridor UU NO.32 tahun 2004.
BAB VIII
1.PENGERTIAN PEMBANGUNAN
2. Kesejahteran mental
Modal dasar pembangunan nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional, baik yang efektif
maupun potensial, yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional,
yaitu:
Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia sebagai hasil perjuangan seluruh
rakyat Indonesia.
Wilayah nusantara yang luas dan berkedudukan di khatulistiwa pada posisi silang antara dua
benua dan dua samudera dengan kondisi alamiahnya yang memiliki berbagai keunggulan
komparatif.
Kekayaan alam yang beraneka ragam dan terdapat di darat, laut, udara,dan dirgantara yang
dapat didayagunakan secara bertanggung jawab demi kemakmuran rakyat.
Penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif
bagi pembangunan nasional.
Budaya bangsa Indonesia yang dinamis yang telah berkembang sepanjang sejarah bangsa
yang mencirikan bhineka tunggal ika bangsa.
6.FAKTOR DOMINAN
Kependudukan dan sosial budaya, termasuk pergeseran nilai dan perkembangan aspirasi rakyat
yang dinamis.
Wilayah yang bercirikan kepulauan dan kelautan dengan lingkungan dan alam tropiknya.
Sumber daya alam yang beraneka ragam dan tidak merata penyebarannya, termasuk flora dan
fauna.
Kualitas manusia Indonesia dan masyarakat Indonesia dan penguasaannya terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Disiplin nasional yang merupakan perwujudan kepatuhan dan ketaatan kepada hukum dan
norma- norma yang berlaku dalam masyarakat.
Perkembangan regional dan global serta tatanan internasional yang selalu berubah secara
dinamis.
7.GLOBALISASI EKONOMI
BAB IX
Sebagai suatu pendekatan, kondisi dan sebuah doktrin dasar nasional, ketahanan
nasional merupakan strategi pengembangan kemampuan nasional melalui penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang pada seluruh aspek pendidikan. Kemampuan nasional
yang dikembangkan diharapkan mampu menghadapi ancaman yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Dalam membahas ketahanan nasional, sekarang ini kita
tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh seluruh serta perkembangan kehidupan internasional.Hal
ini karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan
inovasi tekhnologi serta perkembangan informasi dan komunikasi.
Dalam mengahadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respons atau tanggapan yang
dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar baru
untuk perbaikan nasib umat manusia.
b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk baru
penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik,
ekonomi, dan budaya.
c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat
negatif globalisasi
Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka menyerukan peperangan, mungkin
saja hati nuraninya telah mati. Sebab semua yang hati nuraninya masih berfungsi tentu akan memilih
perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan lebih memberikan harapan? Mengapa harus
kita persulit? Sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan, andai saja semua orang dan seluruh
Negara di dunia ini mau bersama-sama “saling bergandengan tangan” dan berkomitmen untuk terus
menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan demi mewujudkan
perdamaian dunia, antara lain:
Setelah terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah
kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita.
Sistem Pertahanan dan Keamanan negara adalah suatu sistem pertahanan dan keamanan yang
komponennya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional untuk mewujudkan
kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan negara dalam mencapai tujuan nasional.
BAB X
BAB XI
System pertahanan dan keamanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial. TNI
sebagai kekuatan inti dalam sistem pertahanan negara dan Polri sebagai kekuatan fungsi keamanan
dan ketertiban masyarakat mengalami perubahan paradigma secara mendasar.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang pertahanan dan keamanan relatif
hampir sama dari tahun ke tahun, meskipun dengan tingkatan yang berbeda-beda.