Anda di halaman 1dari 17

RANGKUMAN MATERI

Wawasan kebangsaan L

Dosen: Zuni Mitasri, S.Pd, M.Pd

DI SUSUN OLEH:

NAMA:ANDI SETIAWA

NIM:2016410020

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG
2018
BAB I

KONSEP DAN IMPLEMENTASI HAM SECARA UNIVERSAL MAUPUN SECARA SPESIFIK

Hak Asasi Manusia adalah  seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) menunjukan nilai normatifnya Hak Asasi
Manusia sebagai hak yang fundamental. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 “semua
manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak. Mereka dikaruniai akal dan
hati nurani dan harus bertindak sesama manusia dalam semangat persaudaraan.
Implementasi Hak Asasi Manusia secara tersirat sebenarnya sudah diakui dalam KUHAP.
Menurut ketentuan Pasal 117 ayat 1, “keterangan tersangka dan atau saksi kepada penyidik
diberikan tanpa tekanan dari siapapun dan atau dalam bentuk apapun.” Artinya dengan
adanya Pasal tersebut, pemeriksaan oleh penyidik untuk kepentingan penyidikan harus
sesuai dan menghormati HAM.
Konsep dasar Hak Asasi Manusia adalah ketentuan yang pada mulanya hanya berada dalam
perdebatan sebagai bagian hukum alam. Kemudian dipositifkan dalam suatu ketentuan
normatif sebagai Ilmu Hukum Murni (Kelsen). Atau sebagai ilmu hukum positif/ normatif
(Mewissen). Telah mempengaruhi sistem peradilan pidana mulai dari tingkat peyelidikan,
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. Pengadilan yang mengadili
terdakwa harus bersikap fair   dan tidak memihak (impar imparsialitas), beban pembuktian
dibebankan bukan kepada terdakwa (defendant), melainkan kepada penyidk dan penuntun.
Semua prinsip KUHAP tersebut adalah, bahagian dari implementasi konsep dasar HAM.

BAB II

KONSEP DAN PRAKTEK DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA,BERMASYARAKAT DAN


BERNEGARA

Istilah demokrasi berasal dari dua asal kata, yang mengacu pada sistem pemerintahan
zaman Yunani-Kuno yang disebut ‘demokratia’,
yaitu ‘demos’ dan‘kratos atau kratein’. Menurut artinya secara harfiah yang dimaksud
dengan demokrasi, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos atau cratein yang berarti
memerintah, pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat. Demokrasi menyiratkan arti
kekuasaan politik atau pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk
rakyat (Warren, 1963: 2), warga masyarakat yang telah terkonsep sebagai warga negara.
Dengan demikian dilihat dari arti kata asalnya, demokrasi mengandung arti pemerintahan
oleh rakyat. Sekalipun sejelas itu arti istilah demokrasi menurut bunyi kata-kata asalnya,
akan tetapi dalam praktek demokrasi itu dipahami dan dijalankan secara berbeda-beda.
Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan
bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu praktik demokrasi yang
cenderung pada sistem Demokrasi Liberal, sebagaimana berlaku di negara-negara Barat
yang bersifat individualistik. Pada tahun 1959-1966 diterapkan Demokrasi Terpimpin, yang
dalam praktiknya cenderung otoriter. Mulai tahun 1966 hingga berakhirnya masa Orde Baru
pada tahun 1998 diterapkan Demokrasi Pancasila. Model inipun tidak mendorong
tumbuhnya partisipasi rakyat. Berbagai macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia itu
pada umumnya belum sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, karena tidak tersedianya
ruang yang cukup untuk mengekspresikan kebebasan warga negara.
Berdasar pengalaman sejarah, tidak sedikit penguasa yang cenderung bertindak otoriter,
diktaktor, membatasi partisipasi rakyat dan lain-lain. Mengapa demikian? Ya, sebab
penguasa itu sering merasa terganggu kekusaannya akibat partisipasi rakyat terhadap
pemerintahan. Partisipasi itu dapat berupa usul, saran, kritik, protes, unjuk rasa atau
penggunaan kebebasan menyatakan pendapat lainnya.
Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat, kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin terbuka luas. Era
reformasi sekaligus merupakan era demokratisasi.
Dalam suasana reformasi, tidak jarang penggunaan kebebasan tersebut sering berbenturan
dengan kepentingan umum. Inilah yang perlu ditata lebih baik, sehingga penerapan
kebebasan warga negara dan demokrasi tetap berada dalam koridor hukum dan tidak
mengganggu kepentingan umum. Bagaimanapun juga reformasi telah membuka pintu
kebebasan, yang hal ini sangat diperlukan bagi rakyat dalam proses menemukan sistem
demokrasi yang lebih baik.
Pada awalnya, penerapan demokrasi lebih terfokus pada bidang politik atau sistem
pemerintahan. Wujud penerapannya antara lain dengan penyelenggaraan pemilihan umum,
pergantian pemegang kekuasaan pemerintahan, kebebasan menyatakan pendapat dan lain-
lain. Dalam perkembangannya, konsep demokrasi juga diterapkan dalam berbagai bidang
kehidupan, yakni dalam kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan bidang- bidang
kemasyarakatan lainnya. Dengan demikian, demokrasi tidak hanya diterapkan dalam
kehidupan bernegara, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Kehidupan yang demokratis adalah kehidupan yang melibatkan partisipasi rakyat dan
ditujukan untuk kepentingan rakyat.
BAB III

WAWASAN NASIONAL INDONESIA DAN PERKEMBANGANYA

Wawasan nasional adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan
nasional mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional. Dengan mengenal wawasan nasional ini, kita dapat lebih mengetahui
tentang cara pandang bangsa indonesia, dalam mengenal diri mereka sendiri dan
keseluruhan bentuk serta letak geografis negara Indonesia berdasarkan kepada salah satu
sumber yang dinamakan Pancasila.
Wawasan nasional ini dalam Pancasila, juga terdapat nilai-nilai yang mendasari terciptanya
pengembangan wawasan nasional, diantaranya :
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masing- masing. Seperti yang kita tahu bahwa Hak Asasi
Manusia merupakan hak manusia sejak lahir. Jadi manusia itu bebas menentukan
sendiri kehidupannya, seperti : menjalakan ibadah sesuai dengan agama masing-
masing yang mereka anut.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan. Hidup di
Dunia ini memang kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai banyak kepentingan,
namun alangkah lebih baiknya jika kita mendahulukan kepentingan masyarakat dari
pada kepentingan pribadi, karena kita sebagai makhluk ekonomi yang selalu
membutuhkan bantuan orang lain. Salah satu contohnya dengan hidup
bermasyarakat guna mengembangkan wawasan nusantara di Indonesia.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Musyawarah
untuk mufakat, kalian pasti sudah sering mendengar kalimat tersebut. Musyawarah
memang salah satu jalan yang paling dapat dipercaya dalam mengambil sebuah
keputusan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kecurangan atau kesalahpahaman
terhadap keputusan yang diambil.

BAB IV

IDENTINTAS NASIONAL

1.pengertian identitas nasional

Identitas nasional adalah suatu jati diri yang khas di miliki oleh suatu bangsa dan tidak
dimiliki oleh bangsa lain .Dalam hal ini,tidak hanya mengacu pada individu saja,akan tetapi berlaku
juga pada suatu kelompok.
Kata Identitas berasal dari kata Identitu, yang memiliki arti tanda-tanda, ciri-ciri, atau
jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sementara itu kata “nasional” merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisiik, baik fisik seperti budaya, agama
dan bahasa maupun nonfisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan.
2.fungsi identitas

Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan
menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama
melalui simbol-simbol dan upacara.

3.jenis-jenis identitas nasional

Berikut ini adalah jenis-jenis identitas nasional


1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang
digunakan sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang mendiami
kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara,
adalah Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang
Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna
merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali
diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28
Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran
pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu
“Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.
4. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal dari bahasa
Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan. Kalimat ini merupakan kutipan dari
sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa karena
mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha
6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945
Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie secara harfiah
sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang dasar.
7. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan demikian
makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan yang kekuasaan
tertinggi terletak/bersumber pada rakyat
8. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
bentuk geografinya berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.
4.faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa


Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah,
perkembangan ekonomi, dan kelembagaan
1. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah,
bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat membentuk
negara-bangsa. Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola perilaku yang sama, tetapi
juga melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat negara yang dicita-citakan.
Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya itu tidak menjamin terbentuknya
suatu bangsa (karena mungkin ada faktor yang lain yang lebih menonjol), namun
kemajemukan secara budaya mempersulit pembentukan satu nasionalitas baru (negara
bangsa) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai.
2. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi yang
kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk negara-bangsa.
3. Toko
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh
masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pemimpin ini
menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada sang
pemimpin, dan ia dianggap sebagai “penyambung lidah” masyarakat
4. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang pengalaman masa
lalu, seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak hanya melahirkan
solidaritas (sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan yang sama
antar kelompok suku bangsa. Solidaritas, tekad, dan tujuan yang sama itu dapat menjadi
identitas yang menyatukan mereka sebagai bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-
kita-an dalam masyarakat
5. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu faktor
yang dapat membentuk bangsa-negara.Bersatu dalam perbedaan artinya kesediaan warga
masyarakat untuk bersama dalam suatu lembaga yang disebut Negara, atau pemerintahan
walaupun mereka memiliki suku bangsa, adat-istiadat, ras atau agama yang berbeda.
6.Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang
beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan semakin
bervarariasi kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula tingkat saling bergantung di
antara berbagai jenis pekerjaan.
7.Kelembagaan
Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti
birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik. Setidak-tidaknya terdapat dua sumbangan
birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses pembentukan bangsa, yakni
mempertemukan berbagai kepentingan dalam instansi pemerintah dengan berbagai
kepentingan di kalangan penduduk sehingga tersusun suatu kepentingan nasional, watak
kerja, dan pelayanannya yang bersifat impersonal; tidak saling membedakan untuk melayani
warga negara
5.unsur-unsur pembentukan identitas nasional

Berikut ini adalah unsur-unsur pembentuk identitas nasional:


1. Suku bangsa
Sukubangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak kelahiran), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari sukubangsa dari
sebuah golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara askriptif atau
didapat begitu saja bersama dengan kelahirannya, muncul dalam interaksi berdasarkan atas
adanya pengakuan oleh warga sukubangsa yang bersangkutan dan diakui oleh sukubangsa
lainnya.
2.Agama
Selain isu suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia: yaitu
dimensi agama yang dihubungkan dengan kesukuan. Agama-agama yang ada di
Indonesia: Islam, Kristen, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha Dan Kong Hu Cu.
Agama Kong Hu Cu pada zaman Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi di
Indonesia, sedangkan kelima agama lainnya diakui secara resmi oleh pemerintahan Orde
Baru. Pada zaman pemerintahan Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi
dihapuskan. Menurut Gus Dur yang mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan
sebuah agama atau bukan, bukanlah negara tapi adalah penganutnya sendiri (kompas, 18
dan 19 maret 2000).
3.Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosisal yang isinya adalah
perangkat-perangkat, model-model pengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menginterprestasi dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak sesuai dengan lingkungan
yang dihadapi.

4.Bahasa
Kebijakan bahasa nasional sangat penting dalam menciptakan kesatuan Indonesia dan
identitas nasional Indonesia. Di Asia Tenggara mungkin hanya Indonesia satu-satunya
Negara yang menggunakan bahasa minoritas yang berasal dari Palembang (Sumatera) dan
Bangka pada abad ke-7.
5.Kasta dan kelas
Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para
penganutnya dikelompokkan ke dalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah
kasta Brahmana (kelompok rohaniawan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra
(orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah biasanya tidak bisa kawin
dengan kasta yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang
sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan
sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung
dari dipunyai atau tidak dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-
barang atau pasaran kerja.

BAB V

KONSEP DAN SIKAP NASIONALISME

Nasionalisme berasal dari kata latin “nation” artinya “bangsa yang dipersatukan karena
kelahiran”. Nasionalisme dihubungkan dengan suatu kenyataan objekif sebagai ciri-ciri
yang khas, yaitu persamaan bahasa, persamaan ras, persamaan agama, dan persamaan
peradaban. Pengertian Nasionalisme itu sendiri adalah faham bagi bangsa Indonesia
suatu yang menyatukan berbagai suku bangsa dan berbagai keturunan bangsa asing
dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.
Nasionalisme mempunyai akar-akar yang dalam di masa lampau, kondisi-kondisi yang
menyebabkan timbulnya nasionalisme telah matang sebelumnya, dan berkembang di
suatu saat tertentu sebagai kesatuan. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia
yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada.
Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya
lagi pada zaman sekarang ini. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi hidupnya sebuah
negara, karena nasionalisme membentuk kesadaran rakyat bahwa loyalitas ditujukan
kepada Negara.
Secara sederhana, nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap
kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus disertakan kepada Negara kebangsaan
(nation state) atau sebagai sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat
yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan
negaranya.
Nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan
kehidupan yang cakupannya meliputi bangsa dan negara. Bentuk paling menonjol dari
penerapan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme adalah berani berkorban untuk
memajukan masyarakat, bangsa, dan negara.
Hal ini berarti agar dapat menerapkan nilai nasionalisme dan patriotisme, seseorang
harus mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Melihat
begitu pentingnya nasionalisme dan patriotisme bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, tidak mengherankan jika kedua hal ini terus-menerus ditanamkan
padaseluruh komponen bangsa. Hal ini bertujuan agar nilai-nilai nasionalisme dan
patriotisme sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial.
Nasionalisme dalam arti luar perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan
bangsanya, namun tanpa memandang rendah bangsa/ Negara lainnya. Dalam
mengadakan hubungan dengan bangsa lain selalu mengutamakan persatuan dan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsanya, serta menempatkan bangsa lain
sederajat dengan bangsanya. Nasionalisme dalam arti luas inilah yang diapakai oleh
bangsa Indonesia dalam memaknai nasionalisme.
Nasionalisme menjadi dasar pembentukan Negara kebangsaan. Negara kebangsaan
adalah Negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan/
nasionalisme nasionalisme. Artinya, adanya tekad masyarakat untuk membangun masa
depan bersama di bawah satu Negara yang sama walaupun berbeda ras, agama, suku,
etnis, atau golongannya.
Rasa nasionalisme sudah dianggap muncul ketika suatu bangsa memiliki cita-cita yang
sama untuk mendirikan suatu Negara kebangsaan. Paham nasionalisme akan
menjadikan kita memiliki kesadaran akan adanya bangsa dan Negara.

BAB VI

GLOBALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP BANGSA INDONESIA

Masyarakat Indonesia, dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus
derasnya kompleksitas perubahan (Inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi
informasi, telekomunikasi , tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar
bebas,serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang tinggi di berbagai bidang kehidupan.
Suka/ tidak suka, mau/tidak bangsa Indonesia harus mengikutinya jika tidak akan
ketinggalan dan mungkin disebut Negara “primitif”
Globalisasi adalah suatu proses tatanan sosial yang mendunia dan tidak berbatas atau
tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan yang sengaja
dicari dan dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama
bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses,
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi
ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam
interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lain- lain. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari
kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif.
Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa
dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme


1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut
terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya
barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang
dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak
akan peduli dengan kehidupan bangsa.
BAB VII

MAKNA GOOD GOVERNANCE DAN OTONOMI DAERAH

1.GOOD GOVERNANCE

Good governance adalah pelaksanaan politik,ekonomi,dan admtrasi dalam mengelola


masalah masalah masyarakat secara baik,efektif dan efisien.

2.otonomi daerah

Otonomi daerah adalah hak,wewenang,dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur


dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dengan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang undangan.

3.Hubungan antara good governance dengan otonomi daerah

Upaya pelaksanaan tata pemerintahan yang baik,UU NO 32 tahun 2004 tentang


pemerintah daerah merupakan salah satu instrumen yang merefleksikan keinginan pemerintah
untuk melaksanakan tata pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Dari sistem penyelenggaraan pemerintahan sekurang kurangnya terdapat 7 elemen


penyelenggaraan pemerintahan yang saling mendukung tergantung dari bersinergi satu sama
lainnya yaitu:

1.urusan pemerintah

2.kelembagaan

3.personil

4.keuangan

5.perwakilan

6.pelayanan publik

7.pengawasan

Ke 7 elemen di atas merupakan elemen dasar yang akan di tata dan di kembangkan
serta di revitalisasi dalam koridor UU NO.32 tahun 2004.

BAB VIII

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

1.PENGERTIAN PEMBANGUNAN

Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka merealisasikan tujuan nPembangunan


nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang dilakukan secara berkesinambungan
dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk mewujudkan tujuan
nasionalasional seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa dan segenap tumpah darah indonesia, meningkatkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Pembangunan merupakan suatu proses
perubahan yang terus menerus dilakukan untuk menuju perbaikan disegala bidang kehidupan
masyarakat dengan berdasarkan pada seperangkat nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat
untuk mencapai tingkat kehidupan yang didambakan.

2.HAKEKAT PEMBANGUNAN NASIONAL

Hakekat pembnagunan nasional adalah Adanya keselarasan, keserasian, keseimbangan,


dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk
manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan
jangka panjang, unsur manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat perhatian
yang seimbang dan merata untuk seluruh masyarakat.

3.TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti termasuk


dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termasuk dalam alinea II
Pembukaan UUD 1945.

4.ASPEK ASPEK PEMBANGUNAN

Ada 4 aspek dalam pembangunan nasional :

1. Kemakmuran di bidang material

2. Kesejahteran mental

3. Kesejahteraan fisik dan rohaniah

4. Masyarakat bangsa yang berkeadilan sosial

5.MODAL DASAR DAN FAKTOR DOMINAN PEMBANGUNAN

Modal dasar pembangunan nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional, baik yang efektif
maupun potensial, yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional,
yaitu:

 Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia sebagai hasil perjuangan seluruh
rakyat Indonesia.

 Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

 Wilayah nusantara yang luas dan berkedudukan di khatulistiwa pada posisi silang antara dua
benua dan dua samudera dengan kondisi alamiahnya yang memiliki berbagai keunggulan
komparatif.

 Kekayaan alam yang beraneka ragam dan terdapat di darat, laut, udara,dan dirgantara yang
dapat didayagunakan secara bertanggung jawab demi kemakmuran rakyat.
 Penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif
bagi pembangunan nasional.

 Rohaniah dan mental.

 Budaya bangsa Indonesia yang dinamis yang telah berkembang sepanjang sejarah bangsa
yang mencirikan bhineka tunggal ika bangsa.

6.FAKTOR DOMINAN

Faktor dominan adalah segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam


penyelenggaraan pembangunan agar memperlancar pencapaian sasaran pembangunan
nasional, meliputi:

Kependudukan dan sosial budaya, termasuk pergeseran nilai dan perkembangan aspirasi rakyat
yang dinamis.

Wilayah yang bercirikan kepulauan dan kelautan dengan lingkungan dan alam tropiknya.

Sumber daya alam yang beraneka ragam dan tidak merata penyebarannya, termasuk flora dan
fauna.

Kualitas manusia Indonesia dan masyarakat Indonesia dan penguasaannya terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Disiplin nasional yang merupakan perwujudan kepatuhan dan ketaatan kepada hukum dan
norma- norma yang berlaku dalam masyarakat.

Manajemen nasional sebagai mekanisme penyelenggaraan negara dan pemerintahan.

Perkembangan regional dan global serta tatanan internasional yang selalu berubah secara
dinamis.

7.GLOBALISASI EKONOMI

Tata pergaulan dunia yang melahirkan globalisasi di berbagai bidang terutama di


bidang informasi dan ekonomi memberikan peluang untuk mengenali dan memanfaatkan
budaya ekonomi bangsa lain dan membuka jalan masuk keluarnya produk dalam dan luar negeri
yang akan bersaing dalam pasar internasional.

BAB IX

PERAN NKRI DALAM PERDAMAIAN DUNIA

1.Posisi Negara Dalam Era Global

Sebagai suatu pendekatan, kondisi dan sebuah doktrin dasar nasional, ketahanan
nasional merupakan strategi pengembangan kemampuan nasional melalui penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang pada seluruh aspek pendidikan. Kemampuan nasional
yang dikembangkan diharapkan mampu menghadapi ancaman yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Dalam membahas ketahanan nasional, sekarang ini kita
tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh seluruh serta perkembangan kehidupan internasional.Hal
ini karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan
inovasi tekhnologi serta perkembangan informasi dan komunikasi.

Dalam mengahadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respons atau tanggapan yang
dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar baru
untuk perbaikan nasib umat manusia.

b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk baru
penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat transnasional dibidang politik,
ekonomi, dan budaya.

c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat
negatif globalisasi

2.Pengertian Perdamaian Dunia

Dalam studi perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua pengertian. Pertama,


perdamaian adalah kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan. Kedua,
perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang kreatif
berlangsung secara tanpa kekerasan.

3.Mewujudkan Perdamaian Dunia

Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka menyerukan peperangan, mungkin
saja hati nuraninya telah mati. Sebab semua yang hati nuraninya masih berfungsi tentu akan memilih
perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan lebih memberikan harapan? Mengapa harus
kita persulit? Sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan, andai saja semua orang dan seluruh
Negara di dunia ini mau bersama-sama “saling bergandengan tangan” dan berkomitmen untuk terus
menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia.

Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan demi mewujudkan
perdamaian dunia, antara lain:

a. Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)

b. Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi

c. Melalui Pendekatan Politik

d. Melalui Pendekatan Religius (Agama)

Setelah terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu adalah
kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita.

4.Partisipasi Indonesia Bagi Perdamaian Dunia


Tidak hanya lembaga yang membantu dalam perwujudan perdamaian dunia antara lain ASEAN, EEC,
BENELUX, APEC, IBRD, IMF, UNDP, IDA dan masih banyak yang lainnya, Indonesia juga peran serta
Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian merupakan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu
dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial

5.Keamanan dan Pertahanan Negara

Sistem Pertahanan dan Keamanan negara adalah suatu sistem pertahanan dan keamanan yang
komponennya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional untuk mewujudkan
kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan negara dalam mencapai tujuan nasional.

BAB X

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BIDANG EKONOMI,SOSIAL DAN BUDAYA SAINS DAN TEKNOLOGI

BAB XI

PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN INDONESIA

1. Pembangunan Pertahanan dan Keamanan

Pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan telah menunjukkan kemajuan


meskipun masih mengandung kelemahan. Kepercayaan masyarakat terhadap aparatur Tentara
Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) masih cenderung lemah,
antara lain, karena digunakan sebagai alat kekuasaan pada masa lalu; rasa aman dan
ketenteraman masyarakat berkurang; meningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban; serta
terjadinya kerusuhan massal dan berbagai pelanggaran hukum serta pelanggaran hak asasi
manusia.

System pertahanan dan keamanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial. TNI
sebagai kekuatan inti dalam sistem pertahanan negara dan Polri sebagai kekuatan fungsi keamanan
dan ketertiban masyarakat mengalami perubahan paradigma secara mendasar.

2.Permasalahan Yang di Hadapi Dalam Pembangunan Bidang Pertahanan

a.Belum Selarasnya Landasan Hukum Strategi Hankam


Makin variatifnya potensi ancaman keamanan, maka menuntut diperlukannya
pengelolaan keamanan nasional secara lebih integratif, efektif, dan efisien, diantaranya dengan
peningkatan kemampuan dan peran lembaga-lembaga keamanan.

b. Terbatasnya Sumber Daya Pertahanan dan Keamanan

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang pertahanan dan keamanan relatif
hampir sama dari tahun ke tahun, meskipun dengan tingkatan yang berbeda-beda.

c.Masih Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam Sistem Hankam

Pelaksanaan fungsi pertahanan negara merupakan tanggung jawab seluruh komponen


bangsa dan negara.

3 .Tujuan dan Sasaran

Sasaran pembangunan bidang pertahanan dan keamanan yang diharapkan adalah


peningkatan kemampuan pertahanan negara dan kondisi keamanan dalam negeri yang kondusif,
sehingga aktivitas masyarakat dan dunia usaha dapat berlangsung dengan aman dan nyaman. Untuk
mencapai sasaran tersebut, pembangunan bidang pertahanan dan keamanan diprioritaskan pada :
(a) Peningkatan kemampuan pertahanan menuju minimum essential force; (b) Pemberdayaan
industri pertahanan nasional; (c) Pencegahan dan penanggulangan gangguan keamanan dan
pelanggaran hukum di laut (illegal fishing dan illegal logging); (d) Peningkatan rasa aman dan
ketertiban masyarakat; (e) Modernisasi deteksi dini keamanan nasional; dan (f) Peningkatan kualitas
kebijakan keamanan nasional.

4. Konsep dan Strategi Pembangunan Hankam

Pembangunan pertahanan dan keamanan terutama ditujukan untuk menegakkan


kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menjaga
keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer dan nonmiliter, meningkatkan rasa aman dan
nyaman beraktivitas, tetap tertib dan tegaknya hukum di masyarakat, serta untuk memastikan
kondisi keamanan dan kenyamanan sebagai jaminan kondusifnya iklim investasi.

Anda mungkin juga menyukai