Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Rasa syukur dalam kami sampaikan kehadiran tuhan yang maha pemurah karena berkat
kemurahan –Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
yang menjadi pokok pembahasan adalah”Askep Aids pada anak lansia”,.Kami sangat berharap
makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita masalah
Aids pada anak . Kami sadar makalah belumlah sempurna maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.

Malang, 11 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Apakah Definisi Luka bakar.........................................................3


2.2 Apakah anatomi fisiologi.............................................................3
2.3 Apakah etiologi.............................................................................8
2.4 Apakah manifestasi klinis ............................................................9
2.5 Apakah patofisiologi...................................................................10
2.6 Apakah klasifikasi .....................................................................14
2.7 Apakah penatalaksanaan kegawatan ..........................................17
2.8 Apakah Pemeriksaan penunjang.................................................17
2.9 Apakah askep luka bakar............................................................18

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.................................................................................52

3.2 SARAN.............................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penanganan dan perawatan luka bakar sampai saat ini masih memerlukan perawatan yang
kompleks dan masih merupakan tantangan bagi kita, karena sampai saat ini angka morbiditas
dan mortalitas yang masih tinggi. Di Amerika dilaporkan sekitar 2 sampai 3 juta penderita setiap
tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5-6 ribu kematian/tahun. Di indonesia sampai saat ini
belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian
yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada tahun
1998 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38%.

Di unit Luka bakar RSU Dr. Soetomo surabaya jumlah kasus yang dirawat selama satu
tahun (Januari 2000 sampai Desember 2000) sebanyak 106 kasus atau 48,4% dari seluruh
penderita bedah plastik yang dirawat yaitu sebanyak 219, jumlah kematian akibat luka bakar
sebanyak 28 penderita atau sekitar 26,41% dari seluruh penderita luka bakar yang dirawat,
kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar
yang disertai cedera pada saluran nafas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan (Noer,
2006).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Definisi Luka bakar?


2. Apakah anatomi fisiologi?
3. Apakah etiologi?
4. Apakah manifestasi klinis ?
5. Apakah patofisiologi?
6. Apakah klasifikasi ?
7. Apakah penatalaksanaan kegawatan ?
8. Apakah Pemeriksaan penunjang?
9. Apakah askep luka bakar?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Definisi Luka bakar


2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi
3. Untuk mengetahui etiologi
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis
5. Untuk mengetahui patofisiologi
6. Untuk mengetahui klasifikasi
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan kegawatan
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang
9. Untuk mengetahui askep luka bakar

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas ke
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi electromagnetic.

(Smeltzer, Suzzane C., 2001)

Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas, kimia, elektrik, radiasi
dan thermal. (Arief Mansjoer, dkk, 1999 : 365)

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. ( Moenajat, 2001)

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo,
2001)

Jadi dapat disimpulkan, Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan
kimiawi, dan radiasi

2.2 Anatomi Fisiologi

Kulit menutupi tubuh dan melindungi jarinagn didalamnya. Dimana kulit mengandung banyak
ujung saraf dan penting dalam pengaturan suhu tubuh. Kulit merupakan organ tubuh paling besar
yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada di
dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang
dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan
seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
3
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari
yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang
merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

1. Struktur Kulit

Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling
luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela
subkutanea, hipodermis atau subkutis) Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi
struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

a. Epidermis merupakan lapisan non vaskuler dan mengandung lapisan yang sangat tebal, keras,
dan seperti tanduk mialnya pada area telapak kaki dan tangan dan sanga tipis pada bagian lain,
seperti pada badan dan bagian dalam ektremitas. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel
yaitu:

1) Stratum korneum adalah lapisan yang paling superfisial, berbentuk sel gepeng dan tidak
memiliki nukleus dan protoplasma yang akan berubah menjadi substansi tanduk yang disebut
kreatin yang bersifat tahan air.

2) Stratum Lusidum selnya pipih, bedanya dengan stratum korneum ialah sel-sel sudah banyak
yang kehilangan inti butir-butir sel telah menjadi jernih. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak
tangan dan telapak kaki.

4
3) Stratum Granulosum adalah lapisan paling dalam yang mengandung beberapa lapisan sel
dengan protoplasma granular dan inti tertentu.

4) Stratum basal atau germinativum berbentuk silindris dengan inti yang lonjong di dalamnya
terdapat butir-butir yang halus disebut butir melalin warna.

b. Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran
basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas.Dermis terdiri
dari 2 lapisan yaitu:

1) Bagian atas, pars papilaris (stratum papilar)

2) Bagian bawah, retikularis ( stratum retikularis)

Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya dari subkutis. Baik
pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ,ikat longgar yang tersusun dari
serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.

Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda.

c. Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara grombolan ini berjalan
serabut-serabut jarinagn ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat denagn intinya terdesak
ke pinggir sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposa,
yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antra laki-laki dan
perempuan.

2. Pembuluh Darah dan Saraf

a. Pembuluh Darah

Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi yaitu:

1. Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar.

Anyaman ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis dari anyaman ini berjalan
atriole pada tiap-tiap papila kori.

2. Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.

5
Anyaman ini terdapat antara korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang
pembuluh nadi ke alat-alat tambahan yang terdapat di korium.

b. Susunan Saraf Kulit

Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari
saraf-saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung
saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan saraf
sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar kulit.

3. Pelengkap Kulit

a. Rambut

Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh dari folikel rambut di dalam epidermis, folikel
rambut ini dibatasi oleh epidermis sebelah atas dasarnya terdapat papila tempat rambut tumbuh,
akar berada didalam folikel pada ujung paling dalam dan bagian sebelah lur disebaut batang
rambut. Pada folikel rambut ini terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut.

Rambut terdiri dari:

1.Rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot

2.Rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis

3.rambut bulu lanugo diseluuh tubuh

4.Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak)

b. Kuku

Kuku adalah sel epidermis kulit-kulit yang telah beubah tertanam dalam palung kuku menurut
garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapatkan persarafan dan pembuluh darah yang
banyak.

Bagian-bagian kuku, terdiri dari:

1. Ujung kuku atas ujung batas

6
2. Badan kuku yang merupakan bagian yang besar

3. Akar kuku (radik)

c. Kelenjar Kulit

Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran yang keluar lurus
merupakn jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan.

4. Fungsi Kulit

Kulit sebagai organ paling luar dari tubuh manusia selain mempunyai fungsi utama untuk
menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetika, ras, indicator sistemik,
dan sarana komunikasi non verbal antara satu dengan yang lain (Adhi Juanda, dkk, 2000).

 Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-
jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh- pengaruh luar seperti luka
dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak,
yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, 
mencegah  zat  kimia  dan  bakteri  masuk  ke  dalam  tubuh  serta menghalau   rangsang-
rangsang   fisik   seperti   sinar   ultraviolet   dari matahari.

b. Penerima rangsang Kulit   sangat   peka   terhadap   berbagai   rangsang   sensorik   yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran.  Kulit sebagai
alat  perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensesi.

c. Pengatur panas atau thermoregulas Kulit  mengatur  suhu  tubuh  melalui  dilatasi  dan 
konstruksi pembuluh kapiler   serta   melalui   respirasi   yang   keduanya   dipengaruhi   saraf
otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit  atau  sekitar 
36,50C.  Ketika  terjadi  perubahan  pada  suhu luar,  darah  dan  kelenjar  keringat  kulit 
mengadakan  penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah
salah  satu  fungsi  kulit  sebagai  organ  antara  tubuh  dan  lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.

7
d. Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium
dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat
tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.

e. Penyimpanan. Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

f. Penyerapan terbatas Kulit  dapat  menyerap  zat-zat  tertentu,  terutama  zat-zat  yang  larut
dalam  lemak  dapat  diserap  ke  dalam  kulit.  Hormon  yang  terdapat pada krim muka dapat
masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit  pada  tingkatan  yang  sangat  tipis. 
Penyerapan  terjadi  melalui muara  kandung  rambut  dan  masuk  ke  dalam  saluran  kelenjar 
palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.

g. Penunjang penampilan Fungsi  yang  terkait  dengan   kecantikan   yaitu   keadaan   kulit  
yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit
yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun
konstraksi otot penegak rambut.

2.3 Etiologi

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh melalui
hantaran atau radiasi elektromagnetik (Smeltzer, 2001;1911). Berikut ini adalah beberapa
penyebab luka bakar, antara lain :

1. Panas (misal api, air panas, uap panas)

2. Radiasi

3. Listrik

4. Petir

5. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)

6. Ledakan kompor, udara panas

8
7. Ledakan ban, bom

8. Sinar matahari

9. Suhu yang sangat rendah (frost bite)

2.4 Manifestasi Klinis

1. Luka bakar derajat I :

a. Kerusakan terbakar pada lapisan epidermis (superficial).

b. Rasa nyeri mereda jika didinginkan

c. Kesemutan

d. Hiperestesia (super sensitivitas)

e. Memerah dan menjadi putih jika ditekan.

f. Minimal atau tanpa edema

g. Contohnya adalah luka bakar akibat sengatan matahari

2. Luka bakar derajat II :

a. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis

b. Hiperestesia

c. Sensitif terhadap udara dingin

d. Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

e. Melepuh, dasar luka berbintik-bintik merah.

f. Edema

· Derajat II dangkal (superficial).

9
- Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.

- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.

- Penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari, tanpa skin graft

· Derajat II dalam (deep).

- Kerusakan hampir seluruh bagian dermis.

- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar
masih utuh.

- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan
lebih dari satu bulan. Bahkan perlu dengan operasi penambalan kulit (skin graft).

3. Luka bakar derajat III

a. Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.

b. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik
mengalami kerusakan/kematian.

c. Syok

d. Hematuria dan kemungkinan hemolisis (detruksi sel darah merah).

e. Kering : luka bakar berwarna putih atau gosong

f. Edema

(Brunner & Suddarth, 2002)

2.5 Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Akibat pertama luka bakar
adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan
permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi

10
anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan edema dan menimbulkan bula yang
mengandung banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.
Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang
berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran
cairan dari keropeng luka bakar derajat III.

Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang
khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan
produksi urin yang berkurang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah
delapan jam. Pada kebakaran ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap atau uap panas yang terisap. Edema laring yang
ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea,
stridor, suara serak dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.

Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. CO akan mengikat
hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda
keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat
terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.

Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi serta penyerapan
kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini ditandai dengan meningkatnya diuresis.

Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium
yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit diatasi karena
daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang mengalami trombosis. Padahal, pembuluh
ini membawa sistem pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman penyebab infeksi pada luka bakar,
selain berasal dari dari kulit penderita sendiri, juga dari kontaminasi kuman saluran napas atas
dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini biasanya sangat
berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap berbagai antibiotik.

Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus Gram positif yang berasal dari
kulit sendiri atau dari saluran napas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman Gram negatif,
Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan eksotoksin protease dari toksin lain yang
berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka bakar. Infeksi pseudomonas dapat

11
dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghancur
keropeng yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk nanah.

Infeksi ringan dan noninvasif ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan
nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan keropeng yang kering dengan
perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menadi nekrotik; akibatnya, luka
bakar yang mula-mula derajat II menjadi derajat III. Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada
pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis sehingga jaringan yang
didarahinya nanti.

Bila luka bakar dibiopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan kuman dan terlihat
invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar demikian disebut luka bakar septik.
Bila penyebabnya kuman Gram positif, seperti stafilokokus atau basil Gram negatif lainnya,
dapat terjadi penyebaran kuman lewat darah (bakteremia) yang dapat menimbulkan fokus infeksi
di usus. Syok sepsis dan kematian dapat terjadi karena toksin kuman yang menyebar di darah.

Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat II dapat sembuh dengan meninggalkan
cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa elemen epitel yang masih vital, misalnya
sel kelenjar sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat, atau sel pangkal rambut. Luka bakar derajat
II yang dalam mungkin meninggalkan parut hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku dan secara estetik
jelek. Luka bakar derajat III yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami kontraktur. Bila
terjadi di persendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.

Pada luka bakar berat dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristalsis usus menurun
atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi, peristalsis dapat menurun karena
kekurangan ion kalium.

Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga keseimbangan protein
menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi dan infeksi.
Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerluka kalori tambahan. Tenaga yang
diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh
karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil, dan berat badan menurun.

Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air,


klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat
berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock (syok Hipovolemik)
12
merupakan komplikasi yang sering terjadi, manisfestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini
adalah :

1. Respon kardiovaskuler

Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah terlihat
dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume vaskuler, maka
curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Keadaan ini merupakan
awitan syok luka bakar. Sebagai respon, sistem saraf simpatik akan melepaskan katekolamin
yang meningkatkan resistensi perifer (vasokontriksi) dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya
vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.

2. Respon Renalis

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah jadi dengan menurunnya volume intravaskuler maka
aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat
gagal ginjal.

3. Respon Gastro Intestinal

Ada 2 komplikasi gastrointestinal yang potensial, yaitu ileus paralitik (tidak adanya peristaltik
usus) dan ulkus curling. Berkurangnya peristaltik usus dan bising usus merupakan manifestasi
ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatkan
vomitus kecuali jika segera dilakukan dekompresi lampung (dengan pemasangan sonde
lambung). Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stres fisiologik yang masif dapat
ditandai oleh darah dalam feses atau vomitus yang berdarah. Semua tanda ini menunjukkan erosi
lambung atau duodenum (ulkus curling).

4. Respon Imunologi

Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. Sebagian basis mekanik, kulit
sebgai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit
akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka.

5. Respon Pulmoner

13
Pada luka bakar yang berat, konsumsi Oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat
sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lokal (White, 1993) . Cedera pulmoner
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu cedera saluran napas atas terjadi akibat
panas langsung, cedera inhalasi di bawah glotis terjadi akibat menghirup produk pembakaran
yang tidak sempurna atau gas berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur oksida, nitrogen
oksida, senyawa aldehid, sianida, amonia, klorin, fosgen, benzena, dan halogen. Komplikasi
pulmoner yang dapat terjadi akibat cedera inhalasi mencakup kegagalan akut respirasi dan
ARDS (adult respiratory distress syndrome).

(Brunner & Suddarth, 2002, edisi 8 : vol. 3)

2.6 Klasifikasi

1. Berdasarkan penyebab

a. Luka bakar karena api

b. Luka bakar karena air panas

c. Luka bakar karena bahan kimia

d. Luka bakar karena listrik

e. Luka bakar karena radiasi

f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).

2. Berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak

Kedalaman dan
Penampilan Perjalanan
Penyebab Luka Bagian Kulit yang terkena Gejala
Luka Kesembuhan
bakar
Derajat Satu Epidermis Kesemutan Memerah; Kesembuhan
menjadi lengkap dalam
(Superfisial) Hiperestesia
putih ketika waktu satu
(supersensitivitas)
ditekan minggu
Tersengat
matahari Rasa nyeri
Minimal Pengelupasan

14
Terkena api mereda jika atau tanpa kulit
dengan didinginkan edema
intensitas rendah
Derajat Dua Epidermis dan bagian dermis Nyeri Melepuh; Kesembuhan
dasar luka dalam waktu
(Partial Hiperestesia
berbintik- dua hingga tiga
Thickness)
bintik minggu
Sensitif terhadap
merah;
Tersiram air udara yang dingin
Pembentuka
epidermis
mendidih
parut dan
retak;
depigmentasi
Terbakar oleh permukaan
nyala api luka basah
Infeksi dapat
mengubahnya
Edema
menjadi
derajat tiga
Derajat tiga Epidermis, keseluruhan dermis Tidak terasa Kering, luka Pembentukan
(Full Thickness) dan kadang-kadang jaringan nyeri, syok, bakar eskar,
subkutan hematuria dan berwarna diperlukan
Terbakar nyala
kemungkinan putih seperti pencangkokan,
api
hemolisis, bahan kulit pembentukan
kemungkinan atau gosong, parut dan
Terkena cairan
terdapat luka kulit retak hilangnya
mendidih dalam
masuk dan keluar dengan kontour serta
waktu yang
(pada luka bakar bagian fungsi kulit,
lama
listrik) lemak yang hilangnya satu
Tersengat arus tampak, jari tangan atau
listrik edema ekstremitas
bisa terjadi
 

3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka

1) American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:

15
 Luka bakar mayor

a) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-
anak.

b) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.

c) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.

d) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.

e) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.

 Luka bakar moderat

a) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak

b) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.

c) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.

 Luka bakar minor

a) Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-
anak.

b) Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.

c) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.

d) Luka tidak sirkumfer.

e) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

16
1. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan
dengan perpindahan/kehilangan cairan.

2. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan penurunan
fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.

3. Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan interstitiil/ganguan


pompa natrium.

4. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan dalam dan
kehilangan protein.

5. Foto ronsen dada : untuk memastikan cedera inhalasi

6. Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi

7. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik.

8. BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.

9. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.

10. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.

11. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan.

12. Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
(Marilynn E. Doenges, 2000, Edisi 8)

2.8 Penatalaksanaan Kegawatan

 Fase Darurat/Resusitasi Perawatan Luka Bakar

1. Penatalaksanaan ditempat kejadian

- Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel
dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.

17
- Cooling : Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama
20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang
tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar - Kompres dengan air
dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia
(penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi - Jangan pergunakan es karena es
menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat
derajat luka dan risiko hipotermia - Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah
mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka
bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.

- Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan
membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi
berkurang.

- Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian antitetanus).
Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka
bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi
baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan

- Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar.
Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka
(yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang
terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau
larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.

- Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri, berupa

 Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg


 Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
 Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg

Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC yaitu

1.Airway and breathing

18
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum), gagal
napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan
leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang
tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas
kesehatan yang lengkap.

2. Circulation

Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar untuk perhitungan
pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar
>10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen
penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit
yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan
dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan
maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan
cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh. Cairan infus yang diberikan adalah
cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di
dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan yang
diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA + cairan
rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama,
2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula
parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah
sisanya dalam 16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat
dari produksi urin yaitu 1cc/kgBB/jam

2. Penatalaksanaan Medis Darurat

3. Prioritas pertama dalam ruangan darurat tetap ABC

4. Untuk cedera paru yang ringan, udara pernapasan dilembabkan dan pasien didorong untuk
batuk batuk agar sekret saluran napas bisa dikeluarkan. Untuk cedera yang lebih parah, lakukan
penghisapan bronkus dan pemberian preparat bronkodilator.

5.Jika sirkulasi dan respirasinya sudah adekuat, perhatian harus diberikan pada luka bakarnya.

19
6. Petugas harus menggunakan APD

7. Lakukan pengkajian luka bakar, riwayat kesehatan pasien, dan menentukan rencana
penanganan menurut kondisi pasien.

8. Pada sebagian pasien, mungkin harus dipasang kateter vena sentral untuk pemberian infus
dalam jumlah besar.

9. Jika luka bakar melampaui 20% atau jika merasa mual, pasang selang nasogastrik dan
dihubungkan dengan alat penghisap untuk mencegah ileus paralitik.

10. Kateter urine indwelling dipasang untuk memungkinkan pemantauan haluaran urin dan faal
ginjal yang lebih akurat.

11.Perawat harus memperhatikan kebutuhan psikologis pasien dan keluarga.

3. Penatalaksanaan Kehilangan Cairan dan syok

Setelah menangani kesulitan pernapasan, kebutuhan yang paling mendesak adalah terjadinya
syok ireversibel dengan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Tujuan terapi
penggantian cairan adalah untuk mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien.
Beberapa kombinasi kategori cairan yang dapat digunakan adalah

- Koloid, whole blood, plasma serta plasma expander.

- Kristaloid/elektrolit, larutan natrium klorida fisiologik atau larutan ringer laktat.

- Resusitasi cairan à Baxter.

Dewasa : Baxter.

RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.

Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:

RL : Dextran = 17 : 3

2 cc x BB x % LB.

20
Kebutuhan faal:

< 1 tahun : BB x 100 cc

1 – 3 tahun : BB x 75 cc

3 – 5 tahun : BB x 50 cc

½ à diberikan 8 jam pertama

½ à diberikan 16 jam berikutnya.

Hari kedua:

Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.

( 3-x) x 80 x BB gr/hr

100

(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.

Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.

4. Pemindahan ke Unit Luka Bakar

Kriteria Perhimpunan Luka Bakar Amerika untuk Rujukan ke Pusat Luka Bakar :

- Luka bakar derajat 3 yang melebihi 5% luas permukaan tubuh pada segala kelompok usia

- Luka bakar derajat 2 dan 3 yang melebihi 10% luas permukaan tubuh pada pasien < 10 tahun
atau < 50 tahun

- Luka bakar derajat 2 dan 3 yang melebihi 20% luas permukaan tubuh pada segala kelompok
usia yang lain.

- Luka bakar derajat 2 dan 3 yang mengenai muka, tangan, kaki, genetalia, perineum, serta
persendian yang besar.

- Luka bakar listrik yang mencakup luka bakar tersambar petir


21
- Luka bakar kimia dengan ancaman ganguan fungsional atau kosmetik yang serius

- Cedera inhalasi dengan luka bakar

- Luka bakar yang melingkar pada ektremitas dan dada

- Luka bakar pada pasien yang sebelumnya sudah menderita sakit dapat memperumit
penanganan

- Luka bakar dengan trauma dimana luka bakar tersebut menghadapi risiko yang terbesar.

 Fase Akut atau Intermediet Perawatan Luka Bakar

Pada fase akut ini dilakukan perawatan luka umum seperti :

1. Pembersihan Luka

Hidroterapi dengan perendaman total dan bedside bath adalah terapi rendaman disamping tempat
tidur. Selama berendam, pasien didorong agar sedapat mungkin bergerak aktif. Hidroterapi
merupakan media yang sangat baik untuk melatih ekstremitas dan membersihkan luka seluruh
tubuh.

2. Terapi Antibiotik Topikal

Ada tiga preparat topikal yang sering digunakan yaitu silver sulfadiazin, silver nitrat, dan
mafenide asetat.

3. Penggantian Balutan

Dalam mengganti balutan, perawat harus menggunakan APD. Balutan atau kasa yang menempel
pada luka dapat dilepas tanpa menimbulkan sakit jika sebelumnya dibasahi dengan larutan salin
atau bial pasien dibiarkan berandam selama beberapa saat dalam bak rendaman. Pembalut
sisanya dapat dilepas dengan hati-hati memakai forseps atau tangan yang menggunakan sarung
tangan steril. Kemudian luka dibersihkan dan didebridemen untuk menghilangkan debris, setiap
preparat topikal yang tersisa, eksudat, dan kulit yang mati. Selama penggantian balutan ini, harus
dicatat mengenai warna, bau, ukuran, dan karakteristik lain dari luka.

4. Debridement

22
Tujuannya adalah untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda
asing sehingga pasien dilindungi dari invasi bakteri dan untuk menghilangkan jaringan yang
sudah mati.

5. Graft Pada Luka Bakar

Adalah pencacokan kulit. Selama proses penyembuhan luka akan terbentuk jaringan granulasi.
Jarinagn ini akan mengisi ruangan ditimbulkan oleh luka, membentuk barier yang merintangi
bakteri dan berfungsi sebagai dasar untk pertumbuhan sel epitel.

6. Dukungan Nutrisi

Nutrisi yang diberikan adalah TKTP untuk membantu mempercepat penyembuhan luka.

2.9 pemeriksaan penunjang

Menurut Schwartz (2000) & Engram (2000), Kidd (2010) pemeriksaan diaknostik pada penderita
luka bakar meliputi :

o Pemeriksaan Laboratorium

o Hitung darah lengkap, elektrolit dan profil biokimia standar perlu diperoleh segera setelah pasien
tiba di fasilitas perawatan.

o Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar masif

o Konsetrasi gas darah dan PO2 yang rendah (kurang dari 10 kPa pada konsentrasi oksigen 50 %,
FiO2= 0,5) mencurigakan adanya trauma inhalasi. PaO2 biasanya normal pada fase awal, tetapi
dapat meningkat pada fase lanjut.

o Karboksihemoglobin perlu segera diukur oleh karena pemberian oksigen dapat menutupi
keparahan keracunan kerbon monoksida yang dialami penderita. Pada trauma inhalasi, kadar
COHb akan menurun setelah penderita menghirup udara normal. Pada kadar COHb 35-45%
(berat), bahkan setelah tiga jam dari kejadian kadar COHb masih pada batas 20-25%. Bila kadar
COHb lebih dari 15% setelah 3 jam kejadian ini merupakan bukti kuat adanya trauma inhalasi

23
o Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting untuk
memeriksa kalium terhadap peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat
menyebabkan henti jantung.

o Albumin serum, kadarnya mungkin rendah karena protein plasma terutama albumin hilang ke
dalam jaringan yang cedera sekunder akibat peningkatan permeabilitas kapiler.

o Urinalis menunjukkan mioglobin dan hemokromagen menandakan kerusakan otot pada luka
bakar ketebalan penuh luas.

o BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal

o Pemeriksaan penyaring terhadap obat-obatan, antara lain etanol, memungkinkan penilaian status
mental pasien dan antisipasi terjadinya gejala-gejala putus obat.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN LUKA BAKAR RUANG BEDAH


GRSUD DR.SOETOMO SURABAYA.

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN


Nama Mahasiswa : Tempat Praktik :

NIM : Tgl. Praktik :

A. Identitas Klien
Nama :Ny z.............................................. No. RM :09878...................................

Usia :35............ tahun Tgl. Masuk :17 juli 2017..........................

Jenis kelamin :peremuan ................................... Tgl. Pengkajian :17 juli 2017..........................

Alamat :wingko tinupuk ngombol purworejo Sumber informasi :suami...................................

No. telepon :085887479012............................ Nama klg. dekat yg bisa dihubungi:..........................

24
Status pernikahan :menikah ..................................... Tn H.......................................

Agama :islam............................................ Status :menikah...............................

Suku :sunda........................................... Alamat :wingko t.n.p .......................

Pendidikan :SD................................................ No. telepon :087899790654.....................

Pekerjaan :URT.............................................. Pendidikan :smp......................................

Lama berkerja :-................................................... Pekerjaan :petani...................................

B. Status kesehatan Saat Ini


 Keluhan Utama
a. Saat MRS klien datang ke IGD dengan combustio hampir seluruh tubuh akibat
terbakar bensin ...................................................................................................
.....……………………………………………............................................

........... .............................................................................................. ....


.……………………………………………………………………………….

b. Saat Pengkajian :nafsu makan berkurang sebelum masuk rumah sakit pasien menyatakan bahwa
semua badanya telah terkena bensin ....................................…………… …………………………………………………………..
..............................................................................................................

………………………………………………………………………………..

.……………………………………………………………………………….

................................................................................................................

2. Riwayat Kesehatan Saat ini

Klien datang dengan keluhan tbuh terkena gas dari perut ke kepala,sadar,perih,nafsu makan berkurang,lemah.
......................................................................................................………………………………………………………………………………..

.......................................................................................................……………………………………………………………………………….

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

25
...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

C. Riwayat Kesehatan Terdahulu


 Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu) :tidak ada.......................................................................................................
b. Operasi (jenis & waktu) :tidak ada.......................................................................................................
c. Penyakit:
 Kronis :Tidak ada.....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
 Akut :tidak ada......................................................................................................................................

d. Terakhir masuki RS :tidak terkaji..................................................................................................


 Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tipe Reaksi Tindakan

Tidak ada................................................. tidak ada.......................................... tidak ada....................................

................................................................ ......................................................... ...................................................

 Imunisasi:
(- ) BCG (- ) Hepatitis

( -) Polio ( -) Campak

( -) DPT ( ) .....................

 Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya

Merokok tidak ada............................ tidak ada................................... tidak ada..........................

Kopi tidak ada............................ tidak ada................................... tidak ada..........................

Alkohol tidak ada............................ tidak ada................................... tidak ada..........................

 Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis

Tidak ada................................................. tidak ada.......................................... tidak ada....................................

................................................................ ......................................................... ...................................................


26
D. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan klien ..........................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

GENOGRAM

E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan

 Kebersihan bersih......................................................... tidak ada............................................


 Bahaya kecelakaan tidak ada..................................................... tidak ada............................................
 Polusi tidak ada..................................................... tidak ada............................................
 Ventilasi cukup terbuka............................................. tidak ada............................................
 Pencahayaan cukup sinar matahari.................................. tidak ada............................................

F. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit

 Makan/minum 0.............................................................. 0.....................................................


 Mandi 0.............................................................. ....................................................

27
 Berpakaian/berdandan 0................................. 0.................
 Toileting 0.............................................................. .......................................................
 Mobilitas di tempat tidur 0.............................................................. 0.....................................................
 Berpindah 0.............................................................. 2.....................................................
 Berjalan 0.............................................................. 2.....................................................
 Naik tangga 0.............................................................. 2.....................................................
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak
mampu

G. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit

 Jenis diit/makanan tidak ada.......................................... diit TKTP.....................................


 Frekuensi/pola 2x sehari........................................... 2x sehari.....................................
 Porsi yg dihabiskan ½ piring............................................ 1 piring.......................................
 Komposisi menu nasi,sayur,dan laut........................... nasi,sayur,dan laut.....................
 Pantangan tidak ada.......................................... tidak ada....................................
 Napsu makan normal............................................. kurang........................................
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir tidak terkaji...................................... tidak terkaji................................
 Jenis minuman air putih,susu................................... air putih......................................
 Frekuensi/pola minum 4 gelas.............................................. 3 gelas........................................
 Gelas yg dihabiskan 1 gelas.............................................. tidak ada....................................
 Sukar menelan (padat/cair) tidak ada.......................................... tidak ada....................................
 Pemakaian gigi palsu (area) tidak ada.......................................... tidak ada....................................
 Riw. masalah penyembuhan luka tidak ada.......................................... tidak ada....................................

H. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit

 BAB:
- Frekuensi/pola 2x sehari.................................................. 1x sehari......................................
- Konsistensi lembek.................................................... tidak terkaji..................................
- Warna & bau kuning,kecoklatan,dan bau khas............ tidak terkaji..................................
- Kesulitan tidak ada................................................. tidak ada......................................
- Upaya mengatasi tidak ada................................................. tidak ada......................................
 BAK:
- Frekuensi/pola 4x sehari.................................................. 3-4x sehari...................................
- Warna & bau kuning,jernih,bau khas............................ kuning,jernih,bau khas................
- Kesulitan tidak ada................................................. tidak ada......................................
- Upaya mengatasi tidak ada................................................. tidak ada......................................

28
I. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit

 Tidur siang:Lamanya 2 jam................................................ ½ jam.............................................


- Jam …s/d… 12:00-14:00 wib.............................. 13:00-14:40 wib...........................
- Kenyamanan stlh. tidur 6 jam............................................... 5 jam............................................
 Tidur malam: Lamanya 8 jam................................................... 6-7 jam...........................................
- Jam …s/d… 21:00-05:00 ................................................
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman........................................... tidak nyaman...............................
- Kebiasaan sblm. tidur tidak ada......................................... tidak ada......................................
- Kesulitan tidak ada......................................... tidak ada......................................
- Upaya mengatasi tidak ada......................................... tidak ada......................................

J. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit

 Mandi:Frekuensi 2x sehari.............................................. 2x sehari.....................................


- Penggunaan sabun menggunakan sabun......................... menggunakan sabun.................
 Keramas: Frekuensi 2x seminggu........................................ 1x sehari.....................................
- Penggunaan shampoo menggunakan shampo...................... menggunakan shampo..............
 Gosok gigi: Frekuensi 3x sehari.............................................. 2x sehari.....................................
- Penggunaan pasta gigi menggunakan pasta gigi.................... menggunakan pasta gigi...........
 Ganti baju:Frekuensi 3x sehari.............................................. 2x sehari.....................................
 Memotong kuku: Frekuensi 2x seminggu........................................ tidak ada....................................
 Kesulitan tidak ada.............................................. tidak ada....................................
 Upaya yg dilakukan tidak ada.............................................. tidak ada....................................

K. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri (V ) dibantu orang lain, sebutkan,.............................................................
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):....................................
……………………………tidak ada………………………………………………………………

3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah:berkomunikasi dengan suami..........................................


4. Harapan setelah menjalani perawatan:sembuh total dan dapat melakukan aktivitas..............................................
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit:badan lemas,BB menurun................................................................................

L. Konsep Diri
1. Gambaran diri:pasien merasa bahwa ia adalah ibu rumah tangga ...........................................................................
2. Ideal diri:pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya...........................................................................
3. Harga diri:pasien merasa bahwa dia berharga bagi keluarganya...............................................................................
4. Peran: pasien berperan sebagai istri
5. Identitas diri; pasien berjenis kelamin perempuan....................................................................................................

M. Pola Peran & Hubungan


29
1. Peran dalam keluarga;istri/ibu rumah tangga:istri.....................................................................................................
2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan: orang tua dan
suami...........................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan pasangan


( ) Hub. dengan sanak saudara ( ) Hub.dengan anak

( ) Lain-lain sebutkan,tidak ada.........................................................................

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS:peran sebagai ibu rumah
tangga terganggu.........................................................................................................................................................
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi:tetap berobat..................................................................................................
N. Pola Komunikasi
1. Bicara: ( v ) Normal ( )Bahasa utama:.........................................
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah:.......................................

( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian:.................................

( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek:...........................................................

2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri


( ) Kos/asrama

(dirumah sendiri) Bersama orang lain, yaitu:.....................................................................................................

3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut:sunda................................................................................................................................
b. Pantangan & agama yg dianut:tidak ada...............................................................................................................
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta

( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta

O. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( v) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, ......................................................................

P. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya

30
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi):sholat,berdoa,dan membaca al-
qur”an..........................................................................................................................................................................
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS:sholat.............................................................................
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya:membantu klien sholat......................................

Q. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum: Tampak saki tberat..........................................................................................................................


.....................................................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................................................

 Kesadaran: Compos mentis...................................................................................................................................


 Tanda-tanda vital: - Tekanan darah :100/70……… mmHg - Suhu :37………oC
- Nadi 90 :……... x/menit - RR :27……… x/menit

 Tinggi badan: 165 cm.......................................cm Berat Badan:-60...............................kg


2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Ekspresi wajah         : menyeringai, menahan sakit

Rambut                     : hitam

Simetri muka            : simetris

b. Mata:tidak ada ikterik,konjungtiva normal


..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

c. Hidung:tidak ada polip dan epitaksis


..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

d. Mulut & tenggorokan: kurangnya supplay darah ke otak,bibir kering karena intake cairan kurang
..............................................................................................................................................................

31
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

e. Telinga:gangguan pendengaran karena benda asing,pendarahan dan serumen


..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

f. Leher:
Tekanan vena Jugularis (JVP)    : 2-5 cmH2O

Kelenjar Tiroid                           : tidak teraba membesar

Kelenjar Limfe                           : tidak taraba membesar

..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

3. Thorak & Dada:


 Jantung
- Inspeksi:ictus cordis tidak terlihat...................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Palpasi:incus cordis teraba pada ict 5 linea midklavikularis............................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Perkusi:batas kanan jantung ict III-V linea sternalis kanan,batas kiri jantung ict IV linea
midrklavikularis................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Auskultasi:bilik jantung I dan II reguler gallop (+)murmur (-)..........................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
 Paru
- Inspeksi: pergerakan nafas simetris.................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Palpasi:vocal fremitus teraba sangat kuat.......................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................

32
- Perkusi:sonor pada kedua heruithorax............................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
- Auskultasi:suara nafas vesikular,Rh -/-,Wh -/-................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
4. Payudara & Ketiak
Inspeksi :payudara dan ketiak simetris,payudara ada punting

Palpasi :tidak ada nyeri tekanan dan tidak ada odema...............................................................................................

5. Punggung & Tulang Belakang


Tidak ada pembengkakan dan kelainan tidak ada nyeri tekan.........................................................................

6. Abdomen
Inspeksi:  datar, tidak ada ascites

...............................................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................

 Palpasi:nyeri pada kulit perut................................................................................................................................


...............................................................................................................................................................................

 Perkusi:timpani pada seluruh abdomen,shifting dullness tidak ada.....................................................................


...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................

 Auskultasi:bising usus(+), tidak ada venous,arterial bruit.....................................................................................


...............................................................................................................................................................................

7. Genetalia & Anus


 Inspeksi:jenis kelamin perempuan, bersih, tidak ada kelainan ............................................................................
...............................................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................................

 Palpasi:tidk ada nyeri tekanan dan odema...........................................................................................................


8. Ekstermitas
 Atas:baik,terpasang infus sebelah kiri...................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................................

33
 Bawah:baik, tidak ada odema, dan varises...........................................................................................................
...............................................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................................................

9. Sistem Neurologi: 1.saraf optikus: membaca dengan baik


2.saraf olfaktorius :penciuman baik......................................................................................................................

10. Kulit & Kuku

 Kulit: inspeksi :turgor kulit baik,tidak ada ikterik dan sianosis..............................................................................


Palpasi:tidak ada Oqem dan nyeri tekan …………………………………………………...

………………………………………………………………………………………………………...

 Kuku: inspeksi : bersih,tidak infeksi, dan tidak


sianosis……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

R. Hasil Pemeriksaan Penunjang


1.laboratorium:a Hb (Hemoglobin)

b.Ht (Hematokrit)..............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................

c.leukosit...........................................................................................................................................................................

d. GDA (Gas Darah Arteri)

e.Elektrolit Serum

f. glukosa serum

S. Terapi
Operatif dan non operatif.................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

34
...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

...........................................................................................................................................................................................

T. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya


Pasien merasa tidak bisa lagi melakukan aktivitasi setiap hari karena sakit....................................................................

...........................................................................................................................................................................................

35
2. Analisa Data

A. ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. Z

Umur :35 tahun

No. Register :34567

DATA Etiologi MASALAH


KEPERAWATAN

DS : - Kegagalan Kekurangan
mekanismeregulasi volume cairan
DO :
(pengaturan)
a.       Terdapat luka bakar
greade 2

b.      Luas luka bakar 66 %

c.       Ny.z Meringis
kesakitan

d.       Klien tampak gelisah

f.       Terpasang DC urin
tidak keluar

g.      Balance cairan

IWL = 15xBBx24 jam

IWL =15x10x24 jam

36
IWL = 3600

Intake = infus 200 + 


minum 120

Intake = 220

Output = tidak ada urin

Balance cairan =
intake- output – IWL

Balance cairan = 320-


0-3600

Balance cairan = - 3280

DS

DO :

a.       Terdapat luka bakar


greade 2 pada wajah,
kepala ekstremitas dan
punggung

b.      Luka basah

c.       Luka Berwarna
kemerahan

d.      Luas luka bakar 66 %

37
e.       Terdapat bula

f.       Klien tampak meringis Agen injury fisik


kesakitan Nyeri akut

g.      Klien tampak
gelisah

DS :

DO :

a.       Terdapat luka bakar


greade 2 pada kepala,
wajah, ekstremitas dan
punggung

b.      Luka basah

c.       Luka Berwarna
kemerahan

d.      Luas luka bakar 66 %

e.       Terdapat bula

38
Mekanikal luka
bakar
Kerusakan integritas
kulit

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

39
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

BERDASARKAN PRIORITAS

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal


Ditemukan Teratasi

1 Kekurangan  Volume Cairan


berhubungan
denganKegagalan
mekanismeregulasi
(pengaturan)

Nyeri akut b/d Agen injury :


Fisik
2

Kerusakan integritas kulit


b/d mekanik (luka bakar)
3

40
C. PERENCANAAN

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NOC

No. Indikator 1 2 3 4 5

Setelah dilakukan askep selama


3x24 jam cairan adekuat dengan

Kriteria Hasil :

  Mempertahankan urine output sesuai


dengan usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal

  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh


dalam batas normal

  Tidak ada tanda tanda dehidrasi,


Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan

41
Nyeri teratasi/berkurang setelah
dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x24 jam.

Kriteria hasil :

  tidak ada keluhan nyeri

2   ekspresi wajah rileks

  bebas nyeri disaat beraktifitas

  vital sign normal

  skala nyeri 0

Integritas kulit baik setelah


dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 x24 jam.

Kriteria Hasil :

  Bebas dari luka tekan

  Bebas iritasi kulit

  Tidak kemerahan

42
3.

43
Keterangan Penilaian :

1 : idak sesuai

2 : g tidak sesuai

3 : adang tidak sesuai

4 : ang tidak sesuai

5 : esuai

Intervensi NIC

No.dx 1

  Fluid management
44
  Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

  Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi


adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

  Monitor vital sign

  Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori


harian

  Kolaborasikan pemberian cairan IV

  Monitor status nutrisi

  Berikan cairan IV pada

  Berikan penggantian nasogatrik sesuai output

  Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

  Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )

  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

  Atur kemungkinan tranfusi

  Persiapan untuk tranfusi

No.dx 2

  Kaji karakteristik nyeri


  Monitor vital sign dan skala nyeri secara teratur

45
  Jelaskan penyebab nyeri
  Ajarkan teknik relaksasi
  Jelaskan ;pada keluarga peran yang dapat dilakukan
untuk menguranggi nyeri (massage, kompres hangat, dll)
  Batasi aktifitas selama priode nyeri
  Berikan terapi analgetik sesuai advis untuk
mengurangi nyeri

No.dx 3

  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

  Jaga kebersihan kulit agar tetap b ersih dan kering

  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap 2 jam sekali

  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.

  Monitor setatus nutrisi pasien

  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

  Kolaborasi dalam pemberian obat

46
2. Tujuan, Kriteria Standar, Interensi, Rasional

IMPLEMENTASI

Nama Klien :Ny.Z Tanggal Pengkajian :17 juli 2017

No Reg :34567 Diagnosa Medis :lukabakar atau combustio

Wakt Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu Diagnosa


u

Jumat Kekurangan    Melakukan S: Jumat 17 Kekurangan  Volume


17 juli Volume Cairan kolaborasi juli 2017 Cairan berhubungan
O:
2017 berhubungan pemberian dengan Kegagalan
16.00
dengan Kegagalan cairan IV a.       Klien terpasang mekanismeregulasi
16.00
mekanismeregulasi
47
16.05 (pengaturan) Klien terpasang infuse RL 60 tpm 16.05 (pengaturan)
infuse RL makro
16.10 c.       Nadi : 90 x/menit 16.10
set 60 tpm
16.10 d.      RR : 27x/menit 16.10
 Melakukan
16.20 kolaborasi e.       Output : urin 16.20
pemasangan tidak ada
kateter.
A : Masalah
  Memonitor vital kekurangan
sign volume cairan
belum teratasi
Nadi :
90x/menit P:

RR : 27x/menit a.       Klien pindah ke


ICU
  Mempertahanka
n catatan intake
b.      RL + kebutuhan

48
dan output yang cairan 3200 cc
akurat
c.       8 jam pertama
Selama di IGD 16.00-00.00 =
1600cc = 60 tpm
Intake = infus
200 +  minum d.      8 jam kedua dan
120 ketiga 00.00-
08.00 dan 08.00-
Intake = 220
16.00 = 800 cc =
Output = tidak 25 tpm
ada urin

49
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,
air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga kontak langsung dengan suhu rendah ( frost bite ).
Luka bakar biasanya dinyatakan dalam derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar,
dimana umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat mempengaruhi
prognosis.
Prinsip penanganan luka bakar bergantung fase yang terjadi dimana prinsip
penatalaksanaan dibagi menjadi dua fase yaitu fase akut dan lanjut, dimana pada fase akut
adalah penanggulangan syok, mengatasi gangguan pernafasan, mengatasi infeksi, eksisi luka
scar dan skin graft, pemberian nutrisi dilakukan setelah keadaan umum pasien baik,
sebelumnya pasien dipuasakan, rehabilitasi, penaggulangan terhadap gangguan psikologis.
Sedangkan pada fase subakut atau lanjutan dilakukan manakala penanganan fase akut yang
kurang maksimal mengakibatkan perlu penanganan yang serius pada fase subakut atau
lanjutan, yang meliputi 4 sistem homeostasis, yaitu kardiovaskuler, Renalis, Imonologi, dan
Gastro Intestinal.

3.2 Saran

Kritik membangun sangat diharapkan oleh penulis,untuk perbaikan penulisan maupun


pembahasan dalam makalah ini.Yang diharapkan dapat member perubahan kea rah yang
lebih baik,untuk pembuatan makalah selanjutnya.

50

Anda mungkin juga menyukai