Anda di halaman 1dari 12

Umat Beragama dan

Demokrasi
Dosen Pengampu : Dr. Tukiran
List nama Nim:
1. Adam Pramana putra_121170040
2. Muhammad Wahyu Saputra_121160027
3. Muhammad Abi Hanif_121160038
4. Ahmad Fauzi _121160058
5. Anung Raihan_121170009
6. Dian Puji Lestari_121160060
7. Vivi Oktavia Rizky Fauzi_121160062
8. Adinda Fitri Lestari_121170029
9. Alief m Ikhsani_121170010
10. M. Agyp Hujjah Aprilian_121170011
11. Setya Pramana Hasibuan_121170003
Pengertian Umat Beragama
Sedangkan kata umat beragama berasal dari dua suku kata, yakni umat dan
beragama. Umat adalah para penganut suatu agama atau nabi. Dan beragama
artinya memeluk (menjalankan) agama. Yang dimaksud dengan agama
adalah kepercayaan kepada Tuhan, acara berbakti kepada Tuhan, beragama,
memeluk agama

Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos
bermakna rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan.
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan
hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta
dalam pengambilan keputusan di pemerintahan.
a. Agama, Hak asasi Manusia dan Demokrasi

1) Hakikat dan Sejarah Hak Asasi Manusia


• Sejak abad ke-13, perjuangan untuk memperkuat jaminan perlindungan hak asasi
manusia dimulai. Namun usaha mengalami perkembangan di abad ke-20. Kemajuan
perlindungan hak asasi manusia pada abad ke-20 dipercepat dengan pecahnya dua
perang dunia yang ditandai dengan pengabaian beberapa hak dasar manusia, termasuk
hak untuk hidup. Segera setelah itu, upaya tersebut berubah menjadi gerakan global.
Isu HAM akhir-akhir ini menjadi kata kunci penentu keberhasilan diplomasi suatu
negara dalam hubungan internasional. Meskipun perlindungan hak asasi manusia telah
menjadi gerakan global sejak diundangkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
oleh Majelis Umum di Istana Chaillot di Paris pada 19 Desember 1948, tanda-tanda
pelanggaran hak asasi manusia masih sering kita dengar. Indikasi ini tidak selalu benar,
namun sering terjadi perbedaan pendapat tentang implementasi perlindungan HAM di
negeri ini. Perbedaan ini dimungkinkan tidak hanya karena setiap negara memiliki
sejarah perlindungan HAM yang berbeda, tetapi juga karena negara dapat mengikuti
prinsip yang berbeda dari yang lain.
2) Hak Asasi Manusia dalam Islam •

Hak asasi manusia dalam menegakan HAM di Indonesia sebenarnya sudah


disinggung oleh para founding father Indonesia dalam merumuskan naskah
Undang Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia 1945. Dalam perspektif
pendidikan islam sendiri hak asasi manusia memiliki keserasian yaitu berorientasi
pada terbentuknya kepribadian serta akhlak yang luhur dengan menanamkan nilai-
nilai toleransi pada masyarakat sejak dini yang berkelanjutan dengan
mengembangkan rasa saling pengertian dan menghormati hak-hak oranglain.
Islam dan Hak Asasi Manusia saling keterkaitan, karena Islam sangat peduli
terhadap masalah hak asasi manusia, dan memberikan jaminan terhadap
pelanggaran-pelanggaran yang menyangkut masalah hak asasi manusia.
3) Hakikat dan Sejarah
Demokrasi
Mulai dari pertengahan abad 5 SM istilah demokrasi telah banyak digunakan untuk
menunjukkan sistem politik yang ada di beberapa negara dan kota Yunani, terutama
di Athena.

Demokrasi sendiri merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan
oleh rakyat, dimana setiap orang dapat mengambil bagian perihal keputusan yang
akan mempengaruhi kehidupannya dalam bernegara.

Hakikat demokrasi adalah menempatkan kekuasan politik tertinggi di tangan rakyat.


Penjelasan: Implikasi dari penerapan sistem demokrasi adalah penyelenggaraan
negara/daerah dilandasi oleh perwakilan dari rakyat yang terpilih.
4) Kriteria dan Tujuan Demokrasi
• Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat terpenuhi. Pengambilan
kebijakan negara demokrasi tergantung pada keinginan dan aspirasi rakyat secara umum.

Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan masyarakat, dalam suatu negara
demokrasi akan tercipta kepuasan rakyat.Berikut merupakan kriteria demokrasi :

A. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
B. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga
negara).
C. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
D. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat
penegakan hukum.
Secara umum, tujuan demokrasi adalah menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera,
adil dan makmur dengan konsep mengedepankan keadilan, kejujuran dan keterbukaan.Untuk
lebih jelasnya, berikut beberapa tujuan demokrasi secara umum beserta penjelasannya:

1. Kebebasan Berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi. Negara
yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, dimana rakyatnya memiliki kebebasan untuk
memberikan pendapat dan menyuarakan aspirasi dan ekspresi mereka.

2. Menciptakan Keamanan dan Ketertiban


Secara umum, demokrasi bertujuan menciptakan keamanan, ketertiban dan ketentraman di
lingkungan masyarakat. Demokrasi akan menjamin hak-hak setiap warga negara dan
mengedepankan musyawarah untuk memecahkan solusi bersama agar terjalin keamanan
bersama di lingkungan masyarakat.
3. Mendorong Masyarakat Aktif dalam Pemerintahan
Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat akan dilibatkan dalam
setiap proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum secara langsung hingga
memberi aspirasi terkait kebijakan publik.

4. Membatasi Kekuasaan Pemerintahan


Kekuasaan tertinggi dalam negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi,
ada di tangan rakyat.Artinya rakyat berhak memberi aspirasi dan kritik pada
pemerintahan.

5. Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik yang terjadi, akan
diselesaikan dengan musyawarah. Sehingga diharapkan dengan menganut sistem
demokrasi bisa mencegah adanya perselisihan antar kelompok dan dapat
menyelesaikan segala masalah secara damai.
b. Toleransi dan kerukunan umat beragama

1) Kerukunan Beragama dalam Peradaban Islam


Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran. Kerukunan umat beragama
adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling menerima, saling menghormati keyakinan
masing-masing, saling tolong menolong, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta'awun) dengan
sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat
berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.

Kerukunan Umat Beragama adalah salah satu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat
adanya toleransi agama. Sebab toleransi agama merupakan salah satu sikap saling pengertian dan
menghargai, tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama.
Kerukunan umat beragama akan terwujud jika ada sikap saling menerima, saling menghormati,
saling menghargai, dan saling bekerjasama diantara sesama anggota masyarakat
Masyakarat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau masyarakat madani.
Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya merujuk pada semangat yang
sama sebagai masyarakat yang adil, terbuka, demoktratis dan sejahtera dengan kesadaran
ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial.

Dengan kata lain, untuk mewujudkannya masyakarat madani diperlukan adanya persatuan
tidak hanya anatarsesama pemeluk agama (seperti pemeluk Islam dengan Islam) juga
anatarberlainan agama pun tak ketinggalan (seperti pemeluk Islam dengan agama lainnya.
Karena, Negara kita tercinta ini tergolong bukan negara agama, juga bukan negara sekuler.
Artinya, negara kita tidak menjadikan agama tertentu sebagai agama negara. Juga tidak seperti
negara sekuler, yang memisahkan agama dari kehidupan masyarakat.

Setiap warga negara diberikan kebebasan untuk menganut agama tertentu. Hal ini dijamin oleh
pancasila dan UUD 1945 yang merupakan dasar negara. Karenanya, saling menghormati
antarpemeluk agama menjadi sebuah keniscayaan apabila mengharapkan terwujudnya
masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Adapun ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragam dalam mewujudkan
masyarakat madani dalam binaan Rasulullah yang di dasarkan pada Al-Qur'an dan Assunnah
beliau sendiri diantaranya;

Pertama, Tauhid. Tauhid ini sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Ikhlas:1-4 "Dia lah Allah
Yang Maha Esa". Alla adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada
beranak dan tiada pula dianakan.

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan dia." Dalam ayat kedua tersebut menyatakan
bahwa segala sesuatu itu bergantung kepada Allah swt. Termasuk segala urusan yang
berkenaan dengan masyarakat. Kepada Allah mereka, masyarakat, kumpulan dari orang
perorang, yang memiliki sistem budaya dan pandangan hidup, menyembah dan mohon
pertolongan.

Kedua, Perdamaian. Dalam kumpulan masyrakat, negara bahkan masyarakat yang paling mikro
yaitu keluarga batih (nuclear family: suami, istri, dan anak) tidak akan bisa bertahan
keberadaanya jika didalamnya tidak diterapkan perdamaian dianatar warganya

Anda mungkin juga menyukai