Anda di halaman 1dari 4

Lb

Demokrasi-oleh banyak pihak-dianggap sebagai suatu sistem yang kehidupan yang dapat menjamin
warga masyarakat mencapai kehidupan yang sejahtera. Sejalan dengan keyakinan tersebut, dewasa ini
banyak bangsa-bangsa di dunia, termasuk di Indonesia tengah melakukan transformasi dan transisi
menuju masyarakat demokratis setelah lebih dari 30 tahun berada dalam kekuasaan otoriter.
Demokratisasi bukanlah sesuatu “barang” yang mudah diperoleh dan sederhana untuk direalisasikan,
melainkan suatu proses yang sangat rumit dan membutuhkan kesiapan dan dukungan semua pihak
untuk merealisasikannya, termasuk di dalamnya bagaimana membangun struktur dan kultur yang
demokratis.

Proses demokrasi tanpai dibarengi dengan struktur dan kultur yang demokratis hanya akan menjadikan
proses tersebut sebagai sebuah reaksi atas trauma politik masa lalu yang tidak memiliki arah. Dengan
kata lain, untuk membangun masyarakat yang demokratis harus dibarengi dengan suatu rekayasa
sistemik untuk membangun struktur sosial politik dan kultur yang demokratis. Upaya membangun kultur
demokrasi tersebut, menurut Almond harus melewati 3 (tiga) tahap. Pertama, pengembangan institusi
yang demokratis. Kedua, menciptakan kondisi sosial dan personalitas individu yang mendukung
terwujudnya demokrasi. Ketiga, mewujudkan struktur sosial dan kultur politik yang demokratis (Almond;
1996). Dalam konteks itu semua, maka pendidikan dianggap sebagai salah satu instrumen (sekalipun
bukan satu-satunya) untuk membangun kultur demokrasi tersebut, melalui pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia dalam proses pendidikan, utamanya melalui pembelajaran Civic
Education, mulai tingkat dasar, menengah sampai pada jenjang perguruan tinggi.

3. Prinsip Demokrasi

Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :

1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power) Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis,
kekuasaan (power) dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undangundang dengan pelaksanaan
undang-undang, agar terjadi pengawasan atau control (checking power with power ).

2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election ) Untuk terpilihnya pemerintahanyang
dikehendaki oleh rakyat atau anggota-anggota perwakilan yang akan mewakili suararakyat itu sendiri
diperlukan pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh lembaga independen.

3. Adanya kebebasan individu Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasaketakutan, setiap
lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan kebebasan mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Apabilamahasiswa, wartawan, aktivis partai resmi yang
bersuara lantang lalu diciduk , hal ini sama sekali tidak demokratis.

4. Adanya peradilan bebas Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit) dalam
peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilan harus bebas dari pengaruh eksekutif ,
sehingga keluarga pejabat pemerintah itu sendiri dapat diproses dipengadilan dan dapat diputuskan
hukumannya dengan adil.

5. Adanya pengakuan hak minoritas Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti
ada pengakuan baik terhadap agama yang minoritas penganutnya atau terhadap golongan ekonomi
lemah seperti pedagang kaki lima.

6. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum 4 Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan
kekuasaan belaka (machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukantertinggi. Dengan demikian
warga Negara sama kedudukannya di depan hukum danLembaga peradilan.

7. Adanya pers yang bebas Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan pemerintahan
yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin tegaknya demokrasi, per situ sendiri harus bebas
menyuarakan hati Nurani rakyat, baik penyampaian kritik terhadap kebijakan dan pelaksanaan
pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat public juga dalam penyampaian informasi
pembangunan lainnya. Informasi yang disampaikan pers hendaknya didukung oleh akurasi data.

8. Adanya multi partai politik Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai politik,
system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai politik bebas dan mengemukakan dan
mengartikulasikan kepentingan masyarakat untuk disampaikan kepada Negara atau pemerintahan.
Dalam alam demokrasi, partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat dukungan mayoritas
rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara dan dukungan mayoritas dan ada yang mendapat
dukungan minoritas.

9. Partai politik yang mendapat dukungan mayoritas berkesempatan memimpin pemerintahan ,


sedangkan partai politik yang mendapat dukungan minoritas berada dalam parlemen atau diluar
parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang ) pemerintah, sehingga akan timbul check and
balance.

10. Adanya musyawarah Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya protes dan
demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan dengan musyawarah atau negoisasi
(syur), bukan dengan penekanan dan intimidasi apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian
dalam system demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan sesuatu yang
menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan dengan damai.

11. Adanya pengawasan terhadap administrasi public Untuk terciptanya manajemen dan organisasi
pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam mencapai tujuan nasional yaitu
kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan kemerdekaan secara damai, mutlak dibutuhkan adanya
pengawasan terhadap jalannya danpengaturan administrasi public itu sendiri.
2. Nilai-Nilai Demokrasi

Demokrasi membutuhkan usaha yang nyata dari setiap warga maupun penyelenggara negara untuk
berperilaku sehingga mendukung sistem politik demokrasi. Perilaku demokratis terkait dengan nilai-nilai
demokratis. Perilaku yang bersandar pada nilai-nilai demokrasi akan membentuk budaya atau kultur
demokrasi. Nilai atau kultur demokrasi sangat penting untuk tegaknya demokrasi di suatu negara. Nilai-
Nilai dan kultur demokrasi menurut Zamroni (Maftuh 2007 : 7) adalah sebagai berikut :

a. Toleransi

b. Bebas mengemukakan pendapat

c. Memahami keanekaragaman Masyarakat

d. Terbuka dalam berkomunikasi

e. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan

f. Percaya diri atau tidak tergantung pada orang lain

g. Saling menghargai

h. Mampu mengekang diri

i. Kebersamaan dan keseimbangan

Sedangkan nilai-nilai demokrasi menurut Cipto (Taniredja, 2014:59-60) meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan berkelompok, kebebasan berpartisipasi, kesetaraan antar warga, rasa percaya
(Trust), dan kerjasama. Lebih lanjut disampaikan oleh Muhamain (Taniredja, 2014: 63) nilai yang penting
dalam demokrasi yaitu “kemauan melakukan kompromi, bermusyawarah berdasar asas saling
menghargai dan ketundukan kepada rule of low yang pada akhirnya dapat menjamin terlindungnya hak
asasi tiap-tiap manusia Indonesia.”Nilai atau kultur demokrasi tersebut sangat penting untuk tegaknya
demokrasi di suatu negara. Demokrasi dapat dibentuk dari nilai-nilai demokrasi. Menurut Hendry B.
Mayo (Winarno, 2010:98) menyebutkan delapan nilai demokrasi, sebagai berikut :

a. Menyelesaikan pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela

b. Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang selalu berubah.

c. Pergantian penguasa dengan teratur.

d. Penggunaan paksaan sedikit mungkin

e. Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragamaan

f. Menegakkan keadilan
g. Memajukan ilmu pengetahuan

h. Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.

Nilai-nilai demokrasi ini sebenarnya telah lama tertanam pada masyarakat khususnya dalam berbagai
budaya dan suku-suku bangsa Indonesia. Ini tercemin dalam kata “Musyawarah”, dimana terdapat nilai-
nilai demokrasi yang melekat didalamnya seperti adanya kebebasan mengemukakan pendapat, toleransi
yang dijunjung tinggi, saling menghargai antar satu dengan lain, serta adanya kebersamaan dalam
mencapai keputusan bersama. Disampaikan oleh Bung Hatta (1953:39), “bahwa desa-desa di Indonesia
sudah menjalankan demokrasi yang berlandaskan pada nilai rapat, mufakat, gotong-royong, hak
mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja yang absolut, hal itu bisa disebut
sebagai Demokrasi asli bangsa Indonesia”.

Hatta dikenal sebagai penegak demokrasi politik dan demokrasi ekonomi bagi bangsa Indonesia.
Pemikiran Hatta tentang demokrasi sudah tentu diperuntukan bagi kehidupan bangsa dan negara
Indonesia. Konsep Hatta mengenai nilai demokrasi dikemukakan oleh Zubaidi (2011:24) dalam Jurnal
Filsafat, nilai yang mendasari demokrasi bagi Hatta antara lain :

a. Nilai fundamental yaitu kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, kesucian dan keindahan.

b. Nilai kenikmatan material yaitu keadilan sosial yang berasal dari penjabaran nilai keadilan. Terkait
dengan konsep demokrasi, persoalan keadilan sosial ini dijabarkan sebagai perwujudan demokrasi
ekonomi yang dipraktekan dalam bentuk koperasi.

c. Nilai Vital yaitu penjabaran dari nilai kebenaran. Demokrasi harus berpijak pada kebenaran, baik
kebenaran dalam proses pemilihan para pemimpin maupun dalam setiap penagmbilan kebijakan oleh
para pemimpin itu.

d. Nilai Spiritual (kejiwaan), yaitu dapat dijabarkan dari nilai keadilan, kebaikan, kejujuran dan
keindahan. Berdasarkan penejelasan diatas dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia sudah memiliki
nilai-nilai dasar demokrasi. Nilai-Nilai demokrasi tersebut dijadikan sebagai pilar berdemokrasi di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai