Anda di halaman 1dari 19

DEMOKRASI INDONESIA

SRI LESTARI, S.Pd, MM


Lingkup Bahasan
Membahas pengertian demokrasi, demokratisasi, dan
landasan pengembangan demokrasi

Tujuan
Setelah mempelajari ini, para mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan untuk:

 Menjelaskan pengertian demokrasi dan demokratisasi

 Mendeskripsikan nilai-nilai demokrasi

 Menganalisis landasan pengembangan demokrasi


PENGERTIAN DEMOKRASI

Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos”


berarti rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan atau
berkuasa.

Dengan demikian, demokrasi artinya pemerintahan oleh


rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem
pemilihan bebas.
PENGERTIAN DEMOKRASI

Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16


(periode 1861-1865) demokrasi secara sederhana diartikan
sebagai “the government from the people, by the people,
and for the people”, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.

Menurut Alamudi (1991) demokrasi sesungguhnya adalah


seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi
juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku,
sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari
kebebasan.
Menurut The Advancced Learner‟s Dictionary of Current
English, demokrasi adalah:

merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat


dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih;
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan
rule of law, adanya pemerintahan mayoritas yang
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan
masyarakat yang warganegaranya saling memberi peluang
yang sama.
Beberapa alasan mengapa demokrasi langsung tidak lagi
diterapkan karena:
1. Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota
yang jumlahnya besar tidak mungkin disediakan.

2. Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang


besar tidak mungkin dilaksanakan.

3. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak


mungkin tercapai karena sulitnya memungut suara dari
semua peserta yang hadir.
Bagi negara-negara modern, demokrasi tidak langsung
dilaksanakan karena hal-hal berikut.

1. Penduduk yang selalu bertambah sehingga suatu


musyawarah pada suatu tempat tidak mungkin dilakukan.

2. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin rumit


dan tidak sederhana lagi seperti yang dihadapi oleh
pemerintah desa yang tradisional.

3. Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri


di dalam mencukupi kehidupannya sehingga masalah
pemerintahan cukup diserahkan kepada orang yang berminat
dan mempunyai keahlian di bidang pemerintahan negara.
Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah
demokrasi ialah pengakuan hakikat manusia, yaitu bahwa
pada dasarnya manusia itu mempunyai kemampuan yang
sama dalam hubungannya antara yang satu dan yang lain.

Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat ditarik dua buah asas


pokok sebagai berikut :
1. Pengakuan partisipasi di dalam pemerintahan, misalnya
pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan
rakyat secara bebas dan rahasia.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya
tindakan Pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi
manusia demi kepentingan bersama.
Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, United States
Information Agencies (USIS) atau Dinas Penerangan Amerika
Serikat (1999:5) mengintisarikan demokrasi sebagai sistem yang
memiliki 11 (sebelas) pilar atau soko guru, yakni :
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak-hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat
Sementara itu, dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Sanusi (2006) mengetengahkan sepuluh pilar demokrasi
yang dipesankan oleh para pembentuk negara (the founding
fathers) sebagaimana diletakkan di dalam UUD 1945 sebagai
berikut:
1. Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Esensinya adalah seluruh sistem serta perilaku dalam
menyelenggarakan kenegaraan RI haruslah taat asas, konsisten,
atau sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan
Yang Maha Esa.

2. Demokrasi dengan kecerdasan


Demokrasi harus dirancang dan dilaksanakan oleh segenap
rakyat dengan pengertian-pengertiannya yang jelas, dimana
rakyat sendiri turut terlibat langsung merumuskan substansinya,
mengujicobakan disainnya, menilai dan menguji keabsahannya.
3. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
Demokrasi menurut UUD 1945 ialah demokrasi yang
berkedaulatan rakyat, yaitu kekuasaan tertinggi ada di
tangan rakyat.
4. Demokrasi dengan rule of law
Esensi dari demokrasi dengan rule of law adalah bahwa
kekuasaan negara harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum (legal truth).
5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara
Demokrasi dikuatkan dengan pembagian kekuasaan
negara dan diserahkan kepada badan-badan negara yang
bertanggung jawab menurut undang-undang dasar.
6. Demokrasi dengan hak azasi manusia
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi
manusia yang tujuannya bukan saja menghormati hak-hak
asasi, melainkan untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya.
7. Demokrasi dengan peradilan yang merdeka
Lembaga peradilan merupakan lembaga tertinggi yang
menyuarakan kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum.
Lembaga ini merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman
yang merdeka (independent).
8. Demokrasi dengan otonomi daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
9. Demokrasi dengan kemakmuran
Demokrasi menurut UUD 1945 ternyata ditujukan untuk
membangun negara berkemakmuran/kesejahteraan
(welfare state) oleh dan untuk sebesar-besarnya rakyat
Indonesia.

10. Demokrasi yang berkeadilan sosial


Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan
sosial diantara berbagai kelompok, golongan, dan
lapisan masyarakat.
DEMOKRATISASI
Demokratisasi adalah penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-
prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan.

Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang


bercirikan demokrasi.

Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju sistem


pemerintahan yang lebih demokratis (Winarno, 2007:97).
Proses demokratisasi ini menurut Huntingthon (2001) harus
melalui tiga tahap, yaitu pengakhiran rezim nondemokratis,
pengukuhan rezim demokratis, dan pengkonsolidasian sistem
yang demokratis.
Bagaimanakah karakteristik proses demokratisasi tersebut?

Maswadi Rauf (1997) mengemukakan karakteristiknya


sebagai berikut:
1. Demokratisasi berlangsung secara evolusioner, artinya
berlangsung dalam waktu yang lama, berjalan secara
perlahan, bertahan, dan bagian demi bagian.
2. Proses perubahan secara persuasif, bukan koersif, artinya
demokratisasi dilakukan bukan dengan paksaan,
kekerasan atau tekanan, melainkan dilakukan melalui
musyawarah dengan melibatkan setiap warga negara.
3. Demokratisasi adalah proses yang tidak pernah selesai,
artinya ia berlangsung terus menerus.
Beberapa ahli mengemukakan nilai-nilai demokrasi yang
diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan demokratis
Henry B. Mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo
(1990) mengemukakan delapan nilai-nilai demokrasi, yaitu
sebagai berikut:
1. Penyelesaian pertikaian-pertikaian secara damai dan sukarela
2. Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang selalu berubah
3. Pergantian penguasa dengan teratur
4. Penggunaan paksaan sesedikit mungkin
5. Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai
keanekaragaman
6. Menegakkan keadilan
7. Memajukan ilmu pengetahuan
8. Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan
Nurcholis Madjid (ICCE, 2005) yang menyebutkan adanya
tujuh pandangan hidup demokratis sebagai berikut:
1. Kesadaran akan pluralisme
2. Prinsip musyawarah
3. Adanya pertimbangan moral
4. Permufakatan yang jujur dan adil
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Kerjasama antarwarga
7.Pandangan hidup demokratis sebagai unsur yang
menyatu dengan sistem pendidikan
Asykuri Ibn Chamim, dkk (2003) juga menguraikan nilai-
nilai demokrasi yang diperlukan untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis sebagai berikut: kebebasan
(berpendapat, berkelompok, berpartisipasi), menghormati
orang/kelompok lain, kesetaraan, kerjasama, persaingan, dan
kepercayaan.

Winarno (2007:100) mengemukakan bahwa untuk berhasilnya


demokrasi dalam suatu negara, terdapat dua hal penting yang
mesti ada.
Pertama, Tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai demokrasi
yang menjadi sikap dan pola hidup masyarakat dan
penyelenggara negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara (disebut kultur politik);
Kedua, Terbentuk dan berjalannya lembaga demokrasi dalam
sistem politik dan pemerintahan (disebut struktur politik).
Siapakah lembaga-lembaga demokrasi itu?
Miriam Budiardjo (1997) menyebutkan antara lain sebagai
berikut:
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.
2. Suatu dewan perwakilan rakyat yang memiliki golongan dan
kepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui
pemilihan umum yang bebas dan rahasia. Dewan ini
melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
3. Suatu organisasi politik yang mencakup lebih dari satu
partai (sistem dua partai, multipartai). Partai
menyelenggarakan hubungan yang kontinu dengan
masyarakat.
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan
pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi
manusia dan mempertahankan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai