Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

DEMOKRASI INDONESIA
BERLANDASKAN
PANCASILA DAN UUD 1945
Oleh :
1. Dina Fitriastuti (0115040001)
2. Ratna Rahayu Setyaningsih (0115040011)
3. Dinda Sang Dyah Palupi (0115040029)
Pengertian Demokrasi
Secara Etimologis

Berasal dari Bahasa Yunani Kuno


“Demos” : Rakyat
“Cratein”: Pemerintahan  “demos-cratein” : Pemerintahan Rakyat
“Cratos” : Kekuasaan  “demos-cratos” : Kekuasaan Rakyat
Menurut Para Ahli
Hornby dkk, 1988 Konsep kehidupan negara atau masyarakat di mana warganegara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; pemerintahannya mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan “rule of law”, adanya
pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat yang
warga negaranya saling memberi perlakuan yang sama.
Abraham Lincoln Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pengertian Demokrasi
Pabottinggi, Pemerintahan yang memiliki paradigma “otocentricity” atau otosentrisitas yakni rakyatlah yang
2002 harus menjadi kriteria dasar demokrasi.
USIS, 1995 Seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, yang juga mencakup seperangkat praktik
dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku. Pendeknya,
demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan.
CICED, 1999 Konsep yang bersifat multidimensional, yakni secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma, dan
prinsip; secara sosiologis sebagai sistem sosial; dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap,
dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat.

Demokrasi  Sistem Kehidupan Kenegaraan  Prinsip/Pilar


Penyangga sehingga mencirikan kehidupan bernegara sebagai
pemeritahan demokrasi?
Pengertian Demokrasi
Demokrasi Universal Demokrasi Indonesia
1) Kedaulatan Rakyat 1) Demokrasi yang Ber-Ketuhanan Yang Maha
2) Pemerintahan Berdasarkan Persutujuan Esa
dari yang Diperintah 2) Demokrasi dengan Kecerdasan
3) Kekuasaan Mayoritas 3) Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
4) Hak-hak Minoritas 4) Demokrasi dengan “Rule of Law”
5) Jaminan Hak-hak Azasi Manusia 5) Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan
6) Pemilihan yang Bebas dan Jujur Negara
7) Persamaan di depan Hukum 6) Demokrasi dengan Hak Azasi Manusia
8) Proses Hukum yang Wajar 7) Demokrasi dengan Pengadilan yang
9) Pembatasan Pemrintahan secara Merdeka
Konstitusional 8) Demokrasi dengan Otonomi Daerah
10) Pluralisme Sosial, Ekonomi dan Politik 9) Demokrasi dengan Kemakmuran
11) Nilai-nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerja
10) Demokrasi yang Berkeadilan Sosial
Sama dan Mufakat
Pengertian Demokrasi
Dari dua pilar di atas, hal yang tidak terdapat dalam pilar demokrasi universal
adalah salah satu pilar demokrasi Indonesia, yaitu Demokrasi yang Ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa  ciri khas demokrasi Indonesia  Teodemokrasi
 Demokrasi dalam konteks kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa

Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan


tertinggi ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Pemikiran Politik Demokrasi
Demokrasi dapat dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik :
 Classical Aristotelian Theory
Demokrasi merupakan salah satu bentuk pemerintahan.
Pemerintahan oleh seluruh warna negara yang memenuhi
syarat kewarganegaraan.
 Medieval Theory
Suatu landasan pelaksanaan kekuasaan tertinggi di tangan
rakyat
 Contemporary Docktrine
Konsep republik sebagai bentuk pemerintahan rakyat yang
murni
Pemikiran Politik Demokrasi
Demokrasi dapat ditinjau dari dua aspek :
 Formal democracy  sistem pemerintahan  sistem presidensial atau sistem parlementer
 Substantive democracy  proses demokrasi dilakukan, dibagi menjadi 4 bentuk :
 Protective democracy : ditandai oleh kekuasaan ekonomi pasar, di mana proses pemilihan
umum dilakukan secara reguler sebagai upaya untuk memajukan kepentingan pasar dan
melindunginya dari tirani negara.
 Developmental democracy : ditandai oleh konsepsi model manusia sebagai individu yang
posesif, yakni manusia sebagai mahluk yang mampu mengembangkan kekuasaan atau
kemampuannya.
 Equilibrium democracy/Pluralist democracy : perlunya penyeimbangan nilai partisipasi dan
pentingnya apatisme. Dengan alasan bahwa apatisme di kalangan mayoritas warga negara
menjadi fungsional bagi demokrasi karena partisipasi yang intensif sesungguhnya dipandang
tidak efisien bagi individu yang rasional.
 Participatory demcracy : perubahan sosial dan partisipasi demokratis perlu dikembangkan
secara bersamaan karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan.
Alasan Diperlukan Demokrasi
Indonesia menganut sistem demokrasi
Mengapa Diperlukan Demokrasi Pancasila karena asas-asas Pancasila sangat
yang Bersumber dari Pancasila? berperan penting dalam aspek kehidupan
masyarakat negara Indonesia. Yang mana
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, rasa
Pendemokrasian berbeda dari setiap negara, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan
tergantung bagaimana setiap negara tersebut keadilan. Hal tersebut diyakini bisa menjadi
memberikan kekuasaan hak, dan kewajiban suatu pondasi untuk mencapai kemakmuran
kepada rakyatnya dalam hal pemerintahan. Dari suatu negara.
keadaan ini terbentuk dan timbul perbedaan
pendemokrasian tersebut pada masing-masing Dan beberapa nilai pokok dari demokrasi
negara. Salah satunya adalah sistem cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang
politik demokrasi. Demokrasi memiliki makna Dasar 1945, diantaranya ialah Indonesia
kekuasaan rakyat. Dari hal tersebut, kita bisa merupakan negara yang berdasarkan atas
menyimpulkan bahwa pemegang kekuasaan hukum dan tidak berdasarkan kekuasaan
tertinggi dari suatu negara adalah rakyat. belaka. Dan tidak dibenarkan pula adanya
kekuasaan yang tidak terbatas.
Alasan Diperlukan Demokrasi
Permasalahan yang dihadapi Indonesia :
(1) Buruknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik;
(2) Krisis partisipasi politik rakyat;
(3) Munculnya penguasa di dalam demokrasi;
(4) Demokrasi saat ini membuang kedaulatan rakyat.

Terjadinya krisis partisipasi politik rakyat disebabkan karena tidak adanya peluang
untuk berpartisipasi atau karena terbatasnya kemampuan untuk berpartisipasi
dalam politik. Secara lebih spesifik penyebab rendahnya partisipasi politik tersebut
adalah:
(a) Pendidikan yang rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam
melaksanakan partisipasi politik;
(b) Tingkat ekonomi rakyat yang rendah;
(c) Partisipasi politik rakyat kurang mendapat tempat oleh Pemerintah
Alasan Diperlukan Demokrasi
Demokrasi Pancasila Asas-asas Demokrasi Pancasila
1. Demokrasi dilaksanakan berdasarkan Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi
kekeluargaan dan musyawarah untuk Pancasila. Adapun asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut:
mufakat untuk kesejahteraan rakyat.
1. Asas Kerakyatan
2. Sistem organisasi negara dilaksanakan
sesuai dengan persetujuan rakyat. Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia
memiliki kesadaran dasar rasa cinta dan padu dengan
3. Kebebasan individu dijamin namun tidak rakyat, sehingga dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.
bersifat mutlak dan harus disesuaikan 2. Asas Musyawarah
dengan tanggung jawab sosial.
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia
4. Dalam pelaksanaan demokrasi ini tidak memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat
ada dominasi mayoritas atau minoritas, melalui permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan
namun harus dijiwai oleh semangat bersama. Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk
mempersatukan pendapat dengan memberikan
kekeluargaan untuk mewujudkan cita-
pengorbanan dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat
cita hidup bangsa Indonesia. Indonesia.
Sumber – Sumber Demokrasi
Terdapat 3 sumber yang menghidupkan cita –cita demokrasi
dalam bangsa Indonesia yaitu :
1. Tradisi kolektivisme dari permusyawaratan desa.
2. Ajaran Islam yang menuntut kebenaran dan keadilan Ilahi
dalam masyarakat serta persaudaraan antarmanusia.
3. Paham sosialis Barat, yang menarik perhatian para
pemimpin pergerakan kebangsaan karena dasar – dasar
perikemanusiaan.
Sumber – Sumber Demokrasi
1. Sumber Nilai yang Berasal dari Demokrasi Desa
Merupakan sumber nilai yang berasal dari tradisi musyawarah
mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama,
dan hak menyingkir dari daerah kekuasaan di desa yang
menunjukkan bahwa paham kedaulatan rakyat sudah lama ada
di Nusantara.
Sumber – Sumber Demokrasi
2. Sumber Nilai yang Berasal dari Islam
Ajaran islam yang memuat paham bahwa seluruh manusia
sama derajatnya di hadapan Tuhan , dan melarang adanya
pemaksaan kehendak antar manusia.

3. Sumber Nilai yang Berasal dari Barat


Paham humanisme – demokratis barat yang menumbuhkan
sikap anti –penindasan, anti penjajahan, dan anti – feodalisme.
Dinamika Demokrasi Indonesia
Dalam kurun sejarah Indonesia merdeka sampai sekarang ini, ternyata pelaksanaan
demokrasi mengalami dinamikanya. Indonesia mengalami praktik demokrasi yang berbeda-
beda dari masa ke masa. Beberapa ahli memberikan pandangannya. Misalnya, Budiardjo
(2008) menyatakan bahwa dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai
masa Orde Baru dapat dibagi dalam empat masa, yaitu:
1) Masa Republik Indonesia I (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi konstitusional
yang menonjolkan peranan parlemen dan partai-partai, karena itu dinamakan
Demokrasi Parlementer,
2) Masa Republik Indonesia II (1959-1965) yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang banyak
penyimpangan dari demokrasi konstitusional yang secara formal merupakan landasan
dan penunjukan beberapa aspek demokrasi rakyat.
3) Masa Republik Indonesia III (1965-1998) yaitu masa demokrasi Pancasila. Demokrasi ini
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensiil.
Dinamika dan Tantangan
Sepanjang sejarah Indonesia pernah mengalami dinamika ketatanegaraan
seiring dengan berubahnya konstitusi yang dimulai sejak berlakunya UUD
1945 (I), Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, kembali ke UUD 1945 (II) dan
akhirnya berhasil mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali.
Demokrasi Indonesia dapat diamati dari fungsi dan peran lembaga
permusyawaratan dan perwakilan rakyat menurut UUD NRI Tahun 1945,
yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Untuk memahami dinamika dan tantangan demokrasi, perlu dilakukan


perbandingan aturan dasar dalam naskah asli UUD 1945 dan bagaimana
perubahannya berkaitan dengan MPR, DPR, dan DPD
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Dinamika Susunan Keanggotaan
Dan Wewenang MPR
Ketentuan mengenai MPR dalam naskah asli UUD 1945 terdiri atas dua pasal, antara lain :
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongangolongan, menurut aturan
yang ditetapkan dengan undang-undang.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota
negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
Pasal 3
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar
daripada haluan negara.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Perubahan UUD 1945 dilakukan terhadap Pasal 2 Ayat (1), yakni mengenai susunan keanggotaan MPR.
Pasal 2 Ayat (2) dan Ayat (3) tetap tidak diubah. Adapun Pasal 3 diubah dari tanpa ayat menjadi Pasal
3 dengan 3 ayat. Rumusan perubahannya adalah sebagai berikut.
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang-undang. Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun
di ibu kota negara.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota
negara.
(3) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.
Pasal 3
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Keanggotaan, Susunan,
Dan Waktu Sidang DPR

Fungsi Dan Hak DPR


Serta Hak Anggota DPR
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Kekuasaan DPR Dalam
Membentuk Undang-undang
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Pasal 22 C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh
anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang.
Pasal 22 D
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan
pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan dan agama serta
menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
4) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat
dan tata caranya diatur dalam undang-undang.
Esensi dan Urgensi Demokrasi Pancasila
Kehidupan demokratis yang harus dikembangkan adalah kehidupan demokratis yang
mengacu pada landasan idiil Pancasila dan landasan Konstitusional UD NRI Tahun 1945.

Kehidupan demokratis menjadi suatu hal yang penting karena dengan adanya sistem
pemerintahan yang demokratis maka :
1. Rakyat dapat berpartisipasi dalam pembuatan keputusan. Keputusan tersebut nantinya
diharapkan akan memenuhi kesejahteraan bersama.
2. Rakyat akan mendapat persamaan kedudukan di depan hukum sehingga penegakan
hukum dapat berjalan dengan benar dan adil.
3. Pendapatan rakyat terdistribusi dengan adil. Hal tersebut dapat terwujud dengan
adanya kontribusi rakyat dengan membayar pajak sehingga uang yang terkumpul
dalam kas negara dapat terdistribusikan kembali ke pihak-pihak yang membutuhkan
dalam bentuk bantuan pemerintah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai