Anda di halaman 1dari 12

DEMOKRASI DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Bintang Syakirah 2007531129
Michael Koko Andrew 2007531137

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. Menganalisis Makna Demokrasi dan Prinsip – Prinsipnya
a) Makna Demokrasi

Sebelum menjelaskan apa itu makna demokrasi, alangkah baiknya kita mengetahui
apa pengertian dari demokrasi. Demokrasi itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani
(dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang terbentuk dari kata (dêmos) “rakyat” dan
(kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan". Selain itu banyak juga makna dari demokrasi
menurut para ahli, diantaranya :

 Abraham Lincoln, Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan


dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
 Hans Kelsen, Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Di mana
rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan
di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
 Hannry B. Mayo, Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan
yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
di mana terjadi kebebasan politik.
 Merriem, Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat;
khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada
rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsungmelalui sebuah
sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas
yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber
otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau
kesewenang-wenangan.

Dari beberapa pengertian tersebut, terlihat jelas jika rakyat memegang peran penting
untuk berjalannya sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi, rakyat mendapatkan
kebebasan dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk kebebasan dalam beraktivitas
politik tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun. Sehingga dapat dikategorikan 3
(tiga) makna demokrasi yakni :

1. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan, demokrasi adalah suatu bentuk


pemerintahan dimana pemerintahan itu dipegang oleh rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan rakyat banyak.
2. Demokrasi sebagai Sistem Politik, sistem politik demokrasi adalah sistem yang
menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan
berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana terjaminnya kebebasan politik.
3. Demokrasi sebagai Sikap Hidup, demokrasi adalah pandangan hidup yang
dicerminkan dengan perlunya partisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa
dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur kehidupan.

Bentuk demokrasi itu sendiri secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Demokrasi Langsung, yaitu setiap rakyat memberikan aspirasi dan terlibat dalam
menentukan sebuah keputusan melalui pendapat atau suara. Pada umumnya, setiap
rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih kebijakan sehingga secara langsung
keadaan politik berada di tangan rakyat.
2. Demokrasi Perwakilan, setiap rakyat akan memberikan pendapat dan suara mereka
melalui pemilihan umum guna memilih wakil rakyat. Setelah terpilih, wakil rakyat
tersebut bertugas mengutarakan aspirasi rakyat dalam mengatasi permasalahan
negara.
b) Prinsip-Prinsip Demokrasi
Henry Bertram Mayo dalam An Introduction to Democratic Theory (1960),
menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi yang bisa mewujudkan suatu sistem politik
yang demokratis. Berikut adalah prinsip-prinsip demokrasi yang disampaikan oleh
Henry:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Sedangkan menurut Alamudi dalam Ilmu Kewarganegaraan (2006) karya Sri


Wuryan dan Syaifullah, sebuah negara dapat dikatakan berbudaya demokrasi apabila
memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut:
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak-hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat

B. Hakekat Demokrasi Indonesia (Demokrasi Pancasila)


a) Demokrasi
Prinsip negara kedaulatan rakyat memiliki hubungan yang erat dengan makna
demokrasi. Demokrasi berasal dari kata “demos” dan “kratein”. Demos memiliki arti
rakyat dan kratein berarti pemerintahan. Secara harfiah demokrasi memiliki pengertian
pemerintahan rakyat. Abraham Lincoln mengartikan demokrasi sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi dalam negara demokrasi, rakyat yang
memiliki kekuasaan untuk mengatur pemerintahan, atau kekuasaan ada di tangan
rakyat. Hal ini sejalan dengan makna kedaulatan rakyat.
b) Demokrasi Indonesia
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang sesuai dengan bangsa Indonesia
karena bersumber pada tata nilai sosial budaya bangsa yang sudah melekat dalam
kehidupan masyarakat sejak dahulu. Azas atau prinsip utama demokrasi Pancasila,
yaitu pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.

Musyawarah dapat diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam


penyelesaian masalah bersama. Mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai
keputusan berdasarkan kesatuan pendapat. Jadi musyawarah mufakat berarti
pengambilan suatu keputusan berdasarkan kehendak orang banyak (rakyat), sehingga
tercapai kesepakatan.
Keputusan dalam demokrasi Pancasila mengutamakan kepentingan seluruh
masyarakat, bangsa, dan negara. Kelompok minoritas maupun mayoritas memiliki
kedudukan yang sama dalam demokrasi Pancasila.

Hakikat Demokrasi Pancasila


No Aspek Informasi Uraian
1. Pengertian Demorasi Pancasila adalah demokrasi yang
demokrasi Pancasila dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila sebagai satu
kesatuan. Demokrasi yang dijiwai oleh nilai
Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila Suatu negara termasuk negara demokrasi apabila
memiliki azas atau prinsip-prinsip negara
demokrasi yaitu sebagai berikut.
 Pengakuan dan perlindungan terhadap hak
asasi manusia.
 Partisipasi rakyat dalam pemerintahan.
 Supremasi hukum.
Kemudian azas atau prinsip-prinsip tersebut
terlihat dalam ciri-ciri negara demokrasi yaitu
sebagai berikut.
 Memiliki lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih
wakil rakyat.
 Adanya lembaga yang mengawasi
jalannya pemerintahan.
 Pemerintahan berdasarkan hukum
(konstitusional).
3. Asas Demokrasi Pancasila Asas Kerakyatan: Pengertian asas kerakyatan
adalah asas kesadaran untuk cinta kepada
rakyat, manunggal dengan nasib dan cita-cita
rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau
menghayati keasadaran senasib dan secita-cita
dengan rakyat.

Asas Musyawarah: Pengertian asas


musyawarah adalah asas yang memperhatikan
aspirasi dan kehendak seluruh rakyat yang
jumlahnya banyak dan melalui forum
permusyawaratan untuk menyatukan pendapat
serta mencapai kesepatakan bersama atas kasih
sayang, pengobaranan untuk kebahagian
bersama.
4. Pemilu di Indonesia Pemilihan umum merupakan perwujudan dari
kedaulatan rakyat dan demokrasi. Pemilihan
umum sebagai sarana perwujudan kedaulatan
rakyat dan demokrasi dilaksanakan berdasarkan
azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil (LUBER dan Jurdil). Hal tersebut sesuai
Undang-undang No. 8 Tahun 2012 tentang
Pemilu menyatakan Pemilihan Umum Anggota
DPR, DPRD dan DPD diselenggarakan secara
demokratis dengan asas-asas sebagai berikut.
 Langsung artinya rakyat sebagai pemilih
memiliki hak untuk memberikan suaranya
secara langsung sesuai dengan kehendak
hati nuraninya tanpa perantara.
 Umum artinya semua warga negara yang
telah memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan perundangan berhak mengikuti
pemilu. Hak ini diberikan tanpa melihat
jenis kelamin, suku, agama, ras, pekerjaan
dan lain sebagainya.
 Bebas artinya semua warga negara yang
telah memiliki hak dalam pemilu
memiliki kebebasan untuk menentukan
pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari
siapapun.
 Rahasia artinya adanya jaminan bahwa
para pemilih yang melaksanakan haknya
dijamin bahwa pilihannya tidak akan
diketahui oleh siapapun dengan jalan
apapun.
 Jujur artinya penyelenggara pemilu,
aparat pemerintah, peserta pemilu,
pengawas pemilu, pemantau pemilu,
pemilih serta semua pihak yang terkait
harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
 Adil artinya setiap pemilih dan peserta
pemilu mendapatkan perlakuan yang
sama serta bebas dari kecurangan pihak
manapun.
5. Pelaksanaan demokrasi Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dilakukan
dengan dua cara, yaitu langsung dan tidak
langsung.
Contoh pelaksanaan demokrasi langsung adalah
pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil
presiden, pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah, dan pemilihan kepala desa.
Dengan demikian, pemimpin negara di
Indonesia ditentukan secara langsung oleh
rakyat Indonesia yang telah memenuhi
persyaratan bukan oleh lembaga perwakilan
rakyat.
Contoh pelaksanaan demokrasi tidak langsung
adanya lembaga perwakilan rakyat yang
bertugas untuk menyampaikan aspirasi dan
amanat rakyat dalam pemerintahan. Wakil-
wakil rakyat yang akan duduk di DPR, DPD,
dan DPRD dipilih oleh rakyat secara langsung
melalui pemilihan umum.

Peranan rakyat dalam pelaksanaan demokrasi di


Indonesia dapat dilihat dari cara berikut.
 Pengisian keanggotaan MPR, karena
anggota MPR terdiri atas anggota DPR
dan anggota DPD (pasal 2 (1)).
 Pengisian keanggotaan DPR melalui
pemilu (pasal 2 (1)).
 Pengisian keanggotaan DPD (pasal 22C
(1)).
 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
dalam satu paket pasangan secara
langsung (pasal 6 A (1)).
 Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
daerah (UU Nomor 32 Tahun 2004).
6. Nilai lebih demokrasi Pancasila Nilai lebih demokrasi Pancasila adalah adanya
penghargaan terhadap hak asasi manusia dan hak
minoritas. Demokrasi Pancasila tidak mengenal
dominasi mayoritas ataupun tirani minoritas.
Dominasi mayoritas mengandung makna
kelompok besar menguasai segi kehidupan
dengan mengabaikan kelompok kecil.
Kepentingan kelompok kecil diabaikan oleh
kepentingan kelompok terbesar dalam
masyarakat.
Tirani minoritas berarti kelompok kecil
menguasai segi kehidupan dengan mengabaikan
kelompok besar.

C. Menilai Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Pada tahun 2020, The Economist Intelligence Unit (EIU) merilis Laporan Indeks
Demokrasi 2020. Dalam laporan tersebut menujukkan bahwa Norwegia meraih skor
tertinggi yakni 9,81 dan menjadikannya negara dengan indeks demokrasi tertinggi di dunia.
EIU menyebut secara global indeks demokrasi dunia menurun dibandingkan tahun lalu.
Rata-rata skor indeks demokrasi dunia tahun ini tercatat 5.37, menurun dari yang
sebelumnya 5.44. Angka ini pun tercatat sebagai rata-rata skor terendah sejak EIU merilis
laporan tahunannya pada 2006 silam. Berdasarkan skor yang diraih, EIU akan
mengklasifikasikan negara-negara ke dalam empat kategori rezim:
1. Demokrasi Penuh
Negara-negara yang di mana kebebasan sipil dan kebebasan berpolitik tidak hanya
dihormati, namun juga diperkuat oleh budaya politik yang kondusif dan matang
sehingga prinsip-prinsip demokrasi dapat berjalan. Negara-negara ini memiliki
transparansi pemerintah yang bagus, independensi peradilan terlaksana, pemerintahan
berfungsi dengan baik, dan banyak terdapat media massa yang independen. Negara-
negara ini hanya memiliki cacat minimum dalam aspek demokrasi.
2. Demokrasi Tidak Sempurna
Negara-negara yang di mana pemilu masih berlangsung secara adil dan bebas serta
kebebasan dasar sipil dihormati, namun dimungkinkan juga memiliki sejumlah
masalah, seperti pelanggaran terhadap kebebasan persdan sedikit membatasi gerak para
oposisi maupun pemerhati politik. Negara-negara ini juga memiliki cacat yang
signifikan dalam aspek demokrasi lainnya, termasuk memiliki budaya politik kaula,
tingkat partisipasi yang rendah dalam politik, dan memiliki cukup banyak masalah
dalam fungsi pemerintahan.
3. Rezim Hibrida
Negara-negara yang terdapat tindak kecurangan dalam pemilu reguler serta keberadaan
negara dirasa sedikit menghalangi rakyatnya untuk mendapatkan demokrasi yang adil
dan bebas. Negara-negara ini umumnya mempunyai banyak masalah, seperti
pemerintah yang memberikan tekanan kepada oposisi politik, peradilan yang tidak
independen, korupsi yang merajalela, pelanggaran kebebasan persdengan menekan dan
menghambat para jurnalis, supremasi hukum yang lemah. Serta memiliki cacat yang
lebih besar seperti pada budaya politik yang terbelakang, tingkat partisipasi politik yang
rendah, dan permasalahan di dalam fungsi pemerintahan.
4. Rezim Otoritarian
Negara-negara yang di mana pluralisme politik tidak ada ataupun keberadaannya sangat
terbatas. Negara negara ini seringkali merupakan sebuah monarki absolut ataupun
kediktatoran, yang mungkin memiliki beberapa lembaga demokrasi konvensional
namun dengan sedikit intervensi di dalamnya. Pelanggaran dan penyalahgunaan
kebebasan sipil, pemilihan umum (jika ada) yang tidak adil dan bebas, media massa
yang ada sering kali dipegang oleh negara ataupun dikendalikan oleh kelompok-
kelompok terkait dengan rezim yang sedang berkuasa, independensi peradilan yang
tidak terlaksana, penyensoran serta penindasan terhadap pengkritik pemerintah adalah
hal yang lazim ditemukan.

Dalam laporan juga menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak


kepada demokrasi dan kebebasan di dunia. Lalu bagaimana pelaksanaan demokrasi di
Indonesia? Indonesia menduduki peringkat ke-64 dunia dalam Indeks Demokrasi yang
dirilis EIU dengan skor 6.3. Meski dalam segi peringkat Indonesia masih tetap sama dengan
tahun sebelumnya, namun skor tersebut menurun dari yang sebelumnya 6.48. Ini
merupakan angka terendah yang diperoleh Indonesia dalam kurun waktu 14 tahun terakhir.
Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan demokrasi tidak sempurna. Menanggapi
hal tersebut, Bapak Karyono Wibowo selaku Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute
mengatakan bahwa laporan ini harus menjadi cambuk bagi pemerintah Indonesia untuk
memperbaiki pelaksanaan demokrasinya. Beliau juga berpendapat bahwa ke depan
Indonesia masih akan menemui sejumlah tantangan, tetapi harus optimis indeks demokrasi
Indonesia akan membaik jika kebijakan yang diambil pemerintah mencerminkan prinsip-
prinsip demokrasi. Beliau mengatakan money politic dalam demokrasi harus dicegah,
kongkalikong antara penyelenggara pemilu dengan kontestan pun harus dihindari serta
intimidasi dalam pelaksanaan ppemilu juga harus dicegah. Bukan tanpa sebab Karyono
memaparkan demikian. Dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa tren indeksdemokrasi
Indonesia cenderung terus mengalami penurunan signifikan sejak tahun 2017.

D. Mendukung Pendidikan Demokrasi di Perguruan Tinggi


a) Posisi Pendidikan Demokrasi
Di negara berkembang pendidikan demokrasi sering dianggap “...taken for granted
or ignored”, yakni dianggap akan terjadi dengan sendirinya atau malah dilupakan.
Sesungguhnya, mereka tegaskan bahwa pendidikan demokrasi seyogyanya
ditempatkan sebagai bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena
itu pendidikan demokrasi perlu dilihat dalam dua seting besar, yakni ; “school-based
democracy education”, yakni pendidikan demokrasi dalam konteks atau berbasis
pendidikan formal, dan “society-based democracy education”, yakni pendidikan
demokrasi dalam konteks atau yang berbasis kehidupan masyarakat.
Secara instrumental, pendidikan demokrasi di Indonesia sudah digariskan dalam
berbagai peraturan perundangan. Misalnya, dalam usulan BP KNIP tanggal 29
Desember 1945 dikemukakan bahwa “Pendidikan dan pengajaran harus membimbing
murid-murid menjadi warganegara yang mempunyai rasa tanggung jawab”, yang
kemudian oleh Kementrian PPK dirumuskan dalam tujuan pendidikan: “...untuk
mendidik warganegara yang sejati yang bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran
untuk negara dan masyarakat”. Dari kutipan tersebut di atas dapat dilihat bahwa semua
ide yang terkandung dalam butir-butir rumusan tujuan pendidikan nasional
sesungguhnya merupakan esensi pendidikan demokrasi. Artinya sejak tahun 1945
pemerintah sudah menyadari dan menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan
demokrasi.
Dalam UU Rl No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 3 digariskan dengan tegas
bahwa tujuan pendidikan nasional untuk “...berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab”. Dengan kata lain sejak tahun 1945 sampai
sekarang instrumen perundangan sudah menempatkan pendidikan demokrasi sebagai
bagian integral dari pendidikan nasional.
Dalam tatanan instrumental kurikuler, secara historis dalam kurikulum perguruan
tinggi terdapat mata kuliah yang secara khusus mengemban misi pendidikan demokrasi,
yakni mata kuliah Manipol dan USDEK. Pancasila dan UUD 1945, (1960 -an),
kemudian Filsafat Pancasila (1970-1980-an, dan Pendidikan Pancasila (1980-1990-an).
Dalam mata kuliah tersebut baik secara tersurat maupun tersirat terdapat materi tentang
pendidikan demokrasi. Kini dalam UU Rl 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dinyatakan
bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan wajib kurikulum
pendidikan dasar, dan menengah dan pendidikan tinggi (Pasal 37).
b) Tujuan Pendidikan Demokrasi di Perguruan Tinggi
Alasan untuk mendukung pendidikan demokrasi di perguruan tinggi berkaitan
dengan tujuan pendidikan demokrasi itu sendiri. Tujuan pendidikan demokrasi di
perguruan adalah untuk mempersiapkan mahasiswa berpikir kritis dan berpikir
demokratis. Namun demikian dalam kaitan dengan pendidikan, persoalan yang muncul
adalah mungkinkah pendidikan demokrasi dilangsungkan dalam suasana perkuliahan
yang sangat birokratis, hirairkis-sentralistis dan elitis. Dengan demikian tampaklah
bahwa demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam berlangsungnya
proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan pengeola
pendidikan.
Menurut Michael W. Apple dalam Dede Rosyada, tujuan penerapan demokrasi
pendidikan sebagai berikut:

 Adanya keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa menerima
informasi seoptimal mungkin.
 Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok dengan
kapasitas yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan kuliah.
 Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi
terhadap ide-ide, problem-problem dan berbagai kebijakan yang di keluarkan
kampus.
 Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan persoalan-
persoalan publik.
 Ada kepedulian terhadap harga diri, hak-hak individu dan minoritas.
 Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belumlah mencerminkan
demokrasi yang di idealkan, sehingga demokrasi harus terus dikembangkan.
 Terdapat sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan mengembangkan
cara-cara hidup demokrasi.

Sedangkan untuk tujuan kedepannya diharapkan mahasiswa mampu


mengembangkan sikap-sikap demokrasi untuk membangun bangsa Indonesia menjadi
lebih baik lagi. Dengan tujuan-tujuan tersebut, tentunya diperlukan dukungan untuk
melaksanakan pendidikan demokrasi di perguruan tinggi.
REFERENSI

Ajim, N. (2017). Hahikat dan Perwujudan Demokrasi Pancasila. Diakses pada 11 November
2021, dari Mikirbae.com: https://www.mikirbae.com/2017/01/hakikat-dan-
perwujudan-demokrasi.html
Anonim. (2016). 3 Makna Demokrasi, Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan, Sikap Politik,
dan Sikap Hidup. Diakses pada 12 November 2021, dari Edukasi PPKN:
https://www.edukasippkn.com/2016/05/3-makna-demokrasi-demokrasi-sebagai.html
Anonim. (2021). Demokrasi. Diakses pada 12 November 2021, dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
Anonim. (2021). Indeks Demokrasi. Diakses pada 13 November 2021, pada Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Demokrasi
Budiwan, J., & Fadrusiana, E. G. (2019). Pembelajaran PPKN di Perguruan Tinggi Sebagai
Alternatif Pendidikan Demokrasi, Hak Asasi Manusia dalam Upaya Membangun
Masyarakat Madani. Qalamuna, Vol. 11, No. 2, 76-78.
Kurniawan, A. (2021). Memahami Makna Demokrasi beserta Bentuk, Fungsi, dan Prinsipnya.
Diakses pada 12 November 2021, dari Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jabar/memahami-makna-demokrasi-beserta-bentuk-fungsi-
dan-prinsipnya-kln.html
Putra, R. A. (2021). Indeks Demokrasi 2020: Indonesia Catat Skor Terendah dalam 14 Tahun
Terakhir. Diakses pada 13 November 2021, dari DW.Com:
https://www.dw.com/id/indeks-demokrasi-indonesia-catat-skor-terendah-dalam-
sejarah/a-56448378
Radesva, K. (2020). Soko Guru Demokrasi Indonesia. Diakses pada 12 November 2021, dari
GuruPengajar.com: https://gurupengajar.com/soko-guru-demokrasi-universal.html
Rosyada, D. (2004). Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai