Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 tahun

2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis maka semua kasus TBC yang ditemukan dan
diobati di fasilitas pelayanan kesehatan harus dilaporkan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT). Adapun terhitung sejak tanggal 1 Januari tahun
2020, terdapat transisi sistem pelaporan pada Program TBC dari Sistem Informasi
Tuberkulosis Terpadu (SITT) menjadi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). Berdasarkan
Surat Edaran Dirjen P2P no. HK.02.03/III/3126/2019 menyatakan bahwa per tanggal 1
Januari 2020 seluruh data tuberkulosis wajib dilaporkan melalui aplikasi SITB. Software
Sistem Informasi TB (SITB) adalah aplikasi yang digunakan oleh semua pemangku
kepentingan mulai dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, Dokter
Praktek Mandiri, Klinik, Laboratorium, Instalasi Farmasi,dll), Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota/Provinsi dan Kementrian Kesehatan, untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan kasus TB Sensitif, TB Resistan Obat, laboratorium dan logistik dalam satu
platform yang terintegrasi.

Di Kabupaten Bengkalis pelaporan melalaui aplikasi SITB sudah berjalan 100% di


semua UPT Puskesmas se_Kabupaten Bengkalis ( 19 Puskesmas), 2 RSUD (RSUD Bengkalis
dan RSUD Mandau) dan RS Swastas (RS Cevron, RS Pernata Hati , RSU Mutia Sari dan RS
Thursina ) dan 1 klinik swasta ( Klinik Santo Yosef).

Berdasarkan Laporan rutin Dinas Kesehatan periode Januari – September 2022,


ditemukan kasus TBC sebanyak 687 kasus di seluruh Fasyankes yang melaporkan kasus
melalui aplikasi SITB. Untuk kasus terduga TB (suspect) yang diperiksa periode tahun
2022 sd tanggal 19 September 2022 berjumlah 2307 orang.

Anda mungkin juga menyukai