Anda di halaman 1dari 6

Nomor : PM.01.05/C.

III/4521/2023 29 Mei 2023


Lampiran : lima lembar
Hal : Persiapan dan Koordinasi Studi Inventori TBC Tahun 2023

Yth. Daftar terlampir

Sehubungan dengan kebutuhan pemutakhiran data kejadian TBC di Indonesia dan untuk
menghitung tingkat under-reporting kasus TBC pada sistem surveilans TBC Nasional, Kementerian
Kesehatan melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, kerja sama dengan
Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan, akan melaksanakan
Studi Inventori Tuberkulosis (SIV TBC) yang kedua pada tahun 2023-2024. Kegiatan ini akan
dilakukan di 31 Kabupaten/Kota di Indonesia pada semua fasilitas kesehatan yang mendiagnosis dan
atau mengobati kasus TBC dalam periode yang ditentukan (terlampir kerangka acuan kegiatan).

Dalam rangka pelaksanaan studi ini, kami mohon bantuan Saudara untuk dapat memberi
dukungan dalam hal pelaksanaan SIV TBC, proses rekrutmen tenaga pengumpul data/enumerator, dan
penyediaan daftar fasilitas layanan kesehatan di masing-masing kabupaten/kota yang akan kami
informasikan secara rinci pada tahapan Sosialisasi (timeline kegiatan terlampir).

Untuk koordinasi lebih lanjut dapat menghubungi Oster Suriani Simarmata, SKM, MKM
(HP: 0823 1105 7882), Rita Aryati, SKM, MM (HP: 0812 9015 6860) dan Mardawaning Hanggarjita
(HP. 082196027771).

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami sampaikan terima kasih. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Menular,

dr. Imran Pambudi, MPHM

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
3. Sekretaris Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
4. Kepala Pusat Kebijakan Upaya Kesehatan, BKPK

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 1
Nomor : PM.01.05/C.III/4521/2023
Tanggal : 29 Mei 2023

Tujuan Penerima Surat

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utra


1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat


4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi


5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan


6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu


7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung


8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta


9. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Utara

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat


10. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor
11. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur
12. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
13. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang
14. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi
15. Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah


16. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen
17. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan
18. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
19. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri
20. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan
21. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
22. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk
23. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik

Dinas Kesehatan Provinsi Banten


24. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
25. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur


26. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sabu Raijua

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah


27. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara


28. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Tarakan

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan


29. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba
30. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makasar

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara


31. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Selatan

Direktur Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Menular,

dr. Imran Pambudi, MPHM

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


KERANGKA ACUAN
STUDI INVENTORI TUBERKULOSIS INDONESIA 2023-2024

A. Latar Belakang
Berdasarkan Global TB Report 2022, Indonesia merupakan negara dengan beban
Tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia, setelah India. World Health Organization
memperkirakan terdapat 969.000 kasus TBC di Indonesia dengan angka notifikasi kasus
sebanyak 724.309 kasus, angka kematian TBC sebesar 16.409 serta persen kasus TBC
yang diobati dan dilaporkan (treatment coverage) yaitu sebesar 84%. Data juga
menunjukan bahwa 12.702 orang merupakan kasus TBC terkonfirmasi TB MDR dengan
enroll 7.324 kasus, sebanyak 88.0927 TBC terdapat pada anak dan 12.108 merupakan
TBC dengan HIV.
Dengan tidak adanya data under-reporting dan under-diagnosis merupakan
masalah ketika memperkirakan jumlah kasus TBC karena tingkat keduanya mungkin
cukup besar. Hal ini terutama berlaku di negara endemis TBC, di mana orang dengan
gejala TBC mencari perawatan dari berbagai penyedia layanan di sektor pemerintah dan
swasta yang tidak terhubung dengan sistem surveilans nasional, sehingga
menyebabkan ketidakpastian angka estimasi beban TBC yang sebenarnya. Kurangnya
evaluasi terhadap pencatatan dan pelaporan maka perlu dikembangkan strategi untuk
meningkatkan sistem surveilans nasional.
Pada tahun 2016-2017, Indonesia telah melakukan kegiatan Studi Inventori TBC
untuk mengukur tingkat under reporting, dengan hasil under-reporting kasus TBC di
Indonesia sebesar 41%, sedangkan berdasarkan jenis fasyankes under-reporting pada
puskesmas sebesar 15%, rumah sakit sebesar 62%, dan persentase under-reporting
pada laboratorium, dokter praktik mandiri dan klinik sebesar 96% serta didapatkan
estimasi insiden TBC sebesar 842.000 kasus.
Program TBC Nasional telah merespon hasil Studi Inventori tahun 2016-2017
dengan berbagai kebijakan dan intervensi dalam upaya perbaikan tingkat under-
reporting pencatatan di fasyankes diantaranya perbaikan sistem informasi, wajib
notifikasi, Kerjasama dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/BPJS, TBC masuk
dalam penilaian Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), Monitoring dan umpan balik rutin
implementasi Zero Reporting dari faskes serta pelibatan layanan swasta dalam
penguatan implementasi program penanggulangan Tuberkulosis.
Menindaklanjuti hal tersebut Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, bekerjasama dengan Badan Kebijakan
Pembangunan Kesehatan (BKPK) dan Organisasi Riset Kesehatan-Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN) akan melakukan Studi Inventori TBC yang kedua di Indonesia
pada tahun 2023 sd 2024. Studi Inventori TBC tahun 2023-2024 menggunakan metode
yang sama dengan Studi Inventori sebelumnya sehingga hasil dari studi ini bisa
dibandingkan.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Menghitung tingkat under-reporting kasus TB pada sistem surveilans TB Nasional dan
estimasi insiden TBC secara nasional..
Tujuan Khusus
1. Memperoleh gambaran under-reporting kasus TBC pada sistem surveilans TBC
Nasional berdasarkan jenis fasyankes.
2. Memperoleh gambaran under-reporting kasus TBC pada sistem surveilans TBC
Nasional berdasarkan status kepemilikan faskes.
3. Memperoleh gambaran under-reporting kasus TBC di fasyankes menurut umur,
jenis kelamin, tipe TBC dan wilayah.
4. Memperoleh gambaran tatalaksana diagnosis dan pengobatan TBC di fasyankes
yang tidak terhubung dengan Program TBC Nasional.

C. Metode
1. Disain studi menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan
dalam waktu tertentu (September sd November 2023), dengan melakukan pencatatan
pada semua fasilitas kesehatan yang eligible yaitu fasilitas kesehatan yang
mendiagnosis dan atau mengobati kasus TBC dalam periode yang ditentukan.
2. Waktu kegiatan: Maret 2023 sd Juni 2024 (tahap persiapan sampai dengan
diseminasi hasil)
3. Lokasi Studi: 31 Kab/Kota terpilih teknik pengambilan sampel stratified cluster
Probability Proportional To Size (PPS).
4. Populasi studi: Semua kasus TBC yang didiagnosis dan/atau diobati di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di Indonesia
5. Sampel: Semua kasus TBC yang didiagnosis dan/atau diobati di semua fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang eligible di 31 kabupaten/kota
terpilih.
6. Pengumpulan data akan dilakukan selama 3 bulan (1 Sept sd 30 November 2023)
7. Kriteria inklusi: Fasyankes eligible, yaitu fasyankes yang melakukan diagnosis
dan/atau mengobati pasien TBC pada periode 3 bulan terakhir.
8. Data ini akan dibandingkan dengan pelaporan data surveilans dalam kurun waktu
yang sama.

D. Timeline
Rencana kegiatan tahun 2023
Mrt April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
No Kegiatan Pelaksana
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan dan finalisasi protokol
a. Finalisasi Kuesioner dan Pedoman Tim Teknis
b. Program entry
Penentuan penanggungjawab teknis (PJT)
2 Tim Teknis
kabupaten/kota
3 Pengajuan Etik Tim Teknis
tgl
4 Uji coba instrument PJT 28-30

5 Surat pemberitahuan rencana kegiatan ke daerah Timker TBC+PJT


Rapat persiapan sosialisasi dengan dinkes Provinsi Tim Teknis, PJT,
6
dan Kab/Kota secara online. Dinkes
7 Penyusunan DSFK PJT dan Dinkes
Sosialisasi dengan stakeholder, peserta : BKPK,
tgl
8 BRIN, WHO, RS TNI, Ditjen (P2P, Kesmas, Yankes) Tim Pusat 19
Organisasi profesi, PERSI, Patelki, KOMLI TB
Sosialisasi dengan dinas kesehatan provinsi, Tim Pusat + Dinkes tgl
9 dinkes kab/kota, peserta : BKPK, BRIN, P2P, KOMLI Provinsi & 21-
TB, WHO, Dinkes Prov, Kab/Kota Kab/Kota 23

10 Rekrutmen Enumerator : Dinkes Kab/Kota


a. Pembuatan Persyaratan Tim Pusat
b. Persuratan PJT
PJT+Dinkes
c. Seleksi tertulis dan pengumuman hasil
Kab/Kota
Pelatihan petugas pemetaan dan Pertemuan Tim Teknis + Dinkes
11 penentuan/skrining fasilitas kesehatan eligible di kab/kota + Enum 6 hari
kab/kota Pemetaan
Pemetaan fasilitas kesehatan di setiap lokasi studi
12 Enum Pemetaan 15 hari
oleh enumerator pemetaan
13 Supervisi Pemetaan PJT 5 hari
Tim Teknis + Enum
14 Pelatihan enumerator Pengumpul Data (Luring) 4 hr
Puldata

15 Pengumpulan data, entry dan pengiriman data Enum Puldata 3,5 bulan

Tim Pusat &


16 Supervisi pengumpalan data Provinsi & 5 hari
Kab/Kota
17 Manajemen data (cleaning, record linkage) Tim Mandat 3,5 bulan
Rencana Kegiatan Tahun 2024
Januari Februari Maret April Mei Juni
No Kegiatan Pelaksana
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
18 Analisis data Tim Analisa Data
19 Pembuatan laporan dan Rekomendasi kebijakan Tim Teknis
20 Diseminasi hasil awal (TB Day) Tim Teknis
21 Diseminasi Akhir Tim Teknis

Anda mungkin juga menyukai