Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak awal hingga saat ini anggaran merupakan bagian integral dari sistem
politik bangsa, karena anggaran diletakkan pada pengambilan kebijakan publik, artinya
dapat dimaknai sebagai investasi politik warga dengan memiliki hak untuk menentukan
dalam setiap proses politik yang diselenggarakan negara. Upaya untuk menemukan
formulasi yang tepat dalam penentuan anggaran adalah mengenai keadilan anggaran,
maka seharusnya politik anggaran tentu akan berkaitan erat dengan usaha negara dan
pemerintah memberikan jaminan sosial yang tepat bagi rakyat. Pola hubungan yang
transparan, akuntabel, demokratis antara pemerintah dengan rakyat akan berdampak
pada rasa curiga akan terhindari manakala mampu melakukan proses dengan baik.
Substansi politik anggaran sebagai kajian keilmuan perlu mendapat tempat agar dalam
realitas mampu menjadi rujukan dan paradigma di era demokrasi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teori politik keuangan publik dan kebijakan anggaran?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan teori agency?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan teori anggaran sektor publik?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui teori politik
keuangan publik dan kebijakan anggaran, teori agency, dan teori anggaran sektor publik.
Sehingga para pembaca ataupun penulis dapat memahami lebih lanjut mengenai hal-hal
yang telah disebutkan tadi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran


2.1.1 Teori Politik Keuangan Publik
A. Pengertian Politik
Pengertian politik menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1) Teori klasik Aristoteles : politik adalah usaha yang ditempuh warga negara
untuk mewujudkan kebaikan bersama.
2) Andrew Heywood : politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan
untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-
peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat
terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.
3) Robert : politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia.
4) Kartini Kartolo : politik adalah aktivitas perilaku atau proses yang
menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan yang sah berlaku ditengah masyarakat.
5) Rod Hague : politik adalah kgiatan yang menyangkut cara bagaimana
kelompok-kelompok mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif
dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan perbedaan-perbedaan
diantara anggota-anggotanya.

Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas, maka penulis


memberikan kesimpulan bahwa pengertian politik itu sendiri adalah suatu
proses pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam masyarakat untuk
pembuatan keputusan. Selain itu, politik juga dapat dikatakan sebagi segala
bentuk usaha baik yang berada dibawah kekuasaan negara yang berada di pusat
maupun di daerah. Serta, politik juga dapat diartikan sebagai penggunaan
pertimbangan-pertimbangan yang dianggap lebih berkualitas atau lebih mampu
dalam menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita, keinginan atau keadaan
yang kita inginkan atau kita kehendaki. Jadi, politik merupakan tindakan dari
suatu kelompok atau individu mengenai suatu masalah dan masyarakat atau
negara. Dimana, politik dalam hal ini selalu berkaitan dengan negara,

2
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan umum dan distribusi
kemakmuran.

B. Pengertian Politik Anggaran


1) Politik anggaran adalah penetapan berbagai kebijakan tentang proses
anggaran yang mencakupi berbagai pertanyaan bagaimana pemerintah
membiayai kegiatannya; bagaimana uang publik didapatkan, dikelola dan
didistribusikan; siapa yang diuntungkan dan dirugikan; peluang-peluang
apa saja yang tersedia baik untuk penyimpangan negatif maupun untuk
meningkatkan pelayanan publik (Noer Fauzi & R Yando Zakaria).
2) Irene Rubbin, seorang ahli politik anggaran, menegaskan anggaran publik
tidak berbeda dengan anggaran lainnya. Yakni bagaimana membuat pilihan
antara kemungkinan-kemungkinan pengeluaran, keseimbangan dan proses
memutuskannya. Akan tetapi, anggaran publik memiliki tipikal yang
berbeda, seperti bersifat terbuka, melibatkan berbagai aktor dalam
penyusunannya yang memiliki tujuan berbeda‐beda, mempergunakan
dokumen anggaran sebagai bentuk akuntabilitas publik dan keterbatasan
yang harus diperhatikan (budget constraint).
3) Anggaran negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran
dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa
datang, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang sesungguhnya
terjadi di masa lalu. Dalam pengertian yang sama, anggaran daerah
memuat hal yang kurang lebih sama dalam lingkup daerah
(http://matapenainstitut.com)

Dari beberapa penjelasan mengenai politik anggaran diatas, maka


kesimpulan yang dapat diambil adalah bagaimana negara memberikan jaminan
sosial yang tepat bagi rakyat atas dasar hak-hak rakyat sebagai pihak yang
dilayani bukan penggebiran anggaran dengan dalih untuk rakyat. Dengan
demikian anggaran dapat diartikan sebagai terbangunnya sistem anggaran
yang menggambarkan adanya kesetaraan, keadilan, partisipasi dan
pertanggungjawaban pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik bagi
masyarakat. Politik anggaran juga termasuk dalam isu atau kebijakan, baik
yang langsung ataupun tidak langsung yang melibatkan kepentingan publik
serta sebagian besar perhatiannya dicurahkan pada masalah-masalah yang

3
berkaitan dengan kebijakan publik. Hal ini juga karena ekonomi politik pada
dasarnya menyangkut keputusan politik mengenai kondisi anggaran dan siapa
yang berhak menerima anggaran tersebut.

C. Teori Politik Keuangan Negara


Aktivitas politik dalam keuangan negara tergantung pada derajat
demokrasi, yang memberi keleluasaan/ kebebasan aktivitas politik dalam suatu
negara. (David N Hyman, 2010). Dua golongan besar yang membedakan
aktivitas politik dalam Keuangan Negara :
a. Negara dengan sistem otokrasi, yakni suatu bentuk pemerintahan yang
kekuasaan politiknya dipegang oleh satu orang atau kelompok kecil
(oligarki). Yakni negara yang berbentuk monarki, sosialis, dan theokrasi,
dimana segala aktivitas negara dipegang sepenuhnya oleh penguasa
negara. Aktivitas politik sangat minim, meskipun ada biasanya berupa
gerakan bawah tanah.
b. Negara dengan sistem demokrasi, yakni suatu bentuk pemerintahan
politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara
langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan). Aktivitas politik sangat besar, termasuk di dalamnya
pengelolaan KN, sebagaimana negara penganut liberalisme, globalisme,
kapitalisme, termasuk ideologi pancasila sebagai ciri khas Indonesia.
(http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id)
Jadi, politik bisa terlibat dalam keseluruhan urusan kenegaraan, termasuk
di dalamnya urusan finansial publik, baik itu dalam perencanan, pelaksanaan
hingga tahap evaluasi. Teori politik Keuangan Negara  yang baik  adalah yang
relatif menurut ideologi.

2.1.2 Kebijakan Anggaran


A. Pengertian Anggaran
1) Glenn A Welsch mendefinisikan anggaran sebagai berikut: “Perencanaan
dan pengendalian laba dapat didefinisikan secara luas sebagai pendekatan
yang sistematis dan formal untuk mencapai perencanaan, koordinasi dan
pengendalian manajemen”. “Profit planning and control may be broadly
as de fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the
planning, coordinating and control responsibility of management”.

4
2) Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang
berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-
sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu
pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka
waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan
untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Menurut Mulyadi (2001), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang
dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar
dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun.
4) Menurut Supriyono (1990), penganggaran merupakan perencanaan
keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian
(pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
5) Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007), “Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan
sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”.
6) Menurut M. Nafarin (2004), Anggaran merupakan rencan tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan
umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.

Beberapa penjelasan dari para tokoh yang menjelaskan mengenai


anggaran, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa anggaran adalah
rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu periode
yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran
diantarannya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan serta
anggaran juga dapat membantu manajemen dalam melakukan koordinasi dan
penerapannya dalam upaya memperoleh tujuan yang tertuang di dalam
anggaran. Jadi, pada intinya anggaran memberikan gambaran kepada
manajemen tentang sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan dalam anggaran tersebut.

B. Kebijakan Anggaran
Kebijakan anggaran merupakan suatu teknik untuk mengubah
pengeluaran atau penerimaan negara saat perekonomian guncang baik karena
inflasi atau deflasi. Kebijakan anggaran merupakan suatu kebijakan ekonomi

5
dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik
dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
(http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id).
Jadi, berdasarkan uraian diatas, maka kesimpulannya adalah bahwa
kebijakan anggaran itu mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah. Tujuan kebijakan anggaran adalah untuk
menemukan arah, tujuan dan prioritas pembangunan nasional serta
pertumbuhan ekonomi agar sesuai propenas yang pada gilirannya
meningkatkan kemakmuran masyarakat.

C. Jenis Anggaran
Pada dasarnya, terdapat empat jenis kebijakan anggaran yang mungkin
ditetapkan oleh pemerintah, yaitu:
1) Anggaran Surplus
Anggaran disebut surplus bila penerimaan anggaran diperkirakan
lebih besar dari pada pengeluaran. Hal ini bisa terjadi bila perekonomian
aktif sehingga pemerintah tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk
mendorong perekonomian. Bila perekonomian aktif, maka pemerintah
akan dapat mengumpulkan lebih banyak pajak. Misalnya, bila kondisi
perekonomian suatu perusahaan bagus, ia akan dapat membayar pajak
lebih tinggi. Perusahaan itu juga dapat mengembangkan usahanya. untuk
itu, perusahaan akan membutuhkan lebih banyak pekerja. Semakin
banyak orang bekerja, berarti semakin banyak pula pajak yang dapat
diperoleh pemerintah.
Para pekerja baru ini juga akan memiliki banyak uang untuk
dibelanjakan. Mereka akan makan di restoran, nonton bioskop, membeli
VCD dan kaset serta lain-lain. Dari pembelanjaan ini, pemerintah akan
memperoleh pemasukan dari pajak. Bila banyak orang berbelanja, maka
keuntungan perusahaan akan bertambah. Perusahaan dapat memperluas
usahanya dan menambah pekerja lebih banyak lagi. Begitu seterusnya.
Uang yang berlebih ini dapat digunakan untuk membayar hutang negara.

6
2) Anggaran Defisit
Jika aktivitas perekonomian lambat dan pengangguran meningkat,
maka anggaran negara bisa menjadi defisit. Anggaran tersebut defisit
jika pengeluaran pemerintah diperkirakan lebih besar daripada
pendapatan. Peningkatan pengeluaran pemerintah itu bisa terjadi di
bidang pertahanan, kesejahteraan, transportasi dan lain-lain. Pengeluaran
ini bisa menciptakan lapangan kerja baru. Bila banyak tenaga kerja yang
diserap, maka masyarakat akan semakin mampu untuk membeli barang
dan jasa. Dengan demikian, bisnis akan semakin berkembang dan pada
akhirnya bisnis akan menciptakan lapangan kerja baru. Meskipun
demikian terdapat bahaya dari anggaran defisit, yaitu munculnya inflasi
karena pengeluaran pemerintah lebih besar daripada pendapatan. Selain
itu, untuk mendapatkan dana biasanya pemerintah harus meminjam
uang. Dengan demikian, utang pemerintah semakin meningkat.
3) Anggaran Berimbang
Anggaran berimbang dipakai jika pendapatan negara diperkirakan
sama dengan pengeluaran negara. Manajemen Utang Negara Utang
suatu negara tidak dapat dibayar sekaligus, namun harus dibayar dengan
cara mencicil. Kalaupun negara bertekad membayar semua hutang
secara sekaligus, pembayaran semacam ini dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Karena itulah suatu negara perlu melakukan
pengaturan pembayaran utang dengan cara:
a. Mempertahankan keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
b. Tidak menambah utang baru dengan membuat anggaran surplus
tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.
4) Anggaran Dinamis
Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran apabila penerimaan
Negara dari tahun ke tahun selalu meningkat dan terbuka dan diiringi
meningkatnya pengeluaran Negara, dari sisi penerimaan yang perlu
ditingkatkan adalah penerimaan pajak, tabungan dan pinjaman
pemerintah (http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id).

7
D. Manfaat Anggaran
Anggaran merupakan alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya,
(planing, organizing, directing dan controlling). Mengenai manfaat anggaran
ini akan penulis kutipkan pendapat para ahli. Manfaat anggaran menurut M.
Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan” adalah sebagai berikut :
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.
c. Dapat memotivasi pegawai.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya seperti: tenaga kerja, peralatan dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer.

Menurut Horgen dalam bukunya “Cost Accounting Amanagerial


Emphasis”, adalah sebagai berikut:
“Anggaran merupakan ciri utama dari kebanyakan sistem pengendalian
manajemen kalau dikelola dengan cermat anggaran akan, (a) Membantu
perencanaan, (b) Menyediakan kriteria prestasi dan (c) Meninggkatkan
komunikasi dan koordinasi dalam organisasi”
Jadi, dari kedua pendapat diatas, jelas manfaat dari anggaran adalah
memberikan petunjuk kearah mana perusahaan, sehingga semua pihak dalam
perusahaan dapat mengarahkan aktivitasnya sesuai dengan yang telah
dianggarkan serta masing-masing akan saling menyesuaikan diri. Dengan
demikian terciptalah koordinasi dan pengendalian yang baik. 

2.2 Teori Agency dan Teori Anggaran Sektor Publik


2.2.1 Teori Agency
A. Pengertian Teori Agency
Teori agency adalah teori yang menyatakan hubungan antara principal
dan agennya. Prinsip dari agency theory ini adalah dimana pihak principal
(investor) memberikan hak kepada agen untuk menjalankan pekerjaannya sesuai
kontrak yang telah disepakati. Agency Theory yang memandang bahwa

8
manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham. Teori keagenan
berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi antara pihak-pihak
yang saling bekerja sama yang memiliki tujuan dan pembagian kerja yang
berbeda.
Eisenhardt dalam Setyapurnama dan Norpratiwi (2006) menyatakan
bahwa teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu asumsi sifat manusia
(human assumptions), asumsi keorganisasian (organizational assumptions), serta
asumsi informasi (information assumptions).

Asumsi sifat manusia dikelompokkan menjadi tiga yaitu:


1) Self interest, yaitu sifat manusia untuk mengutamakan kepentingan diri
sendiri.
2) Bounded-rationality , yaitu sifat manusia yang memiliki keterbatasan
rasionalitas.
3) Risk aversion, yaitu sifat manusia yang lebih memilih mengelak dari risiko.

Asumsi keorganisasian dikelompokkan menjadi tiga yaitu:


1) Konflik sebagai tujuan antar partisipan.
2) Efisiensi sebagai suatu kriteria efektivitas.
3) Asimetri informasi antara pemilik dan agen.

Asumsi informasi merupakan asumsi yang menyatakan bahwa informasi


merupakan suatu komoditas yang dapat dibeli.

B. Teori Agency dalam Sektor Publik


Pada dasarnya organisasi sektor publik dibangun atas dasar Agency theory.
Menurut Bergman dan Lane (1990) teori keagenan dapat diterapkan dalam
organisasi publik. Ia menyatakan bahwa negara demokrasi modern didasarkan
pada serangkaian hubungan prinsipal-agen. Hal yang sama dikemukakan oleh
Moe (1984) yang menjelaskan konsep ekonomika organisasi sektor publik
dengan menggunakan teori keagenan. Bergman dan Lane (1990) menyatakan
bahwa kerangka hubungan principal agen merupakan suatu pendekatan yang
sangat penting untuk menganalisis komitmen-komitmen kebijakan publik.

9
Teori keagenan dalam sektor publik memandang bahwa pemerintah
daerah sebagai agen bagi masyarakat (principal) akan bertindak dengan penuh
kesadaran bagi kepentingan mereka sendiri serta memandang bahwa pemerintah
daerah tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan masyarakat. Agency theory beranggapan bahwa banyak terjadi
information asymmetry (ketidaksamaan informasi yang diterima) antara pihak
agen (pemerintah) yang mempunyai akses langsung terhadap informasi dengan
pihak principal (masyarakat). Adanya information asymmetry inilah yang
memungkinkan terjadinya penyelewengan atau korupsi oleh agen.
Adanya tujuan yang berbeda antara principal dan agent akan menimbulkan
masalah keagenan. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa masalah agensi
dikendalikan oleh sistem pengambilan keputusan yang memisahkan fungsi
manajemen dan fungsi pengawasan. Pemisahan fungsi manajemen yang
melakukan perencanaan dan implementasi terhadap kebijakan perusahaan serta
fungsi pengendalian yang melakukan ratifikasi dan monitoring terhadap
keputusan penting dalam organisasi akan memunculkan konflik kepentingan
diantara pihak-pihak tersebut.
Berdasar Agency theory pengelolaan pemerintah daerah harus diawasi
untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan
kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dengan meningkatnya
akuntabilitas pemerintah daerah informasi yang diterima masyarakat menjadi
lebih berimbang terhadap pemerintah daerah yang itu artinya information
asymmetry yang terjadi dapat berkurang. Dengan semakin berkurangnya
information asymmetry maka kemungkinan untuk melakukan korupsi juga
menjadi lebih kecil

2.2.2 Teori Anggaran Sektor Publik


A. Pengertian Anggaran Sektor Publik

Sektor publik merupakan suatu wadah pemerintah untuk menghasilkan


barang dan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan publik dengan
mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan segala aktivitasnya
sektor publik menyusun seluruh kegiatan dan program kerjanya dalam sebuah
anggaran. Konsep anggaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep

10
anggaran sektor publik. Anggaran pada sektor publik memiliki fungsi yang sama
dengan anggaran pada perusahaan komersil, yaitu sebagai pernyataan mengenai
rencana kerja yang akan dilakukan pada periode waktu tertentu. Uraian tersebut
di dukung oleh pendapat Mardiasmo (2004;62) “Anggaran sektor publik
merupakan suatu rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.” Anggaran sektor publik
merupakan rincian seluruh aspek kegiatan yang akan dilaksanakan yang tersusun
atas rencana pendapatan dan pengeluaran yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu pemerintah
dalam menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti listrik, air bersih,
kualitas kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya agar terjamin secara layak dan
tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin terjamin serta penggunaan dan
pengalokasiannya lebih efektif. Mardiasmo (2004: 63) mengungkapkan
pentingnya Anggaran sektor publik karena beberapa alasan berikut:

1) Anggaran merupakan alat pemerintah untuk mengarahkan pembangunan


sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2) Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada
terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber
daya (scarcity Of resources), pilihan (choice), dan trade offs.
3) Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung
jawab terhadap rakyat. Pemerintah menggunakan anggaran sebagai alat untuk
merancang semua program kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan
sehingga setiap aktivitas dapat terarah dan terkontrol dengan baik. Anggaran
sektor publik menjadi kendali dan tolak ukur setiap aktivitas yang dilakukan.

B. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran hanya suatu alat, sebaik apapun alat (dalam hal ini sebaik
apapun anggaran) tidak akan berfungsi dengan baik bila manusia yang
menggunakan alat (anggaran) tersebut tidak dapat menggunakan dengan baik.

11
Menurut Mardiasmo (2005:63) fungsi anggaran sektor publik dapat
disebutkan sebagai berikut:

1) Anggaran sebagai alat perencana (Planning Tool)


Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa
yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan
berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Anggaran
sebagai alat perencanaan digunakan untuk :
a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan
misi yang diterapkan.
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya.
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah
disusun.
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
2) Anggaran sebagai alat pengendali (Control Tool)
Sebagai alat pengendali, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan
dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran, pemerintah tidak
dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati dan
manajer public lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor
publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan)
eksekutif. Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan dengan empat cara,
yaitu:
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.
b. Menghitung selisih anggaran.
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak
dapat dikendalikan (incontrollable).
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
3) Anggaran sebagai alat kebijakan Fiskal (Fiscal Tool).
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui

12
anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran
dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi dan mengkoordinasikan
kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
4) Anggaran sebagai alat politik (Political Tool).
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan
dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif
atau penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran bukan
sekedar masalah teknis akan tetapi lebih merupakan alat politik (political
tool). Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkan political
skill, coalition building, keahlian bernegoisasi dan pemahaman tentang prinsip
manajemen keuangan publik oleh para manajer publik. Manajer publik harus
sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah
disetujui dapat menjatuhkan kepemimpinannya atau paling tidak menurunkan
kredibilitas pemerintahan.
5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and
Communication Tool).
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.
Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar
unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke
seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6) Anggaran sebagai alat penilai kinerja (Performance Measurement Tool).
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja
manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif
untuk pengendalian dan penilaian kerja.

13
7) Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool).
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai,
anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but
achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jarang terlalu
tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah
sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8) Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (Public Sphere).
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh cabinet, birokrat dan DPR/DPRD,
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan
harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang
terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk
kepentingan mereka. Kelompok lain dari masyarakat yang kurang
terorganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang
ada.

C. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik

Menurut M. Nafarin (2007:31) jenis-jenis anggaran sektor publik adalah sebagai


berikut:

1) Dilihat dari segi penyusunan, anggaran terdiri atas:


a. Anggaran Variabel (Variabel Budget).
Anggaran variable adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu pada intinya merupakan suatu seri
anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan yang
berbeda.
b. Anggaran Tetap (Fixed Budget).
Anggaran tetap adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu, anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

14
2) Dilihat dari segi cara penyusnan, anggaran terdiri atas:
a. Anggaran Periodik (Periodic Budget).
Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir
periode anggaran.
b. Anggaran Kontinyu (Continuous Budget).
Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan-perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya tiap
bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun
mengalami perubahan.

3) Dilihat dari segi jangka waktu, anggaran terdiri atas:


a. Anggaran Jangka Pendek (Short-range Budget).
Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal
kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran Jangka Panjang (Long-range Budget).
Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang
modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran
modal (capital budget). Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar
penyunan anggaran jangka pendek.

4) Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas:


a. Anggaran Operasional (Operational Budget).
Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba
rugi yang terdiri dari:
 Anggaran penjualan.
 Anggaran biaya pabrik.
 Anggaran beban usaha.
 Anggaran laporan laba rugi.

15
b. Anggaran Keuangan (Financial Budget).
Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca
yang terdiri dari:
 Anggaran kas.
 Anggaran piutang.
 Anggaran sediaan.
 Anggaran utang.
 Anggaran neraca.

5) Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas:


a. Anggaran Komprehensif (Comprehensive Budget).
Anggaran komprehensif adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran
yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan
perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun
secara periodik.
b. Anggaran Parsial (Partially Budget).
Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau
anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6) Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas:


a. Anggaran Tertentu (Appropriation Budget).
Anggaran tertentu adalah yang diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak
boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Anggaran Kinerja (Performance Budget).
Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk
menilai apakah biaya (beban) yang dilakukan oleh masing-masing
aktivitas tidak melampaui batas.

Menurut Mardiasmo (2005:66) jenis-jenis anggaran sektor publik, yaitu :

1) Anggaran Operasional (Operational Budget)


Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-
hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintahan yang

16
dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah belanja rutin.
Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun
anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.
Disebut “rutin” karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap
tahun. Secara umum, pengeluaran yang masuk kategori anggaran
operasional antara lain belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi
dan Pemeliharaan.
2) Anggaran Modal atau Investasi (Capital or Investment Budget).
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan
atas aktiva tetap seperti gedung peralatan, kendaraan dan sebagainya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan
pinjaman. Belanja investasi atau modal adalah pengeluaran yang
manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah
anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Politik adalah suatu proses pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam


masyarakat untuk pembuatan keputusan. Politik anggaran dapat diartikan sebagai
terbangunnya sistem anggaran yang menggambarkan adanya kesetaraan, keadilan,
partisipasi dan pertanggungjawaban pemerintah dalam peningkatan pelayanan publik bagi
masyarakat. Kebijakan anggaran merupakan suatu teknik untuk mengubah pengeluaran
atau penerimaan negara saat perekonomian guncang baik karena inflasi atau deflasi.
Kebijakan anggaran merupakan suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan
kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.

Teori agency adalah teori yang menyatakan hubungan antara principal dan agennya.
Prinsip dari agency theory ini adalah dimana pihak principal (investor) memberikan hak
kepada agen untuk menjalankan pekerjaannya sesuai kontrak yang telah disepakati. Teori
keagenan dalam sektor publik memandang bahwa pemerintah daerah sebagai agent bagi
masyarakat (principal) akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingan mereka
sendiri serta memandang bahwa pemerintah daerah tidak dapat dipercaya untuk bertindak
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Erin. 2015. Teori Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran.
(Online).http://blog.ub.ac.id/erindamayantiblog/files/2015/01/TEORI-POLITIK-
KEUANGAN-PUBLIK-DAN-KEBIJAKAN-ANGGARAN.pdf (Diakses pada 10
Februari 2018)

Mungil, Agiel. 2010. Tepri Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran.
(Online), http://fia-ub.blogspot.com/2013/02/teori-politik-keuangan-
publikdan.html (Diakses pada 9 Februari 2018)

Widodo, Nurjati. 2012.Teori Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran.


(Online), (http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/Pertemuan-5-Teori-
Politik-KN-Kebijakan-Anggaran.pdf) dan
(http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/Pertemuan-2-Konsep-
Manajemen-Keuangan-Publik.pdf) (Diakses pada 9 Februari 2018)

http://erepo.unud.ac.id/8301/3/90f1569c18a7a665271031d3e1b76406.pdf (Diakses
pada 9 Februari 2018)

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/F0312109_bab2.pdf (Diakses pada 9


Februari 2018)

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6886/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y (Diakses pada 9 Februari 2018)

http://erepo.unud.ac.id/10080/3/3d79861beb8dc3aac22d7a6a8150bf32.pdf (Diakses
pada 10 Februari 2018)

19

Anda mungkin juga menyukai