PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan umum dan distribusi
kemakmuran.
3
berkaitan dengan kebijakan publik. Hal ini juga karena ekonomi politik pada
dasarnya menyangkut keputusan politik mengenai kondisi anggaran dan siapa
yang berhak menerima anggaran tersebut.
4
2) Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang
berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-
sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu
pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka
waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan
untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Menurut Mulyadi (2001), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang
dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar
dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun.
4) Menurut Supriyono (1990), penganggaran merupakan perencanaan
keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian
(pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
5) Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007), “Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan
sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”.
6) Menurut M. Nafarin (2004), Anggaran merupakan rencan tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan
umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.
B. Kebijakan Anggaran
Kebijakan anggaran merupakan suatu teknik untuk mengubah
pengeluaran atau penerimaan negara saat perekonomian guncang baik karena
inflasi atau deflasi. Kebijakan anggaran merupakan suatu kebijakan ekonomi
5
dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik
dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
(http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id).
Jadi, berdasarkan uraian diatas, maka kesimpulannya adalah bahwa
kebijakan anggaran itu mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah. Tujuan kebijakan anggaran adalah untuk
menemukan arah, tujuan dan prioritas pembangunan nasional serta
pertumbuhan ekonomi agar sesuai propenas yang pada gilirannya
meningkatkan kemakmuran masyarakat.
C. Jenis Anggaran
Pada dasarnya, terdapat empat jenis kebijakan anggaran yang mungkin
ditetapkan oleh pemerintah, yaitu:
1) Anggaran Surplus
Anggaran disebut surplus bila penerimaan anggaran diperkirakan
lebih besar dari pada pengeluaran. Hal ini bisa terjadi bila perekonomian
aktif sehingga pemerintah tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk
mendorong perekonomian. Bila perekonomian aktif, maka pemerintah
akan dapat mengumpulkan lebih banyak pajak. Misalnya, bila kondisi
perekonomian suatu perusahaan bagus, ia akan dapat membayar pajak
lebih tinggi. Perusahaan itu juga dapat mengembangkan usahanya. untuk
itu, perusahaan akan membutuhkan lebih banyak pekerja. Semakin
banyak orang bekerja, berarti semakin banyak pula pajak yang dapat
diperoleh pemerintah.
Para pekerja baru ini juga akan memiliki banyak uang untuk
dibelanjakan. Mereka akan makan di restoran, nonton bioskop, membeli
VCD dan kaset serta lain-lain. Dari pembelanjaan ini, pemerintah akan
memperoleh pemasukan dari pajak. Bila banyak orang berbelanja, maka
keuntungan perusahaan akan bertambah. Perusahaan dapat memperluas
usahanya dan menambah pekerja lebih banyak lagi. Begitu seterusnya.
Uang yang berlebih ini dapat digunakan untuk membayar hutang negara.
6
2) Anggaran Defisit
Jika aktivitas perekonomian lambat dan pengangguran meningkat,
maka anggaran negara bisa menjadi defisit. Anggaran tersebut defisit
jika pengeluaran pemerintah diperkirakan lebih besar daripada
pendapatan. Peningkatan pengeluaran pemerintah itu bisa terjadi di
bidang pertahanan, kesejahteraan, transportasi dan lain-lain. Pengeluaran
ini bisa menciptakan lapangan kerja baru. Bila banyak tenaga kerja yang
diserap, maka masyarakat akan semakin mampu untuk membeli barang
dan jasa. Dengan demikian, bisnis akan semakin berkembang dan pada
akhirnya bisnis akan menciptakan lapangan kerja baru. Meskipun
demikian terdapat bahaya dari anggaran defisit, yaitu munculnya inflasi
karena pengeluaran pemerintah lebih besar daripada pendapatan. Selain
itu, untuk mendapatkan dana biasanya pemerintah harus meminjam
uang. Dengan demikian, utang pemerintah semakin meningkat.
3) Anggaran Berimbang
Anggaran berimbang dipakai jika pendapatan negara diperkirakan
sama dengan pengeluaran negara. Manajemen Utang Negara Utang
suatu negara tidak dapat dibayar sekaligus, namun harus dibayar dengan
cara mencicil. Kalaupun negara bertekad membayar semua hutang
secara sekaligus, pembayaran semacam ini dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Karena itulah suatu negara perlu melakukan
pengaturan pembayaran utang dengan cara:
a. Mempertahankan keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
b. Tidak menambah utang baru dengan membuat anggaran surplus
tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi.
4) Anggaran Dinamis
Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran apabila penerimaan
Negara dari tahun ke tahun selalu meningkat dan terbuka dan diiringi
meningkatnya pengeluaran Negara, dari sisi penerimaan yang perlu
ditingkatkan adalah penerimaan pajak, tabungan dan pinjaman
pemerintah (http://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id).
7
D. Manfaat Anggaran
Anggaran merupakan alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya,
(planing, organizing, directing dan controlling). Mengenai manfaat anggaran
ini akan penulis kutipkan pendapat para ahli. Manfaat anggaran menurut M.
Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan” adalah sebagai berikut :
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.
c. Dapat memotivasi pegawai.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya seperti: tenaga kerja, peralatan dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer.
8
manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham. Teori keagenan
berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi antara pihak-pihak
yang saling bekerja sama yang memiliki tujuan dan pembagian kerja yang
berbeda.
Eisenhardt dalam Setyapurnama dan Norpratiwi (2006) menyatakan
bahwa teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu asumsi sifat manusia
(human assumptions), asumsi keorganisasian (organizational assumptions), serta
asumsi informasi (information assumptions).
9
Teori keagenan dalam sektor publik memandang bahwa pemerintah
daerah sebagai agen bagi masyarakat (principal) akan bertindak dengan penuh
kesadaran bagi kepentingan mereka sendiri serta memandang bahwa pemerintah
daerah tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
kepentingan masyarakat. Agency theory beranggapan bahwa banyak terjadi
information asymmetry (ketidaksamaan informasi yang diterima) antara pihak
agen (pemerintah) yang mempunyai akses langsung terhadap informasi dengan
pihak principal (masyarakat). Adanya information asymmetry inilah yang
memungkinkan terjadinya penyelewengan atau korupsi oleh agen.
Adanya tujuan yang berbeda antara principal dan agent akan menimbulkan
masalah keagenan. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa masalah agensi
dikendalikan oleh sistem pengambilan keputusan yang memisahkan fungsi
manajemen dan fungsi pengawasan. Pemisahan fungsi manajemen yang
melakukan perencanaan dan implementasi terhadap kebijakan perusahaan serta
fungsi pengendalian yang melakukan ratifikasi dan monitoring terhadap
keputusan penting dalam organisasi akan memunculkan konflik kepentingan
diantara pihak-pihak tersebut.
Berdasar Agency theory pengelolaan pemerintah daerah harus diawasi
untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan
kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Dengan meningkatnya
akuntabilitas pemerintah daerah informasi yang diterima masyarakat menjadi
lebih berimbang terhadap pemerintah daerah yang itu artinya information
asymmetry yang terjadi dapat berkurang. Dengan semakin berkurangnya
information asymmetry maka kemungkinan untuk melakukan korupsi juga
menjadi lebih kecil
10
anggaran sektor publik. Anggaran pada sektor publik memiliki fungsi yang sama
dengan anggaran pada perusahaan komersil, yaitu sebagai pernyataan mengenai
rencana kerja yang akan dilakukan pada periode waktu tertentu. Uraian tersebut
di dukung oleh pendapat Mardiasmo (2004;62) “Anggaran sektor publik
merupakan suatu rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.” Anggaran sektor publik
merupakan rincian seluruh aspek kegiatan yang akan dilaksanakan yang tersusun
atas rencana pendapatan dan pengeluaran yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu pemerintah
dalam menentukan tingkat kebutuhan masyarakat seperti listrik, air bersih,
kualitas kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya agar terjamin secara layak dan
tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin terjamin serta penggunaan dan
pengalokasiannya lebih efektif. Mardiasmo (2004: 63) mengungkapkan
pentingnya Anggaran sektor publik karena beberapa alasan berikut:
Anggaran hanya suatu alat, sebaik apapun alat (dalam hal ini sebaik
apapun anggaran) tidak akan berfungsi dengan baik bila manusia yang
menggunakan alat (anggaran) tersebut tidak dapat menggunakan dengan baik.
11
Menurut Mardiasmo (2005:63) fungsi anggaran sektor publik dapat
disebutkan sebagai berikut:
12
anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran
dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi dan mengkoordinasikan
kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi.
4) Anggaran sebagai alat politik (Political Tool).
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan
keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan
dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif
atau penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran bukan
sekedar masalah teknis akan tetapi lebih merupakan alat politik (political
tool). Oleh karena itu, pembuatan anggaran publik membutuhkan political
skill, coalition building, keahlian bernegoisasi dan pemahaman tentang prinsip
manajemen keuangan publik oleh para manajer publik. Manajer publik harus
sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam melaksanakan anggaran yang telah
disetujui dapat menjatuhkan kepemimpinannya atau paling tidak menurunkan
kredibilitas pemerintahan.
5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi (Coordination and
Communication Tool).
Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi.
Di samping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar
unit kerja dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke
seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.
6) Anggaran sebagai alat penilai kinerja (Performance Measurement Tool).
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan
pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja
manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan
dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif
untuk pengendalian dan penilaian kerja.
13
7) Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool).
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai,
anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but
achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jarang terlalu
tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah
sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
8) Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (Public Sphere).
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh cabinet, birokrat dan DPR/DPRD,
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan
harus terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang
terorganisir akan mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk
kepentingan mereka. Kelompok lain dari masyarakat yang kurang
terorganisasi akan mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang
ada.
14
2) Dilihat dari segi cara penyusnan, anggaran terdiri atas:
a. Anggaran Periodik (Periodic Budget).
Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir
periode anggaran.
b. Anggaran Kontinyu (Continuous Budget).
Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan-perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya tiap
bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun
mengalami perubahan.
15
b. Anggaran Keuangan (Financial Budget).
Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca
yang terdiri dari:
Anggaran kas.
Anggaran piutang.
Anggaran sediaan.
Anggaran utang.
Anggaran neraca.
16
dapat dikategorikan dalam anggaran operasional adalah belanja rutin.
Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun
anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.
Disebut “rutin” karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap
tahun. Secara umum, pengeluaran yang masuk kategori anggaran
operasional antara lain belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi
dan Pemeliharaan.
2) Anggaran Modal atau Investasi (Capital or Investment Budget).
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan
atas aktiva tetap seperti gedung peralatan, kendaraan dan sebagainya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan
pinjaman. Belanja investasi atau modal adalah pengeluaran yang
manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah
anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori agency adalah teori yang menyatakan hubungan antara principal dan agennya.
Prinsip dari agency theory ini adalah dimana pihak principal (investor) memberikan hak
kepada agen untuk menjalankan pekerjaannya sesuai kontrak yang telah disepakati. Teori
keagenan dalam sektor publik memandang bahwa pemerintah daerah sebagai agent bagi
masyarakat (principal) akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingan mereka
sendiri serta memandang bahwa pemerintah daerah tidak dapat dipercaya untuk bertindak
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan masyarakat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Erin. 2015. Teori Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran.
(Online).http://blog.ub.ac.id/erindamayantiblog/files/2015/01/TEORI-POLITIK-
KEUANGAN-PUBLIK-DAN-KEBIJAKAN-ANGGARAN.pdf (Diakses pada 10
Februari 2018)
Mungil, Agiel. 2010. Tepri Politik Keuangan Publik dan Kebijakan Anggaran.
(Online), http://fia-ub.blogspot.com/2013/02/teori-politik-keuangan-
publikdan.html (Diakses pada 9 Februari 2018)
http://erepo.unud.ac.id/8301/3/90f1569c18a7a665271031d3e1b76406.pdf (Diakses
pada 9 Februari 2018)
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6886/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y (Diakses pada 9 Februari 2018)
http://erepo.unud.ac.id/10080/3/3d79861beb8dc3aac22d7a6a8150bf32.pdf (Diakses
pada 10 Februari 2018)
19