Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH POLITIK

KELOMPOK 3 :

1. KUASA REJEKKI BOANGMANALU 5173550029


2. JULIO PRATAMA MAMANA KABAN 5173250015
3. MIKHA YUNITA RAHMAWATI SITIO 5173550035
4. ZEVLYN MARCONI PURBA 5171250018
5. ADELIA LUBIS 5173250001
6. ALBERT YOHANNES MANALU 5173550007
7. PUTRA PRATAMA SITORUS 5171250013

M.KULIAH : Pendidikan Agama Kristen Protestan

DOSEN : Pdt. Selfi Sihombing,S.Th.,M.Si.,MP.dK

PRODI TEKNIK SIPIL S-1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi
tentang uraian atau ringkasan mengenai “Politik”.

Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak
diantaranya; Ibu Pdt. Selfi Sihombing,S.Th.,M.Si.,MP.dK. Dan kami yang telah berkontribusi
secara maksimal. Oleh karena itu saya sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan fikirannya
yang telah diberikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil makalah mengenai Politik
ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata Semoga makalah mengenai CBR Okultisme ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok 3 khususnya, dan teman-teman.

Medan, 20 Mei 2018

KELOMPOK 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................4

1.2 TUJUAN……………………………………………………………………………………....4

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................5

2.1 PENGERTIAN POLITIK…………………………………………………………………......5

2.2 PANDANGAN ALKITAB TERHADAP POLITIK………………………………………….6

2.3 TANGGUNGJAWAB POLITIK UMAT BERAGAMA……………………………………..6

2.4 PARTISIPASI POLITIK……………………………………………………………………...7

2.5 PRINSIP-PRINSIP KRISTIANI DALAM KEHIDUPAN POLITIK…………………….......7

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………………….9

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................9

3.2 SARAN......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………10

3
BAB I “PENDAHULUAN”
1.1 Latar Belakang
Tahun-tahun terakhir ini semakin banyak orang menyadari bahwa politik merupakan hal
yang melekat pada lingkungan hidup manusia. Politik hadir di mana-mana, di sekitar kita. Sadar
atau tidak, mau atau tidak, politik ikut mempengaruhi kehidupan kita sebagai individu maupun
sebagai bagian dari kelompok masyarakat, demikian halnya dalam kehidupan kekristenan kita.
Hal itu berlangsung sejak kelahiran sampai dengan kematian, tidak peduli apakah kita ikut
mempengaruhi proses politik atau tidak? Karena politik mempengaruhi kehidupan semua orang
maka Aristoteles pernah mengatakan, politik merupakan master of science. Maksudnya bukan
dalam arti ilmu pengetahuan (scientific), tetapi ia menganggap, pengetahuan tentang politik
merupakan kunci untuk memahami lingkungan. Bagi Aristoteles, dimensi politik dalam
keberadaan manusia merupakan dimensi terpenting sebab ia mempengaruhi lingkungan lain
dalam kehidupan manusia. Bagi Aristoteles, politik berarti mengatur apa yang seyogianya kita
lakukan dan apa yang seyogianya tidak dilakukan. Penjelasan ini menyadarkan kita akan
pentingnya mempelajari politik.

1.2 Tujuan Makalah


Adapun Tujuan makalah yang kami angkat dalam materi ini antara lain :
a. Mengetahui apa itu pengertian dari politik,
b. Pandangan Alkitab terhadap politik,
c. Tanggungjawab politik umat beragama,
d. Partisipasi politik, dan
e. Prinsip-prinsip kristiani dalam kehidupan politik

4
BAB II “PEMBAHASAN”
2.1 Pengertian Politik
Menurut kamus besar bahasa indonesia, Politik berarti pengetahuan mengenai
ketatanegaraan atau kenegaraan, politik juga berarti segala urusan dan tindakan mengenai
pemerintahan negara atau terhadap negara lain.
Politik [Indonesia], politic, [Inggris] adalah padanan Politeia atau warga kota [Yunani,
polis atau kota, negara, negara kota]; dan civitas [Latin] artinya kota atau negara; siyasah [Arab]
artinya seni atau ilmu mengendalikan manusia, perorangan dan kelompok. Secara sederhana,
politik berarti seni pemerintah memerintah; ilmu memerintah; cara pengusaha menguasai. Makna
politiknya semakin dikembangkan sesuai perkembangan peradaban dan meluasnya wawasan
berpikir. Politik tidak lagi terbatas pada seni memerintah agar terciptanya keteraturan dan
ketertiban dalam masyarakat polis; melainkan lebih dari itu.
Dengan demikian, politik adalah kegiatan [rencana, tindakan, kata-kata, perilaku,
strategi] yang dilakukan oleh politisi untuk mempengaruhi, memerintah, dan menguasai orang
lain ataupun kelompok, sehingga pada diri mereka [yang dikuasai] muncul atau terjadi ikatan,
ketaatan dan loyalitas. Dengan itu, dalam politik ada hubungan antar manusia yang
memunculkan menguasai dan dikuasai; mempengaruhi dan dipengaruhi karena kesamaan
kepentingan dan tujuan yang akan dicapai. Ada berbagai tujuan dan kepentingan pada dunia
politik, dan sekaligus mempengaruhi perilaku politikus.
Politik juga memunculkan pembagian pemerintahan dan kekuasaan, demokrasi,
pemerataan dan kesimbangan kepemimpian wilayah, dan lain sebagainya. Hal itu menjadikan
pembagian kekuasaan legislatif [parlemen, kumpulan para politisi]; eksekutif [pemerintah]; dan
yudikatif [para penegak hukum]; agar adanya ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat.
Disamping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain :
a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles)
b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan negara
c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat
d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

5
2.2 Pandangan Alkitab Terhadap Politik
Dalam alkitab ditemui berbagai hal yang didalamnya mengajak umat untuk turut serta
dalam pembangunan bahkan dalam pemerintah. Melalui nabi yeremia, mengajarkan agar setiap
orang turut bertanggungjawab untuk membangun kesejahteraan kota di mana ia ditempatkan
oleh Tuhan (Yer. 29:4-7 ; Rm. 13:1-7). Bila hal seperti ini berlaku dalam masa dan terhadap
pemerintah yang sedang menjajah apalagi terhadap pemerintah bangsa Indonesia. Pemerintah
Publik Indonesia adalah pemerintah kita sendiri dan kehadiran kita pada saat seperti ini di tengah
Republik ini adalah ketetapan Tuhan, bukan atas pilihan kita sendiri karena itu harus kita terima
dan syukuri dengan demikian dapat di garis bawahi pemerintah itu adalah Ketetapan Tuhan,
bukan atas pilihan kita. Sama seperti bagian komponen bangsa yang lain, umat kristiani baik
secara individu maupun kelompok ikut bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan
kemerdekaan bangsa ini dalam arrti bebas dari pengaruh dan kekuatan luar manapun dan
memaksanya untuk melakukan apa yang sesungguhnya tidak di inginkan. Maka umat yang
mengemban tugas bersama untuk turut serta mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam
Pancasila.

2.3 Tanggungjawab Politik Umat Beragama


Setiap warga negara [di negara manapun] mempunyai hak dan kewajiban untuk turut
menentukan keadaan dan kehidupan sosial dan politik. Warga negara adalah bagian penting
sehingga terbentuknya negara; tanpa rakyat, maka tak ada negara dan pemerintah ataupun
kekuasaan politik. Hidup dan kehidupan mereka secara langsung maupun tidak, mempengaruhi
ataupun dipengaruhi oleh tatanan dan struktur sosial-politik dan kekuasaan negara.
Karena keadaan saling mempengaruhi itu, maka warga negara mempunyai
tanggungjawab bersama agar adanya stabilitas politik [struktur dan tatanannya] yang
mengakomodir kepentingan mereka. Tanggungjawab itu hanya bisa dilakukan, jika ia berperan
dalam bidang politik, atau bahkan menjadi anggota [kader] partai politik.
Semua umat beragama [termasuk umat Kristen] di Indonesia mengemban tanggungjawab
yang sama. TUHAN Allah memberi kepada semua manusia di semua tempat, dan segala bangsa
[termasuk umat beragama] tanggungjawab politik dan mendapat kesempatan yang sama dalam

6
berpolitik. Pemberian itu telah ada sejak manusia diciptakan, bukan karena diberikan oleh negara
atau golongan tertentu namun karena merupakan pemberian TUHAN Allah.
Adanya kebijakan dan keputusan politik yang memberi kesempatan pada kebebasan
berbicara, berkumpul, beragama dan menjalankan ajaran dan keyakinan agama; kebebasan untuk
memilih pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan.

2.4 Partisipasi Politik


Partisipasi Politik adalah keterlibatan warga masyarakat dalam segala tahapan kebajikan,
mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga
peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
Keikutsertaan masyarakat dalam dunia politik tidak hanya mendukung keputusan atau
kebijakan yang digariskan oleh para pemimpinnya, tetapi setiap proses dan tahapan yang
mengarah dan bermuara kepada pengambilan keputusan yang mempengaruhi hajat hidup orang
banyak.
Setiap warga negara berkepentingan dengan politik, diakui atau tidak, nasibnya
ditentukan olehnya. Dalam pemilu misalnya, ikut memilih atau tidak, hasil pemilihan itu ikut
menentukan nasibnya. Karena itu sudah sewarjanya bila setiap warga negara memahami politik,
meskipun tidak semuanya harus terlibat dalam kegiatan politis praktis. Dalam pelaksanaan
politik praktis, ada hal yang harus diwaspadai adalah menjadikan agama sebagai “ komoditas”
politik. Hal seperti ini termasuk kegiatan yang memanipulasi dan merendahkan agama menjadi
hanya sekedar pemenuhan ambisi politik yang rendah dan sementara. Agama bersumber
langsung dari Tuhan, karena itu ia berada di atas kehidupan politik dan menjadi sumber inspirasi
dan penentu akhir dan mutlak seluruh nilai-nilai kehidupan politik.

2.5 Prinsip-Prinsip Kristiani dalam Kehidupan Politik


Manusia ditugaskan untuk melakukan tugas penatalayanan alam semesta beserta isinya,
termasuk ambil bagian dalam dunia politik demi terciptanya masyarakat yang damai dan
sejahtera.
Allah mengajarkan manusia untuk mengasihi dalam segala aspek kehidupan masyarakat
yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kristiani yang mampu menjalankan peran dan

7
tanggungjawabnya dalam dunia politik, sebab allah mengasihi semua manusia. Mengasihi
sesama berarti juga berarti mengasihi sesame warga Negara. Negara republic Indonesia dibentuk
berdasarkan pemahaman seperti ini dan bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa
sebagaimana tertuang dalam UUD 1945, yang berdasarkan pancasila.
Adapun nilai-nilai atau prinsip-prinsip kristiani yang dapat di pakai sebagai acuan dalam
menjalankan peran dan tanggung jawab orang Kristen dalam dunia politik adalah: “ kasih,
kebangsaan, kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kesetiakawanan, tulus, jujur, rendah hati,
kepeloporan, kesamaan dan kesetiaan.

8
BAB III “PENUTUP”
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya kehidupan politik sama dengan kehidupan lainnya. Manusia ditugaskan
untuk melakukan tugas penatalayanan alam semesta beserta isinya, termasuk mengambil bagian
dalam dunia politik demi terciptanya masyarakat yang damai dan sejahtera. Dalam Alkitab
diajarkan bahwa agar umat Allah turut serta dalam pembangunan kota dan pemerintahan. Nabi
Yeremia (yer. 29:4-7) meminta agar umat Allah bertanggungjawab untuk membangun
kesejahteraan kota.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip kristiani yang dapat di pakai sebagai acuan dalam
menjalankan peran dan tanggung jawab orang Kristen dalam dunia politik adalah: “ kasih,
kebangsaan, kemerdekaan, keadilan, kebenaran, kesetiakawanan, tulus, jujur, rendah hati,
kepeloporan, kesamaan dan kesetiaan.

3.2 Saran
Didalam politik Kristen kita harus memiliki Sikap Menjadi Garam dan Terang Dunia,
dan tanggung jawab social umat Allah. Sikap seperti ini berpendapat bahwa orang Kristen di
Indonesia terpanggil sebagai garam dan terang dunia yang melalui iman kristianinya dapat
melakukan transformasi politik secara positif, kritis, kreatif, dan realistis.
Sikap ini timbul akan kesadaran tugas dan tanggung jawab sebagai anak Tuhan yang
membawa damai. Tugas dan panggilan sebagai orang percaya merupakan dasar bagi orang-orang
yang berpandangan seperti ini untuk berpartisipasi di dunia politik.

9
DAFTAR PUSTAKA
 Buku Ajar Pendidikan Agama Kristen. Tondano : UNIMA
 http://www.sakatik.blogspot.com/
 http://andregiawa.blogspot.co.id/2012/03/teologi-politik-kristen.html

10

Anda mungkin juga menyukai