Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Segala ouji bagi ALLah SWT yang telah membantu hamba-Nya menyelesaikan tugas
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan serta bantuan-Nya penulis tidak
dapat menyelesaaikan makalah ini.

Makalah ini disususn untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila da


Kewarganegaraan khususnya tentang poin yang kami bahas yaitu politik dan strategi, yang
membahas Sistem Konstitusi, sistem politik, dan ketataegaraan Indonesia.

Akhir kata, saya ucapkan mohon maaf bila masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................iii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 2
A. Pengertian Politik Dan Strategi Nasional ................................................................................. 2
B. Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional ............................................................................... 4
C. Sistem Konstitusi ........................................................................................................................ 7
D. Sistem Politik dan Ketatanegaraan ........................................................................................ 17
BAB III .............................................................................................................................................. 21
PENUTUP ......................................................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang
merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Peristiwa proklamasi di
tahun 1945, Terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara Indonesia, terutama tentang
kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik. Awal masa kemerdekaan kondisi politik
Indonesia belum sepenuhnya baik. Indonesia masih morat-marit dan tidak stabil. Namun,
setelah beberapa tahun berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik.
Langkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya
sendiri.

Saat banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik bebas aktif
yang dianut oleh Indonesia, Dan tidak sedikit di antara mereka yang Salah mengartikan makna
politik bebas aktif tersebut. Oleh karena itu, kiranya kita perlu untuk membahas tentang politik
dan strategi bangsa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Dan Strategi Nasional


Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Polistaia, Polis berarti kesatuan
masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri (negara), sedangkan taia berarti
urusan. Dari segi kepentingan penggunaan, kata politik mempunyai arti yang berbeda-beda.
Untuk lebih memberikan pengertian arti politik disampaikan beberapa arti politik dari segi
kepentingan penggunaan, yaitu:

1. Dalam arti kepentingan umum (politics)

Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan
umum, baik yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim
disebut Politik (Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip keadaan
serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau
suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita
gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan.

2. Dalam arti kebijaksanaan (Policy)

Politik adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang


dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan
yang kita kehendaki. Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya :

a. Proses pertimbangan
b. Menjamin terlaksananya suatu usaha
c. Pencapaian cita-cita/keinginan

Jadi politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu masalah
dari masyarakat atau negara. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan :

2
1. Negara

Negara adalah suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Dapat dikatakan negara merupakan bentuk
masyarakat dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang
berdaulat.

2. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi


tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Yang perlu
diperhatikan dalam kekuasaan adalah bagaimana cara memperoleh kekuasaan,
bagaimana cara mempertahankan kekuasaan, dan bagaimana kekuasaan itu
dijalankan.

3. Pengambilan keputusan

Politik adalah pengambilan keputusan melaui sarana umum, keputusan yang


diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara. Yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan keputusan politik adalah siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat.

4. Kebijakan umum

Kebijakan adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau
kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.

5. Distribusi

Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam


masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting, nilai harus dibagi
secara adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-
nilai secara mengikat.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya the art of the general
atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von
Clausewitz berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan memenangkan kelanjutan dari
politik.Dalam abad modern dan globalisasi, penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas
pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara

3
luas termasuk dalam ilmu ekonomi maupun olah raga. Dalam pengertian umum, strategi
adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencaipan suatu tujuan.

Politik nasional adalah suatu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional.Strategi nasional adalah cara melaksanakan
politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
Strategi nasional disusun untuk melaksanakan politik nasional, misalnya strategi jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

B. Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional


1. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi
Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional . Politik dan
strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraaan menurut UUD 1945 . sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD
1945 merupakan “suprastruktur politik” .
Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, MA .
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur
politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai
politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group), dan kelompok penekan (pressure group).
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki
kekuatan yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan proses
penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan setelah
presiden menerima GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan
pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden, yang
dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang
bersifat pelaksanaan . Salah satu wujud pengapilikasian politik dan strategi nasional
dalam pemerintahan adalah sebagai berikut :

• Otonomi Daerah

4
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang
merupakan salah satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah
memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah, yaitu otonomi terbatas bagi
daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota. Perbedaan Undang-
undang yang lama dan yang baru ialah:
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat
(central government looking).
2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah
(local government looking).
• Kewenangan Daerah
Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999tenang Otonomi Daerah,
kewenagan daerah mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali
kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
Kewenagnan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan secara makro.
• Bentuk dan susunan pemerintahan daerah,
1. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai eksekutif
daerah dibentuk di daerah.
2. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk
melaksanakan demokrasi:
a. Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan
Walikota/Wakil Walikota.
b. Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil
Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
d. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
e. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
gubernur, Bupati, Walikota.

f. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota,


pelaksanaan APBD, kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama

5
internasional di daerah, dan menampung serta menindak-lanjuti aspirasi
daerah dan masyarakat.

2. Penyusunan Politik & Strategi Nasional

Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional yang
telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD
1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat dimana jajaran pemerintah dan
lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 disebut sebagai “Suprastruktur
Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA.

Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “Infrastruktur


Politik”, yang mencakup pranata- pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti
partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group) dan kelompok penenkan (pressure group). Antara suprastruktur dan infrastruktur
politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur politik


diatur oleh Presiden (mandataris MPR). Dalam melaksanakan tugasnya ini presiden
dibantu oleh lembaga-lembaga tinggi negara lainnya serta dewan-dewan yang
merupakan badan koordinasi seperti Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional, Dewan
Pertahanan Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan Penerbangan dan
antariksa Nasional RI, Dewan Maritim, Dewan Otonomi Daerah dan dewan Stabitas
Politik dan Keamanan.

Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur


politik dilakukan setelah Presiden menerima GBHN, selanjutnya Presiden menyusun
program kabinetnya dan memilih menteri-menteri yang akan melaksanakan program
kabinet tersebut. Program kabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat
politik nasional yang digariskan oleh presiden.

Jika politik nasional ditetapkan Presiden (mandataris MPR) maka strategi nasional
dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen
sesuai dengan bidangnya atas petunjuk dari presiden.Apa yang dilaksanakan presiden
sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan, maka
di dalamnya sudah tercantum program-program yang lebih konkrit untuk dicapai, yang
disebut sebagai Sasaran Nasional.

6
Proses politik dan strategi nasional di infrastruktur politik merupakan sasaran yang
akan dicapai oleh rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi nasional yang
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sos bud dan hankam.Sesuai dengan kebijakan
politik nasional maka penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah untuk
melakukan pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan
sebagai sasaran sektoralnya. Melalui pranata-pranata politik masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional.

Dalam era reformasi saat ini peranan masyarakat dalam mengontrol jalannya
politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan MPR maupun yang dilaksanakna oleh
presiden sangat besar sekali. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik,
ekonomi, sos bud maupun hankam akan selalu berkembang hal ini dikarenakan oleh: –
Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat berbangsa dan bernegara. – Semakin
terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya. – Semakin meningkatnya
kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. – Semakin
meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya
tingkat pendidikan yang ditunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. – Semakin
kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide-ide baru.

C. Sistem Konstitusi
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisi
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan dan distribusi maupun alokasi. Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara
yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat pula
konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi.
Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu kodifikasi atas
dokumen yang tertulis. Sama halnya dengan Inggris juga memiliki konstitusi, namun tidak
dalam bentuk kodifikasi melainkan berdasarkan pada yurisprudensi dalam ketatanegaraan
negara Inggris.
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Constitution”, dan berasal dari
bahasa Belanda “constitutie”. Dalam bahasa latin (contitutio,constituere), sedangkan dalam
bahasa Prancis yaitu “constiture”. Dalam bahasa Jerman yaitu “vertassung, konstitution”,

7
sedangkan dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan Undang – undang dasar.
Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar yang memuat ketentuan – ketentuan pokok
dan menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara.
1. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis
Konstitusi memuat suatu aturan pokok (fundamental) mengenai sendi-sendi
pertama untuk menegakkan suatu bangunan besar yang disebut negara. Sendi-sendi
itu tentunya harus kokoh, kuat dan tidak mudah runtuh agar bangunan negara tetap
tegak berdiri. Ada dua macam konstitusi di dunia, yaitu Konstitusi Tertulis (Written
Constitution) dan Konstitusi Tidak Tertulis (Unwritten Constitution), ini diartikan
seperti halnya Hukum Tertulis (geschreven Recht) yang trmuat dalam undang-undang
dan Hukum Tidak Tertulis (ongeschreven recht) yang berdasar adat kebiasaan. Dalam
larangan Constitution of Nations Amos J. Peaslee menyatakan hampir semua negara
di dunia mempunyai konstitusi tertulis, kecuali Inggris dan Kanada.

Di beberapa negara ada dokumen tetapi tidak disebut konstitusi walaupun


sebenarnya materi muatannya tidak berbeda dengan apa yang di negara lain disebut
konstitusi. Ivor Jenning dalam buku (The Law and The Constitution) menyatakan di
negara-negara dengan konstitusi tertulis ada dokumen tertentu yang menentukan:
a. Adanya wewenang dan tata cara bekerja lembaga kenegaraan
b. Adanya ketentuan berbagai hak asasi dari warga negara yang diakui dan
dilindungi

Di inggris baik lembaga-lembaga negara termaksud dalam huruf a maupun pada


huruf b yang dilindungi, tetapi tidak termuat dalam suatu dokumen tertentu.
Dokumen-dokumen tertulis hanya memuat beberapa lembaga-lembaga negara dan
beberapa hak asasi yang dilindungi, satu dokumen dengan yang lain tidak sama.
Karenanya dilakukan pilihan-pilihan di antara dokumen itu untuk dimuat dalam
konstitusi. Pilihan di Inggris tidak ada. Penulis Inggris yang akhirnya memilih
lembaga-lembaga mana dan hak asasi mana oleh mereka yang dianggap
constitutional.

Ada konstitusi yang materi muatannya sangat panjang dan sangat pendek.
Konstitusi yang terpanjang adalah India dengan 394 pasal. Kemudian Amerika Latin

8
seperti uruguay 332 pasal, Nicaragua 328 pasal, Cuba 286 pasal, Panama 271 pasal,
Peru 236 pasal, Brazil dan Columbia 218 pasal, selanjutnya di Asia, Burma 234 pasal,
di Eropa, belanda 210 pasal.

Konstitusi terpendek adalah Spanyol dengan 36 pasal, Indonesia 37 pasal, Laos


44 pasal, Guatemala 45 pasal, Nepal 46 pasal, Ethiopia 55 pasal, Ceylon 91 pasal dan
Finlandia 95 pasal.

2. Tujuan konstitusi
Tujuan konstitusi yaitu:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang. Hal
ini dimaksudkan apabila tanpa membatasi kekuasaan penguasa, dikhawatirkan
konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa
akan merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM
orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan
haknya.
c. Pedoman penyelenggaraan negara. Maksudnya tanpa adanya pedoman
konstitusi negara kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
3. Isi konstitusi
Konstitusi suatu negara pada umumnya memuat atau berisi tentang hal-hal
berikut:
a. Gagasan politik, moral, dan keagamaan, serta perjuangan bangsa. Contohnya,
pernyataan Konstitusi Jepang 1947 dan Pembukaan UUD Republik Indonesia
1945.
b. Ketentuan organisasi negara, memuat ketentuan-ketentuan mengenai
pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, maupun
dengan badan-badan negara yang lain.
c. Ketentuan hak-hak asasi manusia, memuat aturan-aturan yang menjamin dan
melindungi hak-hak asasi manusia bagi warga negara pada negara yang
bersangkutan.
d. Ketentuan prosedur mengubah undang-undang dasar, memuat aturanaturan
mengenai prosedur dan syarat dalam mengubah konstitusi pada negara yang
bersangkutan.
4. Fungsi Konstitusi

9
Fungsi dari konstitusi itu sendiri ialah sebagai berikut ini :
a. Sebagai sumber hukum tertinggi di negara Indonesia.
b. Sebagai alat untuk membatasi kekuasaan penyelenggaraan sebuah negara.
c. Sebagai alat pelindung hak asasi manusia dan kebebasan rakyat didalam suatu
negara.
d. Sebagai piagam lahirnya suatu negara.
e. Sebagai sarana untuk mengendalikan masyarakat.
f. Sebagai simbol persatuan rakyat suatu negara.
g. Sebagai rujukan mengenai identitas dan lambang negara.
5. Konstitusi Yang Pernah Berlaku Di Indonesia
a. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
Penyusunan naskah Rancangan Undang-Undang Dasar 1945 sudah dimulai
sejak pembentukan sidang kedua BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia), 28 Mei 1945. BPUPKI yang bersidang dua
kali (29 Mei 1945 – 1 Juni 1945) dan 10 Juli 1945 – 17 Juli 1945) berhasil membuat
naskah lengkap Rancangan Undang-Undang Dasar.
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia pada UUD 1945 disahkan 18
Agustus 1945, dengan beberapa perubahan mendasar pada rancangannya. Di antara
perubahan tersebut adalah, isi sila pertama dari dasar negara Pancasila yang
terdapat pada Piagam Jakarta. Bunyi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya dengan berbagai
pertimbangan diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai berikut:
• Indonesia yang saat itu baru memproklamasikan kemerdekaan, masih berada
dalam masa transisi pemerintahan. Maka belum semua UDD 1945 dapat
terlaksana dan terjadi penyimpangan. Penyimpangan tersebut antara lain :
• Kekuasaan presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif dan
penyelenggara tertinggi pemerintahan sangat luas. Saat itu kekuasaan
presiden juga mencakup keluasaan legislatif. Hal ini berlangsung sampai
akhirnya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) diberi tugas kekuasaan
legislatif melalui Maklumat Presiden No. X, 16 Oktober 1945.
Dibentuknya kabinet perlementer yang menteri-menterinya bertanggungjawab
pada Badan Perwakilan Rakyat dan diketuai oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir.
Rancangan Undang-Undang Dasar tersebut meliputi Pembukaan Undang-Undang

10
Dasar (yang di dalamnya berisi pernyataan kemerdekaan, tujuan negara, dan dasar
negara), isi atau batang tubuh Undang-Undang dasar yang terdiri dari 16 Bab, 37
pasal, 4 pasal peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan, dan Penjelasan Undang-
Undang Dasar.

b. UUD RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)


Bangsa Indonesia yang sudah merdeka, terus dirongrong oleh Belanda yang
ingin menguasai Indonesia kembali. Pertempuran mempertahankan kemerdekaan
Indonesia terjadi di hampir setiap wilayah. Puncaknya Agresi Milter Belanda I
tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Dua perjanjian yang berlaku
sesudahnya, yaitu Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Renville, terus dilanggar.
PBB ikut turun tangan dan akhirnya diselenggarakan Konfrensi Meja
Bundar(KMB) 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949, di Den Hag, Belanda.
KMB dihadiri oleh wakil-wakil dari Indonesia yang diketuai oleh Mohammad
Hatta, wakil dari Negara Boneka buatan Belanda Sultan Hamid II, wakil dari
Belanda dipimpin oleh Mr. Van Marseven, dan dari PBB yang dipimpin oleh
Crittchlay.
Hasil pokok KMB yaitu :
• Didirikannnya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
• Penyerahan kedaulatan kepada Negara Republik Indonesia Serikat
• Berdirinya Uni antara Kerajaan Belanda dengan Negara Republik Indonesia
Serikat.
• Dengan berdirinya RIS berarti otomatis UUD 1945 tidak berlaku lagi. Maka,
pada kesempatan tersebut juga disusun UUD RIS. UUD RIS dibuat oleh
perwakilan delegasi Indonesia dan perwakilan Negara boneka buatan Belanda.
UUD RIS ini resmi berlaku sejak penyerahan kedaulatan kepada RIS, tanggal
27 Desember 1949.

Beberapa perbedaan dan penyimpangan UUD RIS terhadap UUD 1945 :


• Indonesia berubah menjadi negara serikat, yang kekuasaannya terdapat bada
negara-negara bagian. Negara bagian tersebut adalah negara Republik
Indonesia (meliputi Jawa dan Sumatera), Indonesia Timur, Pasundan, Jawa
Timur, Madura, Sumatera Timur, dan Sumatera Selatan.

11
• Pembubaran RIS tetap dipimpin oleh seorang presiden, yaitu presiden
Soekarno. Tetapi presiden hanya berperan sebagai kepala negara, bukan
kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri
yang bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (Fungsi DPR).
Berarti pada masa ini juga berlaku kabinet parlementer.

c. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


Pada dasarnya rakyat Indonesia mencintai Negara Kesatuan Republik
Indonessia (NKRI). Negara-negara bagian dalam RIS semakin sedikit dan akhirnya
pada tahun 1950 semua negara bagian sepakat untuk kembali kepada NKRI. Pada
tanggal 17 Agustus 1950, negara RIS tidak ada lagi.
Seiring dengan hal tersebut UUDS 1950 disusun dan diberlakukan sementara
sesuai dengan namanya. UUD yang baru akan dibuat dan disusun secepatnya oleh
Dewan Konstituante yang dibentuk berdasarkan hasil pemilihan umum tahun 1955.
Dalam UUDS 1950, negara sudah kembali berbentuk negara kesatuan.
Presiden berperan sebagai kepala negara yang tugasnya tidak dapat diganggu
gugat. Presiden tidak bertanggungjawab pada siapaun dan lembaga manapun.
Kepala pemerintahan tetap dipegang oleh perdana menteri dengan sistem kabinet
parlementer.

d. UUD 1945 Masa Sistem Pemerintahan Orde Lama (5 Juli 1959 – 1965)
Setelah beberapa kali melakukan sidang dan musyawarah, Konstitante gagal
membuat UUD. Kabinet sering berganti begitupula dengan perdana menteri.
Apabila dirasa kinerja kurang memuaskan, maka DPR mengganti menteri-menteri.
Akibatnya, pembangunan tidak berjalan karena kebijakan yang ikut berubah.
Dengan desakan berbagai pihak, presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959. Inti dari dekrit tersebut ada 3, yaitu :
• Konstituante dibubarkan
• Kembali kepada UUD 1945 bagi segenap bangsa Indonesia dan menyatakan
tidak berlakunya lagi UUDS 1950
• Membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang anggotanya
terdiri atas anggota DPRS ditambah dengan utusan-utusan daerah dan
golongan. Selain itu dibentuk juga Dewan Pertimbangan Agung Sementara.

12
Walaupun negara sudah kembali pada UUD 1945, tetapi pada pelaksanaannya
masih jauh dari konstitusi. Banyak penyimpangan terhadap UUD 1945. Di antara
penyimpangan terhadap konstitusi, penyimpangan tersebut adalah :
• Belum terbentuknya MPR, DPR , dan DPA yang sesuai dengan UUD 1945.
Semua lembaga yang dibentuk masih bersifat sementara. Sehingga tugasnya
masih belum jelas.
• Presiden selaku pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif (bersama DPR)
bisa membuat UU tanpa persetujuan DPR.
• MPRS menetapkan pidato presiden pada tanggal 17 agustus 1959 ynag
berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita yang kemudian dikenal dengan
Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) menjadi Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) yang bersifat tetap.
• MPRS mengambil keputusan menjadikan Presiden Soekarno sebagi presiden
seumur hidup.
• Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri dan presiden
sendiri sekaligus menjabat sebagai ketua DPAS.
• Di tahun 1960, karena DPRS tidak menyetujui rancangan anggaran belanja
yang diajukan pemerintah, Presiden membubarkannya dan mengganti dengan
Dewan Perwakilan rakyat Gotong Royong (DPR-GR) Demokrasi pada saat itu
disebut sebagai demokrasi terpimpin karena negara dikuasai oleh satu orang
tanpa batas. Kondisi negara semakin buruk dan mengalami puncaknya dengan
Pemberotakan G30S PKI tahun 1965.

e. UUD 1945 Masa Pemerintahan Orde Baru


Berkat kesigapan Angkatan Bersenjata Rakyat Indonesia (ABRI) dan rakyat,
Pemberontakan G30S PKI berhasil digagalkan. Presiden Soekarno mengeluarkan
Surat Pemerintah Sebelas Maret (Supersemar) kepada Letjend Soeharto. Dengan
dikeluarkannya Supersemar, berakhirlah masa pemerintahan Orde Lama.
Pemerintah Orde Baru bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen.

13
Pada awalnya, pemerintahan orde baru melaksanakan pemerintahan yang
berorientasi pada pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tak
lama, dibentuklah GBHN oleh fungsi MPR sebagai dasar melaksanakan
pembangunan. Setelah beberapa lama, terjadi penyimpangan-penyimpangan UUD
1945 kembali. Penyimpangan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa ini, yaitu
:
• Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, sehingga Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN) merajalela, kesenjangan sosial semakin melebar, hutang
luar negeri semakin membengkak, dan krisis multi dimensi terjadi di mana-
mana. Lembaga-lembaga negara yang ada dikendalikan oleh Presiden.
• Pembatasan hak-hak politik rakyat. Hal ini dapat terlihat dengan jumlah fungsi
partai politik yang dibatasi menjadi 3 (PPP, Golkar, PDIP) dan kebebasan pers
dibelenggu.

Masa pemerintahan Orde Baru berakhir dengan mundurnya Presiden Soeharto


21 Mei 1998 pasca demo besar-besaran yang dipelopori mahasiswa dan menuntut
reformasi di segala bidang.

f. UUD 1945 Masa Reformasi, berlaku 1998 sampai 1999


Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia memasuki masa reformasi di
segala bidang dengan berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Selama masa ini,
mucul banyak desakan untuk perubahan UUD 1945. UUD 1945 dinilai memiliki
banyak kelemahan, antara lain :
• Struktur kekuasaan dalam UUD 1945 menempatkan kekuasaan Presiden
menjadi sangat besar. Kekuasaan Presiden meliputi kekuasaan eksekutif,
legislatif bersama DPR, dan memiliki hak konstitusional khusus, seperti
memberi grasi, amnesti, abollisi, dan rehabilitasi. Selain itu, batas masa
kekuasaan Presiden juga menjadi tidak jelas dengan kata-kata “lima tahun dan
dapat dipilih kembali”.
• Fungsi dan tugas antar lembaga negara yang tidak mengimbangi. Misalnya,
tidak ada pasal yang menyebutkan bagaimana hukumnya seandainya Presiden
menolak mengesahkan Rancangan UU yang diajukan DPR.
• Penjelasan UUD 1945 tidak konsisten dengan batang tubuh UUD 1945.
Bahkan ada beberapa penjelasan yang seharusnya merupakan batang tubuh
UUD 1945.

14
• Hak-hak warga negara dalam UUD 1945 tidak jelas. Seperti mengenai
kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan yang dianggap tidak bisa dilaksanakan karena UU belum terbentuk.
Akibatnya pembatasan kebebasan pers yang pernah terjadi.

Tujuan perubahan atau amandemen UUD 1945:

• Menyempurnakan aturan dasar ketatanegaraan Indonesia dan memperkuat


tujuan nasional Indonesia guna mempertahankan NKRI.
• Menyempurnakan aturan dasar yang menjamin hak-hak warga negara.
• Menyempurnakan aturan dasar berbangsa dan bernegara agar sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan bangsa.
Amandemen UUD 1945 ini, sesuai dengan pasal 37 UUD 1945 mengenai
perubahan UUD 1945. Sebelum amandemen UUD 1945 disepakati beberapa hal
yaitu :
• Tidak akan mengubah Pembukaan UUD 1945
• Negara Indonesia tetap berbentuk negara kesatuan dengan kabinet presidentil
• UUD 1945 hasil amandemen tidak akan lagi menggunakan Penjelasan UUD
1945
• Struktur lembaga negara sebelum dan sesudah amandemen dilakukan dengan
cara adendum (mempertahankan naskah asli dan penjelasan langsung
dimasukkan dalam pasal-pasal yang ada)

g. UUD 1945 Hasil Amandemen Pertama Tahun 1999

Amandemen pertama UUD 1945 pertama kali saat Sidang Umum MPR 19
Oktober 1999. Perubahan ini meliputi 9 pasal dan 16 ayat. Pasal-pasal dan ayat-
ayat yang diamandemen, yaitu tentang hak Presiden untuk mengajukan RUU
kepada DPR, pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden, sumpah
Presiden dan Wakil Presiden, pengangkatan dan penempatan Duta, pemberian
grasi dan rehabilitasi, pemberian amnesti dan abolisi, pemberian gelar, tanda jasa,
dan kehormatan, pengangkatan Menteri, DPR, dan hak DPR untuk mengajukan
RUU.

15
h. UUD 1945 Hasil Amandemen Kedua Tahun 2000
Amandemen UUD 1945 kedua ditetapkan saat Sidang Umum MPR, 18
Agustus 2000. Terdapat 27 pasal diamandemen yang tersebar dalam 7 bab. Bab
yang diamandemen, yaitu Bab Pemerintahan Daerah, Dewan Perwakilan Daerah,
Wilayah Negara, kedudukan warga Negara dalam negara dan Penduduk, dasar
hukum HAM, Pertahanan dan Keamanan, dan Bab Bendera, Bahasa, Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan.

i. UUD 1945 Hasil Amandemen Ketiga Tahun 2001


Amandemen UUD 1945 ketiga ditetapkan 9 November 2001. Amandemen
meliputi 23 pasal yang tersebar dalam 7 Bab. Bab yang diubah dan isi
perubahannya yaitu, Bab I Bentuk dan Kedaulatan, Bab II MPR, Bab III Kekuasaan
Pemerintah Negara, Bab V Kementrian Negara, Bab VIIA DPR, Bab VIIB
Pemilihan Umum, dan Bab VIIIA BPK.

j. UUD 1945 Hasil Amandemen Keempat Tahun 2002


Amandemen UUD 1945 keempat ditetapkan pada saat Sidang Umum MPR,
10 Agustus 2002. Pada amandemen keempat ini menetapkan beberapa hal, yaitu:
• UUD 1945 hasil amandemen adalah UUD 1945 yang telah ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945.
• Amandemen tersebut telah diputuskan dalam Rapat Paripurna MPR RI ke-9,
18 Agustus 2000 dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
• DPA yang ada pada Bab IV dihapuskan dan diubah subtansinya pada pasal 16,
kemudian ditemmpatkan pada Bab III tentang Kekuasaan Pemerintah Negara.

Kedaulatan ke luar maupun ke dalam diberikan oleh negara bagian kepada


negara federal/ negara serikat. Pemberian kedaulatan atau penyerahan kekuasan itu
dengan dengan sebutan limitatif. Ini juga menegaskan bahwa negara bagian tidak
memiliki kedaulatan, tetapi kekuasaan sebenarnya tetaplah dimiliki oleh negara
bagian.
Demikianlah perjalanan konstitusi yang ada di Indonesia. Kita semua berharap
dengan pelaksanaan Amandemen UUD 1945 tujuan negara yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 dapat segera terwujud.

16
D. Sistem Politik dan Ketatanegaraan
1. Pengertin Sistem Politik
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.
Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “polis” yang artinya Negara Kota. Istilah politik
dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, Politik biasanya
menyangkut kegiatan partai politik tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat
disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka
proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai
kegiatan dalam negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk
proses penentuan tujuan. Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di
dalam konstitusi negara ( Termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Dalam
penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya Kekuatan yang
seimbang dan terjadinya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik
sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini
yang dimasukkan suprastruktur politik adalah lembaga-lembaga negara titik lembaga-
lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, presiden,
dan wakil presiden.

2. Proses Politik
Jarang sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa
ke masa berikut ini:
• Masa Prakolonial
• Masa Kolonial Atau Penjajahan
• Masa Demokrasi Liberal
• Masa Demokrasi Terpimpin
• Masa Demokrasi Pancasila
• Masa Reformasi

Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematik dari aspek:
• Penyaluran tuntutan
• Pemeliharaan nilai

17
• Kapabilitas
• Integrasi vertikal
• Integrasi horizontal
• Gaya Politik
• Kepemimpin
• Partisipasi massa
• Keterlibatan militer
• Aparat negara
• Stabilitas

3. Sejarah Sistem Politik di Indonesia


Sejarah sistem politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah bangsa
Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya
di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga
eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini
dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan 1 segi pandangan saja
seperti dari sistem kepartaian, Tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional
dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. pendekatan
yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-
saranan-tujuan dan pengambilan keputusan.

4. Garis Besar Politik Nasional Dan Stategi Nasional


Sistem politik adalah suatu sistem yang memiliki ruang lingkup di bidang politik,
meliputi bagian-bagian atau lembaga-lembaga yang berfungsi di bidang politik yang
kegiatannya menyangkut sosial sosial politik yaitu hal-hal yang menyangkut kehidupan
kenegaraan dan pemerintahan. Sistem politik meliputi semua kegiatan yang menentukan
kebijakan umum (public policies) Dan menentukan Bagaimana kebijakan itu
dilaksanakan.
Dilihat dari pengelompokan yang timbul dari masyarakat baik berupa lembaga-
lembaga kenegaraan maupun kemasyarakatan yang berpengaruh dalam suatu pembuatan
kebijaksanaan yang otoritatif dan mengikat masyarakat.

18
Dilihat dari segi prosesnya, proses politik berarti suatu interaksi atau proses saling
pengaruh-mempengaruhi antara bentuk struktur lembaga-lembaga dalam masyarakat
yang keseluruhannya merupakan struktur politik secara fungsional proses politik itu
ditanggapi sebagai pengaruh timbal balik antara input dan output yang disumbangkan
oleh semua bentuk-bentuk struktural diatas.
Berdasarkan pengaruh di atas, baik untuk kepentingan umum maupun sebagai
kebijaksanaan, pengertian tersebut diintegrasikan dalam memberi pengertian politik
nasional. Untuk suatu “kehidupan nasional” yang diinginkan baik yang bersifat ke dalam
(nasional) maupun ke luar( internasional), politik nasional merupakan jalan dan cara serta
alat yang digunakan dalam pencapaian. Pengertian politik nasional adalah asas haluan
usaha serta kebijakan tindakan negara tentang pembinaan (perencanaan, pembangunan,
pemeliharaan, dan pengendalian), serta penggunaan secara totalitas dari potensi nasional,
baik yang potensial maupun yang efektif untuk mencapai tujuan nasional.

5. Sistem Pemerintahan Negara


Indonesia adalah negara berbentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah
yang luas. Negara kesatuan adalah bentuk negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai
satu kesatuan tunggal. Negara kesatuan menempatkan pemerintah pusat sebagai otoritas
tertinggi sedangkan wilayah-wilayah administratif di bawahnya hanya menjalankan
kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Wilayah
administratif di dalam negara Indonesia saat ini terbagi menjadi 34 provinsi.

Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah republik konstitusional, sedangkan


sistem pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial. Bentuk pemerintahan
republik merupakan pemerintahan yang mandat kekuasaannya berasal dari rakyat,
melalui mekanisme pemilihian umum dan biasanya dipimpin oleh seorang presiden.

Sistem presidensial adalah sistem negara yang dipimpin oleh presiden. Presiden
adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dalam menjalankan
pemerintahan dibantu oleh menteri-menteri. Presiden berhak mengangkat dan
memberhentikan para menteri. Para menteri atau biasa disebut sebagai kabinet
bertanggung jawab terhadap presiden.Presiden dalam menjalankan pemerintahannya
diawasi oleh parlemen.
19
Parlemen di Indonesia terdiri dari dua bagian yakni, Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anggota DPR dan DPD dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Pemilihan umum untuk memilih anggota
DPR merupakan pemilihan umum yang diselenggarakan oleh sebuah komisi pemilihan
umum dengan mekanisme kontestasinya berbentuk pemilihan umum multi partai.
Pemilihan umum untuk memilih anggota DPD juga diselenggarakan oleh komisi
pemilihan umum dengan mekanisme kontestasinya berasal dari calon perseorangan
dengan syarat-syarat dukungan tertentu yang mewakili wilayah administrasi tingkat 1
atau provinsi.

Anggota-anggota DPR dan DPD merupakan anggota Majelis Permusyawaratan


Rakyat (MPR) yang bersidang sedikitnya satu kali dalam 5 (lima) tahun. MPR
merupakan lembaga tinggi negara berwenang untuk mengubah dan menetapkan undang-
undang dasar negara. MPR adalah lembaga tinggi negara yang melantik presiden dan
wakil presiden. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan atau wakil presiden
dalam masa jabatannya menurut undang-undang dasar.

6. Indonesia Negara Berdasar Atas Hukum


Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rachstaat), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (Machstaat), ini berarti bahwa negara termasuk di dalamnya
pemerintahan dan lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan
apapun harus dilandasi oleh hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Yang dimaksud dengan negara hukum bukan hanya negara berdasarkan hukum
dalam arti formal, yaitu sebagai penjaga atau alat dalam menindak segala bentuk
tidakadilan, yaitu alat dalam menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

20
BAB III
PENUTUP

Dengan demikian kami membahas materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
serta pembahasan makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah ini di
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya juga
para pembaca yang Budiman pada umumnya.
Kita sebagai warga negara harus dapat memahami serta mendalami pengertian dan
pemahaman dalam sistem politik dan strategi Indonesia khususnya sistem konstitusi,
sistem politik, dan ketatanegaraan Indonesia. demi menjadikan masyarakat yang
mengerti pemahaman dalam sistem konstitusi dan sistem politik. Untuk itu sebagai
pemuda mari kita tanamkan jiwa berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air, demi
menjaga nilai kebangsaan Indonesia

21

Anda mungkin juga menyukai