Semangat perjuangan
Semangat perjuangan terdiri atas fisik dan non fisik. Semangat perjuangan bangsa yang
merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa
perjuangan fisik.Semangat perjuangan secara fisik dapat dilihat dari rakyat Indonesia yang
solid dan tidak mengenal perbedaan. Hal ini dibuktikan sejak sebelum zaman penjajahan,
pada masa mencapai kemerdekaan, dan sampai saat ini.
Dalam kaitannya dengan semangat perjuangan bangsa, maka perjuangan non fisik sesuai dengan
bidang profesi masing-masing memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara
Indonesia pada umumnya. Selain itu, bagi mahasiswa semangat perjuangan secara non fisik yaitu
melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Era globalisasi
Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga–lembaga kemasyarakatan internasional,
negara–negara maju yang ikut mengatur percaturan politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan dan keamanan global. Disamping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
dibidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Hingga membuat dunia menjadi transparan seolah–
olah tanpa mengenal batas negara.
Sedangkan dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan perjuangan non fisik
sesuai dengan bidang profesi masing–masing. Perjuangan non fisik ini memerlukan sarana kegiatan
pendidikan bagi setiap warga Negara Indonesia pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon
cendikiawan pada khususnya, yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
1. PENGERTIAN POLITIK
t beberapa ahli :
Politik adalah pembentukan kekuasaan dalam masyarakat dalam membuat suatu keputusan untuk
negara. Politik juga diartikan sebagai seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional dan
non-konstitusional. Kata politik berasal dari bahasa Belanda “politiek” dan bahasa inggris “politics”
yang bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά .
Pengertian politik menuru
Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the general” atau
seni seorang panglima yang biasa digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780 – 1831)
berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.
Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah
meluas ke segala bidang kehidupan.
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengembalian kebijakan untuk mencapai suatu
cita – cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha
serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan
strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional.
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur
oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN (Garis Besar Haluan Negara).
Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non-departemen
berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan
strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Salah satu wujud pengapilikasian politik dan strategi
nasional dalam pemerintahan adalah sebagai berikut:
Otonomi Daerah
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan salah satu wujud
politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah,
yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota. Perbedaan
Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat (central
government looking).
Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah (local
government looking).
Kewenangan Daerah
Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan daerah
mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain.
Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian
pembangunan secara makro.
Bentuk dan susunan pemerintahan daerah
1. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai eksekutif daerah
dibentuk di daerah.
2. DPRD sebagai lwmbaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi:
3. Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
4. Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.
5. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/Wakil
Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
6. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
7. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama gubernur, Bupati,
Walikota.
8. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota, pelaksanaan APBD,
kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional di daerah, dan menampung serta
menindak-lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.
Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama
ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang
pendapat dimana jajaran pemerintah dan lembaga – lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 disebut
sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA.
Jika politik nasional ditetapkan Presiden (mandataris MPR) maka strategi nasional dilaksanakan oleh
para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen sesuai dengan bidangnya atas
petunjuk dari presiden. Apa yang dilaksanakan presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan, maka di dalamnya sudah tercantum program-program yang lebih
konkrit untuk dicapai, yang disebut sebagai Sasaran Nasional.
Proses politik dan strategi nasional di infrastruktur politik merupakan sasaran yang akan dicapai oleh
rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi nasional yang meliputi bidang ideologi, politik,
ekonomi, social budaya dan hankam.
Dalam era reformasi saat ini peranan masyarakat dalam mengontrol jalannya politik dan strategi
nasional yang telah ditetapkan MPR maupun yang dilaksanakna oleh presiden sangat besar sekali.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sos bud maupun hankam akan selalu
berkembang hal ini dikarenakan oleh: – Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. – Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya. – Semakin
meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. – Semakin
meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan yang ditunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. – Semakin kritis dan
terbukanya masyarakat terhadap ide-ide baru.
Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan politik
bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia, untuk itu pembangunan
di segala bidang perlu dilakukan. Dengan demikian pembangunan nasional harus berpedoman pada
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.
Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Tujuan pembangunan nasional itu
sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan
pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga merupakan tanggung
jawab seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah
maupun batiniah yang selaras, serasi dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan nasional bertujuan
untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan
batin.
2. Manajemen nasional
Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara tata nilai, struktur dan proses
untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar mungkin dalam menggunakan sumber dana dan
sumber daya nasional demi mencapai tujuan nasional.. Secara sederhana unsur-unsur utama sistem
manajemen nasional dalam bidang ketatanegaraan meliputi:
1. Negara
Sebagai organisasi kekuasaan, negara mempunyai hak dan kepemilikan, pengaturan dan pelayanan
dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
1. Bangsa Indonesia
Sebagai unsur pemilik negara, berperan menentukan sistem nilai dan arah/haluan negara yang
digunakan sebagai landasan dan pedoman bagi penyelenggaraan fungsi negara.
1. Pemerintah
Sebagai unsur manajer atau penguasa, berperan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan
umum dan pembangunan kearah cita-cita bangsa dan kelangsungan serta pertumbuhan negara.
1. Masyarakat
Sebagai unsur penunjang dan pemakai, berperan sebagai kontributor, penerima dan konsumen bagi
berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan
Identitas secara umum berarti data dan unsur–unsur yang menerangkan detail pribadi seseorang atau
pun benda. Lebih khususnya identitas dalam kaitannya dengan nasionalisme yakni menjelaskan
tentang sifat yang menjelaskan kesesuaian pribadi, kelompok, komunitas dan negara. Jadi intinya,
makna identitas di sini tidak hanya terpaku pada satu individu maupun golongan.
Adapun kata ‘nasional’ berarti sebuah unit yang di dalamnya tertuang banyak ragam perbedaan yang
disatukan dalam kesamaan. Perbedaan di dalamnya setidaknya meliputi agama, budaya, bahasa, ras
juga adat istiadat dan lain-lain.
Kombinasi dari kedua kata tersebut membentuk satu istilah bernama ‘Identitas Nasional’.
Secara lebih sederhana pengertian Identitas Nasional dapat diartikan sebagai ciri yang dipunyai oleh
suatu bangsa. Ciri yang kemudian bisa menjadi pembeda antara bangsa satu dengan bangsa lainnya
di dunia.
Pengertian Identitas Nasional adalah suatu himpunan nilai-nilai kebudayaan yang berkembang dalam
ragam aspek kehidupan berbangsa. Semua bercampur baur dari ragam suku, agama, dll untuk
kemudian dikumpulkan dalam sebuah unity/kesatuan. Yang mana di Indonesia sendiri mengacu
pada Pancasila sebagai dasar negara dan juga semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Karakteristik Identitas Nasional Bangsa Indonesia
Karakteristik dapat diartikan sebagai sifat yang tercipta secara alami dari suatu kebiasaan dan pola
hidup masyarakat yang mendiami suatu bangsa. Adapun karakteristik Identitas Nasional dari Bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Persamaan nasib.
Kenyataan sejarah menegaskan bahwa negara Indonesia dijajah dalam tempo ratusan tahun lamanya.
Kondisi tidak mengenakkan tersebut tentu dirasakan oleh banyak orang Indonesia pada masa
penjajahan dulu. Dan hal tersebut tercermin dalam bentuk Identitas Nasional kita nantinya. Salah
satunya dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di muka
bumi ini harus dihapuskan.
2. Sama-sama berkeinginan untuk merdeka, bebas dari segala bentuk belenggu penjajahan dalam
bentuk apapun itu.
3. Kesatuan Indonesia. Kita tinggal di tempat dan wilayah nusantara yang berbentuk kepulauan.
Membentang dari ujung Aceh sampai ujung Papua. Ini juga salah satu karakteristik Identitas Nasional
Bangsa Indonesia yang begitu kaya dan berharga.
Hakikat Identitas Nasional Indonesia
Dalam kehidupan bernegara yang belandaskan pancasila, maka hakikat indentitas naisonal kita tidak
lain adalah Pancasila itu sendiri. Yang mana dalam pengaplikasiannya tergambar dalam kehidupan
kita sehari-hari. Selebihnya juga dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan. Yang mana secara
normatif dialaksanakan dalam interaksi di masyarakat dalam ruang lingkup nasional.
Sehingga nilai-nilai kebudayaan yang kita anut dan tercermin sebagai Identitas Nasional itu sangat
bersifat terbuka. Dalam artian bisa terus menerus berkembang seiring dengan adanya kemauan dan
kemajuan dari masyarakat itu sendiri.
Sebagai konsekuensinya, maka Identitas Nasional bisa dengan bebas ditafsirkan. Bahkan mungkin
diberi penamaan baru agar tetap berlaku dan relevan dengan kondisi terkini yang ada.
Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia
Berikut adalah beberapa unsur-unsur yang membentuk sebuah Identitas Nasional bagi Indonesia.
1. Suku bangsa Indonesia yang beragam
2. Kebudayaan yang Majemuk
3. Kehidupan Beragama
4. Keanekaragaman Bahasa
Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan mengenai hak dan kewajiban,
seperti :
Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan
pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Wujud Hubungan Warga Negara dan Negara
Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan negara yang baik maka diperlukan
beberapa peran. Peranan ini adalah tugas yang dilakukan sesuai kemampuan yang dimiliki tiap
individu.
Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak warga negara indonesia seperti
:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Hak membela negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kemerdekaan memeluk agama
5. Hak mendapatkan pengajaran
6. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial
Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah :
Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan
Kewajiban membela negara
Kewajiban dalam upaya pertahanan negara
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak dan kewajiban warga
negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain sebagai berikut :
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan rakyat
4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7. Kewajiban negara meberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah
Sebenarnya masih ada banyak sekali contoh dan wujud hubungan negara dengan warga negara yang
tercantum dalam UUD 1945, temen-temen bisa baca tuh buku undang-undangnya.
GEOSTRATEGI INDONESIA
Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang
lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik
bersifat internal maupun ekstemal. Gagasan ini agak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep
geostrategi Indonesia baru sekadar membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan
penangkal bahaya.
Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi
Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia
dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan
keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan serta integritas nasional sehingga
tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.
Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh negara-negara yang
lain dengan bertujuan :
Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis pada aspek
ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk
upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa dalam mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional.
Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:
1. menegakkan hukum dan ketertiban (law and order),
2. terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity),
3. terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity),
4. terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical justice and social justice), serta
5. tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan din (freedom of the people).
Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai
benkut.
Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi
Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
Bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankarn sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
4. KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA
a. Perkembangan Konsep Pengertian Tannas
1. Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.Tannas adalah pertahanan wilayah oleh seluruh
rakyat.
2. Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.Tannas adalah keuletan dan daya tahan
nasional dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dan dalam
yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
3. Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an. Tannas adalah keuletan dan daya tahan
nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
4. Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No. SKEP/1382/XG/1974.Ketahanan
Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan. ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun
dari luar yang langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional.
5. Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997.Tannas adalah kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
b. Hakikat Ketahanan Nasional
Pada hakikatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat
menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional ini
bergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga negara dalam membina aspek alamiah serta
aspek sosial sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan
Nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional, baik
fisik maupun sosial, serta memiliki hubungan erat antargatra di dalamnya secara komprehensif
integral. Kelemahan salah satu bidang akan mengakibatkan kelemahan bidang yang lain, yang dapat
memengaruhi kondisi keseluruhan.
PERDAMAIAN DUNIA
Ketika Perang Dunia II barn berkecamuk Perdana Menteri Inggris Winston Churchil dan Presiden
Amerika Serikat ED. Roosevelt mengadakan pertemuan rahasia di atas kapal perang Augusta di Teluk
Placentia (Lautan Atlantik). Kedua tokoh itu dalam pembicaraannya berhasil mengambil suatu
keputusan yang dituangkan ke dalam suatu piagam. Piagam itu kemudian disebut Piagam Altantik
(Atlantic Charter) yang ditandatangani pada 14 Agustus 1941. Piagam Atlantik itu mendapat
sambutan positif dan negara-negara yang terlibat dalam perang. Umumnya mereka menyetujui
Piagam Atlantik dijadikan sebagai dasar untuk membentuk suatu badan atau lembaga perdamaian
dunia menggantikan Liga Bangsa-Bangsa.
Sejak itulah mulai diadakan serangkaian perundingan. Pada 25 April - 24 Juni 1945 suatu konferensi
diadakan di San Fransisco. Konferensi itu dihadiri oleh wakil-wakil negara merdeka yang membantu
pthak Sekutu dalam Perang Dunia II. Dipelopori oleh The Big Four (Amerika Serikat, Uni Sovyet,
Inggris, dan Cina) disusunlah sebuah Piagam Perdamaian (Charter of Peace). Pada 24 Jurn 1945 para
pemimpin negara-negara peserta menandatangani Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Han
ditetapkannya Piagam Perdamaian itu diperingati sebagai hari lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Undang-Undang Dasar dan banyak negara di dunia juga memuat usaha bersama demi terciptanya
perdamaian dan ketertiban dunia. Begitu pula UUD 1945 secara tegas memuat tujuan perdamaian dan
ketertiban dunia itu, sebagaimana termuat dalam alinea ke empat Pembukaan UUD 1945, “Ikut serta
memelihara perdamian dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Berdasarkan alinea ke empat Pembukaan UUD 1945 itu, jelaslah bahwa negara Republik Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan negara—negara lainnya untuk ikut serta
menciptakan perdamaian, ketentraman dan ketertiban dunia. Sehubungan dengan itu pula politik luar
negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas mengandung pengertian bahwa Indonesia secara bebas
berhubungan dan bekerja sama dengan semua bangsa di dunia ini.
Sedangkan aktif berarti Indonesia sebagai negara yang cinta damai akan selalu mengambil bagian
dalam usaha-usaha perdamaian dunia. Hingga sekarang hampir semua negara telah menjadi anggota
PBB. Dengan demikian keamanan dan ketertiban dunia merupakan tujuan bersama semua
bangsa/negara di dunia ini.
DEMOKRASI
Kehidupan demokrasi dalam masyarakat sanagt penting artinya karena dapat menumbuhkan hal-hal
positif seperti :
1. a) Tumbuhnya semangat warga masyarakat untuk bersilaturahmi
2. b) Memperelat tali persahabatan dan persaudaraan diantara anggota warganya
3. c) Tumbuhnya semangta untuk beraktivitas dan berkreasi
4. d) Warga masyarakat makin peka terhadap lingkungannya
5. e) Tumbuhnya sikap saling menghargai
6. f) Menekan terjadinya sikap dan perbuatan negative kepada masyarakat
Didalam pemerintahan hang demokratis harus memenuhi dua syarat seperti mempunyai tujuan yang
jelas (doelmatig) dan mempunyai dasar hokum (rechtsvaardig). Praktik demokrasi dalam kehidupan
sehari-hari seperti menjaga kebersihan dan keindahan oleh ketua RT/RW, dalam musyawarah dapat
mengajukan gagasan ataupun pendapatnya mengenai nenjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
tempat tinggal. Contoh sikap diatas menunjukkan salah satu pentingnya kehidupan demokrasi dalam
masyarakat.
BAB 2
Ø Sikap Positif terhadap Pelaksanaan Demokrasi dalam Kehidupan
Bersikap positif di lingkungan Negara yaitu:
1. a) Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat melalui wadah enyalur aspirasi
masyarakat sesuai peraturan peundang-undangan
2. b) Ikut meningkatkan program pendidikan politik yang berdasarkan Pancasial dan UUd 1945
bagi semua lapisan masyarakat
3. c) Turut mengembangkan budaya politik ynag menjungnjung tinggi semangat
kebersamaan,kekeluargaan dan keterbukaan
4. d) Meningkatkan dan mengembangkan kehidupan demokrasi dan tegaknya hokum
5. e) Meningkatkan kesadaran dan peran serta politik masyarakat
6. f) Turut mendukung usaha penataan kehidupan politik yang diarahkan pada penumbuhan dan
pengembangan tatanan politik berdasarkan Pancasila UUD 1945
Bersikap positif di lingkungan sekolah yaitu:
1. a) Tertib mematuhi aturan sekolah
2. b) Saling menghormati sesama siswa dan guru
3. c) Melaksanakan kegiatan OSIS
4. d) Tidak membeda – badakan teman main
5. e) Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat
6. f) Mengadakan rapat OSIS dengan jujur dan adil
7. g) Mengakui persamaan hak dan kewajiban sesame teman sekolah
8. h) Menghormati dan menghargai perbedaan antarsuku,ras dan antargolongan
Bersikap positif di lingkungan keluarga :
a) Saling menghormati sesama anggota keluarga
b) Selalu memecahkan permasalahan secara musyawarah
c) Mematuhi aturan yang ada di lingkungan keluarga
d) Saling menghormati hak dan kewajiba sesama anggota keluarga
HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW
Indonesia adalah Negara hukum (rechstaat) dan bukan negara kekuasaan (machstaat). Hal ini tertulis
dalam Konstitusi Indonesia. UU 1945 dan tertuang dalam Pasal 1 (3) UUD 1945. Pertanyaannya
adalah apa sebenarnya negara hukum? Konsep Negara hukum sangat dekat dengan konsep rule of
law. Dalam arti sederhana rule of law diartikan oleh Thomas Paine sebagai tidak ada satu pun yang
berada di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa.
Dalam konsep modern, apa yang dikatakan oleh Thomas Paine kemudian didefinisikan secara lebih
menyeluruh. Dunia modern kemudian mendefiniskan rule of law sebagai konsep yang melibatkan
prinsip dan aturan yang memberi pedoman pada mekanisme tertib hukum (legal order). Ditegaskan
dalam hal ini bahwa rule of law menuntut adanya regulasi dengan kualitas tertentu
Definisi rule of law di atas kemudian dirinci yang memudahakan penilaian. Salah satu definisi yang
rinci tedapat dalam laporan Sekretaris Jenderal PBB, sebagai berikut :
The "rule of law" is a concept at the very heart of the Organization.s mission.
It refers to a principle of governance in which all persons, institutions and entities, public and private,
including the State itself, are accountable to laws that are publicly promulgated, equally enforced and
independently adjudicated, and which are consistent with international human rights norms and
standards. It requires, as well, measures to ensure adherence to the principles of supremacy of law,
equality before the law, accountability to the law, fairness in the application of the law, separation of
powers, participation in decision-making, legal certainty, avoidance of arbitrariness and procedural
and legal transparency.
Definisi yang rinci di atas memperlihatkan bahwa rule of law mengandung beberapa elemen penting
yaitu:
1. Ditaatinya prinsip berkuasanya hukum (supremacy of law)
2. Persamaan di depan hukum (equality before the law)
3. Pertanggungjawaban hukum (accountability to the law)
4. Keadilan dalam penerapan hukum (fairness in the application of the law)
5. Adanya pemisahan kekuasaan (separation of power)
6. Adanya partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in the decision making).
7. Kepastian hukum (legal certainty)
8. Dihindarinya kesewenang-wenangan (avoidance of arbitrariness)
9. Adanya keterbukaan prosedur dan hukum (procedural and legal transparency)
Keseluruhan elemen ini harus dilihat untuk dapat mengukur sejauh mana rule of law telah dijalankan.
Ukuran pertama yaitu prinsip supremasi hukum berarti bahwa hukum harus menjadi dasar aturan
pelaksaan kekuasaan publik. Masyarakat juga haruslah diatur berdasarkan hukum, bukan berdasarkan
moralitas, keuntungan politik atau ideologi. Prinsip ini juga mengimplikasikan bahwa badan-badan
politik terikat tidak saja pada konstitusi naisonal tetapi juga pada kewajiban hukum hak asasi manusia
internasional. Hal ini mengimplikasikan bahwa legislasi yang valid harus diterapkan oleh otoritas dan
pengadilan dan bahwa intervensi negara pada kehidupana rakyat haruslah memenuhi standard umum
yaitu prinsip legalitas. Dengan demikian rule of law menjadi tameng pelindung rakyat dari adanya
penyalahgunaan kekuasaan Ditegaskan bahwa dalam hal ini korupsi jelas tidak sejalan dengan rule of
law.
Sementara itu, prinsip persamaan di depan hukum memuat dua komponen utama yaitu bahwa aturan
hukum diterapkan tanpa diskriminasi dan mensyaratkan perlakuan yang setara untuk kasus yang
serupa. Adanya pertanggungjawaban hukum (accountability to the law) harus dimaknai bahwa
otoritas Negara tidak boleh di luar atau di atas hukum dan harus tunduk pada hukum (subject to the
law) seperti halnya warga negara. Pinsip kepastian hukum mengimplikasikan bahwa aturan tidak
menyediakan ruang yang banyak untuk adanya diskresi. Prinsip ini tentunya juga berkaitan dengan
prinsip keterbukaan dalam hukum dan prosedur.
Dari paparan mengenai elemen penting rule of law dan uraian masing-masing elemen terlihat bahwa
rule of law pada dasarnya berfokus pada hukum dan pengembangan kelembagaan. Namun demikian,
dalam hal ini harus diingat bahwa Sekretaris Jenderal PBB menyatakan elemen politik adalah penting
untuk menjamin dijalankannya rule of law.
Hak asasi menunjukkan kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang bersifat mendasar. Oleh
karena hak asasi bersifat mendasar dan fundamental, maka pemenuhannya bersifat imperatif.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi
manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu
Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan
/ tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih
baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat
menuju Belanda dari Indonesia.
Perjuangan HAM ketika terjadi revolusi Perancis tahun 1789, pernya-taan tidak puas dari kaum
borjuis dan rakyat terhadap kesewenanga-wenangan raja Lois XVI, menghasilkan naskah
“Declaration des Droits de L’homme et di Citoyen (pernyataan mengenai hak asasi ma-nusia dan
warganegara). Pada tahun 1791 deklarasi ini dimasukkan dalam konstitusi. Revolusi Perancis ini
dikenal sebagai perjuangan penegakan HAM di Eropa dengan semboyan Liberte (kebebasan), egelite
(persamaan), dan fraternite (persaudaraan).
Atlantik Charter muncul setelah perang dunia ke II oleh F.D. Roosevelt yang menyebutkan The four
Freedom :
1. Kebebasan untuk beragama (freedom of religion)
2. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech and thought);
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear);
4. Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want).
f) PBB
Tgl 10 Desember 1948 dideklarasikan Universal Declaration of Human Rights. “Sekalian porang
yang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak asasi yang sama. Mereka dikaruniai akal
dan budi. Dan hendaknya bergaul satu sama lian dalam persaudaraan”.
g) Sidang Majelis Umum PBB 1966. Hasil sidang mengeluarkan Covenants on Human Rights antara
lain:
1. The International on Civil and Political Rights
2. The International Covenant on Economic, sosial, and Cultural Rights;
Optional Protocol, adanya kemungkinan warganegara mengadukan pelanggaran HAM kepada The
Human Rights Committee PBB setelah melalui Pengadilan Negaranya. HAM di Indonesia mengenai
kebebasan pemilihan anggota parlemen, kebebasan bicara, mengeluarkan pendapat, izin parlemen
dalam penetapan pajak, UU dan pembentukan negara, kebebasan beragama, serta diperboleh kannya
parlemen untuk mengubah keputusan raja.
i. Pembukaan UUD 45, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak seluruh bangsa.
ii. Dirumuskan tujuan nasional dalam pembukaan UUD 45. Lalu sila kedua Pancasila merupakan
landasan idiil pengakuan dan jaminan HAM.
iii. HAM diimplementasikan dalam pasal-pasal UUD 45;
iv. HAM dalam Tap MPR No XVII/MPR/1988.
v. HAM dalam Undang-undang No 39 tahun 1999 dan UU No 26 tahun 2000.
Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :
BELA NEGARA
➤ Pendidikan Kewarganegaraan
➤ Pelatihan dasar kemiliteran
➤ Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
➤ Pengabdian sesuai dengan profesi
Lingkungan Sekolah :
➤ Meningkatkan iman, taqwa, dan juga ilmu pengetahuan teknologi
➤ Memiliki kesadaran untuk mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah
Lingkungan Masyarakat :
➤ Menciptakan suasana aman, damai, dan rukun
➤ Bergotong royong dalam menjaga keamanan lingkungan masyarakat
Lingkungan Negara :
➤ Mematuhi hukum yang berlaku
➤ Membayar pajak tepat waktu
➤ Dapat mengabdi sebagai anggota TNI atau POLRI
GEOPOLITIK INDONESIA
Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa Yunani
politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik
merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah –
masalah geografi wilayah atau tempattinggal suatu bangsa. Geopolitik biasa juga di sebut dengan
wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang
titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu
Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik
suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi Negara
yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi,
kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara. Maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaanatau
tempat tinggal negara itu. Geopolitik juga bisa disebut wawasan nusantara.
Berbagai Pandangan Tentang Geopolitik
• Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi politik (Political
Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa kekuatan suatu negara harus mampu
mewadahi pertumbuhannya. Semakin luas ruang potensi geografi yang ditempati sekelompok politik
(kekuatan), makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh. Negara sebagai suatu organisme
yang memerlukan ruang hidup, mengenal proses lahir, hidup, dan mati.
• Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) mengembangkan geopolitik sebagai
Geographical Politic yang menitik beratkan kepada analisis fenomena geografi dari aspek politik
geografi menyangkut kependudukan, ekonomi sosial, dan pemerintahan, bahwa negara tidak sekedar
satuan biologis juga mempunyai inteketualitas.
Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi, kependudukan, ekonomi,
sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika kebudayaan berupa gagasan, kegiatan ekonomi harus
diikuti oleh pemekaran wilayah. Perluasan ini dapat dilakukan secara damai atau kekerasan. Berarti
dapat menuju ke arah politik adu kekuatan dan adu kekuasaan serta ekspansionisme.
• Karl Haushofer (1928) ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen ) berkembang di Jerman Adolf
Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang di landasi oleh faham militerisme dan
fasisme. Pokok pikiran ajarannya:
1. Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam, artinya yang kuat atau
unggul akan tetap bertahan hidup.
2. Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan.
3. Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
4. Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam mempertahankan kelangsungan
hidup untuk mendapat ruang hidup.
5. Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan dikuasai
oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris, Jerman, Rusia, dan Jepang di Asia
Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi.
Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau melihat, atau cara
melihat. Kata wawasan berarti pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap inderawi, sedangkan
istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-
pulau indonesia yang terletak di antara samudera pasifik dan samudera Indonesia serta di antara benua
Asia dan benua Australia.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan perwujudan ideologi pancasila. Wawasan nusantara mengarahkan visi bangsa Indonesia
untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang kehidupan nasional : bidang
ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.
Falsafah Pancasila
1. Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:
Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
• Aspek Kewilayahan Nusantara; Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu
diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
• Aspek Sosial Budaya; Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing – masing memiliki
adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga tata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.
• Aspek Kesejarahan; Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia
yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh
bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa
Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga
wilayah kesatuan Indonesia.
Kedudukan Wawasan Nusantara
• Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan nasional.
• Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi:
a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
b. Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan
idiil.
c. Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
d. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
e. GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
Fungsi Wawasan Nusantara
Menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta rambu dalammenentukan segala kebijaksanaan,
keputusan, tindakan danperbuatanbagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun
bagiseluruh rakyat indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara