Anda di halaman 1dari 34

Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi:

 Semangat perjuangan
Semangat perjuangan terdiri atas fisik dan non fisik. Semangat perjuangan bangsa yang
merupakan kekuatan mental spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa
perjuangan fisik.Semangat perjuangan secara fisik dapat dilihat dari rakyat Indonesia yang
solid dan tidak mengenal perbedaan. Hal ini dibuktikan sejak sebelum zaman penjajahan,
pada masa mencapai kemerdekaan, dan sampai saat ini.
Dalam kaitannya dengan semangat perjuangan bangsa, maka perjuangan non fisik sesuai dengan
bidang profesi masing-masing memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara
Indonesia pada umumnya. Selain itu, bagi mahasiswa semangat perjuangan secara non fisik yaitu
melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
 Era globalisasi
Globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga–lembaga kemasyarakatan internasional,
negara–negara maju yang ikut mengatur percaturan politik, ekonomi, sosial budaya, serta
pertahanan dan keamanan global. Disamping itu, isu global yang meliputi demokratisasi, hak
asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula mempengaruhi keadaan nasional.
Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
dibidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Hingga membuat dunia menjadi transparan seolah–
olah tanpa mengenal batas negara.
Sedangkan dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan perjuangan non fisik
sesuai dengan bidang profesi masing–masing. Perjuangan non fisik ini memerlukan sarana kegiatan
pendidikan bagi setiap warga Negara Indonesia pada umumnya dan mahasiswa sebagai calon
cendikiawan pada khususnya, yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

 UU No. 20 Tahun 2003

Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan mencakup:


1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai
hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang
diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus:
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara
santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan bertanggung
jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran
kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

1. PENGERTIAN POLITIK
t beberapa ahli :
Politik adalah pembentukan kekuasaan dalam masyarakat dalam membuat suatu keputusan untuk
negara. Politik juga diartikan sebagai seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional dan
non-konstitusional. Kata politik berasal dari bahasa Belanda “politiek” dan bahasa inggris “politics”
yang bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά .
Pengertian politik menuru

 Menurut Andrew Heywood


Politik adalah kegiatan suatu bangsa yang memiliki tujuan untuk mempertahankan dan menjalankan
peraturan yang ada untuk patokan hidupnya.
 Menurut Carl Schmdit
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan-keputusan dari
lembaga-lembaga abstrak
 Berdasarkan teori klasik Aristoteles
politik adalah usaha yang ditempuh warga untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Politik membicarakan hal – hal yang berkaitan dengan:


1. Negara
Negara merupakan suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang
ditaati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang
atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya.
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan
melalui sarana umum. Keputusan yang diambil menyangkut sector public dari suatu negara.
4. Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok
politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa
masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula, sehingga perlu
ada rencana yang mengikat yang dirumuskan dalan kebijakan – kebijakan oleh pihak yang
berwenang.
5. Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai – nilai (values)
dalam masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting.

Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the general” atau
seni seorang panglima yang biasa digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780 – 1831)
berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.
Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer, tetapi telah
meluas ke segala bidang kehidupan.
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengembalian kebijakan untuk mencapai suatu
cita – cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha
serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan
strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional.

DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok – pokok pikiran yang terkandung
dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan
Nusantara, dan Ketahanan Nasional. Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini
disusun berdasarkan sistem kenegaraaan menurut UUD 1945.

Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur
oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politk dilakukan setelah presiden menerima GBHN (Garis Besar Haluan Negara).
Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non-departemen
berdasarkan petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan
strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Salah satu wujud pengapilikasian politik dan strategi
nasional dalam pemerintahan adalah sebagai berikut:
 Otonomi Daerah
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan salah satu wujud
politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua bentuk otonomi kepada dua daerah,
yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi luas bagi daerah Kabupaten/Kota. Perbedaan
Undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
 Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari pusat (central
government looking).
 Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah (local
government looking).
 Kewenangan Daerah
 Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan daerah
mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
kewenangan bidang lain.
 Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian
pembangunan secara makro.
 Bentuk dan susunan pemerintahan daerah
1. DPRD sebagai badan legislatif daerah dan pemerintah daerah sebagai eksekutif daerah
dibentuk di daerah.
2. DPRD sebagai lwmbaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana untuk melaksanakan
demokrasi:
3. Memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
4. Memilih anggota Majelis Permusawartan Prakyat dari urusan Daerah.
5. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/Wakil
Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota.
6. Membentuk peraturan daerah bersama gubernur, Bupati atas Wali Kota.
7. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama gubernur, Bupati,
Walikota.
8. Mengawasi pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota, pelaksanaan APBD,
kebijakan daerah, pelaksanaan kerja sama internasional di daerah, dan menampung serta
menindak-lanjuti aspirasi daerah dan masyarakat.

PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama
ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang
pendapat dimana jajaran pemerintah dan lembaga – lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 disebut
sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA.
Jika politik nasional ditetapkan Presiden (mandataris MPR) maka strategi nasional dilaksanakan oleh
para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen sesuai dengan bidangnya atas
petunjuk dari presiden. Apa yang dilaksanakan presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan, maka di dalamnya sudah tercantum program-program yang lebih
konkrit untuk dicapai, yang disebut sebagai Sasaran Nasional.
Proses politik dan strategi nasional di infrastruktur politik merupakan sasaran yang akan dicapai oleh
rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi nasional yang meliputi bidang ideologi, politik,
ekonomi, social budaya dan hankam.

Dalam era reformasi saat ini peranan masyarakat dalam mengontrol jalannya politik dan strategi
nasional yang telah ditetapkan MPR maupun yang dilaksanakna oleh presiden sangat besar sekali.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sos bud maupun hankam akan selalu
berkembang hal ini dikarenakan oleh: – Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. – Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya. – Semakin
meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. – Semakin
meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan yang ditunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. – Semakin kritis dan
terbukanya masyarakat terhadap ide-ide baru.

1. STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL


Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Tingkat penentu kebijakan puncak
 Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan
undang – undang dasar. Menitikberatkan pada masalah makro politik bangsa dan negara
untuk merumuskan idaman nasional berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945.
Kebijakan tingkat puncak dilakukanb oleh MPR.
 Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum pada
pasal 10 – 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak termasuk kewenangan Presiden
sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala
negata dapat berupa dekrit, peraturan atau piagam kepala negara.
2. Tingkat kebijakan umum
Merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya menyeluruh
nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro strategi guna mencapai idaman nasional dalam
situasi dan kondisi tertentu.
3. Tingkat penentu kebijakan khusus
Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan ini adalah penjabaran
kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang tersebut.
Wewenang kebijakan khusus ini berada ditangan menteri berdasarkan kebijakan tingkat diatasnya.
4. Tingkat penentu kebijakan teknis
Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari bidang utama dalam bentuk prosedur serta
teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.
5. Tingkat penentu kebijakan di Daerah
6. Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di Daerah terletak pada
Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerahnya masing-masing.
7. Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan
DPRD. Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tingkat I atau II.
8. Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, jabatan gubernur dan bupati atau walikota dan
kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut
Gubernur/KepalaDaerah tingkat I, Bupati/Kepala Daerah tingkat II atau Walikota/Kepala
Daerah tingkat II
1. POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN
NASIONAL

Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan politik
bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia, untuk itu pembangunan
di segala bidang perlu dilakukan. Dengan demikian pembangunan nasional harus berpedoman pada
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4.

1. Makna pembangunan nasional

Pembangunan nasional merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Tujuan pembangunan nasional itu
sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan
pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga merupakan tanggung
jawab seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah
maupun batiniah yang selaras, serasi dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan nasional bertujuan
untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan
batin.

2. Manajemen nasional
Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara tata nilai, struktur dan proses
untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar mungkin dalam menggunakan sumber dana dan
sumber daya nasional demi mencapai tujuan nasional.. Secara sederhana unsur-unsur utama sistem
manajemen nasional dalam bidang ketatanegaraan meliputi:
1. Negara
Sebagai organisasi kekuasaan, negara mempunyai hak dan kepemilikan, pengaturan dan pelayanan
dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
1. Bangsa Indonesia
Sebagai unsur pemilik negara, berperan menentukan sistem nilai dan arah/haluan negara yang
digunakan sebagai landasan dan pedoman bagi penyelenggaraan fungsi negara.
1. Pemerintah
Sebagai unsur manajer atau penguasa, berperan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan
umum dan pembangunan kearah cita-cita bangsa dan kelangsungan serta pertumbuhan negara.
1. Masyarakat
Sebagai unsur penunjang dan pemakai, berperan sebagai kontributor, penerima dan konsumen bagi
berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan

Pengertian Identitas Nasional

Identitas secara umum berarti data dan unsur–unsur yang menerangkan detail pribadi seseorang atau
pun benda. Lebih khususnya identitas dalam kaitannya dengan nasionalisme yakni menjelaskan
tentang sifat yang menjelaskan kesesuaian pribadi, kelompok, komunitas dan negara. Jadi intinya,
makna identitas di sini tidak hanya terpaku pada satu individu maupun golongan.
Adapun kata ‘nasional’ berarti sebuah unit yang di dalamnya tertuang banyak ragam perbedaan yang
disatukan dalam kesamaan. Perbedaan di dalamnya setidaknya meliputi agama, budaya, bahasa, ras
juga adat istiadat dan lain-lain.
Kombinasi dari kedua kata tersebut membentuk satu istilah bernama ‘Identitas Nasional’.
Secara lebih sederhana pengertian Identitas Nasional dapat diartikan sebagai ciri yang dipunyai oleh
suatu bangsa. Ciri yang kemudian bisa menjadi pembeda antara bangsa satu dengan bangsa lainnya
di dunia.
Pengertian Identitas Nasional adalah suatu himpunan nilai-nilai kebudayaan yang berkembang dalam
ragam aspek kehidupan berbangsa. Semua bercampur baur dari ragam suku, agama, dll untuk
kemudian dikumpulkan dalam sebuah unity/kesatuan. Yang mana di Indonesia sendiri mengacu
pada Pancasila sebagai dasar negara dan juga semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Karakteristik Identitas Nasional Bangsa Indonesia
Karakteristik dapat diartikan sebagai sifat yang tercipta secara alami dari suatu kebiasaan dan pola
hidup masyarakat yang mendiami suatu bangsa. Adapun karakteristik Identitas Nasional dari Bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Persamaan nasib.
Kenyataan sejarah menegaskan bahwa negara Indonesia dijajah dalam tempo ratusan tahun lamanya.
Kondisi tidak mengenakkan tersebut tentu dirasakan oleh banyak orang Indonesia pada masa
penjajahan dulu. Dan hal tersebut tercermin dalam bentuk Identitas Nasional kita nantinya. Salah
satunya dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di muka
bumi ini harus dihapuskan.
2. Sama-sama berkeinginan untuk merdeka, bebas dari segala bentuk belenggu penjajahan dalam
bentuk apapun itu.
3. Kesatuan Indonesia. Kita tinggal di tempat dan wilayah nusantara yang berbentuk kepulauan.
Membentang dari ujung Aceh sampai ujung Papua. Ini juga salah satu karakteristik Identitas Nasional
Bangsa Indonesia yang begitu kaya dan berharga.
Hakikat Identitas Nasional Indonesia
Dalam kehidupan bernegara yang belandaskan pancasila, maka hakikat indentitas naisonal kita tidak
lain adalah Pancasila itu sendiri. Yang mana dalam pengaplikasiannya tergambar dalam kehidupan
kita sehari-hari. Selebihnya juga dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan. Yang mana secara
normatif dialaksanakan dalam interaksi di masyarakat dalam ruang lingkup nasional.
Sehingga nilai-nilai kebudayaan yang kita anut dan tercermin sebagai Identitas Nasional itu sangat
bersifat terbuka. Dalam artian bisa terus menerus berkembang seiring dengan adanya kemauan dan
kemajuan dari masyarakat itu sendiri.
Sebagai konsekuensinya, maka Identitas Nasional bisa dengan bebas ditafsirkan. Bahkan mungkin
diberi penamaan baru agar tetap berlaku dan relevan dengan kondisi terkini yang ada.
Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia
Berikut adalah beberapa unsur-unsur yang membentuk sebuah Identitas Nasional bagi Indonesia.
1. Suku bangsa Indonesia yang beragam
2. Kebudayaan yang Majemuk
3. Kehidupan Beragama
4. Keanekaragaman Bahasa

Jenis dan Contoh Identitas Nasional


Kesimpulan dari pemaparan 4 unsur pembentuk idenditas nasional di atas adalah sebagai berikut. Kita
bisa dengan mudah mengklasifikasikannya ke dalam 3 kelompok besar, antara lain:
Identitas Fundamental
Istilah fundamental sering diartikan sebagai sesuatu hal yang pokok dan pokok. Ibarat rumah,
fundamental itu adalah pondasinya. Yang tentu berperan dalam menunjang berdirinya sebuah
bangunan yang kokoh. Sejalan dengan hal tersebut, identitas fundamental ini berarti bersifat sangat
penting dalam keberlangsungan negara Indonesia.
Adapun yang termasuk dalam kategori identitas fundamental adalah berupa falsafah negara, dasar
negara dan juga ideologi negara. Yang kesemuanya tersebut bermuara pada Pancasila. 5 sila yang
telah memuat hal-hal penting dan fundamental dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara
kita di Indonesia.
Identitas Instrumental
Instrumental adalah istilah lain dari alat atau media. Dalam kajian Identitas Nasional Indonesia, maka
yang menjadi identitas Instrumental adalah Undang-undang Dasar 1945. Yang mana di dalamnya juga
telah mengatur banyak instrumental lain sebagai identitas nasional. Seperti bendera negara merah
putih, lambang negara (Garuda Pancasila). Tidak lupa juga ada semboyan negara, yaitu Bhineka
Tunggal Ika dan juga lagu kebangsaan bangsa Indonesia (Indonesia Raya).
Sebisa mungkin kita sebagai warga negara yang baik juga harus memahami dan menghayati tentang
identitas instrumental yang disebutkan tadi.
Identitas Alamiah
Berbeda dengan kedua jenis Identitas Nasional di atas, yang satu ini bersifat alami. Dengan kata lain
tercipta dengan sendirinya dengan kuasa Tuhan tentunya. Beberapa hal yang termasuk ke dalam
Identitas Nasional alamiah ini adalah berupa kepulauan yang berjumlah ribuan pulau. Kemudian
dilengkapi dengan keragaman suku, budaya dan bahasa juga agama / kepercayaan di dalamnya.
Unsur-Unsur Identitas Nasional Indonesia menurut Undang-Undang
Adapun tentan unsur-unsur Identitas Nasional ini juga telah dimuat secara resmi dalam Undang-
undang Dasar 1945 (UUD 45). Dalam pasal 35 sampai dengan 36 C, yang termasuk ke dalam
Identitas Nasional Indonesia adalah sebagai berikut:
Unsur-unsur Identitas Nasional
1. Dari pasal 35 UUD 1945 dijelaskan bahwa Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah
Putih
2. Pasal 36 menegaskan bahwa Bahasa Negera adalah Bahasa Indonesia. Bahasa yang
mempersatukan semua orang dari beragam suku dan daerah berbeda di Indonesia
3. Pasal 36 A menjelaskan bahwa lambang negara kita adalah Garuda Pancasila. Sebuah
Identitas Nasional yang sangat gagah dengan semboyannya yaitu Bhineka tunggal Ika.
Walaupun berbeda-beda tapi tetap satu jua.
4. Pasal 36 B menegaskan bahwa lagu kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya.
5. Dan di dalam pasal 36 C memuat beberapa ketentuan pasal. Setidaknya ada 5 ketentuan
terkait Identitas Nasional yang telah disebukan di pasal 35 – 36 B. Lebih lanjut bisa lihat di
bawah ini.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Menurut Prof. Dr. Notonagoro:


Pengertian hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya kita terima atau
bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah
secara paksa atau tidak.Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak
mendapatkan penghidupan yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain sebagainya.
Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan hak atau
wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita lakukan karena sudah
mendapatkan hak. Tergantung situasinya. Sebagai warga negara kita wajib melaksanakan peran
sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga
negara yang baik.
Perlu temen-temen ketahui bahwa hak dan kewajiban ini merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan,
namun dalam pemenuhannya harus seimbang. Kalau gak seimbang bisa terjadi pertentangan dan bisa
saja menempuh jalur hukum.
Selanjutnya ada beberapa contoh hak dan kewajiban warga negara dan pasal-pasalnya.
Contoh hak warga negara :
1. Berhak mendapat perlindungan hukum (pasal 27 ayat (1))
2. Berhak mendapakan pekerjaan dan penghidupan yang layak. (pasal 27 ayat 2).
3. Berhak mendapatkan kedudukan yang sama di mata hukum dan dalam pemerintahan. (pasal
28D ayat (1))
4. Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang dipercayai. (pasal 29 ayat (2))
5. Berhak memperleh pendidikan dan pengajaran.
6. Memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat secara lisan dantulisan sesuai undang-undang yang berlaku. (pasal 28)

Contoh kewajiban warga negara :


1. Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari
serangan musuh. (asal 30 ayat (1) UUD 1945)
2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. (UUD 1945)
3. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali
serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. (pasal 28J ayat 1)
5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. (pasal 28J ayat 2)
6. Tiap negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk memajukan bangsa ke arah yang
lebih baik. (pasal 28)

Dalam Undang-Undangan Dasar 1945 ada pasal yang mencantumkan mengenai hak dan kewajiban,
seperti :
 Pasal 26, ayat (1) – yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Dan
pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 27, ayat (1) – segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat (2), taip-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28 – kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan, dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
 Pasal 30, ayat (1) – hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan
negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Wujud Hubungan Warga Negara dan Negara
Supaya dapat terwujudnya hubungan antara warga negara dengan negara yang baik maka diperlukan
beberapa peran. Peranan ini adalah tugas yang dilakukan sesuai kemampuan yang dimiliki tiap
individu.
Dalam UUD 1945 pasal 27 – 34 disebutkan banyak hal mengenai hak warga negara indonesia seperti
:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2. Hak membela negara
3. Hak berpendapat
4. Hak kemerdekaan memeluk agama
5. Hak mendapatkan pengajaran
6. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
7. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan sosial
8. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial
Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah :
 Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan
 Kewajiban membela negara
 Kewajiban dalam upaya pertahanan negara
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak dan kewajiban warga
negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain sebagai berikut :
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan rakyat
4. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil
5. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7. Kewajiban negara meberi jaminan sosial
8. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah
Sebenarnya masih ada banyak sekali contoh dan wujud hubungan negara dengan warga negara yang
tercantum dalam UUD 1945, temen-temen bisa baca tuh buku undang-undangnya.
GEOSTRATEGI INDONESIA

PENGERTIAN GEOSTRATEGI DAN GEOSTRATEGI INDONESIA


a. Pengertian Geostrategi
Geostartegi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk menentukan
kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi dapat pula
dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.

b. Pengertian Geostrategi Indonesia


Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan
kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi
Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan untuk mewujudkan
masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah
merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepentingan
kesejahteraan dan keamanan.
PERKEMBANGAN KONSEP GEOSTRATEGI INDONESIA
Pada awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan Komando
Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi Indonesia yang tenimus
adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang
ditandai dengan meluasnya pengaruh Komunis. Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai
sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan
gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indocina.

Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang
lebih maju dengan rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik
bersifat internal maupun ekstemal. Gagasan ini agak lebih progresif, tapi tetap terlihat konsep
geostrategi Indonesia baru sekadar membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan
penangkal bahaya.

Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi
Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia
dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan
keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan serta integritas nasional sehingga
tujuan nasional dapat tercapai.

Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan
ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional.
Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh negara-negara yang
lain dengan bertujuan :
 Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional, baik yang berbasis pada aspek
ideologi, politik, sosial budaya, dan hankam, maupun aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk
upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa dalam mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional.
 Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam:
1. menegakkan hukum dan ketertiban (law and order),
2. terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity),
3. terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity),
4. terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical justice and social justice), serta
5. tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan din (freedom of the people).
Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai
benkut.
 Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi
Indonesia ditujukan menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
terhadap identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
 Bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankarn sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
4. KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA
a. Perkembangan Konsep Pengertian Tannas
1. Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.Tannas adalah pertahanan wilayah oleh seluruh
rakyat.
2. Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.Tannas adalah keuletan dan daya tahan
nasional dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dan dalam
yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
3. Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an. Tannas adalah keuletan dan daya tahan
nasional dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
4. Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab No. SKEP/1382/XG/1974.Ketahanan
Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan. ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun
dari luar yang langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional.
5. Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997.Tannas adalah kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
b. Hakikat Ketahanan Nasional
Pada hakikatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat
menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional ini
bergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga negara dalam membina aspek alamiah serta
aspek sosial sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan
Nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional, baik
fisik maupun sosial, serta memiliki hubungan erat antargatra di dalamnya secara komprehensif
integral. Kelemahan salah satu bidang akan mengakibatkan kelemahan bidang yang lain, yang dapat
memengaruhi kondisi keseluruhan.

c. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional.


Untuk mewujudkan ketahanan nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan menyelenggarakan
kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan pengkajian ketahanan
nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan pendekatan kesejahteraaan. Sifat-sifat ketahanan
nasional adalah sebagai benkut :
1. manunggal;
2. mawas ke dalam;
3. kewibawaan;
4. berubah menurut waktu;
5. tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan;
6. percaya pada din sendiri; serta
7. tidak bergantudg pada pihak lain.
d. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal
1) Model Astagatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang
berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan
menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyiinpulkan adanya
8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu:
a) Aspek Trigatra Kehidupan Alamiah:
 Gatra letak dan kedudukan geografi;
 Gatra keadaan dan kekayaan alam; serta
 Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.
b) Aspek Pancagatra Kehidupan Sosial:
 Gatraldeologi,
 Gatra Politik,
 Gatra-Ekonomi,
 Gatra Sosial Budaya, dan
 Gatra Pertahanan Keamanan.
2) Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhanas
berevolusi dan observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara
analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam
kaitairnya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk
mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya, maka terdapat advokasi
untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced power.

3) Model Alfred Thayer Mahan


Mahan dalam bukunya "The Influence Seapower on History" mengatakan bahwa kekuatan nasional
suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
 Letak geografi
 Bentuk atau wujud bumi
 Luas wilayah
 Jumlah penduduk
 Watak nasional atau bangsa
 Sifat pemerintahan
4) Model Cline
Cline melihat suatu negara dan luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan
antemegara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya,
termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dan negara lainnya.

e. Komponeri Strategi Astagatra


Komponen strategi Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan
budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan memanfaatkan dan menggunakan secara memadai
segala komponen strategi tersebut, dapat dicapai peningkatan dan pengembangan kemampuan
nasional.
1) Trigatra
Komponen strategi trigatra ialah gatra geografi, sumber kekayaan alam, dan penduduk. Trigatra
merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah.
2) Pancagatra
Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Pancagatra merupakan kelompok gatra yang intangible atau bersifat kehidupan sosial.
f. Hubungan Komponen Strategi Antargatra
Hubungan komponen strategi antargatra dalam trigatra dan pancagatra. serta antargatra itu sendiri
terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantungan
(interdependency). Oleh karena itu, hubungan komponen strategi dalam trigatra dan pancagatra
tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) di dalam komponen strategi astagatra.

PERDAMAIAN DUNIA

Dasar-Dasar Perdamaian Dunia Dan Tujuannya


Secara historis, dasar-dasar perdamaian dunia baru diletakkan setelah berakhimya Perang Dunia I,
bersamaan dengan terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada tahun 1919. Untuk mencegah
terulangnya Perang Dunia I, Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson merumuskan dasar-
dasarperdamaian dunia dalam empat belas butir yang dikenal dengan sebutan Wilson Fourteen Points.
Ada empat butir yang dianggap paling penting, yaitu:
1. Diplomasi rahasia tidak diperbolehkan.
2. Perlu pembatasan persenjataan.
3. Setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
4. Perlu dibentuknya lembaga perdamaian dunia.

Ketika Perang Dunia II barn berkecamuk Perdana Menteri Inggris Winston Churchil dan Presiden
Amerika Serikat ED. Roosevelt mengadakan pertemuan rahasia di atas kapal perang Augusta di Teluk
Placentia (Lautan Atlantik). Kedua tokoh itu dalam pembicaraannya berhasil mengambil suatu
keputusan yang dituangkan ke dalam suatu piagam. Piagam itu kemudian disebut Piagam Altantik
(Atlantic Charter) yang ditandatangani pada 14 Agustus 1941. Piagam Atlantik itu mendapat
sambutan positif dan negara-negara yang terlibat dalam perang. Umumnya mereka menyetujui
Piagam Atlantik dijadikan sebagai dasar untuk membentuk suatu badan atau lembaga perdamaian
dunia menggantikan Liga Bangsa-Bangsa.

Sejak itulah mulai diadakan serangkaian perundingan. Pada 25 April - 24 Juni 1945 suatu konferensi
diadakan di San Fransisco. Konferensi itu dihadiri oleh wakil-wakil negara merdeka yang membantu
pthak Sekutu dalam Perang Dunia II. Dipelopori oleh The Big Four (Amerika Serikat, Uni Sovyet,
Inggris, dan Cina) disusunlah sebuah Piagam Perdamaian (Charter of Peace). Pada 24 Jurn 1945 para
pemimpin negara-negara peserta menandatangani Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Han
ditetapkannya Piagam Perdamaian itu diperingati sebagai hari lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut yang menjadi dasar-dasar perdamaian


dunia.adalah sebagai berikut.
1. Semua anggota PBB memiliki persamaan derajat dan kedaulatan.
2. Semua anggota memiliki hak dan kewajian yang sama.
3. Setiap anggota harus berusaha menyelesaikan sengketa dengan cara damai.
4. Setiap anggota akan membantu PBB sesuai dengan ketentuan PBB.
5. PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.

Tujuan Perdamain dunia


Tujuan perdamaian dunia sebagaimana tercantum dalam pasal 1 Piagam PBB adalah sebagai berikut.
1. memelihara perdamaian dunia secara bersamt-sama serta berupaya menyelesaikan
perselisihan-perselisihan yang dapat membahayakan perdamaian dunia,
2. mempererat persahabatan antamegara anggota PBB atas dasar persamaan hak, dan hak setiap
bangsa untuk menentukan nasib sendiri,
3. mewujudkan kerja sama internasional dalam memecahkan persoalan-persoalan ekonomi,
sosial, kebudayaan dan kemanusiaan dan menyempurnakan penghargaan atas hak-hak asasi
manusia dengan tidak memandang perbedaan bangsa, bahasa dan agama, dan
4. menjadikan PBB sebagai pusat segala usaha untuk mewujudkan cita-cita itu.

Keamanan dan Ketertiban Dunia sebagai Tujuan Bersama


Terciptanya keamanan dan ketertiban dunia, merupakan tujuan bersama semua bangsadan negara di
dunia. Tujuan PBB sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 Piagam PBB poin (1) dengan jelas
menyatakan bahwa “Tujuan PBB adalah memelihara perdamaian dunia dengan usaha bersama serta
menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang dapat membahayakan perdamaian dunia”. Begitu pula
dalam pasal 2 Piagam PBB tentang Dasar-dasar PBB, point (2) menyatakan bahwa “Semua anggota
PBB harus menyelesaikan perselisihan intemasional denganjalan damai, dan poin (3) “Semua anggota
hams melenyapkan niat melakukan ancaman atau kekerasan terhadap kedaulatan negaa manapun”.

Undang-Undang Dasar dan banyak negara di dunia juga memuat usaha bersama demi terciptanya
perdamaian dan ketertiban dunia. Begitu pula UUD 1945 secara tegas memuat tujuan perdamaian dan
ketertiban dunia itu, sebagaimana termuat dalam alinea ke empat Pembukaan UUD 1945, “Ikut serta
memelihara perdamian dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Berdasarkan alinea ke empat Pembukaan UUD 1945 itu, jelaslah bahwa negara Republik Indonesia
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan negara—negara lainnya untuk ikut serta
menciptakan perdamaian, ketentraman dan ketertiban dunia. Sehubungan dengan itu pula politik luar
negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas mengandung pengertian bahwa Indonesia secara bebas
berhubungan dan bekerja sama dengan semua bangsa di dunia ini.

Sedangkan aktif berarti Indonesia sebagai negara yang cinta damai akan selalu mengambil bagian
dalam usaha-usaha perdamaian dunia. Hingga sekarang hampir semua negara telah menjadi anggota
PBB. Dengan demikian keamanan dan ketertiban dunia merupakan tujuan bersama semua
bangsa/negara di dunia ini.
DEMOKRASI

Ø Sejarah Munculnya Demokrasi


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani,Demos artinya rakyat dan kratein artinya pemerintahan.
Jadi,Demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat. Gagasan tentang demokrasi sudah ada
pada abad 5 SM di kota Athena,Yunani Kuno. Pada masa itu demokrasi dilakukan secara langsung.
Wilayah Negara Yunani sangat sempit dan memiliki rakyat yang masih sedikit. Oleh sebab itu,rakyat
mudah di kumpulkan dalam musyawarah guna mengambil keputusan tentang kebijakan pemerintahan.
Pada abad 1 hingga awal abad 20, usaha – usaha untuk membatasi kekuasaan penguasa agar tidak
menjerumus kearah kekuasaan absolute telah menghasilkan ajaran rule of law (kekuasaan hokum).
Adapun unsur – unsur rule of law yaitu :
1. Berlakunya supremasi hokum sehingga tidak ada kesewenang – wenangan
2. Perlakuan yang masa di depan hokum bagi setiap warganya
3. Terlindunginya hak-hak manusia oleh Undang – Undang dan keputusan – keputusan
pengadilan
Syarat – syarat pemerintahan demokrasi di bawah Rule of Law yaitu:
1. Perlindungan secara konstitusional atas hak-hak warga Negara
2. Badan Kehakiman atau peradilan yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi
6. Adanya pendidikan kewarganegaraan

Ø Bentuk – Bentuk Demokrasi


1. Demokrasi Langsung
Yaitu demokrasi yang mengikutsertakan rakya dalam permusyawaratan untuk menentukan
kebijaksanaan umun Negara atau Undang – Undang. Dalam demokrasi ini rakyat mengeluarkan
aspirasinya secara langsung tanpa badan perwakilan.
2. Demokrasi Tak Langsung
Yaitu demokrasi yang dilaksanakan melalui badan perwakilan. Dalam demokrasi ini rakyat tidak
secara langsung mengeluarkan aspirasinya,melainkan melalui badan perwakilan.
3. Demokrasi Sistem Parlementer
Yaitu adanya hubungan yang erat antara Badan legislative dengan badan Eksekutif. Kekuasaan
Eksekutif diserahkan kepada dewan menteri/cabinet. Dewan menteri/cabinet
mempertanggungjawabkan segala kebijakan pemerintahannya kepada parlementer.
4. Demokrasi Sitem Pemisahan hokum
Dalam system ini hubungan antara Badan Legislatif dan Badan Eksekutif tidak ada karena terdapat
pemisahan yang tegas antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Hal ini sesuai dengan ajaran Trias
Politika,Montesquie. Menurut ajaran Trias Politika,kekuasaan Negara itu dipisahkan menjadi 3
macam,yaitu:
a) Kekuasaan Legislatif : kekuasaan membuat undang – undang
b) Kekuasaan Eksekutif : kekuasaan menjalankan undang – undang
c) Kekuasaan Yudikatif : kekuasaan mengawasi jalannya undang – undang

Kelebihan dari system ini adalah :


1. a) Ada kestabilan pemerintahan
2. b) Pemerintah tidak dapat dijatuhkan oleh Badan Perwakilan Rakyat
3. c) Program pemerintahan dapat dilaksanakan karena ada kestabilan pemerintahan
3. Demokrasi Sistem Referendum
Tugas Badan Perwakilan Rakyat diawasi langsung oleh rakyat yaitu dalam bentuk referendum.
Referendum adalah pemungutan suara langsung oleh rakyat tanpa melalui badan legislative.
Ada dua macam referendum,yaitu :
1. a) Referendum Obligatoire adalah referendum yang menentukan berlakunya suatu undang –
undang.
2. b) Referendum Fakultatif adalah referendum yang menentukan apakah suatu undang-undang
yang sedang berlaku dapat terus dipergunakan atau tidak perlunya perubahan-perubahan.
Kelemahan dari system ini yaitu :
1. a) Tidak semua rakyat mempunyai pengetahuan yang cukup tentang UU yang baik
2. b) Pembuatan UU menjadi lambat
3. Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang bersumber dari falsafah hidup bangsa Indonesia.
Demokrasi Pancasila berasal dari sila keempat pancasila. Makna dari Demokrasi Pancasila yaitu:
1. a) Demokrasi Pancasila sebagai cara hidup atau way of life
2. b) Pancasila sebagai landasan Demokrasi di Negara Indonesia
3. c) Pelaksanaan demokrasi Pancasila dalam pengambilan keputusan dan dalam pemilihan
umum

Beberapa rumusan tentang demokrasi pancasila adalah sebagai berikut:


1. a) Dalam bidang politik yaitu : menegakkan kembali asas- asas Negara hokum dan kepastian
hokum.
2. b) Dalam bidang ekonomi yaitu: kehidupan yang layak bagi setiap warga Negara
3. c) Dalam bidang hokum yaitu : pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia
Aturan pelaksanaan demokrasi Pancasila yaitu:
1. a) Pancasila sila keempat
2. b) Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
3. c) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
4. d) Penjelasan UUD 1945 dalam pokok pikiran ketiga pembukaan
Prinsip-prinsip Pancasila yaitu:
1) Demokrasi yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
3) Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat
4) Demokrasi yang mengutamakan kecerdasan rakyat
5) Demokrasi yang menerapkan prinsip pembagian kekuasaan
6) Demokrasi yang menjamin perkembangan otonomi daerah
7) Demokrasi yang menerapkan konsep Negara hokum
8) Demokrasi yang menjamin terselenggaranya peradilan yang bebas,merdeka dan tidak memihak
9) Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat
10) Demokrasi yang berkeadilan rakyat

Ø Pentingnya Kehidupan Demokratis dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara


Pemerintahan yang demokratis yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat. Pemilihan umum
merupakan cara untuk memilih wakil rakyat sekaligus merupakan perwujudan Negara demokrasi.
Pemilu merupakan hak rakyat karena dengan pemilu rakyat dapat melaksanakan hak demokrasinya.
Salah satu syarat dalam pemerintahan demokrasi adalah adanya pemilihan umum yang bebas dan
transparan tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Tujuan pemilu yaitu :
1) Memilih wakil rakyat seperti MPR,DPR,DPD dan DPRD
2) Memilih presiden dan wakil presiden
3) Melaksanakan demokrasi Pancasila/kedaulatan rakyat
4) Mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
5) Menjamin berlangsungnya pembangunan
6) Mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Landasan Pemilu yaitu:
1) Landasan idiil : pancasila
2) Landasan konstitusional : UUD 1945
3) Landasan operasional : ketetapan MPR dan UU pemilu

Asas – Asas Pemilu yaitu:


1) Langsung,yaitu setiap pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya
2) Umum,yaitu semua warga NKRI yang memenuhi syarat berhak memilih atau dipilih tanpa
kecuali dengan tidak memandang perbedaan
3) Bebas,yaitu semua warga NKRI dapat melakukan pemilihan sesuai hati nuraninya
4) Rahasia,yaitu bahwa yang dia pilih tidak dapat diketahui oleh orang lain
5) Jujur,yaitu semua yang terlibat secara langsung dalam pemilu harus bertindak jujur sesuai
dengan peraturan yang berlaku
6) Adil,yaitu setiap pemilih dan parpol peserta pemilu mendapat perlakuan ynag sama dan bebas
dari kecurangan apapun.

Ø Praktik Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat ,Berbangsa dan Bernegara


Dalam pengertian ini,suatu masyarakat demokratis mempunyai nilai-nilai :
1. a) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga
2. b) Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damai atau tanpa gejolak
3. c) Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur
4. d) Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin
5. e) Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman
6. f) Menjamin tegaknay keadilan

Kehidupan demokrasi dalam masyarakat sanagt penting artinya karena dapat menumbuhkan hal-hal
positif seperti :
1. a) Tumbuhnya semangat warga masyarakat untuk bersilaturahmi
2. b) Memperelat tali persahabatan dan persaudaraan diantara anggota warganya
3. c) Tumbuhnya semangta untuk beraktivitas dan berkreasi
4. d) Warga masyarakat makin peka terhadap lingkungannya
5. e) Tumbuhnya sikap saling menghargai
6. f) Menekan terjadinya sikap dan perbuatan negative kepada masyarakat
Didalam pemerintahan hang demokratis harus memenuhi dua syarat seperti mempunyai tujuan yang
jelas (doelmatig) dan mempunyai dasar hokum (rechtsvaardig). Praktik demokrasi dalam kehidupan
sehari-hari seperti menjaga kebersihan dan keindahan oleh ketua RT/RW, dalam musyawarah dapat
mengajukan gagasan ataupun pendapatnya mengenai nenjaga kebersihan dan keindahan lingkungan
tempat tinggal. Contoh sikap diatas menunjukkan salah satu pentingnya kehidupan demokrasi dalam
masyarakat.

BAB 2
Ø Sikap Positif terhadap Pelaksanaan Demokrasi dalam Kehidupan
Bersikap positif di lingkungan Negara yaitu:
1. a) Memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat melalui wadah enyalur aspirasi
masyarakat sesuai peraturan peundang-undangan
2. b) Ikut meningkatkan program pendidikan politik yang berdasarkan Pancasial dan UUd 1945
bagi semua lapisan masyarakat
3. c) Turut mengembangkan budaya politik ynag menjungnjung tinggi semangat
kebersamaan,kekeluargaan dan keterbukaan
4. d) Meningkatkan dan mengembangkan kehidupan demokrasi dan tegaknya hokum
5. e) Meningkatkan kesadaran dan peran serta politik masyarakat
6. f) Turut mendukung usaha penataan kehidupan politik yang diarahkan pada penumbuhan dan
pengembangan tatanan politik berdasarkan Pancasila UUD 1945
Bersikap positif di lingkungan sekolah yaitu:
1. a) Tertib mematuhi aturan sekolah
2. b) Saling menghormati sesama siswa dan guru
3. c) Melaksanakan kegiatan OSIS
4. d) Tidak membeda – badakan teman main
5. e) Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat
6. f) Mengadakan rapat OSIS dengan jujur dan adil
7. g) Mengakui persamaan hak dan kewajiban sesame teman sekolah
8. h) Menghormati dan menghargai perbedaan antarsuku,ras dan antargolongan
Bersikap positif di lingkungan keluarga :
a) Saling menghormati sesama anggota keluarga
b) Selalu memecahkan permasalahan secara musyawarah
c) Mematuhi aturan yang ada di lingkungan keluarga
d) Saling menghormati hak dan kewajiba sesama anggota keluarga
HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

Indonesia adalah Negara hukum (rechstaat) dan bukan negara kekuasaan (machstaat). Hal ini tertulis
dalam Konstitusi Indonesia. UU 1945 dan tertuang dalam Pasal 1 (3) UUD 1945. Pertanyaannya
adalah apa sebenarnya negara hukum? Konsep Negara hukum sangat dekat dengan konsep rule of
law. Dalam arti sederhana rule of law diartikan oleh Thomas Paine sebagai tidak ada satu pun yang
berada di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa.

Dalam konsep modern, apa yang dikatakan oleh Thomas Paine kemudian didefinisikan secara lebih
menyeluruh. Dunia modern kemudian mendefiniskan rule of law sebagai konsep yang melibatkan
prinsip dan aturan yang memberi pedoman pada mekanisme tertib hukum (legal order). Ditegaskan
dalam hal ini bahwa rule of law menuntut adanya regulasi dengan kualitas tertentu

Definisi rule of law di atas kemudian dirinci yang memudahakan penilaian. Salah satu definisi yang
rinci tedapat dalam laporan Sekretaris Jenderal PBB, sebagai berikut :
The "rule of law" is a concept at the very heart of the Organization.s mission.
It refers to a principle of governance in which all persons, institutions and entities, public and private,
including the State itself, are accountable to laws that are publicly promulgated, equally enforced and
independently adjudicated, and which are consistent with international human rights norms and
standards. It requires, as well, measures to ensure adherence to the principles of supremacy of law,
equality before the law, accountability to the law, fairness in the application of the law, separation of
powers, participation in decision-making, legal certainty, avoidance of arbitrariness and procedural
and legal transparency.
Definisi yang rinci di atas memperlihatkan bahwa rule of law mengandung beberapa elemen penting
yaitu:
1. Ditaatinya prinsip berkuasanya hukum (supremacy of law)
2. Persamaan di depan hukum (equality before the law)
3. Pertanggungjawaban hukum (accountability to the law)
4. Keadilan dalam penerapan hukum (fairness in the application of the law)
5. Adanya pemisahan kekuasaan (separation of power)
6. Adanya partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in the decision making).
7. Kepastian hukum (legal certainty)
8. Dihindarinya kesewenang-wenangan (avoidance of arbitrariness)
9. Adanya keterbukaan prosedur dan hukum (procedural and legal transparency)
Keseluruhan elemen ini harus dilihat untuk dapat mengukur sejauh mana rule of law telah dijalankan.

Ukuran pertama yaitu prinsip supremasi hukum berarti bahwa hukum harus menjadi dasar aturan
pelaksaan kekuasaan publik. Masyarakat juga haruslah diatur berdasarkan hukum, bukan berdasarkan
moralitas, keuntungan politik atau ideologi. Prinsip ini juga mengimplikasikan bahwa badan-badan
politik terikat tidak saja pada konstitusi naisonal tetapi juga pada kewajiban hukum hak asasi manusia
internasional. Hal ini mengimplikasikan bahwa legislasi yang valid harus diterapkan oleh otoritas dan
pengadilan dan bahwa intervensi negara pada kehidupana rakyat haruslah memenuhi standard umum
yaitu prinsip legalitas. Dengan demikian rule of law menjadi tameng pelindung rakyat dari adanya
penyalahgunaan kekuasaan Ditegaskan bahwa dalam hal ini korupsi jelas tidak sejalan dengan rule of
law.

Sementara itu, prinsip persamaan di depan hukum memuat dua komponen utama yaitu bahwa aturan
hukum diterapkan tanpa diskriminasi dan mensyaratkan perlakuan yang setara untuk kasus yang
serupa. Adanya pertanggungjawaban hukum (accountability to the law) harus dimaknai bahwa
otoritas Negara tidak boleh di luar atau di atas hukum dan harus tunduk pada hukum (subject to the
law) seperti halnya warga negara. Pinsip kepastian hukum mengimplikasikan bahwa aturan tidak
menyediakan ruang yang banyak untuk adanya diskresi. Prinsip ini tentunya juga berkaitan dengan
prinsip keterbukaan dalam hukum dan prosedur.

Dari paparan mengenai elemen penting rule of law dan uraian masing-masing elemen terlihat bahwa
rule of law pada dasarnya berfokus pada hukum dan pengembangan kelembagaan. Namun demikian,
dalam hal ini harus diingat bahwa Sekretaris Jenderal PBB menyatakan elemen politik adalah penting
untuk menjamin dijalankannya rule of law.

b. Tinjauan tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi menunjukkan kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang bersifat mendasar. Oleh
karena hak asasi bersifat mendasar dan fundamental, maka pemenuhannya bersifat imperatif.

Beberapa pendapat tentang definisi HAM antara lain :


1. HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia, tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup
secara layak.
2. HAM adalah hak yang dimiliki manusia sejak kelahirannya.
3. HAM adalah hak dasar sejak lahir merupakan anugerah dari Allah SWT;
4. HAM adalah seperangkat hak-hak yang melekat pada hakikat dan keberadaban manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan
yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang
baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi
manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu
Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan
/ tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih
baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat
menuju Belanda dari Indonesia.

Ciri pokok HAM yaitu:


1. HAM tidak diberikan atau diwariskan;
2. HAM untuk semua orang tanpa diskriminasi;
3. HAM tidak boleh dilanggar, tidak boleh dibatasi.
Sifat-sifat HAM yaitu:
1. Individual
2. Universal
3. Supralegal artinya tdk tergantung kepada negara atau pemerintah;
4. Kodrati, artiny bersumber dari kodrat manusia;
5. Kesamaan derajat;
6. Pelaksanaan HAM tidak boleh melanggar HAM orang lain.

Universalitas dan lokalitas.


Sifat universal maksudnya melekat pada harkat martabat setiap orang.
Lokalitas maksudnya setiap manusia harus diakui dan dihormati hak-hak dasarnya melalui hukum,
dan disesuaikan dengan sosio kultural suatu masyarakat atau negara. Pelaksanaannya tidak bisa
dilepaskan dari kondisi social, budaya, politik atau pengalaman negara.

Sejarah Perkembangan Perjuangan HAM

a) HAM masa sejarah.


1. Perjuangan nabi Musa pada saat membebaskan umat Yahudi dari perbudakan (tahun 6000
SM).
2. Hukum Hamirabi di Babylonia yang memberi jaminan keadilan bagi warganegara (tahun
2000 SM);
3. Socrates (469-399 SM) dan Aristoteles (384-322SM) sebagai filsuf Yunani peletak dasar
diakuinya HAM;
4. Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita dan wanita dari
penindasan bangsa Quraisy tahun 600 M
b) Di Inggris
1. Perjuangan HAM sejak tahun 1215 dengan Magna Charta. Merupakan cermin dan perjuangan
rakyat dan bangsawan bagi pemba-tasan kekuasaan Raja John.
2. Tahun 1628 dikeluarkan piagam Petition of Rights yang berisi tentag hak-hak rakyat beserta
jaminannya.
3. Tahun 1679 muncul Hebeas Corpus Act, mengenai peraturan penahanan, selanjutnya
dikeluarkan Bill of Rights
c) Di Amerika Serikat
Perjuangan HAM didasari oleh pemikiran John Locke, tentang hak-hak dalam diri manusia, seperti
hak hidup, kebebasan dan hak milik. Kemudian dijadikan landasan bagi pengakuan HAM yang
terlihat dalam Declaration of Independence of The United States. Perjuangan HAM ini karena rakyat
Amerika yang berasal dari Eropa sebagai emigran merasa tertindas oleh pemerintahan Inggris. Dalam
sejarah perjuangan HAM, Amerika serikat sebagai negara pertama menetapkan dan melindungi HAM
dalam konstitusi.
d) Di Perancis

Perjuangan HAM ketika terjadi revolusi Perancis tahun 1789, pernya-taan tidak puas dari kaum
borjuis dan rakyat terhadap kesewenanga-wenangan raja Lois XVI, menghasilkan naskah
“Declaration des Droits de L’homme et di Citoyen (pernyataan mengenai hak asasi ma-nusia dan
warganegara). Pada tahun 1791 deklarasi ini dimasukkan dalam konstitusi. Revolusi Perancis ini
dikenal sebagai perjuangan penegakan HAM di Eropa dengan semboyan Liberte (kebebasan), egelite
(persamaan), dan fraternite (persaudaraan).

e) Atlantik Charter 1941

Atlantik Charter muncul setelah perang dunia ke II oleh F.D. Roosevelt yang menyebutkan The four
Freedom :
1. Kebebasan untuk beragama (freedom of religion)
2. Kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech and thought);
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear);
4. Kebebasan dari kemelaratan (freedom of want).
f) PBB
Tgl 10 Desember 1948 dideklarasikan Universal Declaration of Human Rights. “Sekalian porang
yang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak asasi yang sama. Mereka dikaruniai akal
dan budi. Dan hendaknya bergaul satu sama lian dalam persaudaraan”.

g) Sidang Majelis Umum PBB 1966. Hasil sidang mengeluarkan Covenants on Human Rights antara
lain:
1. The International on Civil and Political Rights
2. The International Covenant on Economic, sosial, and Cultural Rights;
Optional Protocol, adanya kemungkinan warganegara mengadukan pelanggaran HAM kepada The
Human Rights Committee PBB setelah melalui Pengadilan Negaranya. HAM di Indonesia mengenai
kebebasan pemilihan anggota parlemen, kebebasan bicara, mengeluarkan pendapat, izin parlemen
dalam penetapan pajak, UU dan pembentukan negara, kebebasan beragama, serta diperboleh kannya
parlemen untuk mengubah keputusan raja.

h) Pengakuan Bangsa Indonesia akan HAM

i. Pembukaan UUD 45, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak seluruh bangsa.
ii. Dirumuskan tujuan nasional dalam pembukaan UUD 45. Lalu sila kedua Pancasila merupakan
landasan idiil pengakuan dan jaminan HAM.
iii. HAM diimplementasikan dalam pasal-pasal UUD 45;
iv. HAM dalam Tap MPR No XVII/MPR/1988.
v. HAM dalam Undang-undang No 39 tahun 1999 dan UU No 26 tahun 2000.
Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :

1. Hak asasi pribadi / personal Right:


 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
 Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang
diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right:


 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right:


 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns.
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hokum

4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths


 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
 Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights:


 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di
mata hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right:
 Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

BELA NEGARA

PENGERTIAN BELA NEGARA


 Secara umum : suatu konsep mengenai patriotisme seseorang / kelompok orang / seluruh
komponen suatu negara yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi negara dalam
rangka mempertahankan eksistensi / kedaulatan negara tersebut.
 Secara khusus : suatu tekad yang direalisasikan dengan sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara yang seutuhnya.

JENIS-JENIS BELA NEGARA


Berdasakan sifatnya, bela negara dibedakan menjadi 2 jenis, diantaranya :
 Secara Fisik : usaha mempertahankan suatu negara dalam menghadapi suatu serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut.
 Secara Non Fisik : upaya untuk ikut serta memajukan bangsa dan negara, baik melalui
pendidikan, moral, sosial, maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun
bangsa tersebut.

DASAR HUKUM BELA NEGARA


1. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3) :” Bahwa tiap warga Negara behak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela Negara”.
2. UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) :”Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha Pertahanan dan Keamanan Negara, dan Usaha Pertahanan dan Keamanan
Negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh TNI dan
Kepolisian sebagai Komponen Utama, Rakyat sebagai Komponen Pendukung”.
3. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B :” Setiap Warga Negara wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.
4. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) :” Setiap Warga Negara
Berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara ysng diwujudkan dalam
Penyelenggaraan Pertahanan Negara”.
5. UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2) :” Keikutsertaan warga
Negara dalam upaya bela Negara dimaksud ayat (1) diselenggarakan melalui :

➤ Pendidikan Kewarganegaraan
➤ Pelatihan dasar kemiliteran
➤ Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
➤ Pengabdian sesuai dengan profesi

TUJUAN BELA NEGARA


 Untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
 Untuk menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara
 Untuk mempertahankan kedaulatan bangsa
 Untuk melestarikan budaya bangsa
 Untuk menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
 Untuk memberikan dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.

FUNGSI BELA NEGARA


 Mempertahankan Negara dari berbagai ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan, Gangguan)
 Menjaga keutuhan wilayah negara
 Merupakan kewajiban setiap warga negara
 Merupakan panggilan sejarah

MANFAAT BELA NEGARA


 Membangun sikap disiplin dalam berbagai hal.
 Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
 Membangung mental dan fisik menjadi semakin baik.
 Menanamkan Patriotisme dan kecintaan terhadap Nusa dan Bangsa.
 Membentuk jiwa kepemimpinan dalam memimpin diri sendiri atau kelompok.
 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
 Dll
CONTOH BELA NEGARA
 Lingkungan Keluarga :
➤ Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga
➤ Membentuk keluarga yang sadar hukum

 Lingkungan Sekolah :
➤ Meningkatkan iman, taqwa, dan juga ilmu pengetahuan teknologi
➤ Memiliki kesadaran untuk mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah

 Lingkungan Masyarakat :
➤ Menciptakan suasana aman, damai, dan rukun
➤ Bergotong royong dalam menjaga keamanan lingkungan masyarakat

 Lingkungan Negara :
➤ Mematuhi hukum yang berlaku
➤ Membayar pajak tepat waktu
➤ Dapat mengabdi sebagai anggota TNI atau POLRI

GEOPOLITIK INDONESIA

Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa Yunani
politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik
merupakan Ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah –
masalah geografi wilayah atau tempattinggal suatu bangsa. Geopolitik biasa juga di sebut dengan
wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang
titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu
Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik
suatu Negara. Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi Negara
yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis), mengenai situasi,
kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara. Maka kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaanatau
tempat tinggal negara itu. Geopolitik juga bisa disebut wawasan nusantara.
Berbagai Pandangan Tentang Geopolitik
• Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu bumi politik (Political
Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur geopolitik bahwa kekuatan suatu negara harus mampu
mewadahi pertumbuhannya. Semakin luas ruang potensi geografi yang ditempati sekelompok politik
(kekuatan), makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh. Negara sebagai suatu organisme
yang memerlukan ruang hidup, mengenal proses lahir, hidup, dan mati.

• Rudolf Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-1946) mengembangkan geopolitik sebagai
Geographical Politic yang menitik beratkan kepada analisis fenomena geografi dari aspek politik
geografi menyangkut kependudukan, ekonomi sosial, dan pemerintahan, bahwa negara tidak sekedar
satuan biologis juga mempunyai inteketualitas.
Negara sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi, kependudukan, ekonomi,
sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika kebudayaan berupa gagasan, kegiatan ekonomi harus
diikuti oleh pemekaran wilayah. Perluasan ini dapat dilakukan secara damai atau kekerasan. Berarti
dapat menuju ke arah politik adu kekuatan dan adu kekuasaan serta ekspansionisme.
• Karl Haushofer (1928) ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen ) berkembang di Jerman Adolf
Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang di landasi oleh faham militerisme dan
fasisme. Pokok pikiran ajarannya:
1. Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam, artinya yang kuat atau
unggul akan tetap bertahan hidup.
2. Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan.
3. Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
4. Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam mempertahankan kelangsungan
hidup untuk mendapat ruang hidup.
5. Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan dikuasai
oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris, Jerman, Rusia, dan Jepang di Asia

Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi.
Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau melihat, atau cara
melihat. Kata wawasan berarti pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap inderawi, sedangkan
istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-
pulau indonesia yang terletak di antara samudera pasifik dan samudera Indonesia serta di antara benua
Asia dan benua Australia.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan perwujudan ideologi pancasila. Wawasan nusantara mengarahkan visi bangsa Indonesia
untuk mewujudkan kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang kehidupan nasional : bidang
ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia


Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan membangun
atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi, sosbud maupun
hankamnya, selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah. Untuk itu
pembinaan dan penyelenggaraan tata ke¬hidupan bangsa dan negara Indonesia disusun atas dasar
hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan tujuan nasional, serta kondisi sosial budaya dan
pengalaman sejarah yang menumbuhkan kesadaran tentang kemajemukan dan kebhinekaannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.
Gagasan untuk menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhi¬nekaan tersebut merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, yang dikenal dengan istilah Wawasan
Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia dan diberi nama Wawasan Nusantara, disingkat
“Wasantara.” Dari pengertian-pengertian seperti di atas, pengertian yang digu¬nakan sebagai acuan
pokok ajaran dasar Wawasan Nusantara ialah Wa¬wasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia,
yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba¬beragam
dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan ke¬satuan wilayah dan tetap menghargai
serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.
1. Landasan Ideal : Pancasila
Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan dalam pembukaan UUD
1945. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan,
persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan dalam membina kehhidupan
nasional. Pancasila merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam
tekadnya untuk menata kehidupan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berdaulat dan
mandiri. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat para penyelenggara negara, para pimpinan pe¬merintahan, dan seluruh rakyat
Indonesia.
2. Landasan Konstitusional : UUD 1945
Bangsa Indonesia menyadari bahwa bumi, air, dan dirgantara di atasnya serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Karena itu, bangsa Indonesia bertekad mendayagunakan se¬genap kekayaan alam, sumber
daya, serta seluruh potensi nasionalnya berdasarkan kebijaksanaan yang terpadu, seimbang, serasi,
dan selaras untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah dengan tetap memperhatikan kepentingan daerah penghasil secara proporsional dalam keadilan.
Dengan demikian, UUD 1945 seharusnya dan sewajarnya menjadi landasan konstitusional dari
Wawasan Nusantara yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara pandang yang selalu
utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa
se¬tiap warga bangsa dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh
menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan
oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa
menghilangkan kepentingan lainnya, seperti ke¬pentingan daerah, golongan, dan orang per orang.

 Asas Wawasan Nusantara


Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kai¬dah-kaidah dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan di¬ciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk
bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap kesepakatan bersama. Harus disadari bahwa
jika asas wawasan nusantara diabaikan, kom-ponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar
kesepakatan bersama tersebut, yang berarti bahwa tercerai berainya bangsa dan ne¬gara Indonesia.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari: kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, kejujuran,
solidaritas, kerjasama, dan ke¬setiaan terhadap ikrar atau kesepakatan bersama demi terpeliharanya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
• Latar Belakang Wawasan Nusantara

Falsafah Pancasila
1. Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:
Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

• Aspek Kewilayahan Nusantara; Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu
diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
• Aspek Sosial Budaya; Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing – masing memiliki
adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga tata kehidupan nasional
yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.
• Aspek Kesejarahan; Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia
yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh
bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa
Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga
wilayah kesatuan Indonesia.
Kedudukan Wawasan Nusantara
• Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan nasional.
• Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi:
a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
b. Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan
idiil.
c. Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
d. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
e. GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
Fungsi Wawasan Nusantara
Menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta rambu dalammenentukan segala kebijaksanaan,
keputusan, tindakan danperbuatanbagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun
bagiseluruh rakyat indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Tujuan Wawasan Nusantara


Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
• Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan
Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial”.
• Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun
sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan
nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan,
kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku bangsa Indonesia
mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi lingkungan
geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Secara hierarki,
posisi atau status wawasan nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem
kehidupan nasional Indonesia adalah:
1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
4. Petahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional.
Bentuk Wawasan Nusantara
Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda
• Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional.
• Mempunyai arti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional,
pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
• Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
Berarti bahwa cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara mencakup:
1. Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan ekonomi.
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.
5. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
• Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara berarti pandangan geopolitik
Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan
segenap kekuatan negara.
• Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya,
agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

Anda mungkin juga menyukai