Anda di halaman 1dari 97

POLITIK DAN STRATEGI

NASIONAL

IR. SURYANTO AL
NIP. 1958060819860310005
POLITEKNIK STATISTIKA
STIS
LATAR BELAKANG POLITIK
DAN STRATEGI NASIONAL (1)

ANGGARAN NEGARA DISUSUN UTK


MENDUKUNG TERCAPAINYA
TUJUAN NEGARA

“ MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA DAN


UNTUK MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM,
MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA, DAN IKUT
MELAKSANAKAN KETERTIBAN DUNIA YANG
BERDASARKAN KEMERDEKAAN, PERDAMAIAN ABADI
DAN KEADILAN SOSIAL “
LATAR BELAKANG POLITIK DAN
STRATEGI NASIONAL (1)
• Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia
– Pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
– Dilaksanakan di semua aspek kehidupan bangsa
(aspek politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan).
– Sebagai perwujudan Pancasila, UUD 1945,
Wawasan Nusantara, serta memperkokoh
Ketahanan Nasional.
PENGERTIAN POLITIK (1)
PENGERTIAN POLITIK (2)
Politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan (policy) dan distribusi sumber daya.
 Negara : suatu organisasi dalam satu wilayah
yang memiliki kekuasaan tertinggi yang
ditaati oleh rakyatnya.
 Kekuasaan : kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku
atau kelompok sesuai dengan keinginannya.
PENGERTIAN POLITIK (3)
 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan perlu memperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk
siapa keputusan itu dibuat.
 Kebijakan Umum
Kebijakan merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau
kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
 Distribusi
Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat
(materil atau non materil).
Dalam politik membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-
nilai secara mengikat.
PENGERTIAN STRATEGI

Strategi pada dasarnya merupakan seni dan


ilmu menggunakan dan mengembangkan
kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Unsur-unsur Pokok Penyusunan Strategi:
1). Tujuan atau sasaran
2). Situasi lingkungan strategik
3). ATHG yang harus diantisipasi
4). Ketahanan Nasional sebagai kondisi
PENGERTIAN POLITIK DAN
STRATEGI NASIONAL
• Politik Nasional adalah kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional.
• Jadi Politik Nasional terdiri atas asas, haluan, usaha, serta
kebijakan negara tentang pembinaan (perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta
penggunaan Kekuatan Nasional untuk mencapai Tannas.
• Strategi Nasional di susun untuk melaksanakan POLNAS
misal startegi jangka pendek, menenggah, dan panjang. Jadi
strategi nasional adalah cara melaksanakan POLNAS dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh POLNAS.
• .
• Politik dan Strategi Nasional
(Polstranas) adalah kebijakan dasar
yang memuat rencana rincian dan
pelaksanaannya dalam kurun waktu
tertentu dalam berbagai bidang
kehidupan untuk mencapai tujuan dan
sasarannya POLNAS
• Sasaran nasional adalah Politik Nasional dan
strategi nasional yang digariskan Presiden, yang
memuat program kongkrit.
MAKNA PEMBANGUNAN NASIONAL (1)
1. Pembangunan Nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia Indonesia secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan global.
2. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa
dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan
kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju serta kukuh kekuatan
moral dan etiknya.
MAKNA PEMBANGUNAN NASIONAL (2)
3. Tujuan pembangunan nasional itu sendiri adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia, dan pelaksanaanya bukan hanya menjadi tanggung
jawab pemerintah tetapi juga tanggung jawab seluruh rakyat
Indonesia.
4. Pembangunan Nasional mencakup hal-hal yang bersifat
lahiriah maupun bathiniah yang selaras, serasi dan seimbang.
5. Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan hajat hidup fisik manusia,
sedangkan pembangunan yang bersifat bathiniah
adalah pembangunan sarana dan prasarana ibadah,
pendidikan, hiburan, kesehatan dan sebagainya.
DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN
POLITIK STRATEGI NASIONAL
Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen
nasional.
Sistemnas adalah perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan
yang dapat menampung aspirasi dan dapat diterima masyarakat
berlandaskan :
 Ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara,
Ketahanan Nasional
 Indikator keberhasilan Sistemnas tercermin dari
terbangunnya keamanan nasional, terwujudnya
kesejahteraan rakyat dan tumbuh kembangnya sumber daya
insani yang kompetitif.
PENYUSUNAN POLSTRANAS OLEH
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA (1)
1. Suprastruktur politik
Merupakan jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga
yang disebut dalam UUD 1945 (MPR, DPR,
Presiden, BPK, MA dan MK).
2. Infrastruktur politik
Merupakan badan-badan yang ada dalam masyarakat,
seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan,
media massa, kelompok kepentingan (interest group)
dan kelompok penekan (pressure group)
PENYUSUNAN POLSTRANAS OLEH
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA (2)
3. Mekanisme penyusunan dan strategi nasional ditingkat
suprastruktur politik diatur oleh Presiden yang dibantu oleh
berbagai lembaga tinggi negara lainnya serta dewan
pertimbangan yang dibentuk.
4. Melalui pranata-pranata politik, masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional karena
dianggap memiliki peran yang sangat besar dalam
mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang telah
ditetapkan.
5. Pranata politik secara umum yaitu usaha dari kegiatan politik sebagai
organisasi kemasyarakatan yang mempunyai ciri khas khusus dan
mempunyai tujuan untuk memperoleh kekuasaan dengan bekal ilmu
kenegaraan atau tata negara.
FUNGSI PRANATA POLITIK
• Menjalankan kesejahteraan umum..
• Melakukan pemeliharaan ketertiban pada wilayahnya.
• Melakukan penjagaan keamanan dari serangan pihak luar.
• Melakukan perlindungan dan menyalurkan aspirasi/hak asasi manusia;
sesuai dengan UUD 1945.
• Memberikan pembelajaran politik untuk masyarakat,
• Peningkatan kesadaran dalam hal politik didalam masyarakat.
• Melembagakan norma-norma dengan jalan Undang-Undang
• Menjalankan undang-undang yang sudah disetujui (Implement approved
laws).
• Melakukan penyelesaian konflik yang ada di antara warga masyarakat
• Melakukan penyelenggaraan pelayanan umum,
• Menjalankan perlindungan warga negaranya dari serangan negara asing
• Tetap memelihara kesiapsiagaan atau kewaspadaan dalam menghadapi
bahaya ATHG
PANDANGAN MASYARAKAT
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya, maupun bidang Hankam akan selalu
berkembang, terbukti :
 Semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara.
 Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk
memperjuangkan haknya.
 Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan
pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
 Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi
persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan.
 Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.
STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL
Stratifikasi politik Nasional dalam Negara Republik
Indonesia :
STRATIFIKASI POLSTRANAS
• Tingkat Penentu Kebijakan Puncak
– MPR : GBHN , TAP MPR (pada jaman orde baru)
– Presiden : dekrit, peraturan, piagam
• Tingkat Kebijakan Umum
– Presiden, DPR : UU
– Presiden : Peraturan Pemerintah, Kep/Inpres
• Tingkat Penentu Kebijakan Khusus
– Menteri : Peraturan menteri, Kepmen
• Tingkat Penentu Kebijakan Teknis
– Eselon I Dep, lembaga non Dep : prosedur/teknis utk
implementasikan rencana, program, kegiatan.
– Dua kekuasaan daerah yaitu Gubenur dg DPRD nya dan
Bupati/Walikota dengan DPRD nya
1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak
• Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan
tertinggi yang menyeluruh secara nasional mencakup
pembentukan UUD dan GBHN/RPJPN, menitik
beratkan masalah makro politik bangsa dan negara
untuk merumuskan idaman nasional.
• Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan
kepala negara, bentuk hukum dari kebijakan nasional
yang ditentukan oleh kepala negara dapat berupa
dekrit, peraturan atau piagam kepala negara.
2. Tingkat Penentu Kebijakan Umum
Kebijakan umum menitik beratkan mengenai masalah-
masalah mikro guna mencapai tujuan nasional dalam
situasi dan kondisi tertentu.
• Undang-undang yang kekuasaan pembuatannya
terletak di tangan DPR, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang oleh Presiden.
• Keputusan atau instruksi Presiden yang berisi
kebijakan-kebijakan.
• Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan
Maklumat Presiden.
3. Tingkat Penentu Kebijakan Khusus
Kebijakan khusus menitik beratkan terhadap suatu
bidang utama (major area) pemerintahan (Menteri)
• Penjabaran kebijakan umum guna merumuskan
strategi, administrasi, sistem dan prosedur
dalam bidang utama tersebut.
• Wewenang kebijakan khusus berada di tangan
menteri berdasarkan kebijakan pada tingkat
diatasnya.
4. Tingkat Penentu Kebijakan Teknis
• Kebijakan teknis menitik beratkan dalam satu
sektor dari bidang utama dalam bentuk prosedur
serta teknik untuk mengimplementasikan rencana,
program dan kegiatan yaitu Eselon I
• Wewenang pengeluaran kebijakan teknis ini
terletak di tangan pimpinan eselon pertama
departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga-
lembaga non departemen.
5. Kekuasaan dalam Pembuatan Aturan di Daerah
• Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan
pemerintah pusat di daerah terletak, Daerah Tingkat I
berada di tangan gubernur, Daerah Tingkat II di tangan
Bupati atau Walikota, dimana perumusan hasil
kebijaksanaan tersebut dikeluarkan dalam keputusan dan
instrukur Gubernur.
• Kepala Daerah berwenang mengeluarkan kebijakan
pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD, bentuk
peraturan Kepala Daerah Tingkat I dan II (PERDA TK
I dan PERDA TK II)
POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL (1)
 Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tujuan politik bangsa Indonesia
telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
 Tujuan politik bangsa Indonesia harus dapat dirasakan
oleh rakyat Indonesia, untuk itu pembangunan di segala
bidang perlu dilakukan. Dengan demikian politik
pembangunan nasional harus berpedoman pada
Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4
 Politik dan strategi nasional dituangkan dalam
program pembangunan nasional, selanjutnya
pelaksanaannya dilaksanakan oleh Presiden.
POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL (2)
 Pelaksanaannya dituangkan dalam pokok kebijakan
pelaksanaan pembangunan nasional dengan
memperhatikan sungguh-sungguh pendapat dari
lembaga tinggi negara lainnya terutama DPR dan
DPD.
 Politik pembangunan sebagai pedoman dalam
pembangunan nasional memerlukan keterpaduan
tata nilai, struktur.
PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN
NASIONAL (1)
 Bersifat semesta
Pembangunan nasional harus bersifat komprehensif, mencakup
seluruh kehidupan dan penghidupan masyarakat dan bangsa.
 Pendekatan Kesisteman
Konsepsi Ketahanan Nasional memberikan arah pola dasar pada
pembangunan nasional yaitu dengan pendekatan kesejahteraan dan
keamanan dalam metoda Astagatra, sehingga perlu penentuan strategi
yang jelas.
 Prioritas
Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamik harus dibangun
dan ditingkatkan dengan menentukan prioritas bidang-bidang
tertentu.
PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN
NASIONAL (2)
 Bertingkat dan berlanjut
Pembangunan nasional direncanakan berkesinambungan dalam
tahapan-tahapan jangka pendek, sedang dan panjang.
 Percaya pada diri sendiri
Keberhasilan pembangunan dengan menentukan cara yang
ditempuh/dipilih akan menimbulkan kebanggaan nasional.
 Partisipasi rakyat
Berhasilnya pembangunan nasional tergantung pada peran
aktif, partisipasi rakyat, serta disiplin para penyelenggara
negara yang berperan sebagai dinamisator, modernisator,
serta stabilisator.
PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN
NASIONAL (3)
 Harkat dan martabat manusia
Bangsa Indonesia telah menetapkan pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila dengan mendudukkan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
yang sama kedudukannya serta hak dan kewajibannya.
 Pelestarian Lingkungan
Pembangunan nasional harus menjamin kelestarian
lingkungan serta tata lingkungan untuk menjaga
kesejahteraan dan keamanan bagi generasi sekarang dan
generasi mendatang.
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
A. Pembangunan Nasional 1945-1959
•Selanjutnya pada tahun 1947 perencanaan pembangunan diindonesia
diawali dengan lahirnya “Panitia Pemikir Siasat Ekonomi”
• Perencanaan ini masih tertuju dalam bidang ekonomi mengingat
sangat pentingnya penanganan yang sangat serius tentang kondisi
ekonomi negara.
•Tanpa perencanaan tersebut tujuan utama untuk merubah ekonomi
kolonial menjadi sistem ekonomi nasional tidak dapat terwujud dengan
sendirinya apalagi tidak didukung dengan UU yang berlaku pada saat
itu.
•Kondisi dan situasi Indonesia saat ini tidak menentu sehingga
pembangunan tidak terlaksana dengan baik
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
B. Pembangunan Nasional pada Era Orde Lama 1959 - 1967
Era Orde lama dimulai dari tahun 1959 – 1967 yang dipimpin oleh presiden
Soekarno. pembangunan pada era ini di gagas oleh MPR Sementara (MPRS)
yang menetapkan tiga ketetapan yang dijadikan dasar perencanaan nasional :

1.Pertama : TAP MPRS No.I/MPRS/1960 yang berisi mengenai Manifesto Politik


republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara

2. Kedua : TAP MPRS No.II/MPRS/1960 yang berisi mengenai Garis-Garis Besar


Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969

3. Ketiga : TAP MPRS No.IV/MPRS/1963 yang berisi mengenai Pedoman-


Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan
Pembangunan
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
C. ORDE BARU
1.Pembangunan Jangka Panjang I 1968-1998
Pembangunan Nasional pada masa ORDE BARU
berpedoman pada TRILOGI Pembangunan dan
DELAPAN JALUR PEMERATAAN
TRILOGI PEMBANGUNAN:
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
DELAPAN JALUR PEMERATAAN
(1) pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, berupa pangan,
sandang dan perumahan;
(2) kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan;
(3) pembagian pendapatan;
(4) kesempatan kerja;
(5) kesempatan berusaha;
(6) kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita;
(7) penyebaran pembangunan;
(8) kesempatan memperoleh keadilan.
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
2. Jangka Pendek : Pelita 5 tahunan yang
berdasarkan GBHN
a. Pelita I (1 April 69- 31 Maret 74 :
Menekankan pada pembangunan bidang
Pertanian
b.Pelita II ( 1 April 74 – 31 Maret 79) :
Tersedianya pangan, sandang, perumahan,
sarana dan prasarana, menyejahteraan
rakyat dan memperluas kesempatan kerja
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
c. PelitaIII (1 April 79-31 Maret 84) :
Menekankan pada Trilogi
Pembangunan
d. Pelita IV ( 1April 84-31 Maret 89):
Menitik beratkan sektor pertanian
menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industri sendiri
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
e. Pelita V (1 April 89- 31 Maret 94):
Menitik beratkan pada sektor
pertanian dan industri
f. Pelita VI ( 1April 94-31Maret 99):
Menitik beratkan pada sektor
ekonomi yang berkaitan dengan
industri dan pertanian dan
peningkatan kualitas SDM
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
D. ORDE REFORMASI
1.Calon Presiden/WP terpilih mempunyai
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH
KEBIJAKAN yang akan diterjemahkan
dalam RPJMN, RENSTRA, PROGRAM-
PROGRAM DAN KEGIATAN:
a. RPJMN tahun 2004-2009
b. RPJMN tahun 2010-2014
c. RPJMN tahun 2015-2019
IMPLEMENTASI POLSTRANAS
2. Berdasarkan UU RI no 17 tahun 2007 ditetapkan :
a. Presiden membuat Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
tiap tahun. Termasuk pada masa transisi penggantian
Presiden
b. Ditetapkan RPJPN tahun 2005-2025
3. RPJMN dijadikan pedoman pembuatan RENSTRA
Kementerian dan Non Kementerian
4. RENSTRA Kementerian dan Non Kementerian sbg dasar
pembuatan program dan kegiatan Kementerian/Non
Kemeterian tersebut
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG NASIONAL
• Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-
2025
Visi RPJPN adalah untuk mewujudkan INDONESIA
YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR.
• Mandiri : berarti mampu mewujudkan kehidupan
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan
mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan
sendiri.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
PANJANG NASIONAL
• Maju : berarti tingkat kemakmuran yang tinggi
disertai dengan sistem dan kelembagaan politik dan
hukum yang mantap.
• Adil : berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi
dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender,
maupun wilayah.
• Makmur : berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat
Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan
makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.
MISI RPJP N 2005-2025
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak
mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya
saing
3. Mewujudkan masyarakat
demokratis berlandaskan hukum
MISI RPJP N 2005-2025
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan
bersatu
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan
berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara
kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting
dalam pergaulan dunia internasional
TAHAPAN RPJP N 2005-2025
MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(DTETAPKAN KE DLM UU NO 25 TTG SPPN)

LEMBAGA JANGKA PANJANG JANGKA SEDANG JANGKA PENDEK

MUSRENBANG PROGPRES MUSRENBANG MUSRENBANG


JP NAS JM NAS SUN RKP

BAPPENAS

RANCANGAN RPJP NAS RANCANGAN RPJM NAS RANCANGAN RKP RAPBN APBN
RPJP NAS RPJM NAS RKP

KEMENTRIAN RANCANGAN RPJP-KL RANCANGAN RENSTRA-KL RANCANGAN RENJA-KL RKA-KL DPA


RPJP-KL RENSTRA-KL RENJA-KL
LEMBAGA

• MUSRENBANG JM NAS DILAKS • MUSRENBANG SUN RKP DILAKS PALING


• MUSRENBANG
MUSRENBANG JPJP NAS
NAS PALING LMBAT 2 BLN SETELAH LAMBAT BLN APRIL.
DILAKS
DILAKS PALING
PALING LAMBAT
LAMBAT 11 PRESIDEN DILANTIK
THN
THN SBELUM
SBELUM BERAKHIR
BERAKHIR • RPJM NAS BERISI :
• RKP BERISI :
RPJP
RPJP YG
YG SEDANG
SEDANG -PNJABARAN VISI, MISI & PROG
PRES TERPILIH KE DLM ARAH - RANCANGAN KRANGKA EKONOMI
BERJALAN
BERJALAN MAKRO, PRIORITAS PEMB, RENJA &
KRANGKA EK MAKRO (TRMSK
ARAH JAK FISKAL & MONETER), PENDANAAN
• RPJP
RPJP NAS
NAS BERISI
BERISI :: STRAT PEMB, JAK UM & PROG - MERUPAKAN PENJABARAN DARI RPJM
-PENJABARAN
-PENJABARAN TUJ
TUJ NEG PRIORITAS PROG
NAS
DLM
DLM UUD
UUD 45
45 -SUN BERDSR RPJP NAS
-DLM
-DLM BNTUK
BNTUK VISI,
VISI, MISI
MISI &
& • RPJM DIJABARKAN KEDLM
RENSTRA-KL YG MEMUAT • RKP DIJADIKAN PEDOMAN PENYSUNAN
ARAH
ARAH PEMB
PEMB NAS
NAS
VISI,MISI,STRAT, JAK PROG & RAPBN
GIAT PEMB SSI TUGAS & FUNGSI
• RPJP
RPJP NAS
NAS DITETAPKAN
DITETAPKAN DG
DG KL
• RKP DIJABARKAN MENJADI RENJA-KL
UU
UU • RPJM NAS DITETAPKAN DGN
PERATURAN PRES PALING YG MEMUAT KEBIJAKAN, PROGRAM &
LAMBAT 3 BLN SETELAH PRES KEGIATAN
DILANTIK
HUBUNGAN ANTARA RENCANA STRATEGIS,
RENCANA OPERASIONAL, DAN RENCANA KERJA
DAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

PLATFORM PRESIDEN

5 Tahun RPJM Renstra - KL

1 Tahun RKP Ranc. Renja- KL

1 Tahun APBN RKA - KL

KEPPRES RINCIAN
DIPA - KL
APBN
KLASIFIKASI ANGGARAN
MENURUT JENIS BELANJA
BELANJA PEGAWAI
• KOMPENSASI DALAM BENTUK UANG/BRG YG DIBERIKAN KEPADA PEG PEM YG TUGAS DI DN/LN.

BELANJA BARANG
• PEMBELIAN BRG/JASA YG HABIS PAKAI UTK MEMPRODUKSI BRG/JASA.

BELANJA MODAL
• DLM RANGKA UNTUK PEMEBENTUKAN MODAL (TANAH, PERALATAN, MESIN DLL)

BEBAN BUNGA
• PEMBAYARAN UTK KEWAJIBAN PENGGUNAAN POKOK UTANG (DN/LN)

SUBSIDI
• DIBERIKAN KEPADA PRUSH/LEMBAGA YG PRODUKSI, JUAL, EKSIM BRG DAN JASA.

BANTUAN SOSIAL
• TRANSFER UANG/BRG PADA MASYARAKAT UTK KEMUNGKINAN TERJADINYA RESIKO SOSIAL

HIBAH
• TRANSFER DANA TIDAK WAJIB KEPADA NEGARA LAIN/INTERNASIONAL

BELANJA LAIN-LAIN
• PENGELUARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT YG TIDAK TRMSK DLM JENIS BELANJA DI TAS.
PRODUK DOKUMEN YG ADA KAITAN DGN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

• UU RI NOMOR 25 TH 2004 TTG


SISRENBANGNAS

• PERPRES NO. 7 TH 2005 TTG RPJMN

• PP NO. 20 TH 2004 TTG RKP

• PP NO. 21 TTG SUN RKA-KL


ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
(IMPLEMENTASI
(IMPLEMENTASI DARI
DARI UU
UU NO.17
NO.17 TH
TH 2003
2003 TTG
TTG KEUANGAN
KEUANGAN NEGARA)
NEGARA)

KAJANG KADANG KADEK

JABAR
PED PROGPRES KAN PED
PJP NAS RKP RAPBN APBN
PJM NAS

PEDOMAN DIACU

PED
RENSTRA KL RENJA KL RKA KL RINC APBN

UU NO.17 TH 2003 TTG KN

UU NO 25 TH 2004 TTG SPPN


ASAS ASAS ANGGARAN
1. ASAS UMUM : ASAS TAHUNAN, ASAS
UNIVERSAL, ASAS KESATUAN DAN ASAS
SPESIALITAS
2. ASAS BARU SEBAGAI CERMIN KAIDAH YANG
BAIK : ASAS AKUNTABILITAS, ASAS
PROFESIONAL, ASAS PROPORSIONALITAS,
ASAS KETERBUKAAN, DAN ASAS
PEMERIKSAAN KEUANGA
3. ASAS YANG LAIN ASAS KETERPADUAN, ASAS
PRIRORITAS, ASAS FLEKSIBILITAS, DLL
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH NASIONAL
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional merupakan penjabaran visi, misi
dan program Presiden selama 5 tahun.
RPJM N dijabarkan dalam Agenda
Pembangunan Nasional memuat sasaran-
sasaran pokok yang harus dicapai, arah
kebijakan dan program-program
pembangunan.
Pencapaian Kerangka Ekonomi Makro
(KEM) 2015-2018
• Pertumbuhan Ekonomi (2015-2018) 5,0 persen
• Pertumbuhan Investasi (2015-2018) 5,6 persen
• PDB Per Kapita (2018) USD 3,927 persen
• Tingkat Inflasi (2015-2018) 3,3 persen
• Tingkat Kemiskinan (2018) 9,82 persen
• TPT (2018) 5,34 persen
• Rasio Gini (2018) 0,389
• IPM (2018) 71,39 1. persen
Permasalahan Pembangunan Nasional
1. Masih rendahnya pertumbuhan ekonomi
mengakibatkan rendahnya dan menurunnya
tingkat kesejahteraan rakyat.
2. Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih
rendah, pembangunan pendidikan belum
sepenuhnya mampu memenuhi hak-hak dasar
warga negara.
3. Kualitas manusia dipengaruhi juga oleh
kemampuan dalam mengelola sumber daya alam
dan lingkungan hidup.
Permasalahan Pembangunan Nasional
4. Kesenjangan pembangunan antar daerah masih
lebar, seperti antara Jawa – Luar Jawa, antara
Kawasan Barat Indonesia (KBI) – Kawasan Timur
Indonesia (KTI) serta kota – desa.
5. Perbaikan kesejahteraan rakyat yang sangat
ditentukan oleh dukungan infrastruktur dalam
pembangunan.
6. Belum tuntasnya penanganan secara menyeluruh
terhadap aksi separatisme di beberapa daerah bagi
terjaminnya integritas NKRI serta masih adanya
potensi konflik horisontal di wilayah Indonesia.
Permasalahan Pembangunan Nasional
7. Masih tingginya kejahatan konvensional dan
transnasional.
8. Dengan wilayah yang sangat luas serta kondisi
sosial, ekonomi dan budaya yang beragam dan
potensi ancaman baik dari luar maupun dari
dalam negeri yang tidak ringan.
9. Masih banyaknya peraturan perundang-undangan
yang belum mencerminkan keadilan, kesetaraan
dan penghormatan serta perlindungan terhadap
hak asasi manusia.
Permasalahan Pembangunan Nasional
10. Rendahnya kualitas pelayanan umum keadaan
masyarakat antara lain karena tingginya
penyalahgunaan kewenangan dan penyimpangan,
rendahnya kinerja sumber daya aparatur, belum
memadainya sistem kelembagaan (organisasi), dan
ketatalaksanaan (manajemen) pemerintah.
11. Belum menguatnya pelembagaan politik, lembaga
penyelenggara Negara dan lembaga
kemasyarakatan, masih rendahnya internalisasi
nilai-nilai demokratis dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Permasalahan Mendasar Pembangunan
Nasional (1)
Permasalah mendasar yang masih menuntut
perhatian khusus dalam membangun ke depan,
antara lain :
1. Masih lemahnya karakter bangsa.
2. Belum terbangunnya sistem pembangunan
pemerintahan dan pembangunan yang
berkelanjutan.
3. Belum berkembangnya nasionalisme
kemanusiaan serta demokrasi politik dan
ekonomi.
Permasalahan Mendasar Pembangunan
Nasional (2)
4. Belum terejawantahnya nilai-nilai utama
kebangsaan dan belum berkembangnya sistem
yang memungkinkan masyarakat untuk
mengadopsi dan memaknai nilai-nilai
kontemporer secara bijaksana.
5. Kegamangan dalam menghadapi masa depan
serta rentannya sistem pembangunan,
pemerintahan dan kenegaraan dalam menghadapi
perubahan.
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara yang aman, bersatu, rukun, dan damai.
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang
menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak
asasi manusia.
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu
menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan
yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh
bagi pembangunan yang berkelanjutan.
MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI POKOK PEMBANGUNAN (1)
1. Strategi Penataan Kembali Indonesia.
Strategi ini diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan
RI berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang
melandasi berdirinya NKRI.
Dalam strategi ini, bangsa Indonesia ke depan perlu secara
bersama-sama memastikan :
a) Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 tidak
diperdebatkan.
b) Bentuk Negara tetap merupakan NKRI.
c) Semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam lambang Negara
harus dihayati dan dipraktikkan.
d) Pemerintah dipilih dan digantikan melalui
proses pemilihan umum yang demokratis
oleh rakyat secara langsung.
e) Seluruh undang-undang harus dijiwai oleh
semangat Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 dan undang-undang hendaknya
disusun dan diajukan dengan sejauh
mungkin melalui proses debat public.
STRATEGI POKOK PEMBANGUNAN (2)
2. Strategi Pembangunan Indonesia
Strategi ini diarahkan untuk membangun
Indonesia di segala bidang seperti yang tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945.
Sasaran pokok dari strategi ini, yaitu :
– Pemenuhan hak dasar rakyat
– Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh
Visi Presiden Jokowi Periode II

TERWUJUDNYA INDONESIA
MAJU YANG BERDAULAT,
MANDIRI, DAN
BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG-
ROYONG
Misi Presiden Jokowi Periode II
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia.
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
tepercaya.
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga.
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025 sehingga menjadi sangat penting.
• RPJMN 2020-2024 akan mempengaruhi pencapaian target
pembangunan dalam RPJPN, dimana pendapatan perkapita
Indonesia akan mencapai tingkat kesejahteraan setara
dengan negara-negara berpenghasilan menengah atas
(upper-middle income country/MIC) yang memiliki
kondisi infrastruktur, kualitas sumber daya manusia,
layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik.
• Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka
menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbanguny struktur
perekonomian yang kokoh berlandasakan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan brdaya saing
EMPAT PILAR DARI RPJMN KE IV
TAHUN 2020 - 2024
• Terdapat 4 (empat) pilar dari RPJMN ke IV tahun
2020-2024 yang merupakan amanat RPJPN 2005-
2025 untuk mencapai tujuan utama dari rencana
pembangunan nasional periode terakhir ADALAH :
1. Kelembagaan politik dan hukum yang mantap
2. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat
3. Struktur ekonomi yang semakin maju dan kokoh
4. Terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga
TUJUH AGENDA PEMBANGUAN
• Keempat pilar tersebut diterjemahkan ke dalam 7 agenda
pembangunan :
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang
Berkualitas
2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya
Saing
4. Membangun Kebudayaan dan Karakter Bangsa
5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan
Ekonomi dan Pelayanan Dasar
6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana
dan Perubahan Iklim
7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan
Publik
KETUJUH AGENDA DIBAGI MENJADI
BEBERAPA PRIORITAS :
Agenda I Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk
Pertumbuhan yang Berkualitas :
1)Pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup
pemenuhan pangan dan pertanian serta pengelolaan kelautan,
sumber daya air, sumber daya energi, serta kehutanan; dan
2) Akselerasi peningkatan nilai tambah agrofishery industry,
kemaritiman, energi, industri, pariwisata, serta ekonomi
kreatif dan digital
• Agenda II 2. Mengembangkan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan
Agenda II 2. Mengembangkan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan
1) Pengembangan sektor/ komoditas/kegiatan
unggulan daerah,
2) Distribusi pusat-pusat pertumbuhan (PKW) ke
wilayah belum berkembang,
3) Peningkatan daya saing wilayah yang inklusif,
4) Memperkuat kemampuan SDM dan Iptek
berbasis kewilayahan dalam mendukung
ekonomi unggulan daerah, serta
5) Meningkatkan IPM melalui pemenuhan
pelayanan dasar secara merata.
Agenda III. 3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang
Berkualitas dan Berdaya Saing

1) Pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola


kependudukan;
2) Penguatan pelaksanaan perlindungan sosial;
3) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta;
4) Peningkatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas;
5) Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda;
6) Pengentasan kemiskinan; dan 7
7) Peningkatan produktivitas dan daya saing.
Agenda IV Membangun Kebudayaan dan
Karakter Bangsa
1) Memperkukuh ketahanan budaya bangsa,
2) Memajukan kebudayaan,
3) Meningkatkan pemahaman, pengamalan, dan
penghayatan nilai agama,
4) Meningkatkan kualitas dan ketahanan keluarga
5) Meningkatkan budaya literasi
Agenda V. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar

1) Menjadikan keunggulan wilayah sebagai acuan


untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur wilayah,
2) Peningkatan pengaturan, pembinaan dan
pengawasan dalam pembangunan,
3) Pengembangan infrastruktur perkotaan berbasis
TIK,
4) Rehabilitasi sarana dan prasarana yang sudah tidak
efisien,
5) Mempermudah perijinan pembangunan
infrastruktur.
Agenda VI. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan
Ketahanan Bencanadan Perubahan Iklim

1) Peningkatan Kualitas Lingkungan


Hidup;
2) Peningkatan Ketahanan Bencana dan
Iklim; serta
3) Pembangunan Rendah Karbon.
Agenda VII. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam
dan Transformasi Pelayanan Publik
1) Reformasi kelembagaan birokrasi untuk pelayanan
publik berkualitas,
2) Meningkatkan Hak Hak Politik Dan Kebebasan Sipil,
3) Memperbaiki sistem peradilan, penataan regulasi dan
tata kelola keamanan siber,
4) Mempermudah akses terhadap keadilan dan sistem
anti korupsi.
5) Mempermudah akses terhadap pelayanan dan
perlindungan WNI di Iuar negeri
KAEDAH PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL (1)
1. Kementerian, departemen, lembaga pemerintah non
departemen, pemerintah daerah, serta masyarakat
termasuk dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan
program-program dalam RPJMN sebaik-baiknya.
2. Kementerian, departemen, lembaga pemerintah non
departemen berkewajiban untuk menyusun rencana
strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan
sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian/lembaga
yang disusun dengan berpedoman pada RPJMN tahun
2010-2014 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam
menyusun Rencana kerja Kementerian/lembaga.
KAEDAH PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL (2)
3. Pemerintah daerah berkewajiban menyusun RPJM daerah
yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat daerah dengan
memperhatikan RPJMN
4. Kementerian, departemen, lembaga pemerintah non
departemen dan pemerintah daerah berkewajiban menjamin
konsistensi antara RPJMN dengan rencana strategi
kementerian/lembaga dan RPJM Daerah.
5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan
RPJMN, kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas berkewajiban untuk melakukan
pemantauan terrhadap penjabaran RPJMN ke dalam
Rencana strategis kementerian/lembaga dan RPJ Daerah.
Rencana Strategis Pembangunan Statistik
Badan Pusat Statistik
• Latar Belakang
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga penyedia data
statistik perlu memenuhi kebutuhan indikator yang diperlukan
selain untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi sasaran
pembangunan yang disebutkan dalam RPJMN, juga untuk
kebutuhan sehari-hari pemerintah dan masyarakat.
Permintaan data dan informasi data statistik yang beragam,
akurat, berkesinambungan dan tepat waktu terus meningkat,
baik dari instansi pemerintah pusat dan daerah maupun dari
usahawan untuk mengembangkan usaha serta perguruan
tinggi dan lembaga penelitian untuk riset.
Visi dan Misi BPS
Visi dan Misi BPS
SASARAN BPS
SASARAN BPS
1. PROFESIONAL
merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Kompeten
mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban;
b. Efektif
memberikan hasil maksimal;
c. Efisien
mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan
sumber daya minimal;
d. Inovatif
selalu melakukan pembaruan dan/atau penyempurnaan
melalui proses pembelajaran diri secara terus-menerus;
e. Sistemik
meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan
proses sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.
2. INTEGRITAS
merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh
setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada institusi/organisasi,
dengan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Dedikasi
memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang
diemban dan institusi;
b. Disiplin
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan;
c. Konsisten
satunya kata dengan perbuatan;
d. Terbuka
menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari
berbagai pihak;
e. Akuntabel
bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.
3. AMANAH
merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Terpercaya
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak hanya
didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi
mental spiritual;
b. Jujur
melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari
prinsip moralitas;
c. Tulus
melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik kepentingan
(pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua
tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah
atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa;
d. Adil
menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.
Tugas, Fungsi dan Kewenangan BPS (1)
 Tugas Badan Pusat Statistik
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
 Fungsi Badan Pusat Statistik
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kegiatan statistik.
2. Penyelenggara statistik dasar.
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPS.
4. Fasilitas pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
kegiatan statistik.
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian,keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Tugas, Fungsi dan Kewenangan BPS (2)
Kewenangan Badan Pusat Statistik
a) Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
b) Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro.
c) Penetapan sistem informasi di bidangnya.
d) Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.
e) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu :
1) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang
kegiatan statistik.
2) Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.
Faktor-faktor Dalam Pendukung
Perstatistikan
• Undang-undang No.16 Tahun 1997 tentang Statistik
sebagai landasan hukum penyelenggaraan statistik yang
menjamin kepastian hukum bagi penyelenggara statistik.
• Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) sebagai sarana
merekrut pegawai baru melalui pendidikan kedinasan dan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) sebagai wadah
meningkatkan kemampuan SDM.
• Fasilitas pengolahan data sampai ke tingkat
kabupaten/kota yang dapat mempercepat pengolahan.
• Status BPS sebagai lembaga pemerintah vertikal dengan
SDM sampai ke tingkat kecamatan, sehingga memudahkan
tugas perstatistikan karena dekat dengan sumber data.
Faktor-faktor Luar Pendukung
Perstatistikan
1. Sistem perencanaan pembangunan berbasis data dan
informasi serta globalisasi yang menyebabkan
peningkatan permintaan data ke BPS.
2. Berlakunya otonomi daerah, sehingga setiap daerah
membutuhkan beragam data untuk pembangunan.
3. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, serta metodologi statistik yang memotivasi
dan memberikan kesempatan kepada staf BPS untuk
terus menimba ilmu pengetahuan.
4. Meningkatkan kepedulian lembaga eksekutif dan
legislatif akan pentingnya peranan statistik dalam
pembangunan.
Tantangan BPS
1. Keterbatasan tenaga untuk menangani pekerjaan
teknis.
2. Keterbatasan anggaran.
3. Menurunnya tingkat respons pada kegiatan
pengumpulan data.
4. Keterbatasan sarana komunikasi di daerah
sehingga menghambat kecepatan arus data ke
pusat pengolahan data.
5. Semakin kritisnya masyarakat terhadap
ketepatan, kecepatan, dan obyektivitas data BPS.
Strategi dan Arah Kebijakan
Pembangunan Statistik
1. Strategi bidang peningkatan
kualitas dan keragaman data
2. Strategi bidang teknologi
informasi dan komunikasi (TIK)
3. Strategi bidang peningkatan
kapsitas dasn kemampuan SDM
serta Penataan kelembagaan
Program-program BPS
1. Satu Program Teknis : Program Penyediaan dan
Pelayanan Informasi Statistik (P2IS)
2. 3 Program Generik :
a. Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Kegiatan Teknis Lainnya
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur (PSPA) BPS
c. Program Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparataur Negara (P2A2N) BPS
Program-progran tsb dijabarkan oleh eselon II menjadi
26 kegiatan ( 10 kegiatan prioritas)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai