Anda di halaman 1dari 14

Karaktersitik Organisasi Sektor Publik

Oleh Kelompok 5

D6 Akuntansi

1. I GUSTI AYU AGUNG IRA NIAGARA (1533121174)

2. KOMANG IRA MEINDRAWATI (1533121243)

3. NI JERO BALIAN SERI ASIH (1533121295)

4. FRANSISCA AYU EKA SUKMARIANI (1533121302)

5. NI PUTU KIKI MIGANTARI (1533121350)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

2017

1
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik
Sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau
jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara
lain yang diatur dengan hukum. Di setiap negara, cakupan organisasi
sektor publik sering tidak sama. Tidak ada definisi yang secara
komprehensif dan lengkap bisa digunakan untuk semua sistem
pemerintahan. Di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam
cakupan sektor publik antara lain pemerintahan pusat, pemerintahan
daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah mempunyai saham
(BUMN dan BUMD), organisasi bidang pendidikan, organisasi bidang
kesehatan dan organisasi-organisasi massa (Mahsun, Firma dan Andre
2007: 4-5)
Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial
yang non-profit oriented. Banyak yang menganggap organisasi sektor
publik pasti non-profit. Anggapan ini kurang tepat, karena organisasi
sektor publik ada yang bertipe quasi nonprofit. Quasi nonprofit bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan motif surplus (laba) agar
terjadi keberlangsungan organisasi dan memberikan kontribusi
pendapatan negara atau daerah. Perlu ditegaskan bahwa organisasi sektor
publik bukan hanya organisasi sosial, bukan hanya organisasi nonprofit
dan juga bukan hanya organisasi pemerintahan (Mahsun, Firma dan
Andre 2007: 11)
Organisasi Publik sering dilihat pada bentuk organisasi
pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah (organisasi
pemerintahan). Atau satu-satunya organisasi didunia yang mempunyai
wewenang merampok harta rakyat (pajak), membunuh rakyat
(hukuman mati), dan memenjarakan rakyat.
2
Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha Organisasi publik adalah
organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat akan
jasa publik dan layanan civil. Organisasi Publik adalah organisasi yang
terbesar yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang
lingkup Negara dan mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi)
di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara
terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga
negaranya, dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula
memungut pajak untuk pendanaan, serta menjatuhkan hukuman sebagai
sanksi penegakan peraturan.
2. Tujuan Pendirian Organisasi Publik
Pendirian organisasi publik merupakan upaya untuk
mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta
terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Pendirian organisasi publik bertujuan
secara optimal bagi peningkatan :
a. Kesejahteraan rakyat karena pada hakekatnya pelayanan publik
merupakan infrastruktur bagi setiap warga negara untuk mencapai
suatu kesejahteraan
b. Budaya dan kualitas aparat pemerintah untuk menjadi abdi bagi negara
dan masyarakatnya, bukan sebagai penguasa terhadap negara dan
masyarakatnya.
c. Kualitas pelayanan umum atau publik diberbagai bidang pemerintahan
umum dan pembangunan terutama pada unit-unit kerja pemerintah
pusat dan daerah, sehingga masyarakat diharapkan akan mendapatkan
perilaku pelayanan yang lebih cepat, tepat, murah, dan memuaskan.
Selain itu, era reformasi menuntut pelayanan umum harus transparan
dan tidak diskriminatif dengan menerapkan prinsip-prinsip
akuntabilitas dan pertimbangan efisiensi.
3
Kegiatan organisasi publik mencakup antara lain mengalihkan
fungsi-fungsi pelayanan publik tertentu dari instansi pemerintah kepada
badan swasta/LSM. Berikut ini diidentifikasi secara garia besar kegiatan
organisasi publik sebagai berikut ini.
Menyusun standar pelayanan publik yang cepat, tepat, murah,
memuaskan, transparan, dan tidak diskriminatif;
Mengembangkan konsep indeks tingkat kepuasan masyarakat sebagai
tolok ukur terhadap optimalisasi pelayanan umum oleh
penyelenggara negara kepada masyarakat;
Melakukan upaya deregulasi dan debirokratisasi khususnya
kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi untuk menghilangkan
seluruh hambatan yang menghambat mekanisme pasar.
a. Tipe Organisasi Sektor Publik
Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik
yang hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi
tergantung pada tipe organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 (empat)
jenis tipe organisasi, yaitu (1) pure-profit organization, (2) quasi-
profit organization, (3) quasi-nonprofit organization dan (4) pure-
nonprofit organization. Perbedaan empat tipe organisasi tersebut
terutama dilihat dari tujuan operasi dan sumber pendanaannya.
1. Pure-Profit Organization,
tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual
barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk
memperoleh laba sebanyak-banyaknya sehingga bisa
dinikmati oleh para pemilik. Sumber pendanaan organisasi
ini berasal dari para investor swasta dan kreditor.
Contohnya pasar swalayan, salon kecantikan dan distro.
2. Quasi-Profit Organization

4
Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual
barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk
memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya
sebagaimana yang dikehendaki para pemilik. Sumber
pendanaan organisasi ini berasal dari investor swasta,
investor pemerintah, kreditor dan para anggota. Contohnya
PT PLN Persero, PT KAI, PT. Telkom, dan BUMD.
3. Quasi-Nonprofit Organization,
Menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa dengan
maksud utama untuk melayani masyarakat dan memperoleh
keuntungan (surplus). Sumber pendanaan organisasi ini
berasal dari investor pemerintah, investor swasta dan
kreditor. Contohnya rumah sakit dan institusi pendidikan.
4. Pure-Nonprofit Organization
Menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa dengan
maksud utama untuk melayani dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sumber pendanaan organisasi ini
berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, laba
BUMN/BUMD, hibah dan sumbangan. Contohnya panti
asuhan, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi
pemerintahan.
3. Sifat Dan Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan
(purpose activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil
tertentu, dan hasil tersebut harus memiliki manfaat. Dalam beberapa hal,
akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta.
Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi tersebut disebabkan karena
adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.

5
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat
kompleks. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor
publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur dan demografi.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik
antara lain :

Pertumbuhan ekonomi
Tingkat inflasi
Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP / GDP)
Struktur produksi
Tenaga kerja
Arus modal dalam negeri
Cadangan devisa
Nilai tukar mata uang
Utang dan bantuan luar negeri
Infrastruktur
Teknologi
Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi
Sektor informal
b. Faktor Politik
Faktor politik yang mempengaruhi sektor publik antara lain :

Hubungan negara dan masyarakat


Tipe rezim yang berkuasa
Ideologi negara
Elit politik dan masa
Jaringan internasional

6
Kelembagaan
c. Faktor Kultural
Faktor kultural yang mempengaruhi organisasi sektor publik
antara lain :

Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya


Sistem nilai di masyarakat
Historis
Sosiologi masyarakat
Karakteristik masyarakat
d. Faktor Demografi
Faktor demografi yang mempengaruhi organisasi sektor publik
antara lain:

Pertumbuhan penduduk
Struktur usia penduduk
Migrasi
Tingkat kesehatan
4. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien,
dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan
kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen
(management control).
b. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan
bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan
akuntabilitas (accountability).

7
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu
penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi
sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai
manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi
akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen mulai dari
perencanaan strategik, pembuatan program, penganggaran, evaluasi kinerja,
dan pelaporan kinerja.

Informasi akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan,


terutama untuk membantu manajer dalam melakukan alokasi sumber daya.
Informasi akuntansi dapat digunakan untuk menentukan biaya suatu
program, proyek, atau aktivitas serta kelayakannya baik secara ekonomis
maupun teknis. Dengan informasi akuntansi, pemerintah dapat menentukan
biaya pelayanan (cost of services) yang diberikan kepada publik,
menetapkan biaya standar, dan harga yang akan dibebankan kepada publik
atas suatu pelayanan (charging for services).

Selain itu, informasi dapat digunakan untuk membantu dalam


pemilihan program yang efektif dan ekonomis serta untuk penilaian
investasi. Pemilihan program yang tepat sasaran, efektif, dan ekonomis akan
sangat membantu dalam proses penganggaran. Pada sektor publik,
penganggaran merupakan tahap yang membutuhkan keahlian khusus karena
penganggaran pada sektor publik merupakan proses politik, sehingga
manajer sektor publik dituntut untuk memiliki political skill disamping
pemahaman teknis akuntansi.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, pemerintah memerlukan


informasi akuntansi terutama untuk menentukan indikator kinerja
(performance indikator) sebagai dasar penilaian kinerja. Manajemen akan
kesulitan untuk melakukan pengukuran kinerja apabila tidak ada indikator

8
kinerja yang memadai. Indikator kinerja tersebut dapat bersifat finansial
maupun nonfinansial. Informasi akuntansi memiliki peran utama dalam
menentukan indikator kinerja sektor publik.

5. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik


Pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di
negara-negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang
ada. Berbagai perubahan dilakukan misalnya dengan mengadopsi
pendekatan New Public Management (NPM) dan reinventing
government di banyak negara.
Untuk memperbaiki kinerja sektor publik perlu diadopsi
beberapa praktik dan teknik manajemen yang diterapkan sektor swasta
ke dalam sektor publik, seperti pengadopsian mekanisme pasar,
kompetisi tender, dan privatisasi perusahaan-perusahaan publik.
Lembaga sektor publik masih memiliki kesempatan yang luas
untuk memperbaiki kinerjanya dan memanfaatkan sumber daya secara
ekonomis, efisien dan efektif. Memperbaiki kinerja sektor publik
memang bukan sekedar masalah teknis belaka, akan tetapi akuntansi
sektor publik sebagai alat untuk menciptakan good public and corporate
governance memiliki peran yang sangat vital dan signifikan. Akuntansi
sektor publik akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya
tuntutan dilakukannya transparansi dan akuntabilitas publik oleh
lembaga-lembaga sektor publik.
Perkembangan akuntansi sektor publik khususnya di Indonesia
semakin pesat seiring dengan adanya erabaru dalam pelaksanaan
otonomi daerah dan desentaralisasi fiskal. Desentarlisasi tidak hanya
berartipelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah tetapi
pelimpahan beberapa wewenang pemerintah ke pihak swasta dalam
bentuk privatisasi

9
6. Value For Money
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan
value of money dalam menjalankan aktivitasnya, dimana value of money
merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
a. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga
yang terendah.
b. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input
tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai
output tertentu.
c. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang
ditetapkan atau perbandingan outcome dengan ouput.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money, namun beberapa
pihak berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity)
mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
pelayan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomi. Pemerataan
(equality) penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi pada kelompok
tertentu melainkan secara merata. Manfaat implementasi value of
money:
A. Meningkatkan pelyanan public
B. Meningkatkan efektifitas pelayan publik, pelayan tepat sasaran.
C. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi
dan penghematan dalam penggunaan input.

7. Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta


Perbedaan Sektor Publik dan Sektor Swasta

10
Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor
swasta dapat dilihat dengan membandingkan beberapa hal, yaitu:
tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola pertanggungjawaban,
struktur organisasi, karakteristik anggaran, stakeholder yang
dipengaruhi, dan sistem akuntansi yang digunakan.

a. Tujuan Organisasi
Dilihat dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan
sektor swasta. Perbedaan menonjol terletak pada tujuan memperoleh
laba. Pada sektor swasta terdapat tujuan untuk memaksimumkan
laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik adalah pemberian
pelayanan publik, dan penyediaan pelayanan publik. Tetapi meskipun
tujuan utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak
berarti organisasi sektor publik sama sekali tidak memiliki tujuan yang
bersifat finansial. Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan
finansial, akan tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis,
konseptual, dan operasionalnya dengan tujuan profitabilitas sektor
swasta.

b. Sumber Pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari
sumber pendanaan organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan
disebut struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan
sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal bentuk, jenis
dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari
pajak dan retribusi, charging for service, laba perusahaan milik negara,
pinjaman pemerintah berupa utang luar negeri dan obligasi
pemerintah, dan pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundangan yang ditetapkan. Sedangkan untuk
sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi dua yaitu

11
internal dan eksternal. Sumber pembiayaan internal terdiri atas bagian
laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained
earnings) dan modal pemilik. Sumber pembiayaan eksternal misalnya
utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham baru untuk
mendapatkan dana dari publik.

c. Pola pertanggungjawaban
Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada
pemilik perusahaan (pemegang saham) dan kreditor atas dana yang
diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggung jawab kepada
masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor
publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari
masyarakat (public funds). Pola pertanggungjawaban di sektor publik
bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical
accountability)adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada ototritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada pemerintah pusat. Pertanggungjawaban
horizontal (horizontal accountability) adalah pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas.

d. Struktur Organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda
dengan sektor swasta. Struktur organisasi pada sektor publik bersifat
birokratis, kaku, dan hirarkis, sedangkan struktur organisasi pada
sektor swasta lebih fleksibel. Salah satu faktor utama yang
membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah adanya
pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor publik.
Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik,
akan sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada
sektor publik. Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks

12
dibandingkan dengan sektor swasta. Kompleksitas organisasi akan
berpengaruh terhadap struktur organisasi.

e. Karakteristik Anggaran Dan Stakeholder


Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik
rencana anggaran dipublkasikan kepada masyarakat secara terbuka
untuk dikritisi dan didiskusikan. Anggaran bukan sebagai rahasia
negara. Sementara itu, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup
bagi publik karena anggaran merupakan rahasia perusahaan. Dari
sisistakeholder, pada sektor publik stakeholder dibagi menjadi dua
yaitu internal dan eksternal, pada stakeholder internal antara lain
adalah lembaga negara (kabinet, MPR, DPR, dan sebagainya),
Kelompok politik (partai politik), manajer publik (gubernur BUMN,
BUMD), pegawai pemerintah. Stakeholder eksternal pada sektor
publik seperti masyarakat pengguna jasa publik, masyarakat pembayar
pajak, perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan
pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi,

f. Sistem Akuntansi Yang Digunakan


Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan.
Pada sektor swasta sistem akuntansi yang biasa digunakan adalah
akuntansi yang berbasis akrual (accrual accounting). Sedangkan pada
sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis
kas (cash basis accounting).

Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta


Meskipun sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang
berbeda dengan sektor swasta, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat
persamaan, yaitu:
13
1. Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta
merupakan bagian integral dari sistem ekonomi di suatu negara dan
keduanya menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai
tujuan organisasi.

2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah


kelangkaan sumber daya (scarcity of resources), sehingga baik
sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk menggunakan
sumber daya organisasi secara ekonomis, efektif dan efisien.

3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan,


pada dasarnya sama di kedua sektor. Kedua sektor sama-sama
membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk
melaksanakan fungsi manajemen, yaitu: Perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.

4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama,


misalnya: baik pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di
bidang transportasi massa, pendidikan, kesehatan, penyediaan
energi, dan sebagainya.

5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan


hukum lain yang disyaratkan

14

Anda mungkin juga menyukai