Anda di halaman 1dari 15

RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR

PUBLIK

RINGKASAN MATA KULIAH

A. LATAR BELAKANG
Organisasi adalah kelompok orang yang secara bersama-sama igin mencapai
tujuan. Sedangkan sektor publik adalah bagian dari ekonomi yang berkaitan dengan
penyediaan layanan pemerintah. Sektor-sektor yang meliputi sektor publik antara
lain badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat dan daerah serta unit-unit kerja
pemerintah), perusahaan milik negara BUMN/BUMD, yayasan, ormas dan orpol,
Universitas dan organisasi lainnya. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik
didefenisikan sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan
penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan
publik berupa penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan hak
publik. Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha, organisasi publik adalah organisai
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa publik dan
layanan civil. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini
biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Namun sebagai
sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi sektor pubik.
Kegiatan perencanaan, pengendalian biaya dan kegiatan serta evaluasi &
pengendalian tetap dijalankan di organisasi sektor publik seperti halnya di sektor
swasta. Selain itu, organisasi publik juga harus memberikan pertanggungjawaban
kepada publik melalui laporan keuangan karena mengelola dana publik
(masyarakat/pemerintah).
Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang
mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan
pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi
merupakan praktek khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar.
Untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah ditetapkan, sistem akuntansi
sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern atas penerimaan
dan pengeluaran dana publik.
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk memberikan jaminan


dalam aspek konsistensi pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang
memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan
objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta
menyulitkan pengauditan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan diuraikan tentang organisasi
sektor publik, regulasi dan standar sektor publik.

B. ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Organisasi adalah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan
cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang
telah ditetapkan bersama. Unsur utama organisasi terdiri dari tiga pilar yaitu The
Man (orang-orang), The Cooperation (kerjasama), dan The Goals (tujuan) yang
ketiganya saling terkait satu dengan lainnya. Organisasi dapat berbentuk
perusahaan, divisi, departemen, group atau tim. Sebuah organisasi harus
menyediakan direction framework (kerangka kerja arahan) sebagai panduan
kegiatan atau proyek dan dasar pengambilan keputusan organisasi. Dengan
direction framework tersebut, organisasi bisa menilai apakah kegiatan-kegiatan
organisasi telah dilaksanakan dengan tidak menyimpang dari tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Semua keputusan harus dapat dievaluasi untuk menentukan
kesesuaiannya dengan kerangka kerja tersebut. Direction framework yang harus
disediakan sebuah organisasi meliputi: visi, misi, strategi, prinsip,
klien/pelanggan/pengguna, stakeholder, tujuan, sasaran, produk atau jasa, roles,
responsibilities and skills.
Setiap organisasi, baik yang berstruktur formal maupun informal, pasti
mempunyai tujuan spesifik dan unik yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan tersebut setiap organisasi akan mengonsumsi sejumlah input
untuk menghasilkan output, dalam arti setiap organisasi akan melakukan
transformasi sumber-sumber ekonomi dari bentuk yang satu menjadi bentuk lain
yang lebih bermanfaat atau bernilai lebih tinggi. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat
bervariasi tergantung pada tipe organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) jenis
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

tipe organisasi, yaitu (1) pure profit organization, (2) quasi profit organization, (3)
quasi non-profit organization dan (4) pure non-profit organization. Perbedaan
empat tipe organisasi tersebut terutama dilihat dari tujuan operasi dan sumber
pendanaannya. Berikut diuraikan karakteristik dari keempat tipe organisasi tersebut.
1. Pure Profit Organization
Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud utama untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya sehingga
bisa dinikmati oleh para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari
investor dan kreditor.
2. Quasi Profit Organization
Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud untuk memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan
lainnya sebagaimana yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan
organisasi ini berasal dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor, dan
para anggota.
3. Quasi Non-profit Organization
Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud untuk melayani masyarakat dan memperoleh keuntungan
(surplus). Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor pemerintah,
investor swasta, dan kreditor.
4. Pure Non-profit Organization
Tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud untuk melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi,
laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara, dan sebagainya.
Sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan penyediaan barang dan/atau jasa kepada publik yang
dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum.
Bidang kesehatan, pendidikan, keamanan dan transportasi adalah contoh sektor
publik. keberadaan sektor publik di tengah masyarakat tidak bisa dihindarkan
(inevitable). Masyarakat membutuhkan regulasi yang mengatur pemakaian barang-
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

barang publik (public goods). Dalam perkembangannya, sektor publik sangat


berperan dalam pengaturan public goods tersebut sehingga dapat didistribusikan
kepada segenap masyarakat secara adil dan merata. Menurut Jones (1993), peran
utama sektor publik mencakup tiga hal, yaitu regulatory role, enabling role, dan
direct provision of goods and services.
1. Regulatory Role
Regulasi-regulasi sangat dibutuhkan masyarakat agar mereka secara bersama-
sama bisa mengonsumsi dan menggunakan public goods. Sektor publik sangat
berperan dalam menetapkan segala aturan yang berkaitan dengan kepentingan
umum. Tanpa ada aturan oleh organisasi-organisasi di lingkungan sektor publik
maka ketimpangan akan terjadi di masyarakat. Sebagian masyarakat pasti akan
dirugikan karena tidak mampu memperoleh barang atau layanan yang
sebetulnya untuk umum.
2. Enabling Role
Tujuan akhir dari sebagian besar regulasi adalah memungkinkannya segala
aktivitas masyarakat berjalan secara aman, tertib, dan lancar. Sektor publik
mempunyai peran yang cukup besar dalam memperlancar aktivitas masyarakat
yang beraneka ragam tersebut. Wujud peran ini antara lain, Satuan Polisi
Pamong Praja (Satpol PP) yang mengatur pedagang kaki lima agar
memungkinkan jalan raya tidak macet, Kantor Pemadam Kebakaran
menanggulangi musibah kebakaran agar tidak menimbulkan banyak kerugian,
Kantor Kepolisian memberantas kejahatan agar masyarakat bisa tenang dalam
bekerja, dan sebagainya.
3. Direct Provision of Goods and Services
Makna pure public goods (barang publik murni) ternyata dalam praktiknya sulit
untuk dipisahkan secara tegas dengan quasi public goods. Selain itu semakin
kompleks dan meluasnya area sektor publik maka sebagian sektor publik mulai
dilakukan privatisasi. Privatisasi mengharuskan sektor publik masuk dalam
mekanisme pasar. Sektor publik berperan dalam mengatur berbagai kegiatan
produksi dan penjualan barang atau jasa, public good dan quasi public goods,
meskipun sudah diprivatisasi atau dikelola oleh swasta. Peran sektor publik
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

dalam hal ini adalah ikut serta mengendalikan dan mengawasi dengan sejumlah
regulasi yang tidak merugikan publik
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan
umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak
atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. Area organisasi sektor
publik bahkan sering berubah-ubah tergantung pada kejadian historis dan suasana
politik yang berkembang di suatu negara. Di Indonesia, berbagai organisasi
termasuk dalam cakupan sektor publik antara lain pemerintah pusat, pemerintah
daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah mempunyai saham (BUMN dan
BUMD), organisasi bidang pendidikan, organisasi bidang kesehatan, dan
organisasi-organisasi massa.

C. KARAKTERISTIK ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity).
Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus
memiliki manfaat. Akuntansi digunakan baik pada sektor swasta maupun sektor
publik untuk tujuan-tujuan yang berbeda. Dalam beberapa hal, akuntansi sektor
publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan karakteristik
akuntansi disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang mempengaruhi.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan
turbulence. Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik
meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan demografi.
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan per kapita
(GNP/GDP), struktur produksi, tenaga kerja, arus modal dalam negeri,
cadangan devisa, nilai tukar mata uang, utang dan bantuan luar negeri,
infrastruktur, teknologi, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, sektor informal.
2. Faktor Politik
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

Faktor politik yang mempengaruhi sektor publik antara lain: Hubungan negara
dan masyarakat, legitimasi pemerintah, tipe rezim yang berkuasa, ideologi
negara, elit politik dan masa, jaringan internasional, kelembagaan.
3. Faktor Kultural
Faktor kultural yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Keragaman suku, ras, agama, bahasa, dan budaya, sistem nilai di masyarakat,
historis, sosiologi masyarakat, karakteristik masyarakat, tingkat pendidikan.
4. Faktor Demografi
Faktor Demografi yang mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain:
Pertumbuhan penduduk, struktur usia penduduk, migrasi, tingkat kesehatan.

D. PERBANDINGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA


Perbedaan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu:
1. Tujuan organisasi
Perbedaan yang menonjol terletak pada tujuan untuk memperoleh laba. Pada
sektor swasta terdapat semangat untuk memaksimumkan laba (profit motive),
sedangkan pada sektor publik tujuan utama organisasi bukan untuk
memaksimumkan laba tetapi memberikan pelayanan publik (publik service).
2. Sumber pembiayaan
Struktur pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor swasta dalam hal
bentuk, jenis, dan risiko. Pada sektor publik sumber pendanaan berasal dari
pajak dan retribusi, charging for services, laba perusahaan milik negara,
pinjaman pemerintahan berupa utang luar negeri dan obligasi pemerintah, serta
pendapatan yang sah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan
yang telah ditetapkan. Pada sektor swasta sumber pembiayaan dipisah menjadi
sumber pembiayaan internal dan sumber pembiayaan eksternal. Sumber
pembiayaan internal terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke
perusahaan (retained earnings) dan modal pemilik. Sedangkan sumber
pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbit obligasi, dan penerbitan
saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

3. Pola pertanggungjawaban
Manajemen sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik
manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena sumber dana yang
digunakan organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik
yang berasal dari masyarakat (publik funds).
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis,
sedangkan struktur organisasi sektor swasta lebih fleksibel.
5. Karakteristik anggaran dan stakeholder
Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritik dan
didiskusikan. Anggaran bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran
pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan
rahasia perusahaan. Stakeholder eksternal sektor publik yaitu masyarakat
pengguna jasa publik, masyarakat pembayar pajak, bank sebagai kreditor
pemerintah dan sebagainya, sedangkan stakeholder eksternal sektor swasta
yaitu bank sebagai kreditor, serikat buruh, pasar modal dan sebagainya.
Selanjutnya perbedaan stakeholder internal sektor publik yang terdiri dari
lembaga negara, kelompok politik, manajer publik dan pegawai pemerintah,
sedangkan stakeholder internal sektor swasta yaitu manajemen, karyawan, dan
pemegang saham.
6. Sistem akuntansi
Sistem akuntansi yang biasa digunakan sektor swasta adalah akuntansi berbasis
akrual (accrual accounting), sedangkan pada sektor publik lebih banyak
menggunakan sistem akuntansi berbasis kas (cash accounting).

Persamaan Sektor Publik dan Sektor Swasta Meskipun sektor publik memiliki
karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta, akan tetapi dalam beberapa hal
terdapat persamaan, yaitu:
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

1. Kedua sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian
integral dari sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan
sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber
daya (scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta
dituntut untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien,
dan efektif.
3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada
dasarnya sama di kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan
informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen,
yaitu: perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya:
baik pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di bidang transportasi
massa, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain
yang disyaratkan.

E. PERUBAHAN LINGKUNGAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Berbagai bentuk adaptasi organisasi sektor publik dalam menghadapi pesatnya
perubahan lingkungan antara lain:
1. Struktur yang terlalu birokratik dan bertingkat mengalami pemangkasan
2. Sistem Sentralisasi mulai banyak diubah menjadi desentralisasi
3. Melakukan perbaikan kinerja berbasis informasi pengukuran kinerja dan
pemicu (driver) terjadinya tingkat kinerja tertentu.
4. Pengambilan keputusan dilakukan secara cepat sehingga didesain sistem
informasi manajemen yang handal
5. Adanya pemberdayaan yang sistematis terhadap individu-individu dalam
organisasi
6. Munculnya kesadaran yang tinggi atas pentingnya ukuran kinerja nonfinansial
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

F. MENGAPA DIBUTUHKAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Beberapa alasan, mengapa organisasi sektor publik dibutuhkan, dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Untuk menjamin bahwa pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan,
transportasi, rekreasi, perlindungan hukum dapat disediakan untuk masyarakat
secara adil dan merata tanpa memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk
membayarnya.
2. Untuk memastikan bahwa layanan publik tertentu ditempatkan pada wilayah
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, misalnya museum, perpustakaan,
tempat parkir, dan sebagainya.
3. Untuk menjamin bahwa public goods and services disediakan dengan harga
yang relatif lebih murah dibandingkan dengan jika membeli dari perusahaan
swasta, misalnya perusahaan transportasi, rumah sakit, sekolah, dan perusahaan
jasa lainnya yang menyediakan layanan yang serupa.
4. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa karena adanya perbedaan
agama maupun suku.
5. Untuk melindungi hak dan kemerdekaan masyarakat dengan menetapkan
peraturan perundangan yang kuat dan jelas.

G. REGULASI DAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Regulasi publik adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam
proses pengelolaan organsasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,
pemerintah daerah, partai politik, yayasan dan lain sebagainya. Sedangkan standar
akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur
perlakuan akutansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan
kepada para pengguna laporan keuangan.
Menurut Mardiasmo ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan standar akuntansi, antara lain:
1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam
laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh
pengguna informasi.
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang


memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan
keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi seta saat
membutikan kewajaran.
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan
dengan berbgai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan,
regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi
serta tujuan sosial lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepetingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

H. PERKEMBANGAN REGULASI DAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR


PUBLIK DI INDONESIA
 Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi
Peraturan dan karakter pengelolaan keuangan daerah yang ada pada masa Era
pra Reforasi dapat dirincikan sebagai berikut:
1. UU Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah.
2. PP Nomor 6 Tahun 1974 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan PBD.
3. Kepmendagri No. 900 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan
Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan
APBD.
5. UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
6. Kepmendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk dan susunan Perhitungan
APBD.
 Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi
Tujuan dari regulasi auntansi sektor publik di era reformasi adalah untuk
mengelola keuangan negara/daerah menuju tata kelola yag baik. Bentuk reformasi
yang ada meliputi:
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

1. Penataan peraturan perudang-undangan


2. Penataan kelembagaan
3. Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah
4. Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan

 Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi


Otonomi daerah berlaku akibat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah. UU ini menjelaskan bahwa pemerintah melaksanakan otonomi
daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah yang lebih efsien, efektif,
dan bertanggungjawab. UU ini mulai berlaku sejak tahun 2001.
Lalu, pemerintah merasa UU Nomor 22 Tahun 1999 tidak lagi sesuai dengan
perkembangan yang ada. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU baru,
yaitu:
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
kemudian diubah mejadi Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005, dan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008 sebagai perubahan kedua. Kemudian digantikan
dengan Undang-undang baru yaitu Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah.
2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Perubahan undang-undang tersebut merupakan salah satu hal yang signifikan


dalam perkembangan otonomi daerah. Perubahan itu sendiri dilandasi oleh
beberapa hal, antara lain:
1. Adanya semangat desentralisasi yang menekankan pada upaya efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sumber daya daerah.
2. Adanya semangat tata kelola yang baik (good governance).
3. Adanya konsekuensi berupa penyerahan urusan dan pendanaan (money follows
function) yang mengatur hak dan kewajiban daerah terkait dengan keuangan
daerah.
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

4. Perlunya penyelarasan dengan paket UU Keuangan Negara, yaitu UU Nomor 17


Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendeharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, serta UU Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

I. PERKEMBANGAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK


Di Indonesia beberapa upaya untuk membuat sebuah standar yang relevan
dengan praktik akuntansi di organisasi sector public telah dilakukan baik oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri. Untuk
organisasi nirlaba (Yang di miliki oleh perorangan/swasta), IAI telah menentukan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45 tentang “Organisasi
Nirlaba”. PSAK ini berisi tentang kaidah prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh
organisasi nirlaba dalam membuat laporan keuangan.
1. Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik/IPSAS (International Public
Sector Accounting Standards)
IPSAS adalah standard akuntansi bagi organisasi sector publik yang berlaku
secarainternasional dan dapat dijadikan acuan oleh negara-negara diseluruh
dunia untuk mengembangkan standard akuntansi khusus sector publik di
negaranya. IPSAS bertujuan: Meningkatkan kualitas dari tujuan utama dalam
melaporkan keuangan sector publik, menginformasikan secara lebih jelas
pembagian alokasi sumber daya yang dilakukan oleh entitas sector publik,
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas entitas sector publik.
2. PSAK 45
PSAK 45 merupakan satu-satunya pernyataan standar yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengatur pelaporan keuangan organisasi
nirlaba. PSAK 45 disusun dengan pemikiran bahwa dalam organisasi nirlaba
timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam
organisasi bisnis dan sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Dengan demikian, acuan yang jelas dibutuhkan agar pelaporan keuangan
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

organisasi nirlaba dapat diatur, lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan
daya banding yang tinggi.
3. StandarAkuntansiPemerintah (SAP)
Standar akuntansi pemerintah adalah prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah dalam rangkat
ransparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta
peningkatan kualitas. SAP tersebut disusun oleh Komite SAP yang independen
dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan dari BPK. KSAP bertujuan mengembangkan program-program
pengembangan akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan, termasuk
mengembangkan SAP dan mempromosikan penerapan standard tersebut.
Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan
keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Ini berarti informasi keuangan
pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dipemerintah
serta terwujudnya transparansi dan akuntabilitas.
4. StandarPemeriksaanKeuangan Negara (SPKN)
Standar ini menjadi acuan bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pemeriksa. SPKN ini hanya mengatur mengenai hal-hal yang
belum diatur oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), yang merupakan
standar audit bagi perusahaan. Sebagian acuan audit disektor pemerintahan,
SPKN memberikan kerangka dasar untuk menerapkan secara efektif standard
pekerjaan lapangan dan pelaporan audit. Standar Umum SPKN, yaitu:
Persyaratan Kemampuan/Keahlian, Persyaratan Independensi, Penggunaan
Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama, Pengendalian Mutu.

J. PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI DI SEKTOR PUBLIK DI


INDONESIA
Salah satu factor pendorong perkembangan akuntansi sector publik di Indonesia
adalah adanya pengaruh reformasi 1998 terhadap perkembangan akuntansi sector
public di Indonesia yang memicu lahirnya konsep reformasi akuntansi sector publik
di Indonesia secara total. Dampaknya adalah: Perubahan orientasi politik;
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

Perubahan persepsi kebutuhan dasar; Perubahan fokus area pengembangan;


Perubahan orientasi ekonomi; dan Perubahan indicator kejujuran pemerintah. Dari
perubahan tersebut, kemudian secara tidak langsung berimbas pada perubahan
pandangan masyarakat akan akuntansi sector publik, yaitu: Masyarakat menuntut
system pemerintahan yang bersih (Good Government) dan penegakkan
akuntabilitas publik di sector publik; Masyarakat menuntut akan kejujuran profesi
akuntansi berupa kompetensi dan independensi; serta Masyarakat menuntut
kesejahteraan masyarakat (program pembangunan).
Periodisasi perkembangan akuntansi sector publik di Indonesia tahun 2000-an.
Sistem pengelolaan keuangan pemda (UU No. 25/1999 – UU No. 33/2004). Hal
pokok yang dibahas antara lain:
 Reformasi system akuntansi: Dari basis kas ke basis akrual
 Reformasi system manajemen keuangan daerah dari manajemen tradisional ke
New Public Management (NPM)
 Reformasi system penganggaran dari anggaran tradisional (line budgeting,
program budgeting) keanggraran berbasis kinerja (performance budgeting –
planning, programming, and budgeting system: zero based budgeting)
 Reformasi system pemeriksaan dari pengendalian dan pemeriksaan keuangan ke
pengendalian dan pemeriksaan keuangan serta pemeriksaan kinerja.
Perkembangan system akuntansi sector publik di Indonesia lainnya adalah adanya
perubahan mendasar dalam pengelolaan anggaran negara (PP No. 105/200 dan
Kepmendagri No. 29/2002 mengenai akuntabilitas dan transparansi). Enam hal
pokok yang dibahas, yaitu:
1. Perubahan system akuntansi keuangan pemerintah
2. Pengendalian dan audit keuangan kepengendalian dan audit keuangan serta
audit kinerja
3. Vertical accountability kehorizontal accountability
4. Traditional budgeting keperformance budgeting
5. Penerapan konsep pertanggungjawaban.
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK SEKTOR
PUBLIK

K. KESIMPULAN
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan
umum dan menyediakan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak
atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. Organisasi sektor publik
dapat berfokus pada peningkatan pelayanan berjangka panjang, seperti
insfrastruktur dan alokasi dana publik. Tujuan akuntansi pa sektor publik yaitu
pengendalian manajemen dan akuntanbilitas. Komponen sektor publik yaitu sektor
pemerintah yang terdiri atas semua unit pemerintah dan institusi nirlaba yang
dikendalikan serta didanai oleh pemerintah dan perusahaan publik meliputi
perushaan publik keuangan dan perusahaan publik nonkeuangan. Regulasi publik
adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan
organisasi publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai
politik, yayasan dan lain ebagainya. Sedangkan standar akutansi merupakan
pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laoran
keuangan.

L. DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi 2003 (M).
Peraturan Pemerintah (PP) No.71 tahun 2010.
Rowan Jones, Maurice Pendlebury. 2010. Public Sector Accounting.
Mahsun Mohamad, Pengertian dan Ruang Lingkup Organisasi Sektor Publik,
Yogyakarta: BPFE UGM, 2014.
Yuesti, Dewi, Pramest, 2020. Akuntansi Sektor Publik. Bali: CV. Noah Aletheia,
2020.
Verawati, Sahlan, 2021. Pendahuluan Organisasi Sektor Publik, Regulasi dan
Standar Akuntansi Sektor Publik
Putra, Widyawati, 2016. Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Anda mungkin juga menyukai