Anda di halaman 1dari 9

Nama : Herfian Bagus Sulistyo

NIM : 043102637

Tugas 3 Pendidikan Kewarganegaraan

1. Kemerdekaan Indonesia diperingati setiap tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri


Indonesia telah memutuskan jika Indonesia adalah negara yang menganut sistem
demokrasi. Dalam salah satu dasar demokrasi terdapat pada sila ke empat yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan, bunyi tersebut secara singkat dan sederhana yang mengandung
konsekuensi yang besar dalam sistem politik di Indonesia. Kata “kerakyatan” sebagai
nilai dasar didalam sila ke empat menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah negara
yang menganut sistem demokrasi.
Deemokrasi berasal dari kata di dalam bahasa Yunani, yaitu kata “demos” yang
berarti “rakyat” dan “kratein” atau “kratos” yang berarti “kekuasaan” (Kaelan dan
Zubaidi, 2007). Berdasarkan arti kata secara etimologis tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kata demokrasi secara umum berarti “kekuasaan rakyat” atau “rakyat
berkuasa” yang dalam bahasa Inggris sering disebut dengan ungkapan government of
rule by the people. Dari penjelasan tersebut telah dijelaskan bahwa rakyat adalah
posisi paling utama dan penting dalam sistem demokrasi. Istilah demokrasi sebagai
pemerintah atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
Otonomi daerah adalah penyerahan wewenang yang berasal dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangannya
sendiri. Otonomi daerah disahkan pada UU No. 22 Tahun 1999 dan otonomi daerah
menunjukkan salah satu berjalannnya sistem demokrasi di indonesia. Otonomi daerah
Analisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah di
Indonesia yaitu
a. Faktor sumber daya manusia
Sumber daya manusia sendiri merupakan hal yang sangat penting dalam
terlaksananya otonomi daerah karena manusia yang menjalankan sistem otonomi
daerah. Manusia berperan sebagai kepala daerah, staff dan lain-lain. kualitas
sumber daya manusia yang baik dan komepeten akan menaikan kualiltas sistem
otonomi daerah. Manusia yang berperan sebagai pemegang kontrol dan sistem
otonomi daerah yang saling bekerjasama dalam menjalankan kepentingan sistem
pemerintahan.
b. Faktor ekonomi atau pendapatan daerah
Mengelola keuagan daerah dangat penting agar dapat terpenuhinya kebutuhan
yang digunakan keperluan daerah dan pelayanan masyarakat. terdapat tiga
dimensi terkait pentingnya pengaturan keuangan daerah yaitu :
 Dimensi kebijasanaan yaitu pengendalian uang yang berpegaruh sangat besar
bagi daerah yang dapat memberikan kemakmuran daerah namun jika jatuh
akan berdampak kejatuhan pada rakyat.
 dimensi kepandaian mengendalikan keuangan daerah yang baik sehingga
dapat mengarahkan anggaran daerah untuk kepentingan daerah
 Dimensi anggaran dimana anggaran adalah alat utama pada pengendalian
keuangan daerah sehingga dapat membuat rencana anggaran daerah yang
direncanakan dengan baik agar tidak timbul kekurangan dan kerungian bagi
daerah
c. Faktor organisai dan manajemen
Organisasi dalam suatu daerah memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda
setiap jabatan yang dimiliki. Peran-peran yang diberikan memiliki tujuan untuk
saling membantu agar tercapainya tujuan bersama. Memiliki angggota yang dapat
memanajemen kebutuhan daerah yang baik akan membantu daerah dapat
memenuhi kebutuhan daerah dan masyarakat dengan baik dan sesuai sehingga
daerah dapat menghasilkan kinerja yang sesuai yag diharapkan.
d. Faktor aset daerah
Aset disetiap daerah memiliki keberagaman kebutuhan masing-masing sehingga
kebutuhan asetnya akan berbeda-beda. Aset adalah fasilitas dan penunjang dalam
sistem otonomi daerah. aset dapat dijadikan sumber pendapatan syang potensial
jika dikelola dengan baik. Aset daerah menjadi aset penting dalam pelaksanaan
otonomi daerah karena bisa mempengaruhi penyekenggaraand dan pelaksanaan
kegiatan pemerintah daerah dalam melayani masyarakat dengan efisien, akuntable
dan bertanggung jawab.
2. Otonomi daerah menjadi wujud adanya demokrasi di Indonesia yang tertuang dalam
UU No. 20 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus pemerintah dalam
taraf kepentingan masyarakat. Otonomi daerah juga menjadi tempat rakyat
menyampaikan aspirasi dan berperan dalam pemerintahan. Otonomi daerah menjadi
salah satu kebijakan yang sangat penting karena merupakan perwujudan implementasi
disentralisasi kewenangan pada pemerintah daerah.
Tujuan dari otonomi daerah yaitu polictical equality dimana kolaborasi otonomi
daerah sebagai suatu kebijakan akan dapat membantu dalam meningkatkan partisipasi
pilitik di tingkatan daerah. local accountability diman otonomi daerah ikut
mengaksellerasi dan mengeskalasi tanggung jawab dari pemerintah daerah daka
mencapai sistem yang aspiratif pada masyarakat dan Local Responsiveness yaitu ikut
mengakselerasu respon pemerintah terhadap berbagai masalah sosial ataupun
ekonomi ditingkat daerah. Analisis faktor-faktor yang dapat menghambat
keberhasilan otonomi daerah di Indonesia yaitu :
 Perbedaan Konsep
Ada yang mempersepsikan otonomi daerah sebagai upaya berprespektif Ekonomi-
politik dan prinsip penghormatan terhadap kehidupan masyaraka. Perbedaan lain
dalam meninterpretasi istilah otonomi sebagai kemerdekaan atau kebebasan,
hanya sebagai otoritas kewenangan dan sebagai mekanisme pemberdayaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut muncul akibat adanya perbedaan refrensi teoritis
yang menimbulkan banyak interpretasi. Variasi konsep yang menimbulkan
banyak interpretasi dari berbagai pihak dapat mempengaruhi persepsi daerah
terhadap otonomi daerah. Oleh sebab itu, perlu kesepakatan bersama terkait
konsep otonom daerah dikalangan elit sebagai pengambil keputusan kebijakan.
 Peredaan Paradigma
Variasi makna tersebut berkaitan dengan paradigma utama dalam kaitannya
dengan otonomi yaitu paradigma politik dan paradigma organinasasi yang
memiliki pertentangan. Menurut paradigma politik, otonomi birokrasi publik tidak
mungkin ada dan tidak akan berkembang karena adanya kepentingan politik dari
rezim yang berkuasa. Rezim ini tentunya membatasi kebebasan birokrat level
bawah dalam membuat keputusan sendiri. Pemerintah daerah merupakan
subordinasi pemerintah pusat, dan secara teoretis subordinasi dan otonomi
bertentangan. Karena itu menurut paradigma politik, otonomi tidak dapat berjalan
selama posisi suatu lembaga merupakan subordinasi dari lembaga yang lebih
tinggi.
Paradigma organisasi justru mewujudkan betapa pentingnya “otonomi tersebut
untuk menjamin kualitas birokrasi yang diinginkan”. Paradigma “organisasi”
melihat bahwa harus ada otonomi agar suatu birokrasi dapat tumbuh dan
berkembang menjaga kualitasnya sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi
masyarakat. Indonesia dipandang kurang realistis karena persoalan otonomi
daerah dan banyak hal yang terkait dengan sumberdaya serta infrastruktur yang
ada di daerah masih lemah. Paradigma ekonomi harus dilihat dari perspektif
pemerataan pembangunan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Oleh
karena itu, pembangunan daerah adalah bagian integral dari pembangunan
nasional dan pembangunan nasional adalah pembangunan daerah.
 Kuatnya Paradigma Birokrasi
Paradigma birokrasi ditandai dengan ciri organisasi yang berstruktur sangat
hierarkis denga tingkat diferensiasi yang tinggi, standarisasi, prosedur, dan aturan
yang ketat. Paradigma birokrasi yang sentralistik telah dibina begitu lama dan
mendalam bahkan menjadi kepribadian beberapa aparat kunci di instanti
pemerintahan daerah sehingga perlu melakukan reofrmasih administrasi publik di
daerah, meninggalkan kelemahan paradigma yang lama serta mempelajari,
memahami dan mengadopsi paradigma yanag baru. Pemerintah daerah belum
berani melakukan terobosan yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan otonomi
daerah dan pemeberian layanan yang terbaik bagi masyarakat karena masih
kuatnya paradigma birokrasi
 Lemahnya kontrol wakil rakyat dan masyarakat
Selama orde baru tidak kurang dari 32 tahun peranan wakil rakyat dalam
mengontrol eksekutif sangat tidak efektif karena terkooptasi oleh elit eksekutif.
Birokrasi di daerah cenderung melayani kepentingan pemerintah pusat, dari pada
melayani kepentingan masyarakat lokal. dalam era reformasi semanagt demokrasi
tidak diikuti strategi peningkatan kemampuan dan kualitas wakil rakyat, yang
memiliki ketidakmampuan memberikan peluang bagi eksekutif untuk bertindak
leluasa sedangkan legislatif mengorbankan kepentingan publik untuk kepentingan
pribadi
 Kesalahan strategi
UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah diberlakukan pada suatu
pemerintah daerah sedang lemah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk
melakukan sendiri apa yang mereka butuhkan, tetapi dengan kemampuan yang
sangat marjinal. Hal ini akibat dominasi pemerintah pusat di daerah yang terlalu
berlebihan, dan kurang memberikan peranan dan kesempatan belajar bagi daerah.
Model pembangunan yang dilakukan selama ini sangat sentralistik birokratis yang
berakibat penumpulan kreativitas pemerintah daerah dan aparatnya. Lebih dari itu,
ketidaksiapan dan ketidakmampuan daerah yang dahulu dipakai sebagai alasan
menunda otonomi kurang diperhatikan.
3. Indonesia sebagai negara demokrasi, memberikan hak pada masyarakat untuk
memberikan aspirasinya terkait pemerintahan. Istilah demokrasi sebagai pemerintah
atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pengertian warga negara
yang dimaksud dalam demokrasi bukan lantas setiap warga negara memiliki hak
untuk menentukan arah kebijakan negara. Satu pilar utama di dalam pelaksaan
demokrasi tidak langsung adalah pemlilihan yang bebas dan jujur dalam memilih
perwakilan rakyat yang akan dipilih menjalankan pemerintahan.
Otonomi daerah menjadi perhatian bagi masyarakat karena sejak berjalannya otonomi
daerah yang di sah an di UU No.22 Tahun 1999 sudah banyak yang dicapai oleh
otonomi daerah. Keberhasilan yang diraih oleh otonomi daerah tentu terdapat
hambatan muncul seperti raja-raja kecil di daerah serta banyak kasus korupsi yang
melibatkan para kepala daerah yang tentu merugikan masyarakat dan negara.
Otonomi daerah harus memiliki prinsip yang harus di pegang yaitu :
1. Prinsip Kesatuan
Otonomi daerah harus menunjang aspirasi-aspirasi masyarakat agar dapat
memperkokoh negara kesatuan serta meninggikan tingkat kesatuan masyarakat.
Sehingga pemerintah daerah dan masyarakat bersatu menyelesaikan permasalah
dan saling bertukar argumen.
2. Prinsip Riil dan Tanggung Jawab
Para pemerintah otonomi daerah harus melaksanakan otonomi dengan nyata dan
bertanggung jawab pada warga dan masyarakat yang ada di daerah. Pemerintah
daerah memiliki peran dalam mengatur proses dinamika pemerintahan dan
pembangunan daerah.
3. Prinsip Penyebaran
Pemerintah daerah memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk kreatif
dalam membangun daerahnya sehingga terlaksananya asa desntralisasi yaitu
dengan menggunakan asas dekonsentrasi.
4. Prinsip Keserasian
Pemerintah daerah perlu mengutamakan aspek keserasian dalam tujuannya.
Maksud prinsip keserasian yaitu menjaga keseimbangan pemerintah daerah dan
pemerintahan lainnya.
5. Prinsip Pemberdayaan
Tujuan pemeberian otnomi daerah yaitu untuk meningkatkan fasilitas yang merata
pada setiap daerah dan membantu penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Sebagai masyarakat indonesia maka kita harus membantu menanggulangi hambatan
otonomi daerah demi kesejahteraan bersama. Masyarakat harus andil dan berperan
dalam membantu pemerintah. Solusi nyata sebagai masyarakat untuk menangguangi
hamabatan pelaksanaan otonomi daerah sebagai berikut :
o Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat
Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalamperan pengambilan keputusan
dan pengawasan dalam jalannya pemerintahan daerah. keaktifan dapat dilakukan
konsultasi publik, dialog dan forum diskusi.
o Mendorong partisipasi aktif masyarakat
Pemerintah mendorong para masyarakat untuk dapat berpastisipasi aktif dalam
pengabilan keputusan dan pengawasan terhadap pemerintah daerah. Dalam
membuat mekanisme partipasi aktif yaitu jika dalam membuat keputusan daerah
masyarakt dapat diikut sertakan sehingga merasa bahwa aspirasinya penting dan
berguna bagi pemerintah daerah.
o Keterlibatan media massa
Media massa sebagai pengawas serta penyalur informasi pada masyarakat
mengenai pelaksanaan otonomi daerah. Keterlibatan media massa dapat
membantu jika adanya ketidak adilan atau transparansi dan akuntabilitas pada
pimpinan dan pemerintahan daerah.
o Peningkatan kualitas pendidikan dan etika kepemimpinan
Memberikan pendidikan yang berkualitas dan memeupuk rasa tanggung jawab
akan memberikan informasi bahwa tanggung jawab sebagai pemimpin itu berat
dalam menjalankan tugasnya sehinggga harus memiliki komitmen yang kuat
untuk rakyat. Pendidikan memberikan pengetahuan dan membentuk seseorang
menjadi seorang pemimpin yang berkompetensi, memiliki kesadaran akan
intergritas.
o Peningkatan Ketertiban

Penitng menyadari arti ketertiban dalam membangun pemerintahan daerah yang


selaras. Ketertiban ini berlaku pada masyarakat tetapi pada pemerintahan,
peningkatan ketertiban dapat melalui pemberian akses seluas-luasnya pada
masyarakat sehingga dapat mengurangi rasa diskriminasi bagi beberapa pihak dan
tata cara partisipasi jelas dan tersosialisasi.

4. Good governance didefinisikan penelengggaraan pemerintahan yang solid,


bertanggungjawab dan efisien untuk mendapatkan keputusan yang yang
dipertanggung jawabankan. Good governance didasarkan pada kelembagaan bukan
perseorangan atau kelompok tertntu. kelembagaan terdapat kekuasaan yang harus taat
pada prinsip bahwa seluruh masyarakat memiliki hak yang sama dimata hukum. Good
govermance bertujuan sebagai meningkatkan transparansi, akuntabilitas, peningkatan
kualitas pemerintah dan kepercayaan publik.
Gerakan ini awalnya mucnul karena pemerintahan tidak dapat mengelola
pemerintahan dengan baik dan benar, sehingga gerakan ini diciptakan sebagai
tantangan pada seluruh pemerintahan termasuk pemerintahan daerah untuk mengelola
pemerintahan dan melayani masyarakat. Dengan adanya good govermance
diharapkan dapat menguurangi korupsi, nepotisme, penggunaan sumber daya yang
sesuai, memperbaiki penyelenggaraan pemerintah serta membantu meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Good governance memiliki 8 prinsip diantaranya :
 Partisipasi yaitu memberikan kesempatan partisipasi pada masyarakat
menyuarakan pendapat.
 Rule of law yaitu kerangka hukum yang disesuaikan dan berkaitan dengan hak
asasi manusia.
 Transparansi berarti pemerintahan harus diambil dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang ada.
 ketanggapan yaitu pemerintah harus menanggapi dnegan baik dan tanggap dalam
melayani masyarakat.
 berorientasi pada konsensus yaitu proses pengambilan keputusan harus disepakati
bersama tidak memberatkan atau merugikan satu pihak.
 kesetaraan dan iklusivitas yaitu setiap individu memiliki kesempatan yang dam
untuk meningkatkan kesejahteraan.
 efektivitas dan efisiensi yaitu pengambilan keputusan yang telah diputuskan harus
memehuni kebutuhan rakyat.
 akuntabilitas yaitu kelembagaan harus bertanggung jawab ppada publik demi
meningkatkan kebutuhan masyarajat.
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu dalam
perguruan tinggi yang terdiir dari akademik, politeknik, institu dan universitas. Peran
mahasiswa dalam dunia pendidikan dituntut menjadi pribadi yang kreatif dan kritis
dalam belajar dan berpendapat. Mahasiswa sebagai generasi yang memiliki peran
aktif dalam mewujudkan good governance. Mahasiswa harus memiliki kesdaran
dalam belajar dan menjadi pribadi yang kreatif, inovatif serta bertanggung jawab.
Mahasiwa mengajak sleuruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memajukan
pemerintahan. Peran mahasiswa dalam upaya mewujudkan praktek good governance :
 Agen Of Change
Mahasiswa harus memiliki kepekaaan dalam masalah yang ada untuk bergerak
membantu dan mengajak masyarakat untuk bersama merubah sesuatu menjadi
lebih baik. Mahasiswa tidak hanya belajar tetapi juga harus memiliki jiwa yang
kritiis terlebih pada urusan negara. Mahasiswa harus bergerak sebagai katalis yang
bisa menjadi pemicu adanya perubaa=ahan dan mengakselerasi segala perubahan
tersebut. Mahasiswa menjalin keterlibatan dengan organisasi kemahasiswaan dan
lembaga pemerintah, organisasi masyarakat untuk mengembangkan dan
mempromosikan good governance. Mahasiswa memberikan penyuluhan dalam
bentuk seminar atau diskusi kepada masyarakat agar merasakan semangat untuk
berjuang mewujudkan good governance.
 Agen of kontrol
Sebagai mahasiswa harus berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan seperti
organisasi untuk melatih sikap demokrasi dan menyampaikan aspirasi pada
pemerintahan. Agen penggerak sebagai pengkritik dan menyuarakan suara rakyat
dengan bercengkrama dengan rakyat mngenai keluhan dan masalah yang dialami
untuk disampaikan kepada pemerintah. Mahasiswa juga melakukan pemantauan
terhadap kebijakan publik dan praktik pemerintah untuk mengetahui pergerakan
yang dilakukan oleh pemerintah.
 Iron Stock
Iron stok yaitu. mahasiswa sebagai iron stok diharapkan akan menjadi generasi
yang kuat serta memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, karena mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa maka harus mencetak mahasiswa yang
berkiompeten dan bertanggung jawab. memiliki sikap yang adil, memiliki
pandangan yang luas. Mahasiswa juga harus meneliti mengenai good governance
untuk mengetahui solusi inovatif untuk perbaikan pemerintah dan mendalami agar
dapat menjadi pribadi yang memiliki good governance. Memiliki etika yang baik
perlu dijunjung tinggi oleh mahasiswa agar terwujudnya perasaan saling
menghargai.

Refrensi :

Modul Pendidikan Kewarganegaraan

http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1175/EPUB/xhtml/raw/
sylggb.xhtml

dikasiihinfo.com

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/16062/5-Lima-Prinsip-Good-Governance-
dalam-Pengurusan-Piutang-Negara.html#:~:text=Good%20governance%20pada%20dasarnya
%20adalah,penyelenggaraan%20pemerintahan%20dalam%20suatu%20negara.

https://teraskaltim.com/81345/peran-masyarakat-untuk-menanggulangi-hambatan-
pelaksanaan-otonomi-daerah.html
https://www.mainmain.id/r/2198/kenapa-mahasiswa-itu-harapan-bangsa

Anda mungkin juga menyukai