Anda di halaman 1dari 4

Nama : Johannes Rianto Ginola

NIM : 042758976

Prodi : Manajemen

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi
penduduknya. Indonesia merupakan negara kepualauan dengan jumlah lebih dari
17.000 yang sudah cukup dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai gagasan tentang
otonomi daerah. Bersamaan dengan bergulirnya era reformasi di Tahun 1998 yang
memunculkan tuntutan dari masyarakat tentang perlunya managemen pemerintahan
yang baru. Hal tersebut disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik pada
kenyataannya masih banyak kekurangan. Tuntutan tersebut kemudian ditindak lanjuti
dengan disahkannya UU No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah.

Soal 1 (skor 25)

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor-faktor yang dapat memperngaruhi


keberhasilan otonomi daerah di Indonesia!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi daerah yang ada
dalam BMP MKDU4111)

Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah di Indonesia yaitu :

1. Setiap Warga Negara perlu mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang


otonomi daerah.

Otonomi daerah diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur atau mengurus sendiri urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan ayng
berlaku di Indonesia.
yaitu jika awalnya manajemen pemerintahan dilakukan secara terpusat, kini
manajemen pemerintahan dilakukan oleh masing-masing daerah dengan konsep
yang disebut dengan otonomi daerah. Dengan otonomi daerah setiap daerah
memiliki otonomi atau kebebasan di dalam mengelola wilayahnya. Dengan
otonomi daerah mampu menciptakan gagasan tersendiri untuk mengambil
keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Seperti yang tertulis
dalam BMP Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua, oleh Lasiyo, Reno
Wikandaru dan Hastangka. Rakyat tidak saja dapat menentukan nasibnya sendiri
melainkan juga memperbaiki nasibnya.

2. Perlunya ada kerjasama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam
pelaksanaan otonomi daerah. Perlunya niatan yang baik dari pemerintah daerah
untuk menjalankan kebijakan tersebut dengan sebaik-baiknya dalam
mengupayakan kesejahteraan bagi para warganya. Turut campur pemerintah
pusat dalam mengupayakan kesejahteraan bagi para warganya dengan memantau
dan mengevaluasi setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah guna
kesejahteraan masyarakat yang tentunya harus berdasarkan dengan peraturan
perundangan-undangan tanpa mengesampingkan budaya atau tradisi daerah
tersebut.

Soal 2 (skor 25)

Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan
otonomi daerah di Indonesia!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan otonomi
yang ada di BMP MKDU4111)

Hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia adalah :

1. Adanya perbedaan konsep, yaitu perbedaan persepsi di kalangan


cendekiawan dan para pejabat birokrasi tentang perbedaan interpretasi istilah
otonomi.

Seperti Otonomi diinterpretasikan juga oleh Holdaway, Newberry, Hickson


dan Heron, sebagai jumlah otoritas pengambilan keputusan yang dimiliki
oleh suatu organisasi (lihat Price and Mueller, 1980: 40). Semakin banyak
tingkat otoritas yang dimiliki dalam pengambilan keputusan maka semakin
tinggi tingkat otonominya. Ini merupakan hambatan dalam pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia.

2. Adanya perbedaan paradigma, Variasi makna tersebut berkaitan pula dengan


paradigma utama dalam kaitannya dengan otonomi, yaitu paradigma politik
dan paradigma organisasi yang bernuansa pertentangan.

Menurut paradigma politik, otonomi birokrasi publik tidak mungkin ada dan
tidak akan berkembang karena adanya kepentingan politik dari rezim yang
berkuasa.

Paradigma “organisasi” melihat bahwa harus ada otonomi agar suatu


birokrasi dapat tumbuh dan berkembang menjaga kualitasnya sehingga dapat
memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Terry (1995, 52) yang menyarankan agar otonomi harus dilihat dalam
paradigma “kontekstual”, yaitu mengaitkan otonomi dengan sistem politik
yang berlaku dan sekaligus kebutuhan masyarakat daerah. Oleh karena dalam
konteks otonomi di Indonesia harus dilihat juga sebagai upaya menjaga
kesatuan dan persatuan di satu sisi dan di sisi lainnya sebagai upaya birokrasi
Indonesia untuk merespons kebhinnekaan Indonesia agar mampu
memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

3. Lemahnya kontrol wakil rakyat dan Masyarakat, semangat demokrasi yang


timbul dan berkembang di era reformasi ini tidak diikuti oleh strategi
peningkatan kemampuan dan kualitas wakil rakyat.
Gambaran jawaban diatas diambil berdasarkan penjelasan yang saya temukan
dalam link : Kegiatan Belajar 2 : Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah (ut.ac.id)

Soal 3 (skor 25)

Pada kurun waktu lebih dari satu dasawarsa berjalannya otonomi daerah sejak disahkan
UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah sudah banyak yang dicapai, namun
masih banyak hal yang belum bisa ditangani terkait dengan upaya dalam mengatasi
implementasi kebijakan otonomi daerah. Contoh keberhasilan dari otonomi daerah
dalah semakin luasnya kewenangan dari DPRD selaku Lembaga legeslatif serta
kewenangan kepala daerah selaku eksekutif dan semakin terbukanya informasi serta
partisipasi dari masyarakat dalam hal pengambilan keputusan dan pengawasan
terhadap jalannya pemerintahan di tingkat daerah. Namun, keberhasilan tersebut juga
diiringi dengan hambatan seperti munculnya istilah raja-raja kecil di daerah dan banyak
kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran yang
seharusnya untuk membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi
terhambat.

Dari uraian di atas lakukanlah telaah terkait dengan solusi nyata kita sebagai masyarakat
untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang hambatan otonomi
daerah yang ada di dalam BMP MKDU4111)

Solusi nyata kita sebagai masyarakat untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan


otonomi daerah yaitu :

1. Sebagai warga negara yang baik perlunya kita melek dengan prinsip dan
pelaksanaan Good Governance. Terdapat Sembilan kriteria yaitu partsipasi, taat
hukum, transparansi, responsif, berorientasi kesepakatan atau konsensus,
kesetaraan, efektif dan efisien, akuntabilitas dan visi strategis.

2. Membantu mengawasi dan turut berperan aktif jika ada bentuk penyelewengan
yang dilakukan baik oleh pejabat publik yang didasari dengan temuan yang kuat
dan dijamin kepastian hukumnya dalam mengungkap segala bentuk yang tidak
mencerminkan good governance.
Soal 4 (skor 25)

Pada praktek good governance menyaratkan harus terdapat transparasi dalam proses
penyelenggaraan pemerintah secara keseluruhan. Transparasi merupakan konsep yang
penting yang mengringi kuatnyakeinginan untuk praktek good governance. Masyarakat
diberikan kesempatan yang luas untuk mengetahui informasi mengenai
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian
keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan public. Oleh karena itu, masyarakat
dapat dengan mudah menetukan apakah akan memberikan dukungan kepada
pemerintah atau malah sebaliknya.

Dari uaraian di atas lakukanlah telaah terkait peran mahasiswa dalam upaya
mewujudkan praktek good governance!

(Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlbih dahulu tentang good governance yang


ada di dalam BMP MKDU4111!)

Peran Mahasiswa dalam upaya melakukan praktek good goveranance yaitu :

1. Menerapkan budaya anti korupsi yang nyata, dalam kehidupan sehari hari,
prinsip prinsip memang tidak mudah dilakukan jika tidak adanya niat yang
konsisten dari tiap individu tersebut.

Sebagai contoh saya sebagai mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah


biasanya dilakukan mepet waktu, itu merupakan hal kecil yang sebenarnya bisa
berdampak besar dikemudian hari. Dimana tidak adanya konsistensi dalam
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dengan kualitas jawaban yang
seharusnya bisa dicapai jika dipersiapkan dengan matang. Berarti dapat
disimpulkan adanya korupsi waktu belajar yang mengakibatkan tidak
maksimalnya hasil dari tugas yang dikerjakan. Pentingnya menerapkan good
governance bagi diri sendiri dahulu dan menumbuhkannya secara berkelanjutan
sehingga membawa dampak positive bagi kita kedepannya. Sehingga orang lain
dapat merasakan juga bahwa adanya perubahan yang diawali oleh pemahaman
kita sendiri dan melakukannya yang dimana akan menumbuhkan kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai