TUGAS 3
Mengukur prestasi
Tidak
Melakukan perbaikan- perbaikan
Apakah Presentasi sesuai dengan
atau mengevaluasi kembali standar
standar ?
prestasi dan pengukurannya
Ya
1. Menetapkan Standar dan metode Pengkurannya. Sebelum melangkah lebih jauh, standar
dengan metode penguurannya harus ditetapkan lebih dulu. Sedapat mungkin standar yang
ditetapkan dapat dirumuskan dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur. Penggunaan
angka-angka kuantitatif dapat membantu kejelasan standar tersebut. Misal, meningkatkan
penjualan diukur dengan menaikan penjualan menjadi 10.000 unit untuk tahun ini dengan nilai
penjualan Rp. 100 juta. Tujuan meningkatkan penjualan tahun ini tidak begitu jelas untuk tujuan
pengendalian. Tujuan yang tidak jelas tidak akan banyak manfaatnya. Misalkan saja tujuan suatu
rumah makan adalah pelayanan yang cepat. Pelayanan yang cepat tersebut tidak akan banyak
artinya untuk pengendalian. Keculai kalau ditetapkan dengan angka-angka yang jelas.
3. Membandingkan Apakah Prestasi yang Dicapai sesuai dengan Standarnya. Setelah standar
prestasi ditemukan dan dilakukan pengukuran, Langkah berikutnya adalah membandingkan
prestasi yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan. Langkah ini praktis merupkan
langkah yang paling mudah. Langkah yang lebih kompleks telah dilakukan pada dua langkh
pertama di atas. Jika prestasi yang dicapai melebihi standar yang telah ditentukan, itu berarti
segala sesuatu berjalan lancar. Tindakan perbaikan barangkali tidak diperlukan. Kalaupun
diperlukan, paling hanya perbaikan yang tidak besar.
4. Melakukan perbaikan - perbaikan yang diperlukan. Jika prestasi yang dicapai ternyata lebih
rendah dari stndar yang telah ditetapkan, tindakan perbaikan diperlukan. Tindakan perbaikan
dapat melibatkan beberapa aktivitas sekaligus, meliputi perubahan cara bekerja atau juga
perubahan standar prestasi yang telah ditetapkan.
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik. Masyarakat yang
menekuni bidang wirausaha seperti ini akan menciptakan banyak peluang kerja sehingga menyerap
banyak tenaga kerja. Sebagai contoh, pada sebuah acara tayangan televisi kita lihat ada seorang
pembuat kerajinan tangan dari bahan fiber glass. Awalnya ia hanya mempekerjakan empat orang
karyawan, tetapi seiiring perkembangan usahanya, jumlah karyawannya menjadi 20 orang. Dari
contoh nyata ini dapat kita lihat bagaimana kewirausahaan menciptakan dan menyerap tenaga kerja.
Hal lain adalah peran kewirausahaan yang sangat besar tidak hanya pada masyarakat pada
umumnya. Pemerintah, lembaga non profit, dan LSM, serta perusahaan swasta juga memerlukan
kewirausahaan, atau disebut sebagai intrapreneurship, yaitu entrepreneurship yang ada dalam
organisasi, misalnya mustika ratu dan grup jawa pos.