1). Manajemen operasional dibutuhkan dalam sebuah bisnis untuk mengontrol aktivitas produksi.
Sebuah bisnis membutuhkan pengawasan terhadap beberapa unsur penunjang kegiatannya. Seperti
keuangan, pemasaran, dan juga produksi yang masuk ke dalam kegiatan operasional.
Manajemen ini merupakan sebuah perencanaan yang fokusnya pada kegiatan produksi. Tugasnya
untuk memastikan proses produksi terjaga dan berjalan sebagaimana mestinya. Manajemen ini juga
harus memastikan proses produksi terpelihara dan perkembangannya berjalan sesuai yang
direncanakan.
Manajer operasi bertanggung jawab penuh terhadap jalannya manajemen operasional. Manajer
operasi berkewajiban mengawasi dan mengelola proses operasional. Dimulai dari proses
pengubahan sumber daya bahan baku, energi, dan tenaga kerja menjadi bentuk barang dan jasa.
Atau dengan kata lain harus mampu mengelola proses pengubahan input menjadi output.
Manajer operasi sangat penting posisinya dalam sebuah bisnis. Dikarenakan operasional merupakan
salah satu dari fungsi strategis perusahaan. Seperti diketahui, fungsi strategis perusahaan itu ada
tiga, yakni pemasaran, keuangan, dan operasional. Berarti manajemen operasional memiliki
kedudukan penting untuk menyempurnakan strategi perusahaan. Juga memiliki kepentingan untuk
memastikan perusahaan dapat bertahan jangka panjang dalam kondisi yang baik.
Untuk lebih jelasnya lagi, manajemen operasional adalah manajemen yang digunakan untuk
merancang strategi dan menata kegiatan praktik perusahaan. Tentu saja tujuan akhirnya adalah
untuk meningkatkan income perusahaan. Berikut ini adalah poin-poin penting tentang manajemen
operasional yang harus Anda pahami.
Untuk menjalankan QFD, kita harus mulai dengan membuat matriks dasar atau house of quality.
Anda harus memahami tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan Anda. Setelah
Anda memiliki daftar prioritas keinginan, Anda bisa mulai membawanya ke fungsi organisasi yang
sesuai. Dengan demikian, QFD mendorong kualitas (yang didorong oleh pelanggan) ke fungsi yang
bertanggung jawab di organisasi. QFD secara opsional juga memperluas matriks untuk membuat
rencana lebih lanjut dan mengelola keputusan selama proses pengembangan produk atau layanan.
Proses QFD antara praktisi satu dengan praktisi lain cenderung bervariasi, namun semua kasus yang
menggunakan QFD selalu membutuhkan penilaian akurat dalam hal kebutuhan pelanggan. Oleh
karena itu dilakukan proses mengumpulkan suara pelanggan atau voice of costumer (VoC). Beberapa
variasi proses VoC ini sendiri sudah mewakili setengah dari definisi QFD. VoC akan menampilkan
semua keinginan dan kebutuhan pelanggan, dengan demikian tim bisa menentukan keputusan
terkait produk dan proses desain yang paling berhubungan dengan kebutuhan pelanggan.
3). Menurut Wignjosoebroto (2009), pemilihan dan penempatan alternatif tata letak merupakan
langkah yang kritis dalam proses perencanaan fasilitas produksi, karena tata letak yang dipilih akan
menentukan hubungan fisik dari aktivitas produksi yang berlangsung.Penetapan mengenai macam
spesifikasi, jumlah dan luas area dari fasilitas produksi yang diperlukan merupakan langkah awal
sebelum perencanaan pengaturan tata letak fasilitas.
Tipe tata letak fasilitas diperlukan sebagai dasar dari perancangan pabrik dan penentu keberhasilan
strategi manufaktur yang telah ditetapkan. Secara umum, ada empat tipe tata letak, yaitu tata letak
produk (product layout), tata letak proses (process layout), tata letak lokasi tetap (fixed location
layout), dan tata letak grup teknologi (group technology layout).
a. Product Layout
Tata letak produk umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu macam produk atau
kelompok produk dalam jumlah yang besar dan waktu produksi yang lama. Prinsip tata letak produk
adalah machine after machine dimana mesin disusun berdasarkan urutan proses yang ditentukan
pada pengurutan produksi. Tujuan utama tata letak produk adalah mengurangi proses pemindahan
bahan dan memudahkan pengawasan dalam aktivitas produksinya. Keuntungan tata letak produk,
yaitu:
Dapat memperlancar aliran material karena tata letak sesuai dengan urutan operasi.
Inventori kecil karena pekerjaan dari satu proses ke proses berikutnya langsung dikerjakan.
Waktu total produksi per unit kecil.
Pemindahan bahan dapat dikurangi karena mesin-mesin yang berurutan diletakkan sedekat
mungkin.
Pekerja yang memiliki skill tinggi tidak diperlukan.
Perencanaan produksi sederhana dan sistem kontrol mungkin dilakukan.
Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan sementara sedikit.
B Process Layout
Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dan penempatan fasilitas dimana
fasilitas yang memiliki tipe dan spesifikasi yang sama ditempatkan ke dalam satu departemen. Tipe
layout ini diperoleh dengan pengelompokkan seperti pemrosesan bersama dan penempatan
departemen proses terhadap yang lain berdasarkan aliran antar departemennya
Utilisasi mesin umumnya sangat baik sehingga mesin yang dibutuhkan sedikit.
Fleksibilitas yang tinggi sehubungan dengan peralatan atau alokasi tenaga kerja untuk tugas
yang spesifik.
Pada umunya, mesin yang digunakan tidak memerlukan investasi yang tinggi.
Perubahan tugas yang dikerjakan oleh operator dapat memberikan kepuasan bagi operator.
Memungkinkan untuk supervisor khusus.
c. Fixed Layout
Tata letak dari fixed material berbeda dari tipe layout yang lain. Pada layout yang lain, material
dibawa menuju workstation, sementara fixed material workstation yang dibawa menuju material.
Layout ini digunakan pada perakitan pesawat, pembuatan kapal, dan masih banyak yang lainnya.
layout dari fixed material melibatkan urutan dan penempatan stasiun kerja di sekitar material. Tipe
fixed location layout mengkondisikan bahwa material tetap pada posisinya sedangkan fasilitas
produksi seperti mesin, peralatan, dan komponen-komponen pembantu lainnya bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama.
d. Group Technology
Prinsip tata letak tipe ini adalah mengelompokkan produk atau komponen yang akan dibuat
berdasarkan kesamaan dalam proses. Pengelompokkan ini mengakibatkan mesin dan fasilitas
produksi lainnya ditempatkan dalam sebuah sel manufaktur karena setiap kelompok memiliki urutan
proses yang sama.
Tujuan tipe tata letak group technology adalah menghasilkan efisiensi yang tinggi dalam proses
manufakturnya. Selain itu, tata letak tipe ini dapat menjawab keterbatasan tata letak proses dan
mengeksplorasi kelebihan tata letak produk.
Manajemen Kualitas seringkali disebut sebagai the problem solving, sehingga manajemen kualitas
dapat menggunakan metodologi dalam problem solving tersebut untuk meengadakan perbaikan
(Ridman dan Zachary, 1993). Ada berbagai teknik perbaikan kualitas yang dapat digunakan dalam
organisasi, antara lain:
Diagram Pareto
Diagram pencar
box plots
histogram
run chart
peta multivariabel
diagram grier
analisis matriks
time series
stem-and-leaf plots
Masing-masing teknik tersebut mempunyai kegunaan yang dapat berdiri sendiri maupun saling
membantu antar satu teknik dengan teknik yang lain.
Tujuh Alat Quality Control ( 7 Quality Control Tools)
Ada banyak metode dan tools yang digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas (Quality
Control) statistik namun yang terkenal adalah dengan menggunakan Seven tools atau ada yang
menyebutnya dengan seven magnificent tools yaitu menggunakan
1. Diagram Pareto
2. Diagram Histogram