Salah satu pendekatan baru untuk melakukan perubahan yang cepat dan
dramatis dikenal Business Process Reengineering (BPR). Prinsip BPR secara ekstrem
mengganggap dan mengandaikan bahwa proses yang digunakan sekarang
sudah tidak relevan lagi, tidak layak lagi, sudah kadaluwarsa, jadi harus
dilupakan dan ditinggalkan saja (mulai lagi dari permulaan). Sikap semacam ini
memungkinkan para perancang bisnis proses untuk tidak terikat lagi pada proses
yang lama, namun dapat terfokus pada proses yang sama sekali baru.
Pengertian Business Process Reengineering (BPR)
Hammer, et.al (1993), pelopor dibidang ini menyatakan bahwa Business
Process Reengineering adalah pemikiran dan perancangan ulang suatu
proses bisnis secara mendasar (fundamental) dan secara radikal untuk
mendapatkan perbaikan secara dramatis. Dengan mengukur kinerja saat
ini melalui elemen-lemen biaya, kualitas, pelayanan dan kecepatan.
Obolensky,N, (1994), menyatakan bahwa Business Process Reengineering
adalah usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk mengubah proses dan
kendali internalnya dari suatu hierarki vertikal fungsional yang
tradisional, menjadi struktur pipih yang horisontal dan berlandaskan kerja
sama tim yang berfokus pada peningkatan pelanyanan pelanggan.
Petrozzo,D, et.al (1994), mendefinisikan Business Process Reengineering
adalah rancang ulang simultan dalam proses, organisasi, dan sistem
informasi pendukungnya untuk mencapai perbaikan radikal yang
menyangkut waktu, biaya, kualitas, dan penghargaan pelanggan terhadap
produk dan layanan perusahaan.
Tujuan Utama Dilakukan Reengineering
Peningkatan produktivitas
Rekayasa ulang dapat meningkatkan produktivitas dengan menciptakan proses-proses
yang inovatif. Apabila selama ini perusahaan menggunakan paradigma ruang
tertutup, dimana tugas dan tanggung jawab sifatnya vertikal, hal itu hendaknya
diganti dengan struktur yang sifatnya lintas-fungsi, lebih datar.
Pengoptimalan nilai bagi pemegang saham
Rekayasa ulang dapat mengoptimalkan nilai bagi para pemegang saham dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang inovatif. Contohnya adalah inovasi pada desain
produk, pabrik, dan pelayanan pelanggan.
Pencapaian hasil yang luar biasa
Rekayasa ulang dapat diarahkan untuk setidak-tidaknya mencapai peningkatan luar
biasa, misalnya sebesar 50%, apabila dalam kenyataannya ternyata kurang, maka
percapaian tersebut meskipun itu mungkin mengesankan, bukanlah merupakan hasil
rekayasa ulang yang sebenarnya.
Pengkonsolidasian berbagai fungsi
Rekayasa ulang berusaha menciptakan suatu organisasi yang lebih ramping, lebih
datar, dan lebih mudah bergerak. Kemampuan untuk menerima inovasi,
merealisasikan kebutuhan pasar, mengadopsi teknologi yang sesuai, memuaskan
pelanggan, dan merealisasikan inisiatif persaingan adalah beberapa ciri khas
perusahaan yang daya tanggap terhadap turbulensi lingkungannya termasuk dalam
kategori baik.
Pengurangan kegiatan yang tidak perlu
Reengineering secara konsisten hendaknya mampu mendeteksi, menentukan, dan
melaksanakan pengurangan terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap sulit
dikembangkan, atau meningkatkan kinerja suatu kegiatan yang masih memiliki
potensi untuk dikembangkan. Dengan demikian, pengurangan atau penambahan ini,
akan berdampak pada sumber daya yang tersedia.
Tahap ini merupakan tahap untuk melakukan identifikasi mengenai proses-proses
yang akan menjadi prioritas tertinggi untuk dilakukan pengembangan, termasuk
proses yang mempengaruhi keunggulan kompetitif. Tahap ini juga dilakukan
identifikasi kebutuhan dari setiap proses dan mengembangkan rencana terkait
dengan kebutuhan tersebut.
Structure a process improvement project
Setelah dilakukan identifikasi terhadap proses prioritas yang akan dikembangkan,
setiap proses yang memerlukan untuk dibuat, didesain ulang ataupun diperbaiki,
maka dilakukan identifikasi process owner dan management oversight body
(guidance team).
Document and analyze the current process
tahap ini juga akan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari proses tersebut
sehingga dapat diketahui mengenai area yang membutuhkan perubahan selanjutnya.
Design the future process
Tahap ini dilakukan desain terhadap proses yang akan berlangsung berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan kebutuhan konsumen,
kekuatan dan kelemahan proses yang ada.
Design the future process
Tahap ini dilakukan desain terhadap proses yang akan berlangsung berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan kebutuhan konsumen,
kekuatan dan kelemahan proses yang ada.
Develop the implementation plan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan suatu rencana yang komprehensif untuk
mengimplementasikan proses yang baru.
Implement the plan
Tahap ini merupakan tahap implementasi dari rencana proses baru.
Dalam proses implementasi ERP paling sedikit ada 3 perubahan yang terjadi.
1. Perubahan Teknologi
Penggunaan sistem baru tentu saja akan merubah adaptasi teknologi yang akan
dipergunakan perusahaan, hal ini harus menjadi perhatian dengan melihat
apakah team internal sudah memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup
dalam teknologi baru yang akan dipergunakan? misalnya perusahaan berencana
menggunakan SAP sebagai sistem ERP baru, dan dari 5 team IT/MIS, tidak ada
satu orangpun yang menguasai SAP maka perusahaan akan memerlukan bantuan
pihak luar dalam proses implementasi.
2. Perubahan Bisnis Proses
Pada umumnya impementasi ERP sistem akan menyentuh hampir
seluruh bagian/departemen, karena itu biasanya akan terjadi perubahan
dari cara kerja operasional perusahaan (lihat bahasan mengenai apa itu
ERP dan kegunaannya).
3. Perubahan Kultur Perusahaan (Culture)
Kedua perubahan di atas, terutama perubahan Bisnis Proses akan
berakibat pada perubahan cara kerja, yang pada akhirnya akan memaksa
terjadinya perubahan kultur kerja perusahaan.
Pengertian Enterprise resource planning (ERP)
Enterprise resource planning (ERP) adalah Sistem
dan perangkat lunak perencanaan sumber daya
perusahaan (ERP) yang menghubungkan area
fungsional, proses, dan sistem organisasi. Fungsi
bisnis seperti sumber daya manusia, keuangan,
manufaktur, dan kontrol inventaris dapat
dihubungkan dengan satu platform yang
idealnya meningkatkan efisiensi dan kualitas,
menurunkan biaya, dan memberikan fleksibilitas
organisasi dan dukungan keputusan yang lebih
besar.
Area Fungsional ERP
1. Marketing/Sales
Departemen pemasaran dan penjualan dapat melacak pengalaman pelanggan dari
aktivitas pra-penjualan, yang dimulai dengan menghubungi pelanggan, melalui
Fungsi ERP
Alat untuk integrasi proses produksi/jasa suatu perusahaan serta data dalam
suatu organisasi
Alat untuk mengatur perencanaan yang lebih valid dan terukur.
Best Practice di ERP
1. Memahami dan Memprioritaskan Persyaratan Utama
Perangkat lunak ERP diharapkan menjadi komponen kunci dalam mengelola proses
bisnis inti.
2. Menetapkan Kunci Kinerja Utama untuk ROI Positif
Mengukur apakah implementasi ERP berhasil atau tidak? Dengan menetapkan Key
Performance Indicators (KPIs) yang memungkinkan untuk mengukur kinerja
perangkat lunak setelah implementasi secara kuantitatif.
3. Investasikan Waktu dalam Pelatihan
Implementasi perangkat lunak ERP tidak hanya memengaruhi sistem dan proses
bisnis, tetapi juga memengaruhi pekerjaan sehari-hari orang-orang yang diharapkan
menggunakan sistem tersebut.
4. Singkirkan Migrasi Data Lebih Awal
Data adalah salah satu aset utama organisasi. Setiap implementasi ERP yang berhasil
akan mengharuskan untuk mentransfer data dari sistem lama ke yang baru.
Sebagian besar perusahaan menunda migrasi data hingga proses implementasi
terlambat, yang dapat berdampak negatif.
5. Ajak Semua Anggota Tim
Setiap implementasi ERP terbaik di kelasnya memiliki satu kesamaan. Ini membuat
semua orang di organisasi dari tingkat ruang rapat hingga tingkat pengguna harian
bekerja sama untuk tujuan yang sama.
Aplikasi BPR dalam Pengukuran Kinerja Manajemen: Studi Kasus
%. Oleh karena itu perlu perubahan yang lebih tepat dan cepat untuk memenuhi target yang telah
ditentukan dan perlu dicarikan terobosan baru yang mendasar dan tidak hanya sekadar perubahan kecil
yang dilakukan oleh PT Inalum.
SCM: Make to sell -> Make to order
Ambillah lebih lambat dalam menerapkan ERP
Lebih baik menggunakan pendekatan roll out daripada big bang
Buat template proses bisnis yang disetujui secara global.
Jadi kesimpulannya, BPR akan memimpin organisasi dengan lebih baik, lebih
efektif dan efisien jika dilakukan dengan benar.
kualitas rasa dan tekstur produk yang khas (beda dengan yang lain); harga jual
murah meriah; tempat penjualan dan konsumen telah tersedia; memanfaatkan
e- business untuk mempromosikan produk melalui Internet; tempat produksi
ada di wilayah perumahan yang rata-rata kos mahasiswa; kemasan menarik
dan berlabel; kualitas produk terjamin.
Kedua, weaknesses (kelemahan): harga bahan baku (kedelai) yang relatif tidak
menentu (tidak stabil), bahkan beberapa waktu yang lalu sempat mengalami
kelangkaan; manejemen perusahaan masih sederhana; terdapat endapan pada
susu kedelai; jika tidak tepat prosesnya terdapat tahu di lapisan atas susu;
kurang cukup modal; proses produksi bentrok dengan jadwal; ketidaktahuan
masyarakat terhadap kandungan gizi yang dimiliki susu kedelai.
Ketiga, opportunities (peluang): pertumbuhan pasar dimungkinkan
meningkat; peluang pasar untuk mendapatkan konsumen yang menjanjikan;
belum ada pesaing, khususnya untuk pemasaran di kampus; keterbukaan
untuk menggunakan teknologi baru ke depannya untuk membuat kemajuan
besar di bidang produksi; cuaca Madura, khususnya Bangkalan, yang panas
membuat orang ingin mengonsumsi minuman yang segar.
BUSINESS PROCESS RE-ENGINEERING SISTEM INFORMASI
PERPUSTAKAAN: STUDI KASUS INSTITUT TEKNOLOGI DEL
Dari hasil BRP yang dilakukan dapat dilakukan solusi sebagai berikut:
Sistem informasi Perpustakaan ITD yang dibangun harus berorientasi
pada kebutuhan informasi pemakai dan manajemen, serta
menyesuaikan visi dan misi perpustakaan.
Selain re-engineering sistem informasi perpustakaan, lembaga juga
perlu membangun sistem repositori institusi ITD.
Pengembangan sistem repositori dapat meningkatkan image institusi
melalui peringkat webometrics dunia.
Kesimpulan
http://repository.unpas.ac.id/31804/1/BAB%20II%20TA%20OTAK.doc
https://www.e-akuntansi.com/business-process-reengineering-bpr/
http://archives.cpajournal.com/old/16373954.htm
http://ccg.co.id/blog/2015/05/11/business-process-redesign-reengineering/
https://www.floridatechonline.com/blog/information-technology/erp-functi
onal-areas/
https://www.provintl.com/top-5-erp-best-practices-for-implementation-
success
https://sis.binus.ac.id/2019/03/20/business-process-reengineering-at-nike-c
ompany/
https://www.researchgate.net/publication/343202562_Business_Process_Ree
ngineering_BPR_Pada_Perusahaan_Pdam_Kabupaten_Mojokerto_Untuk_Me
ningkatkan_Kinerja_Bisnis_Perusahaan
https://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/view/1189jurnalbaca.pdi
i.lipi.go.id
https://industritelkomgambris04.wordpress.com/2014/05/25/business-
process-reengineering/
TERIMA KASIH