Anda di halaman 1dari 6

Strategi bersaing suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara lain

adalah pengaruh lingkungan eksternal dimana dalam hal ini adalah pengaruh Politik,
Ekonomi, Sosial dan Teknologi serta adapula pengaruh lingkungan industri dimana
perusahaan tersebut berusaha termasuk didalamnya perusahaan pesaing. Strategi yang tepat
dengan mengatur sumber daya dan kapabilitas internal, serta mengendalikan dan
menyelaraskan dengan tujuan mengantisipasi dan mengambil manfaat dari pengaruh
lingkungan sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan berupa peningkatan
performansi baik dari sisi keuangan maupun non-keuangan seperti peningkatan kepuasan
pelayanan kepada pelanggan.

Karna itu dilakukan lah Analisis Lingkungan Eksternal serta Lingkungan Industri
terhadap industri sepatu di Indonesia pada tahun 2005, analisis ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar fajtor -faktor tersebut mempengaruhi kinerja bisnis dan performa
dari Pabrik-pabrik di Indonesia pada tahun tersebut.

1. Menganalisis Kasus Industri Sepatu Indonesia Menurut Pengaruh Lingkungan


Eksternal

Analisis eksternal dilakukan dengan metode PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi).
Analisis ini dapat membantu perusahaan dalam menyusun gambaran yang konprehensif serta
logis mengenai lingkungan dari berbagai aspek.

Berikut adalah Informasi tentang perubahan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi serta
faktor lain yang berpotensi mempengaruhi bisnis.

 Politik
Pemilu yang dilaksanakan Pada tahun 2004 dan Pilkada langsung dimulai pada tahun
2005 untuk memilih gubernur, bupati atau walikota. Hampir dapat dipastikan bahwa
dalam setiap periode menjelang pemilu dan pilkada situasi dan kondisi politik
seringkali diwarnai dengan berbagai persaingan dan konflik antar kekuatan politik.
Dan juga momen pemilu perlu diantisipasi karena biasanya berpengaruh terhadap
perusahaan khususnya dalam hal penerbitan lisensi atau izin usaha. Serta diperlukan
dukungan lebih dari pemerintah atas industri ini seperti mengontrol pasar impor untuk
sepatu dan juga mengatasi masalah pemburuhan dikarenakan industri sepatu yang
membutuhkan banyak tenaga kerja hingga ribuan orang menjadikan industri ini rentan
hancur.
 Ekonomi
Krisis ekonomi yang terjadi selama itu menyebabkan nilai ekspor sepatu nasional
semakin menurun setiap tahunnya. Dimana sebelum terjadinya krisis, nilai ekspor nya
menembus US$ 2 miliar, tetapi kini hanya pada kisaran US$ 1,2 miliar. Dan pada
periode Januari-April tahun 2005, nilai ekspor nya kembali turun menjadi 9,85% yaitu
hanya US$ 366 juta saja. Dan juga telah adanya Era pasar bebas semakin
menyudutkan mereka dengan maraknya sepatu impor cina dimana mereka mematok
harga yang jauh lebih murah dari harga sepatu lokal. Ini menjadikan cina memiliki
pangsa pasar yang besar yaitu hampir 30% dan menjadikan sepatu lokal semakin
kehilangan pangsa pasar nya.
 Sosial
Indonesia memiliki pasar lokal yang sangat bagus untuk industri sepatu, dengan
populasi sekitar 220 juta jiwa pada saat itu, konsumsi sepatu tentunya sangat memiliki
potensi untuk industri sepatu lokal. Belum lagi perkembangan sosial masyarakat
Indonesia dimasa depan akan menuju masyarakat yang maju dan berpendidikan yaitu
masyarakat yang menempatkan ilmu dan pengetahuan sebagai sebuah kebutuhan.
Sehingga permintaan akan segala sesuatu sebagai penunjang terselenggaranya
pendidikan itu akan semakin tinggi, seperti misal sepatu yang akan menjadi sebuah
kebutuhan dari setiap pelaku pendidikan. Namun seperti yang telah disebutkan
sebelumnya dengan adanya kehadiran produk impor ke dalam negeri menjadikan
masyarakat lebih banyak memilih produk impor tersebut dikarenakan harga yang
lebih murah dibandingkan harga produk lokal.
2. Menganalisis Kasus Industri Sepatu Indonesia Menurut Pengaruh Lingkungan
Industri

Untuk mengetahui pengaruh lingkungan industri terhadap Pabrik Sepatu lokal maka
dilakukan analisis terhadap industri sepatu khususnya yang berkaitan dengan tekanan
persaingan yang dihadapi oleh produsen sepatu. Analisis akan mengunakan pola pikir 5
Forces Porter yaitu tekanan yang disebabkan oleh Pesaing Industri, Pendatang Baru,
Pemasok, Pembeli, dan juga Produk Pengganti.

2.1 Persaingan diantara perusahaan yang ada


Adanya produk pesaing luar yang menghadirkan produk sejenis dengan harga produki
serta harga jual yang lebih murah menjadikan perusahaan lokal mengalami kesulitan
untuk mempertahankan tingkat profitability. Apalagi setelah pemilik merek sepatu
branded seperti Nike, Adidas, dan Reebok mulai mengurangi orderan dan mencari
produsen baru yang ongkos nya lebih murah seperti Cina, Vietnam, dan juga
Thailand.
Hal ini menyebabkan sebanyak 30 pabrik sepatu lokal bangkrut. Menjadikan hanya
ada 100 perusahaan yang produktif setelah krisis ekonomi. Dan kini hanya tersisa 15
perusahaan besar, selebihnya adalah pengusaha skala kecil-menengah (UKM). Namun
UKM itupun harus tersudut kan dengan adanya sepatu impor tersebut.

2.2 Pendatang baru

Untuk industri rumahan bagi pendatang baru tentulah tidak mudah dikarenakan
industri manufaktur sepatu adalah adalah industri yang membutuhkan kekuatan dari
segi modal kerja juga membutuhkan jumlah tenaga kerja yang cukup, serta teknologi
serta memiliki kekuatan dari segi design, tenaga kerja, mesin produksi dan jaringan
pemasaran yang kuat untuk bisa bersaing pada jenis usaha ini. Ini menjadikan hanya
perusahaan yang bermodal besar yang mampu memasuki industri ini. Dan disisi lain
pengorbanan modal tersebut juga mengandung resiko dikarenakan tingkat
pengembalian investasi bisnis tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi yang
diharapkan, mengingat menurun nya pangsa pasar
2.3 Pemasok

Perusahaan sebagai penyedia bahan baku untuk proses produksi sepatui masih belum
begitu menjamur sehingga pada setiap daerah masih terdapat perusahaan penyedia
bahan sepatu dalam jumlah serta dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Sehingga ini
menjadikan masalah yang serius bagi para produsen sepatu lokal, bahan baku yang
digunakan berupa kulit impor, diakibatkan kulit lokal banyak di ekspor dan juga tidak
cocok untuk sepatu olahraga yang mendominasi pasar nasional. Dimana menurut
catatan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, impor kulit masih tinggi. Tiga
tahun terakhir, belanja impornya rata-rata mencapai 18 juta kilogram atau senilai US$
115 juta. Kebanyakan diimpor dari Korea Selatan, Cina, Thailand, Argentina, dan
India. Hal ini tentu saja tidak efektif bagi produsen sepatu karna biaya nya yang lebih
besar.

2.4 Pembeli

Saat ini kekuatan pembeli memiliki banyak pilihan baik itu dari segi harga ataupun
kualitas. Dengan menurun nya produksi produk lokal dan juga hadir nya produk
impor menjadikan para produsen bersaing harga kepada pelanggan. Namun
dikarenakan Margin yang sudah tidak dapat diturunkan lagi membuat para produsen
lokal harus mengalah dengan produk-produk impor yang menawarkan harga yang
lebih murah untuk para konsumen. Hal ini membuat para konsumen banyak berpindah
membeli sepatu impor. Lalu Pemilik sepatu branded pun seperti Nike, Adidas, dan
Reebok yang dulunya meng order dari produsen lokal pun kini beralih ke produsen
lain yang mematok ongkos lebih murah seperti China, Vietnam, Dan juga Thailand.
Setelah menganalisis lingkungan eksternal khususnya kondisi industri dan pasar maka dapat
digambarkan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Analisis 5 Forces Porter terhadap Industri Sepatu Indonesia

No. Analisis Force Impact

1. Kekuatan Penawaran dari Pemasok High

2. Kekuatan Penawaran Pembeli Low

3. Persaingan Diantara Perusahaan yang ada High

4. Ancaman dari Pendatang Baru Low

Dari analisis diatas dapat ditemukan faktor-faktor eksternal yang menyebabkan menurun nya
industri sepatu di Indonesia, yaitu sebagai berikut :

 Para brand ternama yang sebelumnya nya meng order produk nya dari produsen
indonesia setelah krisis ekonomi mulai menurunkan pesanannya serta mencari
produsen negara lain yang harga nya jauh lebih murah. Ini menjadikan banyak
perusahaan sepatu besar yang tadinya sebagian dari order an mereka dapatkan dari
merek branded tersebut pun harus kehilangan konsumen besar mereka dan membuat
banyak dari perusahaan tersebut bangkrut.
 Adanya persaingan yang ketat dengan negara lain seperti China, yang mana mereka
menawarkan harga yang jauh lebih murah dan kualitas yang tidak berbeda jauh.
 Kekurangan nya bahan baku kulit untuk sepatu, karna sampai saat ini bahan baku
tersebut masih didapatkan melalui impor negara lain.

Anda mungkin juga menyukai