Anda di halaman 1dari 10

Tata Letak

2.3.1 Pentingnya Perencanaan Tata Letak


Tata letak (layout), yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan,
tanah, bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimumkan hubungan antara
petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tatacara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara sangkil, ekonomis dan aman
(Apple, 1990, p. 2).
Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis
operasional yang turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam
jangka panjang. Tata letak yang tepat menunjukan ciri-ciri adanya
penyesuaian tata letak fasilitas operasionalnya dengan jenis produk atau jasa
yang dihasilkan dan proses konversinya. Tata letak menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kecukupan kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas
operasi, dan biaya handling bahan, serta untuk kenyamanan kerja.
Menurut Render dan Jay (1997), tata letak yang efektif bisa
membantu perusahaan dalam hal mencapai :
a. Pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan, dan manusia.
b. Arus informasi, bahan baku, dan mausia yang lebih baik.
c. Lebih memudahkan konsumen.
d. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman.
Pada dasarnya, tujuan dari desain tata letak adalah untuk
mengembangkan tata letak yang ekonomis dan dapat membantu pencapaian
keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk
beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis, dan produktif (p. 434).
Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan
senantiasa diperlukan di setiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasinya itu
disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus.


Adanya perubahan volume permintaan.
Kemungkinan pengantian fasilitas agar selalu baru (Up to Date).
Adanya penambahan produk baru.
Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan.
Risiko kecelakaan kerja dalam proses produksi.
Kebutuhan akan penghematan biaya.
Mendukung pergeseran/ perluasan lokasi pasar produk perusahaan.

2.3.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak


Menurut Yamit (2003) bahwa tujuan utama yang ingin dicapai
dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik adalah untuk meminimumkan
biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi
dan area kerja. Secara umum, tujuan dari perencanaa tata letak adalah untuk
mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas
produksi yang tersedia di dalam perusahaan.
Secara lebih terperinci tujuan perencanaan tata letak akan
mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1. Minimalisasi material handling cost
Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen
perusahaan adalah simplikasi dari proses produksi di dalam perusahaan
yang bersangkutan. Penyusunan tata letak pabrik yang tepat diharapkan
dapat memperoleh insentif dan kontribusi terhadap penurunan material
handling cost.
2. Efektivitas penggunaan ruangan pabrik
Investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membangun
pabrik, membeli mesin, dan peralatan produksi, umumnya berjumlah
besar. Ruang bangunan pabrik harus termanfaatkan dengan baik agar
efisiensi tercapai. Dalam program tata letak harus sudah diperhitungkan
luas ruangan yang diperlukan untuk meletakkan mesin dan peralatan
produksi, ruang untuk penempatan peralatan material handling, ruangan
untuk penyimpanan bahan dan komponen rakitan, barang dalam proses
pengerjaan, dan barang selesai, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan
ruang lain untuk menunjang proses pabrikan yang lancar.
3. Tingkat penggunaan tenaga kerja pabrikasi
Pada umumnya, perusahaan dalam melaksanakan proses
produksi, mengharapkan agar waktu kerja efektif tenaga kerjanya tidak
terbuang percuma. Jam kerja efektif para tenaga kerja perusahaan dapat
terbuang, apabila tata letak kurang baik, tenaga kerja harus melakukan
gerakan yang melampaui kebutuhan. Menghitung semua kebutuhan

ruangan dengan cermat akan menjadi pemicu dicapainya pemakaian


ruangan yang efisien.
4. Mengurangi kendala kelancaran proses produksi
Keteraturan dari peletakan mesin dan peralatan produksi di
dalam sebuah perusahaan akan menciptakan lingkungan kerja yang baik.
Tenaga kerja akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya.
Tekanan perasaan yang akan berujung pada timbulnya stress akan
dikurangi. Penempatan mesin dan peralatan produksi yang tidak serasi,
sumpek dan pengap akan memberikan dampak psikologis yang berat
kepada segenap tenaga kerja.
5. Memudahkan komunikasi
Dari berbagai hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa
rancangan tata letak yang membatasi komunikasi antara sesama pekerja,
pekerja dengan supervisinya, dan antarsupervisi yang ada, akan memiliki
produktivitas yang rendah. Sehubungan dengan itu, rencangan tata letak
yang menyebabkan tenaga kerja itu menghadap ke dinding dan saling
membelakangi satu sama lain, akan menurunkan moral kerja.
Tujuan-tujuan tersebut dapat dinyatakan sebagai prinsip dasar dari
proses perencanaan tata letak pabrik yang selanjutnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Prinsip integrasi secara total
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan
integrasi secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu
unit operasi yang besar.
b. Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal
Hampir setiap proses yang terjadi dalam suatu industri mencakup
beberapa gerakan perpindahan dari material, yang mana kita tidak bisa
menghindarinya secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan
dari satu operasi ke operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara
mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal ini dilaksanakan dengan

cara mencoba menempatkan operasi yang berikutnya sedekat mungkin


dengan operasi yang sebelumnya.
c. Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik (back
tracking), gerakan memotong (cross movement), kemacetan (congestion)
dan sedapat mungkin material bergerak terus tanpa ada interupsi. Perlu
diingat bahwa aliran proses yang baik tidaklah berarti harus selalu dalam
lintasan garis lurus, banyak layout pabrik yang baik menggunakan
bentuk aliran bahan secara zigzag ataupun melingkar.
d. Prinsip pemanfaatan ruangan
Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu
pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku, mesin
dan peralatan penunjang proses produksi lainnya. Dalam merencanakan
tata letak kita juga seharusnya mempertimbangkan faktor dimensi ruang
ini.
e. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Keselamatan kerja merupakan faktor utama yang harus diperhatikan
dalam perencanaan tata letak pabrik. Suatu layout dikatakan tidak baik
apabila akhirnya justru membahayakan keselamatan orang yang bekerja
didalamnya.
f. Prinsip fleksibilitas
Prinsip ini sangat berarti dalam abad ini dimana riset ilmiah, komunikasi
dan transportasi bergerak dengan cepat yang mana hal ini akan
mengakibatkan

dunia

industri

harus

ikut

berpacu

dalam

mengimbanginya. Kondisi yang ekonomis akan bisa dicapai bila tata


letak yang ada direncanakan cukup fleksibel untuk diadakan
penyesuain/pengaturan kembali (relayout) dan/atau suatu layout yang
baru dapat dibuat dengan cepat dan mudah.

2.3.3 Jenis Tata Letak


Tata letak dibedakan atas :

1. Tata letak berorientasi produk (Product Layout)


Product layout lazim pula disebut flow shop atau continuous
production system layout adalah penataan dari mesin, fasilitas, dan
peralatan produksi menurut urutan pengerjaan untuk menyelesaikan
pembuatan suatu produk atau jasa yang akan diserahkan. Unit-unit yang
diproduksi akan memiliki urutan proses pengerjaan yang sama.
Tata letak berorientasi produk ini dipergunakan apabila:
a. Produk yang dihasilkan adalah produk terstandardisasi, dan
ragamnya terbatas atau tidak berbeda.
b. Volume produksi tinggi (Mass Production System) dengan tanpa
variabilitas desain, atau variabilitas desain yang sangat terbatas.
c. Urutan proses pengerjaan tetap (Fixed Sequence of Operations).
d. Proses produksi bersifat kontinu atau atau berkesinambungan
(Continuous Flow).
2. Tata letak proses (Process Layout)
Tata letak proses (process layout) lazim pula disebut functional
layout (tata letak fungsional) dan job shop layout atau intermitten flow
layout. Pada dasarnya, tata letak proses adalah penataan letak fasilitas
dan mesin atau peralatan produksi yang dikelompokkan menurut
kesamaan fungsinya. Pesanan yang berbeda mungkin saja mempunyai
jalur pengerjaan yang berbeda dan bergantung kepada persyaratan
pengolahan secara khusus atas produk atau jasa yang dipesan.
Ciri-ciri dari tata letak ini adalah :
a. Arus kegiatan pengolahan atau pengerjaan produk berbeda antara
batch yang satu dengan yang lainnya, atau antara pesanan pelanggan
yang satu dengan yang lainnya.
b. Produk yang dibuat tergolong produk yang tidak terstandardisasi,
spesifikasinya disesuaikan dengan permintaan pemesan atau
pelanggan.
c. Volume produksi terbatas tetapi ragamnya banyak.
d. Mesin atau peralatan produksi yang dipergunakan adalah mesin atau
peralatan yang multiguna (multipurpose machine).

e. Pelanggan yang menentukan desain atau spesifikasi produk.


3. Tata letak tetap (Fixed Position Layout)
Tata letak tetap lazim pula disebut tata letak proyek (project
layout). Proyek adalah sistem produksi yang dirancang untuk
memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu, atau
sejumlah kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen pekerjaan
yang tinggi. Kegiatan perakitan pesawat udara, pembuatan kapal pesiar,
pembangunan bendungan, jembatan, gedung konferensi, menara, dan
sebagainya adalah tergolong proyek.
Pada umumnya, tata letak dengan posisi tetap menjadi rumit
kerena dipengaruhi oleh faktor, antara lain:
a. Ruang geraknya terbatas, proyek harus tetap berada dilokasi
pengerjaan.
b. Pada tahap-tahap proses konstruksi diperlukan bahan baku yang
berbeda-beda, sehingga diperlukan penjadwalan yang cermat.
c. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan bervariasi. Dengan demikian,
bagian logistik harus selalu siaga untuk melayani

permintaan

terhadap material.
4. Tata letak ritel (Retail Layout)
Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti
department store dan supermarket. Tata letak harus memperhitungkan
selera dan persepsi pelanggan. Tata letak harus menjamin semua
pengunjung atau pelanggan akan merasa lega berada di dalam bangunan,
udara sejuk, cahaya lampu terang, pajangan barang memiliki daya tarik,
mudah dijangkau, menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk
bergerak, loket pembayaran cukup tersedia sehingga tidak perlu antri
lama, alunan musik yang lembut, dan sebagainya.
5. Tata letak gudang (Warehouse Layout)
Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena
tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan
pengendalian persediaan dapat meminimumkan kerusakan barang serta

memudahkan penerimaan dan penyerahan barang.tata letak gudang


disesuaikan sistem persediaan yang dipergunakan, seperti sistem
persediaan barang dengan FIFO (First In First Out), artinya barang yang
pertama diterima harus siap untuk dikeluarkan pertama kali, sehingga
tata letak harus diatur sedemikian rupa, agar barang mudah untuk
dimasukkan dan dikeluarkan.
6. Tata letak kantor (Office Layout)
Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan
dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi
antara semua pegawai dan manajer yang ada. Tata letak kantor modern
difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi.
Mengevaluasi tata letak, ada dua kemungkinan yang menimbulkan
perlunya penilaian tata letak :
a. Evaluasi tata letak yang ada dengan tujuan mencari peluang perbaikan.
b. Evaluasi terhadap tata letak alternatif untuk suatu masalah atau proyek
tunggal.
2.3.4 Peta Proses Operasi
Peta proses operasi (operation process chart) umumnya digunakan
untuk menggambarkan urutan kerja khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang
produktif saja seperti operasi dan inspeksi. Sedangkan istilah peta aliran
proses (flow process chart) akan memberikan informasi yang lebih detail
dan sangat baik diaplikasikan guna menganalisa tata letak fasilitas produksi.
Flow process chart akan menggambarkan adanya kegiatan transportasi atau
pemindahan material selama proses produksi berlangsung, sedangkan
permasalahan pokok perancangan layout pabrik justru berkaitan erat dengan
upaya untuk meminimalkan pemindahan material.
Berikut adalah symbol-simbol ASME yang digunakan untuk pembuatan peta
proses :

Gambar 2.1 Simbol-simbol ASME untuk Pembuatan Peta Proses


2.3.5 Activity Relation Chart (Peta Keterkaitan Kegiatan)
Peta keterkaitan kegiatan adalah teknik ideal untuk merencanakan
keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta ini
berguna dalam :
1.
2.
3.
4.

Penyusunan urutan.
Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan.
Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya.
Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan dan perbaikan.
ARC (Activity Relation Chart) bisa dipakai untuk memberi

pertimbangan-pertimbangan di dalam perancangan layout tersebut. ARC


akan memberikan pertimbangan mengenai derajat kedekatan (closeness) dari
satu departemen terhadap departemen lainnya dengan ukuran-ukuran yang
lebih bersifat kualitatif seperti mutlak atau tidak mutlak harus berdekatan,
cukup penting untuk diletakkan berdekatan dan lain-lain. Berikut adalah
penilaian kualitatif mengenai derajat kedekatan dalam ARC :

Gambar 2.2 Simbol-Simbol Activity Relation Chart


Pada masing-masing departemen yang terkait diberikan derajat
hubungan dan alasan atau pertimbangan dalam penetapan derajat hubungan
tersebut. Berikut adalah deskripsi alasan atau pertimbangan yang digunakan
dalam Activity Relation Chart :

Gambar 2.3 Alasan atau Pertimbangan dalam Activity Relation Chart


2.3.6 Perluasan
Salah satu masalah yang paling membingungkan yang dihadapi
pimpinan dan perancang fasilitas adalah tuntutan perluasan. Dalam
perusahaan yang berjalan baik, maju dan berhasil, perluasan tidak dapat
dihindarkan. Jika bangunan kekecilan dapat mengakibatkan pembagian yang
ketat, produksi yang kurang efisien dan kebutuhan akan tambahan bangunan
terpisah yang terlalu cepat. Tetapi jika keuangan memungkinkan, Kelebihan
ruangan tidak memberikan akibat yang terlalu serius, karena kelebihan
ruangan dapat disewakan sampai saat diperlukan sendiri.
Kebutuhan penambahan volume, produk, komponen, proses, atau
pelayanan., misalnya :
1. Tidak mungkin lagi memenuhi permintaan penjualan, karena kapasitas
yang tidak mencukupi.

2. Ditambahkannya komponen baru pada produk.


3. Mungkin dibutuhkan proses baru.
4. Mungkin diperlukan operasi dan pelayanan tambahan.
5. Kegiatan yang sebelumnya di sub-kontrakan, ditarik kembali.

Anda mungkin juga menyukai