Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN OPERASIONAL - DEFINISI DAN

PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASIONAL


Manajemen Operasional

Definisi Manajemen

Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko (2003:3) adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:2) adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian Manajemen Menurut Kosasih dan Soewedo (2009:1) adalah pengarahan


menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk mencapai tujuan
tertentu.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat tersebut bahwa manajemen
ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, serta pengawasan sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun
sumber daya yang lainnya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

Definisi Manajemen Operasi

Menurut Subagyo (2000:1) operasi ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk
menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.

Lalu Sumayang (2003) menyatakan bahwa manajemen operasi ialah suatu pengelolaan
proses pengubahan atau proses konversi dimana sumber-sumber daya yang berlaku
sebagai input diubah menjadi suatu barang atau jasa/output.

Menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-
usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (faktor
produksi) – tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya - dalam
proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Dalam wikipedia, Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses
produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif
dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses
pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi)
menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).

Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi? Melakukan
fungsi-fungsi proses manajemen, yaitu seperti : perencanaan, pengorganisasian,
pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah
mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu
sesuai dengan permintaan konsumen.

Tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan barang dan jasa, mengambil
keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi, dan mengkaji
pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer operasi adalah sebagai
berikut :

1. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar
tidak menyita waktu dalam pergerakan.
2. Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi.
3. Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
4. Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari suplier.
5. Menentukan atau memperbaiki skedul kerja.
6. Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan jam kerja.
7. Memperbaiki sistem informasi produk dengan para suplier.
8. Memperbaiki manajemen persediaan.
9. Memperbaiki produktivitas.
10. Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.
11. Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan
sebagainya

Fungsi dari operasi pada organisasi adalah merupakan tugas bagian operasi yang
menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Manajemen operasi dapat digambarkan
sebagai berikut :

Pengaruh Lingkungan

Inputs Outputs

Buruh Barang Dan


Jasa
Modal
Umpan Balik
Tanah

Manajemen Proses
Konveksi

I. Pendahuluan
Mengapa Perlu Mempelajari Manajemen Operasi ?

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi pasti muncul pertanyaan, mengapa kita mesti
mempelajari manajemen operasi, sedangkan spesialisasi kita adalah bidang akuntansi?
T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1999)
menjelaskan alasan mengapa perlu mempelajari manajemen operasi, diantaranya :

1. Para akuntan juga perlu mempelajari sistem-sistem perencanaan dan


pengawasan produksi dan persediaan. Sistem-sistem ini dapat memberikan
informasi akuntansi biaya, rasio-rasio pemanfaatan kapasitas, penilaian
persediaan, harga pokok penjualan, dan informasi lain untuk pengawasan,
pemeriksaan (auditing) dan pelaporan finansial internal.
2. Sekitar 70 % aktiva-aktiva dalam bebagai organisasi manufacturingdan
pemrosesan adalah berbentuk persediaan-persediaan, pabrik dan peralatan yang
secara langsung atau tidak langsung dibawah pengawasan para manajer produksi
atau operasi, manajer bahan, manajer pemeliharaan, para penyelia (supervisors)
produksi – yang kesemuanya merupakan anggota organisasi manajemen
produksi/operasi. Dengan konsentrasi aktiva-aktiva ini, maka kita hendaknya
memahami apa yang dikerjakan orang-orang produksi, bagaimana mereka
melakukannya, dan metode-metode ilmiah yang digunakan.
3. Untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi
para manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat.
4. Bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karier yang cerah bagi para individu kreatif
yang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen operasi.

Ada beberapa alasan lainnya yang bisa menjadi dasar mengapa kita perlu belajar
manajemen operasi, diantaranya :
1. Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat
proses-proses dalam organisasi. Jika hal ini sudah menjadi isu biasa dalam
industri manufaktur, tidak demikian dalam industri jasa. Pemahaman tentang
bagaimana mengelola operasi dengan pendekatan modern ini akan memudahkan
kita menganalisis dan memperbaiki sistem dalam perusahaan atau organisasi.
2. Konsep dan tools dalam manajemen operasi pada dasarnya dapat dan banyak
diterapkan pada fungsi manajemen yang lain. Mengapa demikian? Karena setiap
fungsi manajemen juga melibatkan proses dalam pekerjaannya.
3. Bidang manajemen operasi pun belakangan ini menawarkan karir yang cukup
menantang seperti fungsi manajemen lainnya. Di banyak perusahaan sudah biasa
kita jumpai jabatan manajer operasi, bahkan sampai direktur operasi.
4. Dalam pendidikan bisnis, manajemen operasi memang sudah menjadi satu pilar
yang wajib diajarkan kepada mahasiswa. Terkait dengan poin tiga, maka banyak
sekali para recruiters mencari lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki cukup
pengetahuan seputar manajemen operasi.

II. Definisi dan Istilah-istilah dalam Manajemen Operasi

Definisi Manajemen Operasional

Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input
menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa.

Jadi, Manajemen Operasional adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi
barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan
efesien . Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses
pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi)
menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).

Definisi Khusus :

1. Tanggungjawab memproduksi barang dan jasa didalam suatu organisasi.


2. Studi tentang pengambilan keputusan dalam fungsi operasi.

Tiga (3) hal yang perlu diperhatikan terkait definisi :

1. Fungsi, Tanggung jawab manajer operasi untuk mengelola fungsi kerja dalam
suatu organisasi.
2. Sistem, Bagaimana sistem yang memproduksi barang atau jasa. Untuk
mengetahuinya diperlukan rancangan dan analisis operasi.
3. Keputusan, Keputusan sebagai unsur penting dalam pelaksanaan manajemen
operasional.
Istilah – istilah :
1. Produksi, mengubah input menjadi output yang memiliki nilai tambah.
2. Barang, Output yang memiliki nilai tambah
3. Jasa, Output memiliki nilai tambah
4. Produktivitas, Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan hasil seharusnya.
5. Proses, Cara, Metode, Teknik
6. Perencanaan Produk, Apa, Berapa, dan Bagaimana produk yang akan dibuat
7. Perencanaan Produksi, Apa, Berapa, dan Bagaimana produksi pada periode
esok.
8. Urutan proses produksi, dibagi 2 = Master Route Sheet dan Route Sheet
9. Jadwal Produksi, dibagi 2 = Master Sechedule Sheet dan Schedule Sheet
10. Dispatching, Perintah kerja
11. Bill of Material, Daftar BB + BP untuk memproduksi suatu produk
12. Job Lot Shop, Hanya memproduksi atas dasar pesanan yang masuk
13. Mass Production, Produksi untuk pasar/massa
14. Luas Produksi, Kapasitas yang digunakan untuk produksi dalam periode
(fleksibel)
15. Luas Perusahaan, Kapasitas Terpasang untuk produksi dalam periode tertentu
(tetap)

III. Fungsi operasi dalam organisasi

Fungsi (sistem) operasi adalah bagian dari organisasi yang membuat dan menghasilkan
produk perusahaan, barang maupun jasa.

Fungsi Operasional dalam Manajemen :


1. Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Manajemen Pemasaran
3. Manajemen Operasi/Produksi
4. Manajemen Keuangan
5. Manajemen Informasi

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan


fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita
jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara
dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan
ataupun bertambah.

Manajemen Pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang


pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh
konsumen, dana bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.

Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk


menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan
keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan
lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.

Manajemen Keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada


intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas
manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis
diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara
tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.

Manajemen Informasi adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada


intinya berusaha memastikan bahwa bisnis yang dijalankan tetap mampu untuk terus
bertahan dalam jangka panjang. Untuk memastikan itu manajemen informasi bertugas
untuk menyediakan seluruh informasi yang terkait dengan kegiatan perusahaan baik
informasi internal maupun eksternal, yang dapat mendorong kegiatan bisnis yang
dijalankan tetap mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat
IV. Ruang Lingkup Manajemen Operasi

1. Perencanaan sistem produksi (Produk, Lokasi Pabrik, Letak Fasilitas Produksi,


Lingkungan kerja, Standar Produksi).
2. Pengendalian produksi (Proses Produksi, Bahan Baku, Tenaga Kerja, biaya
Produksi, Kualitas dan Pemeliharaan).
3. Sistem Informasi produksi (Struktur Organisasi, Produksi atas dasar Pesanan,
Produksi untukPersediaan/umum).

V. Macam-macam organisasi dan proses produksi

Beberapa kriteria yang dijadikan dasar pembedaan ukuran organisasi antara lain adalah:

1. Jumlah karyawan yang diperkerjakan


2. Besarnya volume penjualan dalam rupiah
3. Jumlah konsumen atau pelanggan yang dilayani
4. Luas pasar yang dijangkau: lokal, nasional, multinasional, dan internasional.
5. Besar modal yang dipakai
6. Kecanggihan peralatan yang dipakai

Dalam pengelompokannya ada empat kriteria organisasi yaitu :


1. Organisasi kecil : toko pengecer, KUD, poliklinik, perusahaan perorangan.
2. Organisasi menengah : perusahaan yang beroperasi ditingkat kabupaten,
perusahaan antar kota, rumah sakit.
3. Organisasi Besar : perusahaan rokok gudang garam, perusahaan batu baterai
ABC, perusahaan pengembangan tingkat nasional.
4. Organisasi raksasa :pertamina, perusahaan alat-alat elektronik, dept. pemerintah.

Jenis – Jenis Proses Produksi :


1. Continuous Process(terus menerus), mis Rokok, makanan
2. Intermittent (Job-Shop / Terputus-putus) Process, mis Garment
3. Routing (unik), mis. Percetakan

VI. Posisi manajemen dalam operasi

Manajer operasi, dalam manufaktur termasuk manajer pabrik dan wakil dirut
pabrik. Untuk jasa termasuk menajer toko, kantor, wakil manajer operasi.

Posisi ini menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi, juga tanggung jawab
khusus yaitu; perencanaan strategis penentuan kebijakan , penganggaran bekanja dan
pengendalian operasi.

VII. Perbedaan operasi produsen barang dengan jasa

Barang adalah entitas nyata, sedangkan jasa tidak berwujud.

1. Kapasitas dan persediaan, Jasa dipandang sebagai produk yang tidak tahan
lama, tidak dapat disimpan sebagai persediaan untuk penggunaan dimasa
datang. Sedangkan barang dapat disimpan sebagai persediaan.
2. Mutu, Jasa tidak berwujud sehingga tidak dapat dinilai mutunya.
3. Penyebaran, Jasa sering disebarkan secara geografis dan diproduksi saat
pelanggan mengkonsumsinya. Sedangkan barang dapat memusatkan operasi
karena produk mereka dapat dikirim ke tujuan.
4. Pemasaran dan operasi, Jasa dikonsumsi dan dikonsumsi pada saat
bersamaan. Pada barang pemasaran pemasaran dan operasi merupakan
fungsi yang terpisah. Demikian juga dengan produksi dan penjualan
barang. Sehingga integrasi bidang pemasaran dan operasi menjadi
permasalahaan yang sulit bagi perusahaan pengasil barang.

VIII. Kasus Latihan


CONTOH KASUS MANAJEMEN OPERASI ( PT. UNILEVER TBK. )
Sejarah Unilever TBK
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen,
notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie
dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di
Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan
diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang
saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari
Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris
dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003
dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur
dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo,
S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan
keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.

Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT


Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT
AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan
kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura
dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem


Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan
merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources
Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd,
yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual
sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited
(pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli
saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21
Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan
metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI
tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan
persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No.
740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan
dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita”
dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT. UNILEVER


Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER memiliki strategi –
strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara
lain :
1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH. Dengan menjaga harga yang rendah
dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali persediaan
yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat.
Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru
secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka
pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang
melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer
pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan
mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan
persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat
wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya
untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2. DIFERENSIASI PRODUK. Produk Unilever terus memperkenalkan
kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas
produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecil dan masih
banyak lagi kemasannya.
3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR. Produk Unilever menggunakan
sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam
pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun
langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya
dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan
antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

4. MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN


PEMASOK. Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung
dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain
itu Unilever juga melakukan Tanya jawab konsumen dan membuat suara
konsumen tempat para konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media
elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever
Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media
cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari
PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll

Strategi Promosi yang dapat dilakukano leh PT.Unilever yaitu:


1. Periklanan
2. Promosi Penjualan
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4. Penjualan Secara Pribadi

VISI DAN MISI


Visi
 Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. Kami
membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain.
 Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap
harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.
 Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan
mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
 Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru
untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang
dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
 Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan
komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di
tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.
Misi
 Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari visi dan
misi perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini Human Capital akan membahas
mengenai succession plan atau rencana suksesi. Untuk menggali pengalaman mengenai
rencana suksesi ini rasanya sangat wajar jika kita coba berkaca pada perusahaan besar
seperti PT. Unilever Indonesia.
 Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena
berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. “Rencana suksesi itu menurut saya sangat
penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua
tahun,” tutur Joseph Bataona, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia.
 Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph,
pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan
akan punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan,
kedua apakah perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan
cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi
untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal
tahun 70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan
tinggi.

REFERENSI :
1. Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah,
Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
2. Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo,
Jakarta, atau Edisi terbaru
3. T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE,
Yogyakarta, Edisi terbaru
4. Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta,
Edisi terbaru
5. Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi
Terbaru
6. Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan
terbitan terbaru )

Sumber Lain :

http://dwindarusinggih.blogspot.co.id/2014/12/contoh-kasus-manajemen-operasi-pt.html

Anda mungkin juga menyukai