Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:2) adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat tersebut bahwa manajemen
ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, serta pengawasan sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun
sumber daya yang lainnya agar mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Menurut Subagyo (2000:1) operasi ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk
menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.
Lalu Sumayang (2003) menyatakan bahwa manajemen operasi ialah suatu pengelolaan
proses pengubahan atau proses konversi dimana sumber-sumber daya yang berlaku
sebagai input diubah menjadi suatu barang atau jasa/output.
Menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-
usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (faktor
produksi) – tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya - dalam
proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Dalam wikipedia, Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses
produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif
dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses
pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi)
menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi? Melakukan
fungsi-fungsi proses manajemen, yaitu seperti : perencanaan, pengorganisasian,
pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi manajer operasi ialah
mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu
sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan barang dan jasa, mengambil
keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi, dan mengkaji
pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer operasi adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar
tidak menyita waktu dalam pergerakan.
2. Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi.
3. Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
4. Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari suplier.
5. Menentukan atau memperbaiki skedul kerja.
6. Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan jam kerja.
7. Memperbaiki sistem informasi produk dengan para suplier.
8. Memperbaiki manajemen persediaan.
9. Memperbaiki produktivitas.
10. Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.
11. Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan
sebagainya
Fungsi dari operasi pada organisasi adalah merupakan tugas bagian operasi yang
menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Manajemen operasi dapat digambarkan
sebagai berikut :
Pengaruh Lingkungan
Inputs Outputs
Manajemen Proses
Konveksi
I. Pendahuluan
Mengapa Perlu Mempelajari Manajemen Operasi ?
Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi pasti muncul pertanyaan, mengapa kita mesti
mempelajari manajemen operasi, sedangkan spesialisasi kita adalah bidang akuntansi?
T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi (1999)
menjelaskan alasan mengapa perlu mempelajari manajemen operasi, diantaranya :
Ada beberapa alasan lainnya yang bisa menjadi dasar mengapa kita perlu belajar
manajemen operasi, diantaranya :
1. Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat
proses-proses dalam organisasi. Jika hal ini sudah menjadi isu biasa dalam
industri manufaktur, tidak demikian dalam industri jasa. Pemahaman tentang
bagaimana mengelola operasi dengan pendekatan modern ini akan memudahkan
kita menganalisis dan memperbaiki sistem dalam perusahaan atau organisasi.
2. Konsep dan tools dalam manajemen operasi pada dasarnya dapat dan banyak
diterapkan pada fungsi manajemen yang lain. Mengapa demikian? Karena setiap
fungsi manajemen juga melibatkan proses dalam pekerjaannya.
3. Bidang manajemen operasi pun belakangan ini menawarkan karir yang cukup
menantang seperti fungsi manajemen lainnya. Di banyak perusahaan sudah biasa
kita jumpai jabatan manajer operasi, bahkan sampai direktur operasi.
4. Dalam pendidikan bisnis, manajemen operasi memang sudah menjadi satu pilar
yang wajib diajarkan kepada mahasiswa. Terkait dengan poin tiga, maka banyak
sekali para recruiters mencari lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki cukup
pengetahuan seputar manajemen operasi.
Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input
menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa.
Jadi, Manajemen Operasional adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi
barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan
efesien . Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses
pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi)
menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Definisi Khusus :
1. Fungsi, Tanggung jawab manajer operasi untuk mengelola fungsi kerja dalam
suatu organisasi.
2. Sistem, Bagaimana sistem yang memproduksi barang atau jasa. Untuk
mengetahuinya diperlukan rancangan dan analisis operasi.
3. Keputusan, Keputusan sebagai unsur penting dalam pelaksanaan manajemen
operasional.
Istilah – istilah :
1. Produksi, mengubah input menjadi output yang memiliki nilai tambah.
2. Barang, Output yang memiliki nilai tambah
3. Jasa, Output memiliki nilai tambah
4. Produktivitas, Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan hasil seharusnya.
5. Proses, Cara, Metode, Teknik
6. Perencanaan Produk, Apa, Berapa, dan Bagaimana produk yang akan dibuat
7. Perencanaan Produksi, Apa, Berapa, dan Bagaimana produksi pada periode
esok.
8. Urutan proses produksi, dibagi 2 = Master Route Sheet dan Route Sheet
9. Jadwal Produksi, dibagi 2 = Master Sechedule Sheet dan Schedule Sheet
10. Dispatching, Perintah kerja
11. Bill of Material, Daftar BB + BP untuk memproduksi suatu produk
12. Job Lot Shop, Hanya memproduksi atas dasar pesanan yang masuk
13. Mass Production, Produksi untuk pasar/massa
14. Luas Produksi, Kapasitas yang digunakan untuk produksi dalam periode
(fleksibel)
15. Luas Perusahaan, Kapasitas Terpasang untuk produksi dalam periode tertentu
(tetap)
Fungsi (sistem) operasi adalah bagian dari organisasi yang membuat dan menghasilkan
produk perusahaan, barang maupun jasa.
Beberapa kriteria yang dijadikan dasar pembedaan ukuran organisasi antara lain adalah:
Manajer operasi, dalam manufaktur termasuk manajer pabrik dan wakil dirut
pabrik. Untuk jasa termasuk menajer toko, kantor, wakil manajer operasi.
Posisi ini menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi, juga tanggung jawab
khusus yaitu; perencanaan strategis penentuan kebijakan , penganggaran bekanja dan
pengendalian operasi.
1. Kapasitas dan persediaan, Jasa dipandang sebagai produk yang tidak tahan
lama, tidak dapat disimpan sebagai persediaan untuk penggunaan dimasa
datang. Sedangkan barang dapat disimpan sebagai persediaan.
2. Mutu, Jasa tidak berwujud sehingga tidak dapat dinilai mutunya.
3. Penyebaran, Jasa sering disebarkan secara geografis dan diproduksi saat
pelanggan mengkonsumsinya. Sedangkan barang dapat memusatkan operasi
karena produk mereka dapat dikirim ke tujuan.
4. Pemasaran dan operasi, Jasa dikonsumsi dan dikonsumsi pada saat
bersamaan. Pada barang pemasaran pemasaran dan operasi merupakan
fungsi yang terpisah. Demikian juga dengan produksi dan penjualan
barang. Sehingga integrasi bidang pemasaran dan operasi menjadi
permasalahaan yang sulit bagi perusahaan pengasil barang.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang
dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan
diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal
(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang
saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari
Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris
dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003
dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur
dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan
produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni,
2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo,
S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan
memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan
Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan
keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited
(pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli
saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21
Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan
metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI
tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan
persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No.
740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan
dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita”
dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah
menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
REFERENSI :
1. Bunawan, Pengantar Manajemen Operasi : Seri Diktat Kuliah,
Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
2. Eddy Herjanto, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo,
Jakarta, atau Edisi terbaru
3. T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE,
Yogyakarta, Edisi terbaru
4. Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, LP FEUI, Jakarta,
Edisi terbaru
5. Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi
Terbaru
6. Buku-buku Manajemen Opersional lain yang berkaitan ( Diusahakan
terbitan terbaru )
Sumber Lain :
http://dwindarusinggih.blogspot.co.id/2014/12/contoh-kasus-manajemen-operasi-pt.html