I.
IDENTITAS
Nama
: Tn. AZ
Jnis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 27 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Bangsa/ Suku
: Indonesia, Betawi
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Pendidikan Terakhir
: SMK
Pekerjaan
: - (pernah bekerja)
: 07 Oktober 2011
Riwayat Perawatan
1.
2.
3.
4.
5.
II.
RIWAYAT PSIKIATRIK
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
Autoanamnesis
A. Keluhan Utama
Memukul orang sekitar tanpa sebab dan mengamuk 3 hari SMRS
B. Riwayat Gangguan sekarang
Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien sering tidak minum obat,
karena sudah merasa sehat dan sudah sembuh, sehingga tidak lagi merasa
memerlukan obat. Apabila orangtua pasien mencoba mengingatkan pasien, ia
cenderung selalu marah-marah dan mengancam untuk memukul mereka. Pasien
juga mulai sering membuang obat-obatannya ke selokan. Sejak saat itu, setelah
mulai putus obat, timbul pikiran-pikiran yang menyatakan bahwa Adzan adalah
menuju kemenangan, dan kemenangan baru tercapai setelah memusnahkan iblis/
setan. Pasien menganggap orang-orang/ manusia disekitarnya adalah iblis dan
manusia yang dapat berubah menjadi iblis. Hal ini menyebabkan pasien menjadi
agresif dan memukuli siapa saja yang ada didekat pasien. Selain itu, pasien juga
mulai mendengar suara-suara di telinganya, tanpa ada sumber suara yang jelas
dan tidak ada orang lain yang mendengarnya. Salah satu suara yang didengar
pasien menurutnya adalah suara Abangnya (kakak laki-laki pasien), yang
menyuruh pasien dengan berkata: Pegang aja lehernya, nanti jadi gede!, suara
cukup jelas didengar oleh pasien, lalu tanpa berpikir panjang, pasien memegang
leher temannya yang saat itu ada didepannya, atas perintah suara tersebut.
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
Pasien mengatakan leher teman yang ia pegang itu memang berubah menjadi
besar, akan tetapi lingkungan dan benda-benda lain disekelilinganya tetap pada
ukuran yang sama (tidak ikut membesar). Menurut pasien, ia hanya memegang
leher temannya dan tidak sampai mencekiknya. Ibu pasien mengatakan bahwa
pasien juga pernah beberapa kali melakukan hal yang sama terhadap anak dari
abangnya yang sedang dititipkan dirumah, yang juga merupakan keponakan
pasien. Pasien tidak merasa terganggu akan suara abangnya ini, hanya pasien
merasa bingung, karena apa yang dikatakan suara itu benar menurut pasien.
Suara lain, yang tanpa sumber yang jelas dan hanya terdengar oleh
pasien, juga mempengaruhi perilaku pasien. Suara ini menurut pasien adalah
suara teman laki-lakinya, yang berjumlah satu orang, suaranya juga cukup jelas,
dan berkata: Pukul tuh orang!, Bunuh orang itu!. Karena sebelumnya pasien
juga menganggap bahwa semua orang yang disekitarnya adalah iblis (walaupun
pasien mengatakan melihat orang sekitarnya tidak berubah dan masih merupakan
manusia), maka pasien pun langsung melaksanakan perintah dari suara yang ia
dengar, karena pasien sekalian menganggap bahwa memukul atau melukai dan
memusnahkan iblis dan setan adalah jalan menuju kemenangan. Saat itu hampir
setiap orang yang berada didekat pasien dipukul, tidak terkecuali orang tua
pasien. Pasien terlihat mengamuk dan marah-marah, bahkan sampai menendangi
pintu rumah. Pasien mengatakan sempat merasa terganggu dengan suara-suara
yang selalu berbicara dikupingnya itu.
Pasien juga mengatakan bahwa tetangga dan orang-orang disekitarnya
seperti dapat membaca dan mengetahui isi hati dan pikiran pasien. Selain itu juga
pasien merasa jika sedang berada ditempat umum, ia merasa orang sekitarnya
seperti membicarakan dia, dan juga menyindirnya. Pasien mengatakan salah satu
sindirannya adalah: Masih ada rambut tuh?, dimana saat itu rambut pasien baru
habis dipotong dan sangat pendek. Karena merasa tidak nyaman karena orang
lain mengetahui isi hati dan pikirannya, serta orang sekitar membicarakan dan
menyindirnya, lalu pasien menjadi marah dan memukul orang-orang tersebut.
Padahal orang-orang tersebut sama ada yang sama sekali tidak mengenal pasien,
tidak mengetahui apa yang pasien pikirkan, terlebih menyindirnya. Pasien saat itu
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
Keluarga lupa
nama obat yang diberikan, tetapi pasien hanya mengingat CPZ, dan obat itu
menurut pasien membuatnya ngantuk.
Tahun 2010 pasien dirawat 2 kali, tepatnya bulan Juni dan September.
Pasien dibawa karena menolak minum obat, marah-marah tanpa sebab, memukul
siapa saja, dan bila mengamuk memecahkan barang-barang sekitar. Pasien
mengaku ada suara-suara yang menyuruhnya. Keluarga pasien lupa obat apa
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
yang didapat saat ini, tetapi saat kunjungan rumah, keluarga menunjukan sisa
obat yang didapat pasien, yang diantaranya adalah Fridep, Trifluoperazine, dan
Trihexyphenidyl. Ibu pasien mengatakan bahwa sekitar 2 tahun yang lalu tangan
pasien seringa bergerak-gerak sendiri secara aneh, seperti gerakan tidak
disengaja dan agak bergetar. Menurut pasien dan keluarga, perubahan perilaku
pasien terjadi begitu saja, tanpa alasan dan penyebab yang jelas.
25th
Agustus 2008
2008
8/5/09
26th
17/6/10
26th
Mei 2009
Mei 2009
26/9/10
Juni 2010
Oktober 2011
September
Waktu
Oktober 2011
2010
Keluhan:
Keluhan:
Keluhan:
Keluhan:
Keluhan:
Pasien
2minggu SMRS
Pasien marah-
Menolak minum
1 bulan terakhir
mengamuk,memuk
marah-marah
ul orangtua,
tanpa sebab.
dan memecahkan
puasa, sejak 1 mg
obat. Suka
Pasien mengamuk,
barang-barang.
SMRS
berbicara sendiri,
memukul orangtua
mengamuk,marah,
tidak tenang,
tertawa sendiri,
minum obat
memukul orang
marah-marah,
saja.
didekatnya tanpa
menendang pintu.
gelisah, mondar-
dirumah.
Riwayat
Demam(-),kejang(-
).Riwayat
Sempat merasa
pemakaian
lexotan, ganja,
karena digoda
Kes:CM, T:130/76,
setan. Pernah
Kes:CM, T:139/84,
merasa dirinya
dan tertawa
Gejala:
sendiri, serta
(commanding),
Diagnosis:
mudah curiga
Skizofrenia
tanpa sebab.
asosiasi longgar,
Riwayat
pemakaian
mandir, mudah
tersinggung,
lexotan 1minggu
meminta maaf
SMRS.
dengan
Gejala:
Halusinasi auditorik
(+), waham bizarre
(+).
keluarga,berbicara
pemakaian
lexotan, ganja(+),
dan alkohol(+).
Gejala:
mood disforik,
sudah meninggal.
Sulit tidur (-),
kooperatif,hostilitas
Riwayat
(+),tidak mau
pemakaian
paranoid
Tatalaksana:
Keluarga tidak
hafal. Pasien
Riwayat
akatisia (+).
menjawab
pemakaian
Diagnosis:
pertanyaan, mood
iritabel, Halusinasi
Tatalaksana:
auditorik
Gejala:
lexotan,ganja (+).
Skizofrenia
paranoid
Gejala:
Kes: CM, T:
HLP 1amp,
(commanding),
Pasien hanya
130/70, N:95,
diazepam 1amp,
waham(+).
S:37, P:20.
nordiril 2x2mg,
Diagnosis:
kabur kembali
Halusinasi auditorik
THP 2x2mg,
kerumahnya, dan
lorazepam 1x1
pengobatan tidak
(commanding),
dilanjutkan.
Skizofrenia
paranoid
Kes:CM, T:130/76,
N:126, S:37,2,
P:22.
Halusinasi auditorik
(commanding),
Tatalaksana:
waham agama,
Risperidon 2x2mg,
THP 2x2mg,CPZ
pikir (+).
Skizofrenia
1x100mg,
Diagnosis:
Paranoid
lorazepam 1x1mg
Diagnosis:
Skizofrenia
Tatalaksana:
Risperidon
paranoid
2x2mg , HLP
CPZ 1x100mg.
Tatalaksana:
Risperidon 2x2mg,
1x5mg, THP
2x2mg, CPZ
1x100mg
a. Masa Kanak
i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat, dengan
proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak seusianya. Pasien
tidak pernah sakit yang serius(berat), dan tidak pernah mengalami kejang
dan trauma kepala saat kecil.
ii.Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien merupakan anak yang ceria,
dengan
banyak
teman
mudah bergaul.
Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien mempunyai banyak teman dilingkungan sekolah dan rumahnya,
suka bergaul, akan tetapi sejak SMP pasien mulai menjadi nakal, bersikap
arogan dan mudah emosi. Pasien sering teribat perkelahian dan tawuran
antar sekolah. Prestasi belajar pasien juga memburuk hingga pasien
sempat tidak naik kelas, dari kelas 2 SMP ke kelas 3 SMP, tetapi pasien
pindah sekolah, dan lanjut ke kelas 3 SMP tanpa mengulang kelas 2 SMP.
Pasien sering mencontek saat ujian. Saat SMP pasien mengatakan mulai
merokok, mengkonsumsi alkohol, dan memakai obat-obatan terlarang (pil
lexotan dan ganja). Orang tua pasien sering berantem dan berselisih
paham perihal mendidik dan mengurus pasien. Pasien cenderung tertutup
iv.
Pasien
aktif
menggunakan
pil
lexotan
,ganja,
dan
apa yang ia kerjakan. Tidak ada masalah berarti dalam pekerjaan pasien.
Tahun 2006, pasien bekerja sebagai pelayan (waiter) restoran di mal Taman
Anggrek, dengan Gaji Rp.750,000 / bulan. Pasien hanya bekerja 2 minggu
saja, dan mengundurkan diri, karena sempat konflik dengan teman sesama
pelayan, perihal cara bekerja.
10
Tahun 2008 akhir, pasien bekerja sebagai SPM (Sales Promotion Man) di
Carefour selama 1 bulan. Saat bekerja, status pasien adalah pasien rawat
inap jiwa RS Marzuki Mahdi yang kabur, akan tetapi selama bekerja, pasien
tidak mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter (sudah putus
obat), karena pasien merasa sudah sembuh dan malas minum obat. Pasien
keluar dari pekerjaannya karena saat itu pasien sempat kambuh memukul
nongkrong di
dekat rumah
bersama
teman-temannya,
dan
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, saat SMP, pasien tidak taat beribadah, tetapi setelah
mulai sakit dan dirawat, hingga sekarang, pasien menjadi lebih taat beribadah
meskipun terkadang semaunya pasien sendiri.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien belum menikah, perkembangan psikoseksual pasien masih dalam
batas normal, pasien pertama kali mimpi basah saat duduk dibangku kelas 3
SMP. Pasien pernah berpacaran 4 kali, 2kali dianggap hanya cinta monyet
saja, sedang dengan 2 pacarnya lagi pasien mengaku serius. Pasien pertama
kali berpacaran saat kelas 1 SMP, dan putus dari pacar-pacarnya dengan
alasan tidak cocok dan berbeda prinsip. Pasien pernah berhubungan badan
(berhubungan seksual) dengan wanita tuna susila di suatu diskotik saat pasien
duduk di bangku STM (sekitar umur 17 tahun) dengan menggunakan kondom.
Pasien mengatakan itu kali pertama, dan ia tidak pernah melakukan hubungan
seksual lagi sampai saat ini.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah
berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam
proses peradilan yang terkait dengan hukum.
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
11
12
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 130/70 mmHg
Nadi
: 97x/ menit
Suhu
: 36,7 oC
Pernafasan
: 19x/ menit
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki-laki, berusia 27 tahun, berpenampilan fisik sesuai
usiannya, postur tubuh tegap dan cukup besar, berkulit kecoklatan, berambut
hitam pendek, lurus, pada saat wawancara pasien mengenakan baju kaos
berwarna coklat bertuliskan Puri Nurani, dengan lambang Rumah Sakit
disebelah dada kirinya, dengan celana pendek berwarna coklat tua, serta
beralas kaki sandal jepit berwarna putih kuning. Kebersihan dan kerapihan
diri cukup. Pasien tampak tenang dan cukup kooperatif dalam menjawab
semua pertanyaan sesuai yang diajukan. Tidak tampak perilaku agitasi,
hostilitas dan impulsifitas.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologis
: Compos Mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara
: Pasien sedang
berdiri,
memandangi
Nurani.
: Pasien duduk dengan tenang
pemeriksa,
merespon
semua
didepan
pertanyaan
13
Lancar,
pasien
cikup.
Bicara
pasien
spontan
: Euthym
: Luas
: Serasi
C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
(+),
auditorik,
yang
berkata
menyuruh
aja
lehernya,
nanti
pasien:
jadi
gede.
Bunuh
orang
melakukannya
itu!,
dan
karena
pasien
dianggap
14
yang
terdengar
di
telinga
yang
masuk
ke
rumahnya,
dan
3. Kecerdasan
ini).
: Rata-rata
4. Konsentrasi dan Perhatian : Cukup baik, walau
tidak maksimal (Pasien hanya dapat menjawab
100-7, dan 93-7, tetapi tidak mampu menjawab
86-7. Namun mampu mengeja namanya dari
5. Perhatian
6. Orientasi
belakang ke depan.)
: Cukup
a. Waktu
15
7. Daya Ingat
a. Jangka Panjang
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya Berbahasa
2. Isi Pikir
a. Preokupasi
b. Waham
: Cukup
: Koheren
: Tidak ada
: Tidak ada
: Waham keagamaan(adzan adalah menuju
16
: Tidak ada
: Tidak ada
e. Gagasan Rujukan
dan menyindirnya.
: Tidak ada
: Baik (saat pemeriksaan)
G. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial
terjatuh di jalanan).
: Terganggu (adanya waham dan halusinasi)
H. Tilikan
: Derajat 4
I. Reliabilitas
17
Kepala
Mata
jahitan.
: Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
Hidung
Telinga
Mulut
sekret -/-.
: Normotia, membran timpani intak, nyeri tarik -/-.
: Bibir merah kecoklatan, agak kering, sianosis (-), sariawan
Lidah
Gigi geligi
Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher
: Baik
: Letak di tengah, hiperemis (-)
:T1/T1, tidak hiperemis
:Faring tidak hiperemis
:KGB supra klavikular teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
:
:
:
Ekstremitas
: Atas
18
Bawah
Genitalia
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII)
2. Tanda rangsang meningeal
3. Refleks fisiologis
4. Refleks patologis
5. Motorik
6. Sensorik
7. Fungsi luhur
8. Gangguan khusus
9.
: Baik
: Tidak ada
: (+) normal
: Tidak ada
: Baik
: Baik
: Baik
: Tidak ada
Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot (N), resting tremor (-),
distonia (-).
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Oktober 2011
Tanggal
Nama Test
Hasil
Flag Unit
Nilai Rujukan
Hemoglobin
15,6
g/dL
11,3-16,0
Hematokrit
46
33-48
Trombosit
309
ribu/uL
130-450
Lekosit
7,7
ribu mm3
4-10
Pemeriksaa
n
10-10-2011
HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
19
3,4
23
juta/mm3
mm/1 jam
3,6-5,3
<15
0-1
Eosinofil
1-3
Batang
Segmen
Limposit
Monosit
KIMIA DARAH
GDS
SGOT
SGPT
URINE
Warna
2
68
24
3
%
%
%
%
2-6
50-70
20-40
2-8
87
33
31
mg/dL
U/L
U/L
<180
<32
<31
Eritrosit
LED
Hitung Jenis:
Basofil
Kuning
Kejernihan
Agak keruh
pH
6,5
BJ
1025
Protein
(-)
Reduksi
(-)
Billirubin
(-)
Urobilin
(+)
Urobilinogen
(N)
Keton
(-)
Eritrosit
0-1 /LPB
Leukosit
0-1 /LPB
Epitel
(+)
Bakteri
(-)
Kristal
(-)
20
Trichomonas
(-)
Jamur
(-)
21
kabur dari perawatan dan kembali ke rumah. Sejak saat itu pasien tidak
mengkonsumsi obat yang diberikan dokter disana. Selanjutnya pasien hampir
setiap tahunnya dirawat karena alasan yang sama. Pasien marah-marah tanpa
sebab yang jelas, mengamuk, memukul orang didekatnya, agresif, gelisah, sulit
tidur, dan suka berbicara ataupun tertawa sendiri. Pasien juga sering menolak
minum obat, bahkan membuang obatnya dan mengancam orantuanya.
Kali ini, tahun 2011 pasien masuk dengan keluhan minum obat tidak
teratur, berbicara sendiri, memukul dan mencekik orang didekatnya, mengamuk
sampai menendang-nendang pintu. Pasien mengalami halusinasi auditorik dan
visual, juga terdapat waham keagamaan, waham bizarre, siar pikir, dan gagasan
rujukan.
Saat SMP dan STM pasien merupakan anak yang nakal, sering mencontek, dan
tawuran(hingga kepalanya di jahit 3x karena terbacok). Pasien juga mulai
merokok, memakai pil lexotan, ganja, minum alkohol, dan pergi ke diskotik.
Pasien sempat melakukan hubungan seksual 1x dengan wanita tuna susila di
diskotik. Pasien sempat tidak naik kelas dari kelas 2 SMP ke 3 SMP, karena tidak
dapat mencontek, lalu pindah sekolah. Pekerjaan pasien tidak pernah bertahan
lama, dan sering bertengkar dengan rekan kerja. Pasien cenderung emosian dan
tidak sabaran. Kehidupan sosial-ekonomi pasien menengah kebawah, tetapi untuk
membiayai pengobatan pasien, orangtuanya masih mampu.
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos
mentis. Halusinasi auditorik, dan halusinasi visual (+), waham keagamaan(+),
waham bizarre(+), siar pikir (thought broadcasting), dan gagasan rujukan (+). Daya
nilai realitanya terganggu (adanya waham dan halusinasi). Tilikannya derajat 4.
Pemeriksaan status internus, neurologis, penunjang laboratorium dan radiologi
dalam batas normal.
22
- Perilaku terdisorganisasi
24
herediter
B. Psikologik
C. Sosiobudaya
X. Prognosis
Dubia ad bonam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Yang Memperingan:
Dukungan keluarga
Fungsi pekerjaan dan social premorbid (sebelum sakit) baik
Pernah bersekolah
Gambaran emosi yang menonjol
Bukan merupakan skizofrenia yang disorganisasi
Onset gejala psikotik akut terjadi cukup mendadak
Gejala timbul didahului oleh stressor yang cukup jelas
b. Faktor Yang Memperberat:
25
kelompok.
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami
4. Lain-lain:
n
Cuplikan Wawancara:
D= Dokter Muda Chandra
P= Pasien (Tn.AZ)
26
P: Boleh,dok.
D: Boleh tau nama lengkap, umur dan alamat bapak?
P: Boleh dok, Achmad Zazuli, 27 tahun, alamatnya di Jl. H Soleh I, Kebon Jeruk,
Jakarta Barat.
D: Bagaimana kabarnya hari ini pak?
P: Baik,dok.
D: Udah ngapain aja dari pagi tadi?
P: Udah sholat, mandi, sarapan, minum obat.
D: Pak Zuli tahu gak sekarang lagi dimana ini?
P: Di Rumah Sakit Jiwa, di ruang Puri Nurani.
D: Waktu itu datang dengan siapa pak kesini?
P: Diantar ayah, ibu, abang, sama kakak.
D: Memangnya pak Zuli kenapa sampai dibawa kesini?
P: Kemarinan saya berantem sama orang dok, nendang-nendang pintu dan mukul
orang.
D: Kapan tuh pak? Kenapa memangnya pak, kok bapak bisa berantem sampai
mukul orang?
P: Sekitar semingguan yang lalu dok. Iyah dok, mereka kayak nyindir saya gitu
dok.
D:Nyindirnya gimana tuh pak? Bisa tolong diceritakan?
P: Iyah dok, mereka suka nyindir dan ngejek saya. Mereka juga seperti tau
rahasia-rahasia dan pikiran saya.
D: Memang mereka bilang apa pak? Kok mereka bisa tahu rahasia bapak?
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
27
P: Misalnya waktu itu rambut saya lagi baru dipotong pendek, mereka bilang
masih ada tuh rambut?, gitu dok. Kalo yang rahasia, saya juga gak tau dok, kok
mereka bisa tau rahasia dan pikiran saya, padahal saya gak pernah bilang ke
mereka,dok.
D: Itu nyindir ngomongnya ada orangnya,pak?
P: Ada dok, tetangga saya, atau misalnya lagi antri di halte busway, orang yang
saya gak kenal didekat situ juga pada tau pikiran saya dok, dan pada kayak nyindir
saya dok, sampe buat saya emosi.
D: Terus kalo pas emosi, apa yang bapak lakukan?
P: Saya pukul dok. Sekalian biar menang dok.
D: Menang gimana tuh pak? Memang kalau memukul orang itu benar atau salah
sih pak?
P: Iyah dok, jadi di pikiran saya, kalau adzan kemenangan, kan untuk mencapai
kemenangan yah dok, untuk menang itu harus bunuh iblis dok, kan mereka iblis
jadi saya pukul aja biar menang dok. Mukul itu salah dok, tapi kalo biar menang
gak apa-apa kan yah,dok?
D: Tidak pak, mukul orang apapun alasannya tetap salah, tetap dosa, bukan
malah menang pak. Siapa memang yang bilang adzan kemenangan itu biar
menang harus pukul orang ? ada yang bisikin di telinga bapak?
P: Gak tau dok, di pikiran saya gitu dok, terus menurut pikiran saya, semua
manusia itu berubah jadi iblis dok, jadi harus dimusnahkan. Kalau bisikan sie suka
ada,dok. Abang saya sama teman saya suka bisikin.
D: Memang bapak lihat sendiri dia berubah jadi iblis, atau hanya di pikiran bapak?
P: Liat sie enggak dok, hanya dipikiran saya.
D: Kalau pikiran itu timbul dari kapan? Bisikannya dari kapan?
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
28
P: Pikirannya timbul waktu saya dimimpiin dirumah dok, pas roh saya kayak
dicabut gitu. Mimpinya saya lagi di surga gitu dok, tapi isi nya orang hitam kayak
genderuwo semua dok, lagi makan duren yang durennya tuh ada yang warna
merah, kuning, ijo, pokoknya banyak warna deh dok. Terus dibilangin kalau mau
menuju kemenangan, harus bunuh iblis. Nah pas saya balik lagi rohnya, dipikiran
saya semua manusia itu iblis dok/ bisa berubah jadi iblis, terus dunia ini kayak
dunia iblis. Kalau bisikan dari dulu pertama berobat sudah ada dok.
D: Lho, ini kan dunia manusia pak, bukan dunia iblis. Dan coba bapak lihat, saya
dan teman-teman bapak kan manusia, bukan iblis, dan tidak bisa jadi iblis juga
pak. Pak, Zuli, memang bisikannya itu suara siapa? Pria atau wanita?
P: Iyah ya dok, gak tau dok pikiran saya waktu itu gitu dok. Bisikannya itu suara
abang , kadang juga suara teman laki-laki saya.
D: Bisikannya memang bilang apa aj pak? Boleh kasih contoh? Suaranya jelas
dank eras tidak?
P: Suaranya jelas dok, kalau abang saya bilang: pegang aja lehernya, nanti jadi
gede., kalo suara temen bilang: pukul tuh orang! , bunuh orang itu!
D: Terus bapak lakukan?
P: Iya dok, pas saya pegang memang jadi besar lehernya dok, tapi tidak saya
cekik kok,dok. Kalau yang suara teman saya, saya pukul orang yang disuru pukul,
langsung saya lakuin dok, kan pikirnya kemenangan dok.
D: lehernya kok bisa kliatan lebih besar pak? Sekeliling bapak juga menjadi lebih
besar gak?
P: Gak tau dok, tapi pas dipegang emank membesar dok. Sekeliling saya gak
tambah besar, biasa aja.
D: Maaf pak, bapak merokok tidak? Pernah mengkonsumsi narkoba? Minum
alkohol gitu pak?
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
29
P: Merokok dok, dulu pake pil lexotan sama ngisep ganja dok, kadang saya suka
dok, minum bir atau minuman alkohol lain.
D: merokok dari kapan pak? Kalau pake pil lexotan dan ganja itu dari kapan, dan
terakhir kapan pak? Alkoholnya kapan?
P: Merokok mah dah dari SMP dok. Kalo make lexotan sama ngisep ganja udah
dari SMP, tapi kalo lexotan udah 3 tahun gak pake dok, ganja terakhir 3 minggu
sebelum dibawa kesini. Alkoholnya juga sama.
Ruang tamu
Status Ujian Psikiatri
By: Chandra Wijaya S (030.06.049)
30
Kamar tidur
31