I. IDENTITAS PASIEN
Nama : KK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 23 tahun
Agama : Hindu
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Br. Dinas Pasek Kubutambahan
Tanggal Pemeriksaan : Minggu, 14 Oktober 2018 pukul 11.47 WITA
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Autoanamnesis : “Mendengar suara-suara”
Heteroanamnesis : “Mengamuk”
Autoanamnesis
Pasien diwawancarai di teras Ruang Rawat Inap Lely RSUP Sanglah
dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa. Pasien mengenakan baju
kaos berwarna putih dan memakai celana pendek berwarna cokelat tanpa
memakai alas kaki. Roman wajah sesuai usia, kuku bersih dan terpotong
pendek, rambut pasien tertata rapi. Tidak tercium bau feses, urine, alkohol,
1
2
RSUP Sanglah sebelumnya, kembali merasa bahwa ada orang yang mengejar
dirinya saat keluar dari kamar mandi. Orang tersebut diyakini adalah tetangga
pasien yang bertempat tinggal satu gang dengan rumah pasien. Tetangga
pasien tersebut merupakan seorang dukun dan sempat mengobati pasien
sebelumnya. Menurut pasien, tetangganya tersebut mengikuti kemana pun
pasien pergi dan berniat menyakiti pasien. Saat ditanyakan apakah pasien
melihat tetangganya tersebut mengikutinya, pasien mengatakan tidak melihat,
namun merasakan bahwa ia sedang diikuti.
Sehari sebelum masuk rumah sakit, pasien sempat kembali mendengar
suara laki-laki yang diyakini adalah suara dari tetangganya tersebut. Suara itu
menyuruh pasien untuk tidak mandi dan terus merokok. Pasien merasa
terganggu dan takut apabila suara tersebut tidak dituruti maka pasien akan
dicelakai. Selain itu, pasien juga melihat bayangan yang tidak dapat dilihat
oleh orang lain. Bayangan tersebut menyerupai wajah tetangganya yang
beberapa kali muncul, sehingga membuat pasien merasa takut. Saat berada di
Ruang Rawat Lely RSUP Sanglah pada tanggal 09 Oktober 2018, pasien
sempat kembali mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk merokok
dan tidak mandi, suara tersebut dikatakan mengganggu pasien hingga pasien
berteriak ‘Jero Keyet’ sebanyak satu kali. Diketahui bahwa jero keyet
merupakan nama dari tetangga pasien tersebut.
Pasien mengatakan selama dirumah tidak mengalami gangguan tidur,
nafsu makan dikatakan baik. Pasien mengatakan mandi sekali hingga dua kali
dalam sehari. Pasien mengatakan tidak pernah mengamuk dirumah. Pasien
mengatakan meminum obatnya secara teratur. Pasien mengatakan tahu bahwa
dirinya saat ini sedang sakit, namun tidak mengetahui penyebabnya.
Saat ini pasien mengatakan perasaannya biasa saja dan tidak ada masalah
yang dipikirkan. Pasien sudah tidak merasa diikuti oleh tetangganya, tidak
mendengar suara-suara maupun melihat bayangan lagi. Pasien mengatakan
tidur nyenyak tadi malam dan memiliki nafsu makan yang baik.
Pasien mengatakan sebelum sakit, tidak pernah mengalami gejala serupa
sebelumnya. Pasien mengatakan minum-minuman beralkohol hanya sesekali
pada saat ada acara, merokok satu hingga dua bungkus per hari, minum kopi
4
dikatakan dua kali per hari. Pasien mengaku tidak pernah mengonsumsi obat-
obatan terlarang.
Ibu pasien mengatakan, saat SMA pasien pernah memiliki kekasih yang
merupakan adik kelasnya. Hubungan mereka berlanjut hingga pasien lulus
sekolah. Akan tetapi, pada tahun 2016, kekasih pasien mengakhiri hubungan
dan meninggalkan pasien. Akhirnya diketahui bahwa, kekasih pasien dihamili
oleh anak seorang tentara dan akan menikah dengan orang yang
menghamilinya tersebut. Saat itu pasien dikatakan sedih dan terpukul karena
mengaku sangat mencintai kekasihnya. Keluarga berasumsi bahwa peristiwa
tersebut yang menjadi penyebab pasien sakit. Pasien dikatakan merupakan
anak yang pendiam dan lebih sering menyimpan sendiri masalahnya. Ia tidak
terlalu suka menceritakan masalahnya pada keluarga maupun teman. Pasien
diketahui memiliki sedikit teman dan kurang aktif di organisasi muda-mudi di
lingkungan rumahnya. Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adik
kandungnya. Pasien dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan tidak pernah
dipukul atau dibeda-bedakan dari ketiga saudaranya.
Sebelum sakit, pasien dikatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa.
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, kejang dan trauma kepala
disangkal. Riwayat penyakit sistemik maupun gangguan jiwa dalam keluarga
disangkal.
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Reflek Pupil +/+ bulat isokor
THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
6
Thoraks
Cor : S1S2 normal, reguler, murmur (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), BU (+) normal, nyeri tekan epigastirum (-)
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
+ + - -
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
555 555
Tonus :N N
N N
Tropik :N N
N N
STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan wajar, roman wajah sesuai
usia, kontak verbal dan visual cukup.
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Orientasi : Baik (waktu, tempat, orang)
- Daya ingat segera : Baik
- Jangka pendek : Baik
- Menengah : Baik
- Jangka panjang : Baik
- Konsentrasi dan perhatian : Baik
- Berpikir abstrak : Baik
7
IV. RESUME
Pasien laki-laki, 23 tahun, agama Hindu, suku Bali, bangsa Indonesia,
belum menikah, pendidikan terakhir SMA, wiraswasta, beralamat di Br. Dinas
Pasek Kubutambahan. Pasien dirawat di Ruang Rawat Lely RSUP Sanglah
ditemani oleh ibunya, karena mengamuk sebelumnya dirumah. Ini merupakan
kali kedua pasien dirawat di RSUP Sanglah karena mengamuk dan mendengar
suara-suara. Pasien pertama kali mengalami gangguan jiwa pada tahun 2016.
Saat itu, kekasihnya dihamili oleh orang lain dan meninggalkan pasien untuk
menikah dengan orang yang menghamilinya tersebut. Saat itu, pasien
dikatakan sedih dan merasa terpukul.
Pasien merasa dikejar-kejar dan diikuti kemana pun pasien pergi oleh
tetangganya yang memiliki niat menyakiti pasien. Pasien juga mendengar
suara-suara yang berupa suara laki-laki yang diyakini adalah tetangga pasien
8
V. DIAGNOSIS BANDING
VIII. TERAPI
Farmakologi
- Trifluoperazine 5 miligram tiap 24 jam intraoral (pagi)
- Trifluoperazine 10 miligram tiap 24 jam intraoral (malam)
Non Farmakologi
- Psikoterapi suportif kepada pasien
- Psikoedukasi keluarga pasien
Monitoring
- Keluhan
- Efek samping pengobatan
IX. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
1. Diagnosis : Skizofrenia Paranoid Baik
2. Onset : Usia muda Baik
3. Perjalanan Penyakit : Kronis Buruk
4. Faktor Pencetus : Jelas Baik
5. Pendidikan : SMA Baik
6. Faktor Genetik : Tidak ada Baik
7. Ciri Kepribadian : Skizoid Buruk
8. Dukungan Keluarga : Ada Baik
9. Status Pernikahan : Belum menikah Buruk
10. Penyakit Organik : Tidak ada Baik
11. Lingkungan sosial ekonomi : Cukup Baik
10
X. ANALISA PSIKODINAMIKA
1. Organobiologi
1a. Genetik
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Riwayat penyakit
serupa tidak ditemukan pada saudara kandung pasien ataupun anggota
keluarga lainnya.
1b. Neurobiologi
Riwayat penyakit sistemik pada pasien seperti hipertensi, diabetes
mellitus, gangguan jantung, asma maupun gangguan ginjal disangkal oleh
pasien dan ibunya. Riwayat kejang sejak kecil hingga dewasa disangkal.
1c. Riwayat penyakit sejak dalam kandungan
Ibu pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit selama
mengandung pasien. Riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes mellitus
selama kehamilan disangkal. Adanya peristiwa tertentu selama
mengandung pasien disangkal. Pasien dikatakan lahir normal, cukup
bulan, dan langsung menangis.
2. Psikososial
2a. Pola Asuh
Pasien tinggal dan dirawat orang tuanya sejak kecil. Orang tuanya
mendidik pasien dengan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari
kedua orang tuanya. Pasien tidak pernah dipukul dan tidak dibeda-bedakan
dengan saudara kandungnya yang lain.
2b. Mekanisme Pembelaan Ego
Pasien merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak terlalu suka
menceritakan masalahnya pada keluarga maupun teman. Pasien lebih
sering memendam dan menyimpan sendiri masalahnya, sehingga
mekanisme pembelaan ego pasien adalah represi.
2c. Ciri kepribadian
11
Sebelum sakit pasien merupakan seorang yang pendiam dan tertutup. Pasien
diketahui memiliki sedikit teman yang akrab dengannya. Pasien dikatakan
kurang aktif di organisasi muda-mudi di lingkungan rumahnya. Pasien lebih
sering menghabiskan waktunya sendiri di rumah.