Anda di halaman 1dari 14

RESPONSI KASUS

RSUP SANGLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Pembimbing

: dr. Luh Nyoman Alit Aryani, Sp.KJ

Nama Mahasiswa/ NIM

: Gede Andi Aditya/ 1102005162

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: STN
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat,tanggal lahir : Wonosobo, 21 April 1972
Umur
: 44 tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Tingkat Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Agama
: Islam
Bangsa/ Suku Bangsa : Indonesia/ Jawa
Alamat
: Jalan Merta Sari, Gang Sunrise, Kerobokan
Tanggal Wawancara : Selasa, 26 Januari 2016

II.

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Autoanamnesis
Heteroanamnesis
Autoanamnesis

: mendengar suara-suara
: mengomel

Pasien diwawancara dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa


dipisahkan oleh meja di Poliklinik Jiwa RSUP Sanglah. Pasien mengenakan jilbab
berwarna hitam yang menutupi rambut dan leher, baju kaos lengan panjang
berwarna merah tua bermotif bunga, celana panjang berwarna hitam, dan
menggunakan sandal jepit. Pasien berperawakan kurus pendek dengan kulit
berwarna sawo matang, wajah pasien tampak bersih tanpa dandanan, kuku kaki
dan tangan pasien tampak terpotong bersih. Pemeriksa menyapa dan
memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian pasien membalas sapaan tersebut
sambil tersenyum. Wawancara dilakukan dengan bahasa Indonesia. Selama
wawancara, konsentrasi dan perhatian pasien cukup terpusat pada pemeriksa.
Pasien kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dengan suara
yang jelas dan menatap mata pemeriksa.

Pasien mampu menjawab dengan benar ketika ditanya siapa namanya,


sedang berada dimana, siapa yang menemani, serta waktu dilaksanakannya
pemeriksaan. Ketika ditanya apakah pasien sudah sarapan, pasien menjawab
sudah dan mampu menyebutkan makanan yang ia makan yaitu bubur ayam dan
teh manis. Pasien ingat ia memiliki tiga orang anak, yaitu satu anak perempuan
dan dua anak laki-laki yang saat ini tinggal bersamanya dan mampu menyebutkan
nama ketiga anaknya dengan benar. Pasien tahu Indonesia merdeka tanggal 17
Agustus 1945. Pasien tahu presiden Indonesia saat ini yaitu Jokowi dan presiden
Indonesia pertama adalah Soekarno. Saat ditanya perbedaan dan persamaan buah
jeruk dengan bola tenis, pasien menjawab buah jeruk bisa dimakan tapi bola tenis
tidak, dan persamaannya adalah sama-sama berbentuk bulat. Pasien dapat
mengulang dengan benar tiga benda yang disebut pemeriksa, yaitu kursi, baju, tas.
Pasien dapat menjawab dengan benar ketika ditanya 100 dikurangi 7 sebanyak
tiga kali berturut-turut, yaitu 93, 86, 79, tetapi pasien memerlukan waktu yang
lama untuk berpikir. Pasien lalu diminta untuk melanjutkan peribahasa berakitrakit kehulu dan pasien mampu menjawab berenang-renang ketepian. Saat
diminta menyebutkan kembali tiga benda yang sebelumnya disebutkan pemeriksa,
pasien mampu mengingat ketiga benda tersebut.
Ketika ditanya bagaimana perasaan hari ini, pasien mengatakan tidak tahu
bagaimana perasaannya saat ini. Pasien tidak dapat menjelaskan perasaannya,
pasien mengatakan ya, bagaimana dok ya, saya nggak tau saya ini lagi sedih atau
senang. Ketika mengatakan hal tersebut tampak senyuman kecil dengan mata
pasien menerawang dan sambil sesekali memerhatikan sudut-sudut ruangan.
Ketika ditanya apa yang membuat pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUP
Sanglah, pasien mengatakan ia sering mendengar suara-suara ditelinganya.
Keluhan tersebut dirasakan kurang lebih seminggu terakhir. Suara yang pasien
dengar tersebut terdengar sangat jelas ditelinga, dan saat tidak ada orang
disekitarya. Menurut pasien suara tersebut seperti suara laki-laki dan perempuan,
namun pasien tidak mengenali suara tersebut. Suara-suara tersebut terus mengejek
dan mengomentari apa yang sedang dilakukan pasien. Misalnya, saat pasien
mengajar mengaji, suara tersebut mengomentari dirinya jika yang dilapalkannya
salah. Pasien mengatakan terkadang ia membalas suara tersebut. Suara tersebut

datang tidak menentu. Saat ditanyakan bagaimana perasaannya saat mendengar


suara-suara tersebut, pasien mengatakan dirinya merasa kesal dan marah. Pasien
merasa marah karena suara tersebut selalu mengejeknya. Pasien merasa kesal
karena suara tersebut juga mengatakan ada sekelompok orang yang mengerjainya.
Pasien meyakini ada sekelompok orang yang memiliki rencana untuk
mengerjainya. Saat ditanya siapa orang-orang tersebut, pasien mengatakan dirinya
tidak mengenal mereka. Pasien mengatakan orang-orang tersebut dapat
mengetahui apa yang sedang pasien lakukan setiap hari. Saat ditanya bagaimana
hal tersebut bisa terjadi, pasien mengatakan orang-orang tersebut menggunakan
peralatan pendeteksi yang canggih, seperti CCTV untuk memantaunya dari jarak
yang jauh. Saat ditanya apakah pasien pernah melihat alat tersebut, pasien
mengatakan tidak pernah melihatnya karena alat-alat itu disembunyikan oleh
orang-orang tersebut agar pasien tidak mengetahuinya.
Saat ditanya apakah ini pertama kalinya pasien mendengar suara-suara
tersebut, pasien mengatakan dirinya sudah pernah mendengar suara-suara
tersebut. Pertama kali pasien mendengar suara-suara sekitar bulan Oktober 2015
(3 bulan yang lalu) dan pada bulan November 2015 pasien mengatakan sempat
meminum racun semut karena pasien merasa kesal dan tidak tahan terhadap suarasuara yang terus mengejeknya. Pasien melakukan tindakan tersebut, karena
menurutnya dengan begitu suara-suara tersebut akan hilang. Saat ditanya apakah
saat itu pasien mengerti resiko yang bisa terjadi karena tindakannya, pasien
mengatakan, ya, mungkin nanti sarafnya bisa terganggu sambil tertawa kecil.
Saat ditanyakan apakah saat ini terlintas untuk meminum racun semut itu kembali,
pasien mengatakan tidak pernah berpikir untuk kembali minum racun semut
tersebut, karena pasien menyadari bahwa tindakannya itu tidak akan
menghilangkan suara-suara yang didengarnya tetapi membahayakan dirinya.
Ketika ditanya selain mendengar suara-suara, apakah pasien bisa melihat
sesuatu yang orang lain tidak bisa lihat, pasien mengatakan tidak pernah melihat
hal-hal seperti itu. Ketika ditanya apakah ada keluhan lain, pasien mengatakan
seminggu terakhir ini, ia kembali susah tidur. Pasien mengatakan kemarin ia mulai
berbaring pukul sembilan malam, namun membutuhkan waktu yang lama untuk
tertidur. Pasien keesokannya terbangun pukul empat subuh. Setelah terbangun

pasien mengatakan terkadang bisa tertidur lagi dan terkadang terjaga hingga pagi.
Ketika terjaga pasien juga mendengar suara-suara tersebut dan pasien mulai
merasa gelisah. Nafsu makan pasien dikatakan biasa saja, dimana pasien makan
3x sehari . pasien dikatakan mandi seperti biasa 2x sehari, tetapi pasien mengaku
terkadang dirinya merasa malas untuk mandi dan harus disuruh oleh suaminya.
Pasien mengatakan ia sempat dirawat di RSUP Sanglah kurang lebih 2
bulan yang lalu saat ia meminum racun semut. Pasien dirawat selama 8 hari dan
kemudian diperbolehkan pulang dengan diberikan obat tablet berwarna merah
muda. Pasien lalu kontrol di Poliklinik Jiwa RSUP Sanglah satu minggu setelah
diperbolehkan pulang. Pasien mengatakan sempat menghentikan sendiri minum
obatnya 2 minggu setelah kontrol karena merasa sudah sembuh. Saat ditanya
sembuh itu menurut pasien seperti apa, pasien mengatakan sembuh adalah saat
pasien sudah tidak mendengar suara-suara itu lagi. Sebelum dirawat di RSUP
Sanglah, pasien juga sempat berobat ke pengobatan alternatif dan mandi air suci
karena dipaksa suami. Pasien mengatakan saat itu tidak mengerti kenapa dibawa
kesana. Suami pasien sempat mengatakan karena dirinya bertingkah aneh.
Saat ditanya apakah pasien tahu dirinya sakit saat ini, pasien mengatakan
tahu bahwa pasien sakit tetapi tidak tahu sakit apa yang dialami dan apa yang
membuat pasien sakit.
Pasien mengatakan tidak memiliki hobi tertentu. Pasien mengatakan dulu
sering menonton sinetron. Ketika ditanya apakah pasien masih sering menonton
sinetron, pasien mengatakan biasa saja. Saat ini, jika memiliki waktu luang,
pasien lebih memilih beristirahat sambil mengasuh anaknya yang paling kecil.
Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki kebiasaan minum kopi ataupun
merokok. Pasien juga tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
terlarang. Pasien juga mengatakan dirinya tidak memiliki penyakit sistemik,
seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan asma. Pasien juga sebelumnya
tidak pernah kejang dan tidak pernah kecelakaan. Pasien menyangkal di keluarga
ada yang memiliki keluhan sepertinya. Pasien mengatakan ibunya sudah
meninggal saat pasien berumur 2 tahun karena sakit infeksi pada paru.
Pasien sudah tinggal di Bali sejak 15 tahun yang lalu. Pasien merupakan
anak kelima dari lima bersaudara. Saudara-saudaranya saat ini tinggal di Jambi.

Pasien mengatakan semenjak menikah, pasien jarang menghubungi keluarganya.


Pasien mengatakan dirinya bersekolah hingga tamat SMP. Pasien mengatakan
alasannya tidak melanjutkan sekolah karena tidak memilki biaya. Setelah pasien
menikah, ia ikut bersama suaminya yang bekerja di Bali. Pasien mengatakan dulu
berpacaran tidak terlalu lama dan kemudian memutuskan menikah. Pasien
kemudian memiliki tiga orang anak. Anak pertama adalah perempuan dan saat ini
berusia 16 tahun, kemudian laki-laki 11 tahun, dan yang terkecil juga laki-laki
berusia 1 tahun.
Pasien mengatakan hubungan dengan tetangga disekitarnya baik-baik saja.
Ketika ditanya apakah ada tetangga yang dekat dengan pasien, pasien mengatakan
tidak ada. Sebelum sakit hingga saat ini, pasien memang sukar bergaul dan ketika
bertemu orang baru, pasien membutuhkan waktu yang lama untuk bisa dekat.
Pasien mengatakan kalau dirinya memang pemalu. Pasien mengatakan jarang
mengobrol dengan tetangganya, paling hanya sebatas bertegur sapa saja.
Pasien mengatakan saat ini ia berhenti bekerja untuk sementara waktu
karena pasien merasa terganggu dengan suara-suara yang didengarnya.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama kurang lebih
8 tahun dan hubungan pasien dengan majikannya baik-baik saja. Pasien
mengatakan majikannya adalah orang yang baik dan sering membantu pasien saat
memerlukan bantuan. Ketika ditanya apakah pasien pernah memiliki masalah atau
beban pikiran yang dirasa berat, pasien mengatakan tidak ada. Pasien mengatakan
tidak memiliki masalah dengan siapapun baik sebelum dan saat sakit. Pasien
mengatakan keadaan ekonominya cukup. Pasien juga mengatakan dirinya tidak
ada masalah kriminalitas yang mengharuskan pasien berhubungan dengan polisi
dan hukum.
Sebelum sakit pasien merupakan orang yang tertutup, sulit bergaul,
pendiam dan keras kepala. Apabila ada masalah pasien akan berusaha m
enyelesaikannya sendiri dan cenderung untuk memendamnya.
Heteroanamnesis (suami pasien)
Pemeriksa mewawancara suami pasien setelah meminta izin kepada pasien
karena masih ada beberapa data yang belum lengkap dan pasien mengizinkan.

Saat ditanyakan bagaimana keadaan pasien saat ini, suami pasien mengatakan
istrinya sering mengomel dan marah-marah tanpa alasan yang jelas, namun tidak
pernah sampai mengamuk. Suami pasien mengatakan istrinya sering mengomel
sendiri di dalam kamar mandi dalam seminggu terakhir. Menurut suami pasien
cara pasien mengobrol seperti sedang memarahi seseorang, padahal tidak ada
orang lain disekitarnya. Menurut istrinya ada suara laki-laki dan perempuan yang
sering mengejeknya di kamar mandi namun suami pasien tidak pernah
mendengarnya. Suami pasien juga mengatakan akhir-akhir ini istrinya berperilaku
aneh. Pasien dikatakan saat ke kamar mandi tidak pernah menyalakan lampu dan
apabila

suaminya

menyalakan

lampu,

pasien

justru

memarahinya

dan

menyuruhnya untuk mematikan lampu. Jika ditanya alasan tidak menyalakan


lampu, pasien mengatakan agar orang yang memantaunya di kamar mandi tidak
dapat melihatnya. Pasien diketahui selama beberapa hari terakhir ini sulit tidur.
Pasien hanya tidur satu atau dua jam saja, kemudian terbangun dan tidak dapat
tidur lagi.
Suami pasien mengakui dirinya pernah memaksa pasien berobat karena
tingkah laku pasien terlihat aneh. Suami pasien sering menceritakan keadaan
tersebut kepada temannya dan dianjurkan mengajak istrinya berobat. Pasien saat
itu dibawa ke pengobatan alternatif karena teman suami pasien menduga pasien
terkena kiriman guna-guna. Pasien dibawa ke pengobatan alternatif selama
kurang lebih 3 minggu. Saat ditanya apakah suami pasien mengetahui istrinya
mendengar suara-suara, suami pasien mengatakan dirinya mengetahui hal
tersebut, tetapi suami pasien tidak tahu suara apa yang didengar pasien karena
setiap kali ditanya, pasien marah dan menyuruhnya untuk tidak mengurusi hal
tersebut. Pasien membenarkan bahwa istrinya sempat dirawat karena meminum
racun semut kurang lebih 2 bulan yang lalu. Saat itu suami pasien mendapati
pasien sudah terbaring di lantai dengan tangan memegang racun semut. Pasien
kemudian dibawa ke UGD RSUP Sanglah, kemudian dirawat inap selama 8 hari.
Sepulangnya dari rumah sakit, pasien dikatakan masih mau minum obat. Namun
setelah kurang lebih 3 minggu kemudian, pasien sudah tidak mau minum obat
dengan alasan sudah merasa sehat. Suami pasien sudah mengajak istrinya untuk
kontrol, namun pasien menolak. Pasien hanya sempat kontrol 1 kali, yaitu

seminggu setelah diperbolehkan pulang dan mendapat obat-obatan haloperidol 5


mg 2 x tablet sehari, trihexyphenidyl 2 mg 1 x 1 tablet sehari. Namun setelah
kontrol pertama tersebut pasien tidak mau minum obat lagi.. Akhirnya pasien
kembali lagi hari ini karena mulai mendengar suara-suara lagi.
Suami pasien mengatakan bahwa istrinya tidak pernah memiliki riwayat
penyakit apapun sebelumnya. Pasien juga tidak pernah menggunakan alkohol,
rokok, kopi, maupun obat terlarang. Suami pasien tidak terlalu tahu riwayat
penyakit di keluarga pasien.
Suami pasien dan pasien sudah menikah sekitar 18 tahun (tahun 1998).
Suami pasien mengatakan hubungannya dengan pasien cukup harmonis. Suami
pasien mengatakan bahwa mereka terkadang berselisih pendapat. Suami pasien
mengenal istrinya sebagai seorang yang pendiam dan pemalu. Pasien dikatakan
tidak pernah memiliki masalah dengan orang disekitarnya, baik keluarga,
tetangga, dan majikannya. Suami pasien mengatakan istrinya memang jarang
bercerita jika ada masalah. Pasien jarang mau mengungkapkan isi pikiran kepada
suaminya, sehingga suami pasien tidak tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya.
Pasien dikatakan semenjak berobat tidurnya lebih baik. Namun seminggu terakhir
ini pasien memang terkadang sulit tidur karena pasien tidak mau meminum
obatnya lagi. Suami pasien mengatakan jika ia mendukung pengobatan agar
istrinya sembuh.

III.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna

Status present :
Tensi

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84 kali permenit

Respirasi

: 20 kali permenit

Temp. Axila

: 36,5C

Status General:
Kepala
Mata
THT
Leher
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas

: normocephali
: anemia -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor
: dalam batas normal
: pembesaran kelenjar getah bening (-)
: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/: bising usus (+), nyeri tekan (-)
: edema hangat + +
-

2. Status Neurologi

GCS

: E4V5M6

Tenaga

: 555 555
555 555

Tonus

: N N
N N

Tropik
Reflek fisiologis
Reflek patologis

: N

: +

: -

3. Status Psikiatri
1. Kesan Umum

Penampilan tidak wajar tampak


mata menerawang dan sesekali
melihat ke sudut-sudut ruangan,
roman muka sesuai umur dan
tampak
seperti

kurang
orang

berekspresi

bengong,

dan

kontak visual dan verbal dengan


pemeriksa baik.
2. Sensorium Kognisi

a. Kesadaran

Jernih

b. Orientasi

Baik (waktu, tempat, orang)

c. Daya ingat: segera

baik

jangka pendek

baik

jangka panjang

baik

d. Konsentrasi dan perhatian

baik

e. Pemikiran abstrak

baik

f. Intelegensi

baik, sesuai tingkat pendidikan

Aleksitimia/Tumpul/Inappropriate

3. Mood/Afek
4. Proses Pikir
a. Bentuk pikir

: Non logis non realis

b. Arus pikir

: Perlambatan

c. Isi pikir

: waham kejar ada, ide bunuh diri


tidak ada

5. Persepsi

: Halusinasi auditorik ada, ilusi


tidak ada

6. Dorongan Instingtual

: Insomnia tipe campuran ada,


hipobulia tidak ada, raptus tidak
ada

IV.

7. Psikomotor

: Tenang saat pemeriksaan

8. Tilikan

: 2

RESUME
Pasien inisial SN, perempuan 43 tahun, tamat SMP, sudah menikah, saat

ini tidak bekerja, agama islam, suku Jawa, bangsa Indonesia dan saat ini tinggal di
Kerobokan. Saat diwawancara pasien mengenakan baju kaos warna merah tua,
baju lengan panjang berwarna coklat bermotif bunga, celana panjang berwarna
hitam, dan menggunakan sandal jepit. Pasien berperawakan kurus pendek dengan
kulit berwarna sawo matang, wajah pasien tampak bersih tanpa dandanan, kuku
kaki dan tangan pasien tampak terpotong bersih. Selama wawancara pasien
kooperatif, selalu menjawab dengan suara jelas dan selalu menatap pemeriksa.
Pasien sesekali terlihat melihat di sudut-sudut ruangan.

Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUP Sanglah diantar oleh suami karena
kembali mendengar suara-suara dalam seminggu terakhir. Pasien mendengar
suara-suara tersebut sejak 3 bulan yang lalu, dan suara tersebut sempat
menghilang setelah pasien dirawat di RSUP Sanglah kurang lebih satu setengah
bulan yang lalu selama 5 hari. Suara-suara yang saat ini pasien dengar sama
dengan suara-suara sebelumnya pasien dengar, yaitu suara laki-laki dan
perempuan yang terus mengejeknya dan mengomentari apa yang sedang pasien
lakukan. Sejak suara tersebut muncul kembali, pasien mengatakan dirinya mulai
sulit tidur. Pasien meyakini ada sekelompok orang yang memiliki rencana untuk
mengerjainya. Pasien mengatakan orang-orang yang ia tidak kenal itu
memantaunya menggunakan alat canggih seperti CCTV dari jarak yang jauh.
Pasien mengatakan alat-alat itu disembunyikan agar ia tidak mengetahuinya. Hal
ini membuat pasien selalu mematikan lampu saat ke kamar mandi. Pasien
mengatakan nafsu makannya tidak terlalu bagus namun masih dapat makan 3 kali
sehari. Pasien juga masih mampu mandi 2 kali sehari tanpa perlu diingatkan
suaminya.
Pasien pertama kali dibawa ke RSUP Sanglah sekitar satu setengah bulan
yang lalu saat pasien meminum racun semut. Pasien kemudian rawat jalan dan
sempat kontrol satu kali setelah seminggu keluar dari rumah sakit dan mendapat
haloperidol 5mg 2 x tablet dan trihexyphenidyl 2mg 1 x 1 tablet. Setelah
kontrol pertamanya, pasien menghentikan sendiri pengobatannya dikarenakan
pasien merasa sudah baikan.
Sebelum sakit pasien mengatakan dirinya merupakan orang yang tertutup,
sulit bergaul, pendiam dan keras kepala. Pasien juga mengatakan dirinya
merupakan orang yang sangat teliti terhadap suatu pekerjaan. Pasien mengatakan
ia tidak pernah mempunyai riwayat penyakit kronis. Di keluarga pasien juga tidak
ada yang memiliki gejala yang mirip dengan pasien. Pasien mengatakan saat ini
berhenti bekerja terlebih dahulu karena merasa terganggu dengan suara-suara
tersebut.
Pemeriksaan fisik interna dan status neurologi dalam batas normal. Pada
status psikiatri didapatkan kesan umum penampilan tidak wajar dan kontak verbal
visual cukup. Kesadaran jernih dengan fungsi kognitif umum baik. Mood dan afek

didapatkan aleksitimia dan tumpul. Pada proses pikir didapatkan bentuk pikir non
logis non realis, arus pikir koheren, dan isi pikir ada waham kejar. Terdapat
halusinasi auditorik dan tidak ada ilusi pada persepsi. Dorongan instingtual
didapatkan insomnia, hipobulia tidak ada, dan raptus tidak ada. Pasien tampak
tenang saat pemeriksaan.
V.

DIAGNOSIS BANDING
1. Skizofrenia paranoid
2. Gangguan waham menetap
3. Skizoafektif tipe depresi

VI.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I

: Skizofrenia Paranoid (F20.0)


Fokus perhatian ketidakoatuhan pada pengobatan (Z91.1)

Aksis II

: ciri kepribadian campuran skizoid dan anankastik

Aksis III : tidak ada diagnosis


Aksis IV : stressor belum jelas
Aksis V

: GAF setahun terakhir : 90-81


GAF saat ini

VII.

: 70-61

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tes Psikometri
1. House-Man-Tree test
2. Wartegg test
3. Tes mengarang

VIII. USULAN TERAPI


Non Farmakologi

Psikoterapi suportif pasien

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami,


rencana terapi yang diberikan, efek samping terapi, lama pengobatan

dan prognosis.
Memotivasi pasien untuk rajin meminum obat secara teratur.
Memberikan dorongan pada pasien untuk tetap semangat dalam

menjalani hidupnya.
Psikoedukasi keluarga
- Keluarga memiliki peran yang penting dalam proses pemulihan
kondisi pasien sehingga tetap sabar dan mendukung pemulihan
-

pasien
Mengajak keluarga untuk mendampingi dan mengingatkan pasien

minum obat dan kontrol rutin


Mengenal tanda-tanda kekambuhan dan segera membawa pasien ke
rumah sakit terdekat

Farmakologi
Haloperidol 5 mg 1 x tablet i.o
IX.

PROGNOSIS

Diagnosis

: Skizofrenia paranoid

: Baik

Onset umur

: Dewasa

: Baik

Perjalanan penyakit

: Akut

: Baik

Faktor genetik

: Tidak ada

: Baik

Pendidikan

: SMP

: Baik

Status pernikahan

: Menikah

: Baik

Perhatian keluarga

: Cukup

: Baik

Lingkungan sosial ekonomi : Cukup

: Baik

Kepatuhan terhadap terapi : Kurang

: Buruk

Ciri kepribadian

: Skizoid dan Anankastik

: Buruk

Pekerjaan

: Tidak bekerja

: Buruk

Penyakit organik

: Tidak ada

: Baik

Insight

: 2 (dua)

: Buruk

Kesimpulan : Mengarah ke baik (Dubius Ad Bonam)


X.

ANALISIS PSIKODINAMIKA

Genetik
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa. Saat ini
pasien tidak menderita penyakit kronis dan sistemik lain.
Pola Asuh
Sejak kecil pasien diasuh oleh ayah dan ibunya, namun ibu pasien
meninggal saat pasien menginjak 2 tahun.
1. Fase Oral
Pasien mendapat ASI dari ibunya, namun tidak ingat hingga usia
berapa. Makanan pendamping ASI diberikan sesuai apa yang
dikonsumsi keluarganya
2. Fase Anal
Pasien diberikan kesempatan yang cukup untuk buang air kecil dan
buang air besar
3. Fase Falik
Waktu kecil pasien tidak dekat dengan ayahnya, karena ayahnya sibuk
bekerja.
4. Fase Genital
Pasien tidak ingat kapan pertama kali tertarik dengan lawan jenis
Stressor Psikososial
Pasien mengatakan ia tidak pernah memiliki masalah dengan pekerjaan
maupun lingkungan disekitarnya. Pasien memang sering berselisih dengan
suaminya, namun pasien mengatakan hal tersebut sudah biasa
Ciri Kepribadian
Pasien memiliki ciri kepribadian skizoid karena pasien sulit bergaul dan
tidak mempunyai seseorang yang dekat dengan dirinya. Pasien juga
memiliki ciri kepribadian anankastik karena pasien mengatakan ia sangat
teliti terhadap pekerjaannya
Mekanisme Pembelaan Ego
Mekanisme pembelaan ego pasien adalah represi. Pasien mengatakan
apabila mempunyai masalah maka pasien akan memendamnya dan
mengingat masalah tersebut.
XI. SILSILAH KELUARGA

Keterangan :
: Laki-laki

: Meninggal Dunia

: Perempuan

: Pasien

Anda mungkin juga menyukai