Oleh:
Wangi Niko Yuandika (1002005169)
Pembimbing:
dr. I Gusti Ngurah Sastradhi, Sp.KJ
dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
IDENTITAS PASIEN
Nama
No. RM
Baru/ulangan
Jenis Kelamin
Tempat, tanggal lahir
Umur
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
Suku / bangsa
Alamat
Tanggal kunjungan
Diagnosis
: WD
: 576811
: Baru
: Laki-laki
: Karangasem, 31 Desember 1991
: 24 tahun
: SMK
: Office Boy
: Belum menikah
: Hindu
: Bali / Indonesia.
: Jl. Tunjung Sari no. 2 YZ, Padang Sambian Kaja
: 9 November 2015
: Epilepsy partial complex
II. ANAMNESIS
Keluhan utama:
Heteroanamnesis: pasien tidak sadar kemudian sadar dan menangis berulangulang.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Autoanamnesis:
Pasien datang diantar oleh ketiga teman kerjanya ke Poliklinik Jiwa
RSUD Wangaya pada tanggal 9 November 2015 pukul 09.30 WITA. Pasien
diwawancara dengan posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa dipisahkan
oleh sebuah meja dimana ada seorang teman pasien duduk disebelah kanannya
sambil memegang dan memijat leher dan kepala pasien. Penampilan pasien
tampak wajar, bersih, kuku tangan terpotong rapi, rambut pendek cepak
berwarna hitam. Pada saat pemeriksaan pasien menggunakan kaos berwarna
hitam, celana pendek berbahan kain selutut berwarna hijau lumut tanpa
menggunakan alas kaki. Pasien berperawakan baik, berisi, kulit berwarna sawo
matang, dan roman wajah yang sesuai dengan umur.
Pasien diwawancara menggunakan bahasa Indonesia. Saat pertama kali
ditanya oleh pemeriksa tatapan mata pasien nampak kosong tertuju ke satu arah
dan sesekali pasien memejamkan matanya sambil mau merebahkan kepalanya
bersandar ke jendela dibelakangnya namun ditahan oleh teman disebelahnya.
Saat ditanya siapa namanya pasien hanya terdiam dan tiba- tiba menangis
sesaat, kemudian pasien kembali lagi terdiam dengan tatapan mata kosong.
Setelah beberapa saat pasien nampak bingung kemudian melihat sekitarnya dan
bertanya- tanya dimana dia berada. Saat itu pasien ditanya kembali siapa
namanya dan pasien dapat menjawab pemeriksa dengan benar. Setelah itu
pasien ditanya apakah dirinya mengenal siapa orang yang ada disebelahnya
pasien hanya melihat orang disebelahnya tanpa menjawab. Saat ditanya perihal
apa yang terakhir kali dia ingat pasien hanya diam dan kemudian menangis lagi
untuk beberapa saat kemudian kembali terdiam dengan tatapan mata kosong.
Setelah kurang lebih 10 menit terdiam pasien kemudian kembali bingung
dan melihat sekitarnya. Pasien dapat dengan benar menjawab saat ditanya siapa
namanya, dan pasien mengenali dengan benar teman- teman yang disekitarnya.
Saat ditanya tentang hal terakhir yang dia ingat pasien mengatakan dia hanya
mengingat bahwa dirinya sedang mengepel lantai dikantor sejak pukul 06.30
WITA kemudian pasien mengatakan ada seorang wanita yang mendorongnya
sampai jatuh ke lantai dan setelah itu pasien mengaku tidak mengingat apaapa. Saat ditanya bagaimana perasaannya sekarang pasien menjawab saya
tidak apa- apa, saya sehat sehat saja, kenapa saya ada di rumah sakit?.
Pemeriksa kemudian juga menanyakan kenapa pasien menangis, pasien
menjawab bahwa dirinya tidak merasa sempat menangis.
Pasien mengatakan kurang lebih 2 bulan belakangan ini melihat
bayangan hitam seperti wanita dikantornya. Namun dikatakan bahwa pasien
tidak mendengar suara- suara yang berbisik maupun memberi perintah maupun
mengintimidasi. Pasien mengatakan beberapa bulan ini ada beberapa kejadian
aneh di kantornya yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya. Pasien
mengatakan pernah mendengar suara kursi yang diseret namun saat dicek
ternyata tidak ada orang dan kursinya tidak berpindah. Dikatakan bahwa pasien
juga pernah sekali waktu mengalami handphone nya yang tiba- tiba terlempar
saat sedang di charge padahal tidak ada siapa- siapa. Saat ditanyakan soal
perasaannya selama beberapa bulan ini pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
takut dan menganggap hal itu biasa saja, ditambah lagi pasien mengatakan
bahwa bukan dirinya saja yang pernah melihat bayangan wanita tersebut.
Dikatakan bahwa 2 orang rekan kerjanya yang lain juga melihat hal yang
serupa. Riwayat sulit tidur maupun terbangun saat tidur disangkal oleh pasien.
Riwayat menurunnya nafsu makan juga disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan bahwa dirinya menikmati hidupnya 2 tahun bekerja
sebagai office boy ditempat kerjanya. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
pernah memiliki masalah dengan rekan- rekan kerjanya (total 5 orang) yang
sampai membuat dirinya merasa tertekan atau bahkan tidak dapat kerja.
Dikatakan bahwa rekan rekan kerjanya sudah seperti keluarga bagi dirinya.
Hubungan pasien dengan keluarga di Karangasem juga baik- baik saja. Dirinya
selalu menjaga komunikasi dengan orang tua maupun saudara- saudaranya di
kampung. Selama ini pasien merasa selalu membagi beban masalahnya dengan
rekan- rekan kerjanya. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya rajin
sembahyang.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit berat yang membuatnya tidak
dapat bekerja. Riwayat trauma kepala disangkal pasien. Saat ditanya apakah
ada luka memar atau lecet yang tidak dia ketahui penyebabnya pasien juga
menyangkal hal tersebut. Pasien mengaku tidak pernah mengalami kejadian
dimana dia tiba- tiba terbangun dan tidak mengingat kenapa dia bisa berada
dalam kondisi tertentu. Riwayat kejang disangkal oleh pasien. Riwayat
keluarga dengan gangguan kejiwaan maupun kejang disangkal oleh pasien.
Saat ditanya lebih jauh pasien merasa sering pusing, berdebar- debar disertai
dengan nyeri ulu hati secara bersamaan selama beberapa bulan ini. Pusing dan
nyeri dada dikatakan muncul secara tiba- tiba dan berlangsung kurang lebih
sekitar 1 menit. Keluhan ini hilang dengan sendirinya dengan beristirahat
sehingga pasien merasa hal ini tidak mengganggu dan oleh karena itu tidak
memeriksakan dirinya lebih lanjut. Keluhan lain seperti mata kabur, lapang
juga dikatakan tidak ada masalah. Dikatakan bahwa kejadian ini baru pertama
kali dialami oleh pasien.
Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak merokok. Riwayat minum
minuman keras dan mengonsumsi obat-obatan terlarang disangkal oleh pasien.
Pasien hanya minum minuman beralkohol apabila ada upacara keagamaan di
kampungnya. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum kopi, namun kebiasaan
minum teh diakui pasien.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak sedang menjalani pengobatan apapun.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Saat ditanyakan apakah
dikeluarga pasien ada yang mengalami dan memiliki keluhan yang sama
seperti yang pasien alami, pasien menjawab tidak ada. Riwayat keluarga
dengan gangguan jiwa disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit epilepsy dalam
keluarga disangkal oleh pasien.
Silsilah Keluarga
Riwayat Kepribadian
Pasien memiliki kepribadian yang terbuka, dan sering menceritakan
masalahnya kepada rekan kerja maupun keluarganya. Biasanya pasien
memecahkan masalahnya sendiri dengan berdiskusi kepada orang yang ia
percayai. Hal ini dibenarkan oleh rekan- rekan kerja pasien. Pasien mengaku
tidak sedang menjalin hubungan istimewa dengan siapapun. Pasien juga tidak
pernah memiliki masalah hukum. Pasien memiliki hobi berolahraga dan sampai
saat ini pasien masih rutin berolahraga.
Lingkungan Sosial
Pasien sudah tinggal di Denpasar sejak pasien berusia 23 tahun. Saat itu
pasien tinggal di Denpasar degan tujuan menyelesaikan pendidikan kejar paket
C, dibiayai oleh yayasan yang sekarang menjadi tempat kerjanya. Setelah
mendapatkan ijazahnya pasien langsung bekerja sebagai office boy di kantor
yayasan yang menyekolahkannya. Pasien diterima dengan baik oleh rekanrekan kerjanya. Tempat kerja dikatakan nyaman dan pasien juga mengatakan
memiliki atasan yang baik dan tidak pernah merasa ditekan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Interna
a. Status Present:
Tensi
: 130/80 mmHg.
Nadi
: 80 x/ menit.
Respirasi
: 22 x/ menit.
b. Status General:
Kepala
: normocephali.
Mata
: anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor.
THT
: Dalam batas normal
Leher
: Dalam batas normal
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Tonus
Reflek fisiologis
Reflek patologis
: Tidak ada
STATUS PSIKIATRI
a. Kesan umum
Bervariasi
riwayat
amnesia
: Koheren
- Isi Pikir
- Pencerapan
Riwayat
insomnia
(-);
lambat
g. Intelegensi
h. Tilikan :
IV. RESUME
Pasien WD, laki-laki berusia 24 tahun, beragama Hindu, suku Bali,
belum menikah, pendidikan terakhir SMK (paket C) dan bekerja sebagai
office boy. Datang ke Poli Psikiatri RSUD Wangaya pada tanggal 9
November 2015 pukul 09.30 WITA dibawa oleh tiga orang rekan kerjanya
dikarenakan pasien berulang kali mengalami episode tidak sadar sadar
menangis setelah ditemukan tergeletak di teras kantor dengan keadaan wajah,
tangan dan kaki yang pucat disertai dengan keringat dingin. Pasien
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
: Tidak ada
: Penyakit susunan saraf (G00- G99)
: Tidak ada
Aksis V
VII.
RENCANA PENGOBATAN
-
Non Farmakologi
-
Psikoterapi suportif
KIE
1. Menginformasikan kepada pasien dan juga rekan- rekan kerja
pasien mengenai kemungkinan penyakit yang dialami pasien, dan
langkah- langkah yang harus ditempuh untuk memastikan hal
tersebut.
2. Memberikan pengertian yang benar terhadap rekan kerja dan
keluarga pasien agar pasien tidak mendapatkan stigma yang buruk
mengenai keadaannya.
3. Pasien diharapkan tetap kontrol secara teratur dengan tujuan
untuk mengetahui perkembangan penyakitnya sehingga dapat
mengetahui langkah selanjutnya yag akan dikerjakan.
4. Pasien diharapkan untuk tetap terbuka dan menceritakan masalah
dan keluhan sakit yang terjadi kepada anggota keluarganya
maupun orang- orang yang dia percaya agar tidak dipendam
dalam hati.
5. Bila ada keluhan pusing, nyeri dada bertambah buruk maka
segera konsultasi/kontrol ke rumah sakit.
10
(Buruk)
Onset umur
: Dewasa
(Buruk)
Faktor genetik
: Tidak Ada
(Baik)
Ciri Kepribadian
: Terbuka
(Baik)
Pendidikan
: SMK
(Baik)
Status Pernikahan
: Belum Menikah
(Buruk)
Dukungan Keluarga
: Ada
(Baik)
Faktor pencetus
: Tidak Ada
(Baik)
Lingkungan Sos/Eko
: Cukup
(Baik)
Penyakit organik
: Ada
(Buruk)
Perjalanan Penyakit
: Akut
(Baik)
Cepat terapi
: Cepat
(Baik)
Tepat Terapi
: Tepat
(Baik)
Respon Terapi
: Baik
(Baik)
Kepatuhan Terapi
: Patuh
(Baik)
Insight/Tilikan
:4
(Baik)
Prognosis
: Dubius Ad Bonam
Dari beberapa kriteria tersebut diatas, pada kasus ini prognosis penderita adalah
dubius ad bonam (mengarah ke baik).
IX. ANALISIS PSIKODINAMIKA
1. Genetik
Pasien merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Dalam keluarga
pasien dikatakan tidak ada yang mempunyai gejala seperti yang pasien
alami. Riwayat kejang maupun penyakit epilepsy dalam keluarga
disangkal oleh pasien. Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa juga
disangkal oleh pasien.
11
2. Pola Asuh
Pasien sejak kecil diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien mendapat
perhatian dan kasih sayang yang baik dari orang tua. Ibu dan ayah
kandung dari pasien baik penuh kasih sayang.
3. Ciri Kepribadian
Pasien merupakan pribadi yang terbuka dan selalu membagi masalahnya
dengan teman maupun keluarganya di Karangasem. Akan tetapi masalah
pribadi seperti hubungan dengan pacar dikatakan jarang dibagi ke orangorang terdekatnya. Pasien adalah seorang yang tekun, ulet dan giat bekerja.
Seorang yang rajin ramah dan pribadi yag disukai di kantor tempat
kerjanya.
4. Stresor Psikososial
Gejala (pusing, nyeri dada dan berdebar debar) pertama kali muncul 2
bulan yang lalu. Pasien tidak merasa khawatir dan menganggap hal
tersebut tidak menggangu aktivitasnya. Pasien tidak memiliki masalah
dengan orang tua, keluarga maupun rekan- rekan kerjanya.
5. Mekanisme Pembelaan Ego
Pasien menceritakan masalahnya kepada rekan- rekan kerjanya. Apabila
pasien sedang ingin emosi seringkali pasien melampiaskan emosinya
dengan bekerja atau melakukan sesuatu yang dapat membuanya lupa
dengan masalahnya.
12