Oleh:
Goentor Priambodo Joeang
030.11.116
Penguji:
dr. Arundhati N. Aji, SpKJ
dr. Prianto Jatmiko, SpKJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap
: Tn. Y
Tanggal Lahir
: 15/3/1963
Umur
: 53 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Sudah Menikah
Pendidikan Terakhir
: Tamat SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Kristen
Alamat
: Daan Mogot
: 19/9/2016
Ruang Perawatan
: Ruang Nuri
: Diantar Polisi
pasien
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh polisi ke IGD RSJSH karena memukul adik ipar dan
tetangganya.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien diantar Polisi ke IGD RSJSH karena memukul adik iparnya
dan tetangga. Pasien mengaku hal tersebut dilakukannya karena pasien
merasa kesal adik iparnya mengganggu proyek besar yang sedang
dikerjakannya. Pasien mengaku proyek tersebut tidak boleh ada yang tahu
bahkan dokter sekalipun. Saat dikonfirmasi ke istri pasien, ternyata proyek
tersebut hanya hayalan pasien saja. Sudah 5 hari SMRS pasien tampak
sering mengurung diri di kamarnya dan mulai mengganggu aktivitas
sehari-hari seperti membantu istri berjualan di toko. Pasien juga terlihat
jarang tidur, keluarga pasien mengatakan pasien sering pergi berlari
malam-malam. Pasien juga pernah membagi-bagikan uang ke orang-orang
yang tidak dikenal. Selain itu keluarga mengeluhkan sifat pasien yang
berubah menjadi lebih emosional, mudah marah terhadap hal-hal sepele.
Saat diwawancarai di bangsal pasien tampak aktif, berjalan kesana
kemari mengelilingi bangsal dengan botol air mineral ukuran 1 Lt
berisikan air botol dikepala. Saat ditanya kenapa pasien melakukan hal
tersebut pasien menjawab sedang latihan untuk memecahkan rekor lari 10
KM dalam waktu 2 menit. Saat ditanya apakah mungkin manusia dapat
berlari 10 KM dalam waktu 2 menit pasien diam saja tidak menjawab.
Lalu ketika ditanya apakah ada seseorang menyuruh pasien untuk
melakukan hal tersebut, pasien juga diam tidak menjawab. Setiap hendak
diwawancara pasien selalu menghindar dan apabila menjawab pertanyaan
hanya sepotong-sepotong saja. Pasien selalu mondar-mandir keliling
bangsal jarang sekali terlihat pasien berdiam diri ataupun duduk di satu
tempat. Sekali pernah pasien duduk-duduk di sofa, pasien terlihat sedang
melamun memikirkan sesuatu dengan mata yang berkaca-kaca. Saat
dihampiri dan ditanya bagaimana kabarnya pasien menjawab baik,
namun saat diajak berbicara hal-hal lain pasien tidak menjawab. Saat
pulang malam. Istri pasien juga mengatakan bahwa pasien sering curiga
kepada mertuanya, menganggap mertuanya tidak menyukai pasien dan
terlalu mencampuri urusan pasien sehingga saat diwawancarai pasien
sempat mengatakan bahwa pasien benci sekali dengan mertuanya.
Keluarga pasien mengaku pasien rutin meminum obat. Obat yang didapat
dari perawatan terakhir adalah abilify 1x10 mg dan Depakote 1x500 mg
pagi, olanzapine 1x10 mg siang dan clozapine 1x100 mg malam. Namun
pasien mengeluh jadi tidur terus, sehingga saat control obat olanzapine dan
clozapine diturunkan dosis. Setelah perawatan yang terakhir istri pasien
mengakui terdapat perbaikan. Pasien jadi mampu beraktivitas kembali
membantu istri berjualan di toko, mengurus pekerjaan rumah seperti
menyapu, mengepel, dan berinteraksi dengan keluarga. Pasien tidak
pernah berinteraksi dengan tetangganya karena menurut istri pasien
tetangga tidak ada yang mau menerima penyakit pasien. Saat pasien sudah
merasa sembuh pasien tidak mau meminum obat lagi, pasien pun sering
marah apabila diingatkan untuk meminum obat.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pertamakali pasien sakit saat tahun 1988, 26 tahun lalu saat
pasien menjalani pendidikan di jerman barat. 1 tahun setelahnya pasien
pulang ke Indonesia dan menjalankan perawatan di Indonesia. Selama
di Indonesia keluarga maupun pasien lupa sudah berapa kali dirawat.
Terakhir kali pasien dirawat sekitar tahun lalu dengan keluhan yang
sama.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien mengaku tidak pernah sakit lainnya. Pasien pernah cek
kesehatan dikatakan tekanan darah, gula darah normal tetapi kolesterol
cukup tinggi. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan tertentu
ecara rutin, tidak pernah mengalami kecelakaan atau trauma kepala
akhir-akhir ini. Tidak pernah mengalami kejang-kejang. riwayat
demam disangkal.
penggunaan
NAPZA
dan
alkohol
Setelah lepas dari perawatan pasien tampak lebih stabil, pasien mampu beraktivitas sehari-hari seperti berkerja me
26 th lalu pasien masuk RSJ di jerman barat akibat gagal pada ujian akhir pada saat pasien menjalani pendidikan di tehnik elektro
3. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak memiliki masalah selama sekolah SD hingga SMA. Ia
memiliki prestasi yang bagus. Kakak pasien mengakui adiknya selalu juara
kelas saat sekolah. Setelah lulus pasien dapat beasiswa dan melanjutkan
pendidikan di jerman barat jurusan di tehnik elektro.
4. Riwayat Pekerjaan
Sehari hari pasien hanya membantu-bantu istri berjualan di toko
miliknya sendiri. Istri pasien mengatakan tidak ada hambatan pada pasien
dalam menjalankan pekerjaannya. Bahkan apabila istri pasien pergi, pasien
mampu menunggu toko sendirian. Selain itu pekerjaan pasien sehari-hari
mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel. Namun 1
minggu terakhir pasien sudah tidak mampu untuk berkerja lagi karena
mulai kambuh penyakitnya.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Kristen, termasuk orang yang rajin beribadah.
Setiap minggunya rutin ke gereja dan dirumah pun sering memutarkan
lagu-lagu yang berisi puji-pujian kepada tuhan.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien sudah menikah sekitar 18 tahun lalu. Ia dikarunia seorang
anak perempuan yang kini sudah berusai 17 tahun. Kakak pasien
mengatakan pasien bertemu istrinya di RSJSH, namun kakak pasien tidak
Genogram Keluarga:
Keterangan :
: Laki laki
: Gangguan jiwa
: Perempuan
: Meningggal
: Pasien
: Tinggal serumah
seorang
laki-laki,
tampak
sesuai
dengan
usianya,
: irritable
2. Afek
: terbatas
3. Keserasian
: serasi
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
: Tidak ada
b) Ilusi
: Tidak ada
c) Depersonalisasi
: Tidak ada
d) Derealisasi
: Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas
: cukup ide
b. Kontinuitas
: koheren
c. Hendaya
: tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi
: Tidak ada
b. Waham
c. Obsesi
: Tidak ada
d. Fobia
: Tidak ada
E. Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan
Pengetahuan
Tamat SMA
Baik (pasien mengetahui nama Presiden Indonesia
Umum
Kecerdasan
Konsentrasi dan
Perhatian
Orientasi
Waktu
Tempat
malam hari)
Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
RSJ Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta).
Orang
Daya Ingat
-
Jangka
Panjang
-
Jangka
Pendek
Segera
Pikiran Abstrak
Visuospasial
Sulit dinilai
Baik (pasien dapat menjelaskan letak rumahnya).
Kemampuan
Menolong Diri
F. Pengendalian Impuls
kurang (saat diwawancara pasien tampak tenang namun sesekali marah)
G. Daya Nilai
Tilikan
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 96x/ menit
Suhu
: 36,8 oC
Pernafasan
: 20x/ menit
Status Generalis:
Kepala
Mata
konjungtiva
anemis -/-, sclera ikterik -/Hidung
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi Geligi
Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Genitalis
Kulit
Status Neurologis
Saraf karnial
Tanda rangsang meningeal
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Motorik
Sensorik
Fungsi Luhur
Gangguan Khusus
Gejala EPS
VI. RESUME
Pasien di bawa ke RSJSH oleh polisi pasien karena memukul adik
ipar dan tetangganya. Hal tersebut dipicu akibat waham pasien yang
mengatakan adik iparnya mengganggu proyek besar yang sedang
dikerjakannya. 5 hari SMRS pasien tampak menarik diri, tidak beraktifitas
seperti sebelumnya, tampak irritable, kebutuhan tidur yang berkurang,
aktivitas fisik yang meningkat dan menghambur-hamburkan uang . istri
pasien mengaku bahwa pasien sulit untuk mengkonsumsi obat dengan
teratur karena sudah merasa sembuh. Riwayat trauma kepala (-), epilepsy
(-). Riwayat penggunaan NAPZA dan alkohol disangkal. Pasien menarik
diri dari sosial, tidak bekerja sejak sekitar 1 minggu SMRS.
Riwayat keluhan psikiatri sebelumnya (+), riwayat rawat inap
berkali-kali pasien tidak ingat, terakhir tahun lalu di RSJSH. Obat
terakhir yang dikonsumsi abilify 1x10, Depakote 1x500mg, olanzapine
1x10mg dan clozapine 1x100 mg. Efek samping obat yag dialami pasien
jadi sering tidur sehingga oleh dokter dosis nya diturunkan 1/2.
Pada pemeriksaan fisik kesadaran CM, perilaku hiperaktif, tanda
vital normal. Status generalis dan neurologis dalam batas normal. Status
mental saat diajak bicara spontan isi bicara sedikit, volume agak keras,
intonasi meninggi. Perubahan alam perasaan mood irritable, afek terbatas,
serasi. Gangguan isi pikir yakni waham kebesaran. Tilikan derajat 3.
Gejala klinis yang bermakna berupa perubahan perilaku (marahmarah, menarik diri dari social), pikiran (waham), perasaan
(irritable)
kelainan neurologis.
F1 dapat disingkirkan karena berdasarkan anamnesis tidak ada
Diagnosis Aksis II
Pasien memiliki ciri kepribadian anankastik karena ia suka dengan
keteraturran. Ia suka menata barang-barang. Harus terlihat rapi..
Diagnosis Aksis III
Pada anamnesa pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronik.
berdasarkan pemeriksaan fisik dalam keadaan normal.
Untuk memastikan ada tidaknya penyakit fisik perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang. Usulan pemeriksaan laboratorium: darah rutin,
kadar GDP & GD2PP, profil lipid.
Diagnosis Aksis IV
Masalah dengan lingkungan sosial
pasien)
Masalah pekerjaan
Diagnosis Aksis V
-
mempunyai teman).
GAF HLPY : 70-61 Gejala ringan dan menetap (waham ada tetapi
sangat jarang muncul), secara umum fungsi masih baik (pasien mampu
bekerja)
Aksis I
Aksis II
Aksis III
: tidak ada
Aksis IV
Aksis V
: Tidak ada
B. Psikologik
X. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
2. Psikofarmaka
Aripiprazole 1x10 mg p.o
Depakote 1x500 mg p.o
3. Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga diedukasi mengenai penyakit yang dialami pasien,
gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang diberikan, pilihan
obat, efek samping pengobatan dan prognosis penyakit.
4. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien
minum obat.
5. Sosioterapi
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
Lampiran 1