Penguji :
Disusun oleh :
WZN (1522317085)
1
RESPONSI
ILMU KEDOKTERAN JIWA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA – RSAL DR.RAMELAN
SURABAYA
I. IDENTITAS PENDERITA
Autoanamnesis
- Autoanamnesis I dilakukan pada hari Selasa , tanggal 29 Mei 2018, pukul
16.00 WIB di poli Jiwa Paviliun VI Ruang A Rumkital dr. Ramelan Surabaya
- Autoanamnesis II dilakukan pada hari Rabu , tanggal 30 Mei 2018, pukul
10.00 WIB di Poli Jiwa Paviliun VI Ruang A Rumkital dr. Ramelan Surabaya
- Autoanamnesis III dilakukan pada hari Kamis, tanggal 31 Mei 2018, pukul
10.30 WIB di Poli Jiwa Paviliun V1 Ruang A Rumkital dr, Ramelan Surabaya
Heteroanamnesis
- Heteroanamnesis dilakukan pada hari Rabu, tanggal 29 Mei 2018, pukul
15.00 WIB di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
2
II. RIWAYAT PSIKIATRI
2.1 Keluhan Utama
Marah-marah
2.2 Keluhan Tambahan
Pasien marah-marah, melempar barang seperti batako dan gunting, tidak bisa
tidur, tampak kebingungan, dan tidak bisa menahan emosi, tertawa sendiri,
berbicara sendiri, sering melamun dan sulit tidur sejak 1 minggu yang lalu.
2.3 Riwayat Gangguan Sekarang
3
membeli es dengan teman-temannya. Saat ditanya alasan pasien mengapa sulit
tidur, pasien mengaku tidak mengetahui, hanya sulit tidur saja yang dirasakan
pasien. Selanjutnya pemeriksan mencoba bertanya lagi mengenai bisikan-
bisikan, pasien hanya diam saja. Pemeriksa masih berusaha untuk mengajak
pasien berbicara namun pasien tetap tidak menjawab sesuai pertanyaan
(tampak acuh). Pemeriksa akhirnya memutuskan untuk mengakhiri wawancara
karena pasien hanya diam tidak menjawab pertanyaan dan cenderung
mengalihkan pembicaraan saat ditanya. Pemeriksa lalu berpamitan pada
pasien.
7
Heteronamnesis I dilakukan pada hari Selasa, tanggal 29 Mei 2018, pukul
15.00 WIB di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Pemeriksa menghampiri keluarga pasien yang sedang duduk
menunggu pasien di kursi di depan ruang perawat, pemeriksa lalu
memperkenalkan diri kepada keluarga pasien dan meminta kesediaan Ibu dan
kakak dari pasien Tn. AAZ untuk di wawancara. Setelah bapak pasien
bersedia untuk di wawancara, pemeriksa memulai obrolan dengan
menanyakan identitas pasien. Setelah itu pemeriksa mulai mencoba
menanyakan mengenai keluhan pasien dan alasan kenapa pasien di bawah ke
RSAL, Tn. BU selaku kakak pasien dan Ny. S selaku Ibu pasien mengatakan
bahwa pasien dibawa ke RSAL karena marah-marah sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien marah-marah, melempar barang seperti batako dan gunting. Selain itu
pasien tidak bisa tidur, tampak kebingungan, dan tidak bisa menahan emosi
dan sering melamun. Sempat tertawa sendiri, berbicara sendiri saat masih
bekerja. Untuk gejala marah-marah sejak ± 1 minggu yang lalu ini, kelurga
merasa hal ini terjadi mulai kira-kira Bapak pasien meninggal dunia kira-kira
sekitar 40 hari yang lalu karena gagal ginjal dan ada asam urat. Sejak itu
pasien cenderung suka melamun, makin suka marah-marah, ngomel-ngomel
dan lebih sulit tidur akhirnya keluar malam, hal lain yang dirasakan berbeda
yaitu ketika pasien pulang dari kuburan Alm. Bapaknya sejak saat itu pasien
lebih suka mengumpulkan koleksi barang-barang yang mengkilat, bahkan
keluarga pasien mengaku pasien suka mengambil barang kepunyaan kakak
nya berupa manik-manik dan perlengkapan di jendela yang mengkilat dan
pasien mengatakan jika barang-barang tersebut pasien beli dan pasien
sembunyikan. Selain itu pasien lebih suka membeli barang yang mengkilat
sepeti sandal yang ada pernak-pernik mengkilat. Keluarga pasien mengatakan
jika pasien sangat dekat dengan bapaknya. Pasien merupakan anak
kesayangan, setiap meminta sesuatu, bapak pasien sealu menuruti permintaan
pasien, karena dari umur 2 tahun jika permintaan pasien tidak dituruti, pasien
cenderung sakit keesokan harinya, seperti demam. Ny. S selaku ibu pasien
menceritakan sebelum MRS di RSAL pasien juga sempat bermasalah dengan
kakak ipar pasien, karena pasien sempat dituduh mengambil hp kakak ipar
8
pasien, dan akhirnya pasien semakin marah-marah dan mengomel-ngomel
dirumah, dan ibu pasien mengatakan jika pasien tidak terima dan tersinggung
dituduh mengambil hp yang bukan miliknya. Keluarga pasien menceritakan
mengenai pekerjaan pasien yaitu bekerja di pabrik Ecco sebagai cleaning
service, namun pasien di PHK dari kerjanya. Alasan diberhentikan dari
kerjanya karena ketika sang kakak menjadi pengawas di tempat kerja pasien,
banyak laporan teman-teman pasien sempat mengetahui jika pasien bekerja,
tiba-tiba pasien tertawa sendiri, sering melamun dan tiba-tiba juga tidak
menyelesaikan pekerjaan nya, alat kerja tiba-tiba ditinggal begitu saja, hal itu
kira-kira sekitar ± 1 tahun yang lalu, padahal sebelumnya pasien sangat rajin
bekerja dan mendapatkan pujian dari beberapa client di tempat kerja pasien,
dan pasien sangat rajin bekerja dan gigih walaupun saat pulang kerumah,
pasien kembali bermalas-malasan, namun ditempat kerja, pasien sangat
bertanggung jawab.
Pemeriksa menanyakan keseharian pasien bersama keluarga. Tn. BU
mengatakan bahwa hubungan pasien dengan kurang dekat. Tn. BU juga
bercerita bahwa pasien orang yang cenderung tertutup dan sering memendam
masalah sendiri. Tn. BU mengatakan bahwa pasien beberapa waktu lalu
merasa bermasalah di tempat kerjanya dengan beberapa pasien, pasien curiga
jika temannya tidak menyukai pasien, namun saat ditanya alasan mengapa,
pasien tidak mengaku kepada keluarga. Namun akhirnya pasien di PHK dari
tempat kerjanya. Saat pemeriksa menanyakan mengenai kegiatan pasien
sehari-hari selain bekerja, Tn. BU mengatakan pasien di rumah selesai bekerja
langsung pulang masuk kamar, bermain hp, mendengarkan musik, jarang
mengobrol dengan keluarga, jarang keluar rumah, hanya di kamar atau
didalam rumah saja, tidak pernah kumpul-kumpul dengan teman-teman nya.
Namun belakangan pasien menjadi pribadi yang suka keluar rumah, ngomel-
ngomel dan kurang bertanggung jawab, misal pasien meninggalkan motor
dengan kuncinya yang masih ada di motor di pinggir jalan dan ditinggal begitu
saja oleh pasien, sedangkan pasien pergi jalan-jalan entah kemana. Pasien
orangnya dulu sangat memperhatikan kebersihan diri, sabun dan perlengkapan
mandi lainnya tidak mau campur dengan orang lain, rajin mandi, sangat bersih
dan teratur tidak perlu diingatkan, namun sejak sakit pasien susah untuk
disuruh mandi harus dipaksa terlebih dahulu yang akhirya pasien menjadi
9
marah-marah. Begitu juga dengan makan, pasien menjadi tidak nafsu makan
dari pengakuan keluarga. Menurut pengakuan kakak pasien, pasien dirumah
suka menyuruh-menyuruh kakak dan orang tua pasien untuk mengambilkan
makanan atau sekedar mengambilkan minum, dan orang dirumah menuruti
kemauan pasien. Pasien juga tidak mau membeli apapun dari pasar, hanya
mau membeli seperti pakaian misalnya, di mall atau di distro yang mahal-
mahal. Kakak pasien juga mengaku jika pasien sempat putus dengan pacarnya
saat pasien asih bekerja sehingga sejak saat itu pasien sedikit lebih pendiam
dari biasanya.
Pemeriksa juga menanyakan mengenai kehidupan masa kecil pasien,
Ny. S mengatakan bahwa pasien adalah anak kelima dari 7 bersaudara. Ibu
pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan saudara-saudaranya baik,
tidak pernah ada masalah antar saudara. Pasien dari kecil dimanjakan oleh
kedua orangtuanya. Namun kakak pasien bercerita memang keluarganya
kurang mengerti bagaimana mendidik anak-anaknya, hanya memenuhi
keinginan anak-anak pasien dengan uang. Saat pemeriksa menanyakan apakah
keluarga pasien pernah mengalami penyakit seperti pasien, Tn.BU
mengatakan jika ada keluarga pasien yang mengalami hal seperti ini, yaitu
kakak laki-laki pasien anak kedua dari 7 bersaudara, sempat berobat dan
dirawat di menur, namun sudah sembuh. Saat pemeriksa menanyakan
mengenai kebisaan dan riwayat penyakit pasien, Tn.BU mengatakan bahwa
pasien tidak merokok akan tetapi kakak pasien merasa setelah bekerja, pasien
salah pergaulan jadi pasien kadang jika stres merokok, tidak ada konsumsi
obat-obatan terlarang, pasien minum kopi hanya kadang-kadang. Sedangkan
untuk riwayat penyakit pasien, Tn. BU mengatakan bahwa pasien tidak
menderita diabetes melitus maupun hipertensi atau penyakit yang lainnya. Dan
sebelumnya sekitar kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien sempat 4 kali
berobat rawat jalan di RS Menur dan mendapatkan pengobatan dari RS
Menur. Namun pasien tidak pernah meminum obatnya, obat sempat dibuang-
buag, sudah sekitar 1 tahun yang lalu tidak mengkonsumsi obat.
12
Psikososial
o Pasien beberapa waktu lalu sempat merasa curiga dengan
beberapa teman di tempat kerjanya karena ada beberapa teman
yang tidak suka dengan pasien
o Pasien tidak pernah mencari masalah dan kurang berkomunikasi
dengan tetangga di lingkungan rumah
Aktivitas Sosial
o Hubungan pasien dengan saudara kandung baik
o Pasien kurang pergaulan dan sangat tertutup serta jarang
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar
Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama ibu dan beberapa kakak dan asik di rumah
pasien di Jalan Raya Kedung Peluk Desa Kali Pecabean RT 01 RW
01 Candi, Sidoarjo
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien dari
kecil tinggal bersama ayah dan ibu kandungnya. Keluarga pasien
tepatnya kakak kandung pasien, yaitu anak kedua dari tujuh
bersaudara pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya ataupun
ganguan jiwa lainnya.
1 2
3 4 5 6 7 8 9
Keterangan:
1. Ayah pasien sudah meninggal
13
2. Ibu pasien
3. Kakak pasien perempuan sudah meninggal
4. Kakak pasien laki-laki dengan riwayat gangguan jiwa
5. Kakak pasien laki-laki
6. Kakak pasien perempuan
7. Pasien
8. Adik pasien laki-laki
9. Adik pasien laki-laki
14
Kontak mata saat berbicara dengan pemeriksa (+/-), terkadang pasien
menoleh kearah pemeriksa tetapi lebih sering menutup mata
Kontak verbal (+), pasien menjawab pertanyaan pemeriksa ketika ditanya
Kontak non verbal (+), pasien menganggukkan kepala bila setuju dengan
pernyataan pemeriksa
c Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara, pasien kadang memperhatikan dan menjawab
pertanyaan pemeriksa namun terkadang pasien tampak kebingungan dan
terdiam saat ingin menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien tampak tidak
peduli dengan pemeriksa dan suka menutup mata serta menjawab
pertanyaan pemeriksa dengan jawaban yang singkat.
d Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien hanya sesekali melakukan kontak mata terhadap pemeriksa
3.3 Pembicaraan
PTM (+), pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan (non realistik) akan
tetapi, masih dapat disangkal
3.4 Persepsi
a Halusinasi : Halusinasi optik (+), Halusinasi auditorik (+)
b Ilusi : Tidak ada
3.5 Pikiran
a Bentuk : Non realistik
b Arus : Remming, assosiasi longgar (+)
c Isi : miskin ide (+) PTM (+)
Orientasi
Tidak terdapat disorientasi tempat, waktu dan orang
Daya Ingat
Tidak terdapat gangguan daya ingat segera, jangka pendek, dan jangka
panjang pada pasien
Konsentrasi dan Perhatian
Pasien tampak sulit untuk memusatkan konsentrasi dan perhatian.
Terkadang pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik, namun
terkadang pasien tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh pemeriksa
dan segera untuk mengakhiri pembicaraan dengan pergi meninggalkan
pemeriksa tanpa izin dan mengalihkan pembicaraan
Kemampuan membaca dan menulis
Cukup baik
Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Menurun, aktivitas sehari-hari pasien seperti makan, mandi perlu
dimotivasi
3.9 Kemauan
1. Aspek perawatan diri : menurun, pasien harus dimotivasi terlebih
dahulu untuk merawat diri dengan baik selama
berada di Rumah Sakit
2. Aspek Sosial : menurun, pasien orang yang tertutup,
16
cenderung memendam perasaan, jarang
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, dan
cenderung menyendiri
3. Aspek pekerjaan : Pasien sudah tidak bekerja.
3.10 Psikomotor
Psikomotor sebelum meminum obat pasien tampak bingung, gelisah, tidak
bisa tidur, suka mondar-mandir dan lebih suka menyendiri, sedangkan setelah
meminum obat pasien tampak lebih tenang dan bisa tidur dengan nyenyak dan
kondisi semakin bisa diajak berkomunikasi dibandingkan sebelumnya
17
Pk : sonor
A : vesikuler di kedua lapang paru, ronkhi (-),
wheezing(-)
Abdomen I : datar
A : bising usus (+) dalam batas normal
P : Hepar/lien/renal tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pk : timpani (-)
Ekstremitas : akral hangat , kering, merah pada keempat
ekstremitas tidak didapatkan edema di keempat
ekstremitas.
b Status Neurologis
Kesadaran : GCS 4-5-6
Meningeal signs : (-)
Mata : gerakan normal, pupil bulat isokor, reflex
cahaya Normal
Motorik : normotonus, turgor baik, koordinasi baik
Sensorik : baik
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : (-)
18
Berdasarkan heteronamnesis, pasien dibawa ke RSAL karena marah-
marah sejak 1 minggu yang lalu. Pasien marah-marah, melempar barang
seperti batako dan gunting. Selain itu pasien tidak bisa tidur, tampak
kebingungan, dan tidak bisa menahan emosi dan sering melamun. Sempat
tertawa sendiri, berbicara sendiri saat masih bekerja. Untuk gejala marah-
marah sejak ± 1 minggu yang lalu ini, hal ini terjadi mulai kira-kira Bapak
pasien meninggal dunia kira-kira sekitar 40 hari yang lalu. Pasien lebih suka
mengumpulkan koleksi barang-barang yang mengkilat, Pasien merupakan
anak kesayangan, dan dimanja. Sebelum MRS di RSAL pasien juga sempat
dituduh mengambil hp kakak ipar pasien, pasien tidak terima dan tersinggung.
Pasien di PHK dari kerja karena pasien ketika bekerja, tiba-tiba pasien tertawa
sendiri, sering melamun dan tiba-tiba juga tidak menyelesaikan pekerjaan nya
kira-kira sekitar ± 1 tahun yang lalu, padahal sebelumnya pasien sangat rajin
bekerja. Pasien kurang dekat dengan keluarga dan lingkungan, cenderung
tertutup dan sering memendam masalah sendiri. Pasien curiga jika temannya
tidak menyukai pasien tanpa alasan. Belakangan pasien menjadi pribadi yang
suka keluar rumah, ngomel-ngomel dan kurang bertanggung jawab, misal
pasien meninggalkan motor dengan kuncinya yang masih ada di motor di
pinggir jalan dan ditinggal begitu saja oleh pasien. Pasien dulu sangat
memperhatikan kebersihan diri, namun sejak sakit pasien susah untuk disuruh
mandi harus dipaksa terlebih dahulu yang akhirya pasien menjadi marah-
marah. Pasien sempat putus dengan pacarnya saat pasien masih bekerja
sehingga sejak saat itu pasien sedikit lebih pendiam dari biasanya. Ada
keluarga pasien, yaitu kakak laki-laki kandung pasien berobat dan dirawat di
menur, namun sudah sembuh. Sekitar kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien
sempat 4 kali berobat rawat jalan di RS Menur dan mendapatkan pengobatan
yaitu Seroquel, CPZ, Haloperidol, namun pasien tidak pernah meminum
obatnya sekitar 1 tahun yang lalu.
19
kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana jeans panjang. Pasien tampak
gelisah dan menyendiri, tampak acuh terhadap pemeriksa serta mengatakan
merasa malas melakukan aktivitas apapun malas berbicara dengan orang lain
dan hanya menjawab seperlunya, malas makan, dan hanya ingin tidur saja
tetapi susah untuk tidur, dan terlihat tertawa dan berbicara sendiri.
Kontak
Kontak mata saat berbicara dengan pemeriksa (+/-), terkadang pasien menoleh
kearah pemeriksa tetapi lebih sering menutup mata
Kontak verbal (+), pasien menjawab pertanyaan pemeriksa ketika ditanya
Kontak non verbal (+), pasien menganggukkan kepala bila setuju dengan
pernyataan pemeriksa
Kesadaran : Berubah kualitatif
Orientasi : Waktu (+), tempat (+), orang (+)
Afek dan emosi : Datar
Proses berpikir : Bentuk - Non Realistik
Arus - Remming, assosiasi longgar (+)
Isi - PTM, miskin ide
Daya Ingat : Segera, pendek, Panjang (+/+/+)
Persepsi : Halusinasi auditorik (+), halusinasi optic (+)
Kemauan : aspek perawatan diri - menurun
aspek sosial - menurun
aspek pekerjaan - menurun
Psikomotor : Meningkat
VI DIAGNOSIS
6.1 Formulasi Diagnostik
Pada Axis I
Pasien didapatkan adanya pola perilaku dan psikologis yang secara
klinis bermakna. Gejala – gejala ini sebenarnya menandakan dekompensasi
proses adaptasi dan terdapat terutama pada pemikiran, perasaan dan perilaku
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
20
Pasien pertama kali dirawat inap di Paviliun VI RSAL Dr. Ramelan
Surabaya pada tahun 2018. Pasien didapatkan adanya gangguan penghayatan
terhadap realitas dan kemampuan menilai realitas terganggu, secara
keseluruhan kesadaran pasien berubah kualitatif, afek dan emosi datar, ada
gangguan pada proses berpikir (bentuk non realistik, arus remming dan
asosiasi longgar, dan isi pikiran PTM dan miskin ide), terdapat halusinasi
optik dan auditorik, penurunan kemauan dalam perawatan diri, serta aktivitas
psikomotor meningkat. Pasien tidak memiliki riwayat trauma, Diabetes
Melitus dan Hipertensi dan tidak mengkonsumsi obat – obatan terlarang.
Berdasarkan gejala dan tanda yang muncul, menurut PPDGJ III,
penderita ini termasuk orang dengan adanya gangguan psikotik fungsional dan
dapat didiagnosis banding berupa Skizofrenia Hebefrenik F20.1 dengan
pedoman diagnostik gejala yang muncul adalah
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas). Pada pasien didapatkan adanya
halusinasi auditorik, berupa suara halusinasi yang berkomentar
terhadap setiap kegiatan pasien.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas. Pada pasien didapatkan adanya halusinasi yang menetap dari
panca indera apa saja, yaitu berupa halusinasi auditorik dan visual.
Pada bentuk pikiran pasien didapatkan bentuk berpikir yang non
realistik, pada arus pikiran pasien didapatkan adanya gangguan berupa
remming dan asosiasi longgar. Sehingga memunculkan adanya
gangguan isi pikiran pasien berupa pikiran yang tidak memadai dan
miskin ide.
Selain itu pada pasien didapatkan adanya gejala-gejala negatif, seperti
sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih;
21
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.
Selain itu pada pasien didapatkan adanya riwayat ketidakpatuhan pada
pengobatan yaitu Personal History of Noncompliance with medical
treatment and regimen (Z91.1)
Pada Axis II penderita adalah orang yang tertutup, pendiam, dan suka
memendam perasaan dengan ciri kepribadian skizoid
Pada Axis III belum ditemukan
Pada Axis IV ditemukan stressor psikososial yang mendahului gejala saat ini,
yaitu pasien mempunyai masalah dengan primary support group “keluarga”
Pada Axis V dilakukan penilaian terhadap penyesuaian diri menggunakan
skala Global Assesment of Functioning (GAF): GAF Scale saat MRS yaitu 50-
41 (gejala berat dan disabilitas berat).
22
pola neurotic atau psikotik. Bila tindakan pembelaan yang berlebihan dan
abnormal ini masih tidak berhasil, maka proses dekompensasi akan masuk ke
dalam fase kepayahan. Pada pasien ini tidak terdapat mekanisme pembelaan
ego
Fase 3 : Stage of Exhaustion (Kepayahan)
Stress sudah berlangsung secara persisten dan dalam waktu yang lama,
kemampuan tubuh dalam melawan stressor sudah menurun dan tubuh
mengalami kelelahan, fase ini akibat stress yang menumpuk secara terus
menerus yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan (Psikotik). Pasien
gaduh gelisah, marah-marah dan berbicara melantur, pasien juga mengalami
halusinasi visual.
VII PROGNOSIS
1. Kepribadian Premorbid
Introvert : buruk
2. Onset Usia
Muda : buruk
3. Onset Pengobatan
Lama : buruk
Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat: buruk
4. Onset Timbul
Kronik : Buruk
5. Status Pernikahan
Belum menikah : buruk
6. Status pekerjaan
23
Tidak bekerja : buruk
7. Faktor Pencetus
Masalah dengan primary support group : baik
8. Faktor Keturunan
Ada : Baik
9. Jenis
Skizofrenia hebefrenik : Buruk
Secara keseluruhan prognosis pada pasien Dubia Ad Malam
IX PENATALAKSANAAN
9.1 rencana Tindak Lanjut
MRS
Pemeriksaan laboratorium ( DL,SGOT,SGPT, BUN, SK,SE,GDA)
9.3 Psikoterapi
Membangun kepercayaan pasien agar mau menceritakan masalahnya
Membangkitkan rasa kepercayan terhadap pasien, menanamkan
pikiran pada pasien bahwa gejala penyakit pasien dapat berkurang
dan tidak bertambah parah jika pasien teratur mengkonsumsi obat
Membangkitkan semangat pasien untuk terus mandiri dalam aktivitas
sehari-hari
9.4 Sosioterapi
24
Mengedukasikan kepada keluarga yang mengantar pasien jika pasien
butuh untuk tindakan MRS dan butuh perawatan terbaik dan
maksimal
Mengedukasi keluarga untuk selalu memperhatikan keteraturan
pasien dalam mengkonsumsi obat selama masih dalam masa
pengobatan
Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai
kondisi pasien jika gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja
Mengedukasi keluarga pasien untuk selalu mendukung dan
memotivasi pasien dalam proses pengobatannya
Mengedukasi keluarga pasien untuk dapat menerima keadaan pasien,
mau merawat dan membantunya serta tidak lupa untuk menjenguk
pasien saat MRS
X MONITORING
1 Monitoring
Tanda vital pasien
Hasil lab pasien : DL, SE (natrium), GDA
Perkembangan status psikiatri pasien
Keteraturan minum obat, hasil pengobatan, efek samping penggunaan
obat
Perkembangan dari Activity Daily Living pasien selama dirawat
2 Usulan
Switching antipsikotik oral dengan injeksi antipsikotik long acting,
fluphenazine decanoate, untuk meningkatkan kepatuhan obat.
25
Lampiran
26
27