REORDER POINT
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Sistem
Informasi Manufaktur yang berjudul “Re-Order Point”
Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini tidak lain adalah untuk memenuhi
tugas Sistem Informasi Manufaktur yang ditugaskan kepada penulis, sehingga penulis lebih
memahami tentang topik tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, sudilah kiranya
para pembaca untuk memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini dapat lebih
sempurna. Sebelumnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan cetak atau bahasa yang kurang
baku di dalam makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga isi makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pembaca pada umumnya yang memerlukan di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang,
khususnya bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
8.1 Kesimpulan........................................................................... 14
8.2 Saran..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
Manajer dalam pemasaran dan keungan juga menggunakan output itu pemasar tertarik pada
aspek produksi seperti biaya, kualitas dan penyediaan karena faktor-faktor tersebut
mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem
persediaan karena diguanakan dalam menentukan investasi persediaan dan pada subsistem
persediaan karena digunakan dalam menentukan investasi persediaan dan pada subsistem
produksi karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau
perluasan pabrik.
Sistem Informasi Manufaktur termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen
(SIM) secara keseluruhan. Sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses
produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga
output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi. Manajemen
manufaktur membutuhkan informasi untuk menciptakan maupun untuk mengoperasikan sistem
produksi fisik.
Begitu pula dengan perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda
industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, bahkan
peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan. Oleh karena itu, perusahaan
perlu memiliki sebuah system informasi yang dikhususkan pada department. Sistem Informasi
Manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai
produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan
semua proses yang terjadi.
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini sebagai berikut:
1.3 Tujuan
3. Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi Sistem Informasi
Manufaktur (Re-Order Point)
BAB II
PEMBAHASAN
Manufaktur, dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses
dimana produk tersebut dibuat. Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk,
pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses,
production control, pengiriman material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen
perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk
perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan
perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Sesuai dengan namanya, Re-Order Point adalah titik di mana barang sebaiknya diminta
oleh pihak gudang. Re-order point, mengacu pada jumlah persediaan yang ada di gudang, di
mana jika persediaan barang sudah mencapai pada jumlah tersebut, bagian gudang wajib
Reorder Point (ROP) adalah metode untuk menentukan jangka waktu pemesanan kembali
bahan baku atau material lainya dari vendor/supplier. Reorder Point menjadi sangat penting
dikarenakan pada proses pemesanan barang terdapat waktu tunggu (lead time), di mana barang
yang dipesan tidak bisa langsung ada dan dapat digunakan. Jika lead time ini tidak
diperhitungkan maka akan muncul adanya kemungkinan stockout barang yang mengakibatkan
Dalam inventory management, utamanya dalam usaha retail, kita tentu harus menjaga
agar persediaan selalu dapat dijual. Pengawasan persediaan diperlukan, agar saat barang
diperlukan oleh bagian penjualan dapat langsung mendapatkannya dari pihak gudang. Di lain
pihak, persediaan barang di gudang tidak boleh terlalu bantak . over supply, hal ini akan
membuat modal berhenti dan meimiliki resiko barang rusak atau kehilangan menjadi semakin
besar. Supaya barang pergerakan barang “sehat” dan dalam jumlah yang terkendali, para retailer
wajib memiliki strategi dalam pengendaliannya. Pada titik inilah, re-order point diperlukan oleh
perusahaan.
2.3 Faktor-Faktor ROP
1. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang yang dipesan hingga
sampai diperusahaan.
Dari ketiga faktor di atas, maka reorder point dapat dicari dengan rumus berikut ini :
SS = Safety Stock
transportasi yang kurang memadai baik dari segi kualita maupun kuantitas.
2.3 Penentuan Re-order Point
Ada banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur re-order point. Metode yang
paling umum dan paling banyak digunakan adalah mengukur safety persediaannya terlebih
dahulu. Setelah angka safety persediaan ditentukan, safety persediaan dapat ditentukan dengan
mengalikan antara lead time dengan historis penjualan. Saat angka sudah ditentukan, maka pada
Dengan demikian, diharapkan datangnya material yang dipesan tidak akan melewati
waktu sehingga akan melanggar safety stock. Apabila pesanan dilakukan sesudah melewati
reorder point, maka material yang dipesan akan diterima setelah perusahaan terpaksa mengambil
mendapatkan barang
adalah waktu dimana meliputi saat dimulainya usaha-usaha yang diperlukan untuk
penugasan.
adalah 40 Unit, maka Reorder point = (5 x 40) + 50 % (5 x 40) = (200 + 100) = 300
unit.
3. Dengan menetapkan penggunaan selama "lead time" dan ditambah dengan penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock misalnya kebutuhan selama 4 minggu, maka
Apabila pesanan baru dilakukan sesudah persediaan tinggi 300 unit ini berarti bahwa
pada saat barang yang dipesan darang, perusahaan terpaksa sudah mengambil material dari
safety stock sebesar Rp. 60 unit. Pada waktu barang yang dipesan datang persediaan dalam
gudang tinggal 100 unit (yaitu 300 - 200) padahal safety stock sudah ditetapkan sebesar 100 unit.
Manfaat utama dari menghitung reorder point adalah perusahaan dapat mengetahui titik
waktu kapan harus sudah melakukan order barang untuk produksi periode selanjutnya. Dari
sudut finansial reorder point menjadi salah satu faktor besar dalam memperhitungkan “modal
kerja” perusahaan setiap bulan. Hal tersebut dikarenakan secara umum 50 – 60% uang
perusahaan berada pada bentuk inventori. Perhitungan reorder point yang tidak tepat akan
berakibat pada stock inventori dengan kerugian jumlah uang yang tidak sedikit. Reorder Point
yang bagus adalah yang selaras dengan inventory turn over, sehingga perputaran barang dan
jangka waktu tertentu. Pada umunya lead time dihitung berdasarkan faktor eksternal yaitu
lamanya waktu produksi dan pengiriman barang oleh vendor. Begitupun pada software ERP
lainya, mereka juga menghitung lead time dari mulai purchase order masuk ke vendor sampai
Realitanya ada faktor lain yang memberikan kontribusi besar terhadap lead time atau jeda waktu
secara keseluruhan, yaitu faktor internal perusahaan. Contoh dari faktor internal yang
berpengaruh terhadap lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses aproval atau sering
waktu yang tidak sedikit, hal tersebut tidak lain dikarenakan dalam proses birokrasi dibutuhkan
persyaratan dan persetujuan dari beberapa bagian tertentu agar suatu request dapat diproses ke
tahap selanjutnya.
Dikarenakan berbagai alasan, sering sekali terjadi kondisi di mana pihak yang berwenang
terlambat dalam memberikan aproval yang mengakibatkan material request dari departemen
tidak dapat segera diproses menjadi purchase order. Keterlambatan proses approval tersebut
mengakibatkan lead time yang dibutuhkan sampai barang dapat digunakan oleh departemen
Berbeda dengan software ERP lainya, Run System menghitung reorder point mulai dari ketika
departemen membuat material request sampai barang diterima dan siap digunakan oleh
departemen tersebut. User dapat dengan mudah mendapatkan hasil dari perhitungan ROP hanya
dengan melakukan satu kali klik pada fitur Reorder Point. Run System juga memberikan
kemudahan kepada user dengan menampilkan informasi – informasi penting yang berhubungan
dalam satu jendela tampilan yang sama, yaitu salah satunya adalah di samping quantity barang
dari reorder point juga ditampilkan informasi mengenai modal kerja yang dibutuhkan dalam
Dengan metode seperti di atas, perhitungan yang dilakukan oleh Run System lebih mendekati
kondisi real perusahaan dibanding dengan software ERP lainya. Output yang dihasilkan dari
perhitungan Run System juga lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sehingga perhitungan
modal kerja dan inventory turn over perusahaan menjadi lebih tepat dan efisien.
(http://www.globalsuksessolusi.com/2017/05/12/pendekatan-internal-dan-eksternal-dalam-
menghitung-reorder-point/)