32417898
4ID08
STATE OF ART
“State of the Art”AI State of the Art AI
Deep Blue: mengalahkan Kasparov, juara dunia Catur.
PEGASUS, suatu sistem memahami ucapan yang mampu menangani transaksi
seperti mendapatkan informasi tiket udara termurah.
MARVEL: suatu sistem pakar real‐time memonitor arus data dari pesawat
Voyager dan setiap anomali sinyal.
Sistem robot mengemudikan sebuah mobil dengan kecepatan yang cepat pada
jalan raya umum >> Google Cars
sebelumnya.
Salah satu kunci penting dalam melakukan penelitian ilmiah adalah pada
state of the art dan gap teoritik. Setidaknya dua istilah itulah yang harus dicari
terlebih dahulu sehingga akan terlihat rumusan masalah yang ada dilapangan.
Dua istilah itu, saya dapatkan dari Prof.Achmad Djunaedi, dosen mata
kuliah seminar proposal semester ini yang saya ikuti. Setidaknya ini menjadi trik
baru ketika akan melakukan sebuah penelitian. Jujur, sebelumnya saya hanya
melist sebuah masalah dilapangan terlebih dahulu baru kemudian melihat dari sisi
teorinya.Kalau di detailkan, apa sih sebenarnya state of the art dan gap teoritik
itu? Saya memahaminya kira-kira seperti ini:
Menurut beliau bahwa state of the art adalah ujungnya ilmu pengetahuan.
Seperti yang kita tahu, ilmu pengetahuan itu tidak statis. Ia mengalami perubahan
dari waktu ke waktu, jadi dinamis. Dalam istilah yang pernah disinggung oleh
Thomas Kuhn bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat revolusioner dari satu
pradigma ke paradigma baru. Nah, state of the art ini adalah fokusnya pada apa
yang paling terbaru dari sebuah teori yang ada. Biasanya di jurnal-jurnal akan
ditemukan state of the art dari sebuah ilmu pengetahuan yang paling mutakhir.
Oleh karenanya penting sekali membaca jurnal untuk mengikuti trend atau
perkembangan terbaru dari sebuah ilmu pengetahuan.