Anda di halaman 1dari 7

KECERDASAN BUATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata kuliah : Psikologi Kognitif
Dosen pengampu : Khairani Zikrinawati, S.Psi., M.A.

Oleh :

1. Salsa Putri Octafiyani 2007016049


2. Liana Maulida Himmatul Husna 2007016051
3. Elly Idamatuz Zahro` 2007016058
4. Safira Zahrani Anabella 2007016069
5. Riski Aftina Finurik 2007016076

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
Kecerdasan buatan mulai dikembangkan sejak tahun 1956 yang pada awalnya dibentuk
karena ingin membentuk komputer yang dapat meniru bahkan menstimulasi kepandaian
manusia. Awalnya,tugas komputer hanya sebagai pengolah data saja namun seiring
berjalannya waktu komputer dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk
mengambil suatu keputusan. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi,sekarang komputer
sudah dapat digunakan sebagai fasilitas untuk mempermudah manusia bekerja,mencari
informasi,membuat keputusan,dan lain sebagainya.

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) definisinya menurut para ahli :

1. Haag dan Keen (1996) kecerdasan buatan adalah sebuah bidang studi yang
berhubungan dengan penangkapan,pemodelan,dan penyimpanan kecerdasan manusia
dalam sebuah system teknologi informasi sehingga system tersebut dapat memfasilitasi
proses pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh manusia.
2. Rich dan Knight (1991) kecerdasan buatan merupakan studi tentang cara membuat
komputer dapat melakukan sesuatu yang sampai saat ini orang dapat melakukannya
dengan lebih baik.
3. Luger dan Stubblefield (1993) kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang
berhubungan dengan otomasi perilaku yang cerdas.

Teknik yang membuat komputer mampu mengolah pengetahuan ini dinamakan teknik
kecerdasan buatan (artificial intelligence technique). Dengan pendekatan ini manusia mencoba
membuat komputer dapat berpikir seperti cara yang dipakai manusia dalam memecahkan
masalah.

Seorang ahli matematika dan Kecerdasan Buatan bernama Allan Turing yang
memiliki sumbangan dalam teori kemampuan penghitungan (computability), bergumul dengan
pertanyaan apakah sebuah mesin dapat berpikir atau tidak? dengan melakukan sebuah
percobaan yang disebut dengan imitasi permainan (pseudo game) dapat disimpulkan bahwa

1) Memberikan tanda-tanda yang objektif dari kecerdasan, yaitu respon tingkah laku dari
kecerdasan yang telah dikenal terhadap sejumlah pertanyaan tertentu. Cara ini
memberikan standar dalam menentukan kecerdasan dan menghindarkan beda pendapat
tentang apa itu sifat kecerdasan yang sebenarnya.
2) Dapat membuat kita mempunyai pedoman dalam menerima jawaban yang
membingungkan dan ketidakmampuan objek menjawab pertanyaan kita, terlepas
apakah mesin tersebut menggunakan proses internal yang memadai atau tidak peduli
apakah komputer itu sadar atau tidak dengan responnya sendiri.
3) Menghapus setiap bias yang menguntungkan organisme hidup (termasuk manusia)
dibandingkan mesin cerdas dengan memaksa si penanya agar hanya memfokuskan
perhatiannya pada jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukannya.

Uji Turing ini menjadi dasar bagi banyak strategi yang digunakan dalam menilai
program-program Kecerdasan Buatan modern. Kecerdasan buatan merupakan upa-bidang
ilmu komputer (computer science) yang khusus ditujukan untuk membuat perangkat lunak
dan perangkat keras yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia atau
cabang ilmu komputer yang mempelajari otomatisasi tingkah laku cerdas
(intelligent).sistem, namun muncul sebagai objek riset yang penting.

Perangkat lunak Kecerdasan Buatan didasarkan kepada representasi dan manipulasi


simbol (symbol). Sebuah simbol bisa merupakan huruf, kata atau bilangan yang digunakan
untuk menggambarkan objek, proses dan saling hubungannya. Ia bisa merupakan cetakan
atau elektronik. Objek bisa berupa orang, benda, ide, pikiran, peristiwa atau pernyataan
suatu fakta. Dengan menggunakan simbol memungkinkan komputer bisa menciptakan
suatu basis data yang menyatakan fakta, pikiran dan hubungannya satu sama lain. Berbagai
proses digunakan untuk memanipulasi simbol agar mampu memecahkan masalah.
Pengolahannya bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif seperti halnya komputasi yang
didasarkan kepada algoritma. Apabila basis pengetahuan, fakta dan hubungannya sudah
dibuat, maka penggunaannya untuk memecahkan masalah harus sudah dimulai.

Contoh kasus

Dijepang, banyak sekali ilmuan atau seorang yang memiliki bakat dalam merancang
komputer membuat robot yang menyerupai manusia hingga cara berpikirnya untuk membantu
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang jepang disana. Contoh dari kecerdasan
buatan adalah robot. Perkembangan robot yang diawali hanya untuk permainan, sekarang robot
sudah dapat berbicara. Awalnya robot dapat berbicara sendiri karena berkat program yang ada
dalam tubuhnya. Sejarah mengatakan asal programnya yang bernama “LIPS”.
LIPS adalah bahasa pemrograman komputer yang memiliki sejarah panjang dan
notasi. LISP sendiri dibuat oleh ohn McCarthy pada tahun 1958 ketika ia berada di Institut
Teknologi Massachusetts (MIT). McCarthy diterbitkan desain dalam makalah di Komunikasi
ACM pada tahun 1960, berjudul “Fungsi Rekursif dari Ekspresi simbolik dan Komputasi
mereka oleh Mesin, Bagian I”. Dia menunjukkan bahwa dengan operator sederhana dan notasi
untuk fungsi, seseorang dapat membangun sebuah bahasa Turing-lengkap untuk
algoritma.LISP pertama kali diimplementasikan oleh Steve Russell pada komputer IBM 704.
Russell telah membaca kertas McCarthy, dan menyadari (untuk kejutan McCarthy) bahwa
fungsi LISP eval dapat diterapkan dalam kode mesin. Hasilnya adalah juru LISP kerja yang
dapat digunakan untuk menjalankan program LISP, atau lebih baik. Selanjutnya LIPS ini
masuk ke dalam kecerdasan buatan. LISP digunakan sebagai pelaksanaan Planner bahasa
pemrograman mikro yang digunakan dalam sistem AI terkenal SHRDLU.

Analisis kasus dengan teori Psikologi Kognitif

Kecerdasan buatan berusaha meniru proses berpikir manusia dan mendesain mesin
agar dapat menirukan perilaku manusia. Psikologi mengatakan bahwa manusia dan hewan
dapat dianggap sebagai mesin pengolah informasi. Kecerdasan buatan dilandasi oleh psikologi
kognitif dimana kecerdasan buatan berusaha memahami bagaimana pikiran dan mental bekerja
berdasarkan pengetahuan faktual empiris.

Kecerdasan buatan merupakan cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan


pengembanagn komputer (hardware) dan program-program komputer (software) yang mampu
meniru kognisi manusia. Otak layaknya prosesor dalam CPU (central processing unit)
komputer bagi tubuh manusia. Otak merupakan satu bagian dari jaringan yang bernama
jaringan syaraf, seperti halnya prosesor yang juga merupakan salah satu bagian terpenting dari
CPU. Dalam beberapa kasus, komputer sengaja dibuat cerdas oleh ahlinya dengan jalan meniru
kerja sistem syaraf pada otak manusia. Kecerdasan komputer dipengaruhi oleh adanya benda
kecil (hardware) yang biasa dikenal dengan sebutan microprosesor, yang sistem kerjanya
mengolah data dengan cara yang sedemikian canggih. Prosesor itu boleh kita katakan sebagai
otaknya komputer. Yang telah membuat komputer itu berfungsi secara cerdas adalah program-
program (software) cerdas yang ada di dalamnya. Baik berupa program operating system,
maupun berbagai macam program aplikasi yang "ditanam" di dalam CPU komputer. Dan
supaya tercipta software yang cerdas dan komputer juga bisa bertingkah laku cerdas perlu
kecerdasan otak pembuatnya pula (brainware). Ketika program-program cerdas itu sudah
dimasukkan ke dalam otaknya komputer (di CPU), maka komputer itu tinggal berjalan
mengikuti fitrahnya saja. Mekanisme kerja komputer yang demikian itu, kurang lebih serupa
pada manusia dan otaknya.

Pada artificial intelligence, komputer dirancang untuk menjadi cerdas dan pintar
sehingga dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia dengan
menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti pengertian bahasa, pengetahuan, pemikiran,
penalaran, pemecahan masalah, bahkan sampai pada pengambilan keputusan. Bidang
kecerdasan buatan berusaha untuk memahami entitas-entitas cerdas pada diri manuisa yang
selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk otomatisasi tingkah laku cerdas (intelligent)
dengan media komputer. Tetapi tidak seperti bidang filosofi dan psikologi yang juga
berhubungan dengan kecerdasan, kecerdasan buatan berusaha membangun entitas-entitas
cerdas sesuai dengan pemahaman manusia.

Pada artificial intelligence memungkinkan komputer bisa menerima pengetahuan


melalui input manusia dan menggunakan pengetahuannya melalui simulasi proses penalaran
dan berpikir manusia untuk memecahkan berbagai masalah. Walaupun tidak mungkin
mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan meneliti seperti manuisa, tetapi komputer dapat
memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya melalui upaya yang diberikan oleh seorang
pakar manusia. Pengetahuan dapat diperoleh dari para pakar, atau mungkin secara otomatis
dari pustaka, atau dari basis data. Sistem harus memiliki mesin inferensi atau mesin penentu
(inference engine) agar mampu mengambil kesimpulan berdasarkan fakta atau pengetahuan.
Jadi, mesin inferensi bertindak sebagai eksekutif yang memutuskan berjalannya sistem. Output
yang diberikan berupa solusi masalah sebagai hasil dari inferensi.

1. Sistem Pakar (Expert System) Sistem yang menggunakan pengetahuan manusia


yang terekam dalam komputer untuk memecahkan persoalan yang biasanya
memerlukan keahlian manusia.
2. Jaringan Syaraf (Neural Network) terkadang disebut artificial neural network/
ANN atau komputasi syaraf (neural computing) adalah suatu bidang AI yang
meniru pola pemrosesan di dalam otak manusia berbasiskan pada pengenalan pola.
3. Persepsi manusia dipicu sinyal eksternal cahaya, suara, komposisi molekul, dan
tekanan. Sinyal terdeteksi oleh sistem sensorik dan ditranduksikan (dikonversi ke
energi neuron) sebagai pesan-pesan yang bisa dipahami otak. Bagaimana sebuah
mesin bisa menirukan mekanisme persepsi ini? Yakni dengan analisis garis. Cara
komputer bisa diajarkan untuk mengenali bentuk geometris adalah melalui analisis
fitur lokal sebuah objek yang menggunakan fakta bahwa bentuk geometris rumit
telah diterjemahkan dalam bentuk yang lebih sederhana. Program ini menggunakan
beberapa pola kecil yang secara sistematis dicocokkan ke setiap objek dalam
pencarian pasangan objeknya.
4. Bahasa alami manusia beroperasi dengan banyaknya aturan yang cukup
menghambat, yang menentukan rangkaian dari komponen-komponen gramatikal
serta arti dari keseluruhan rangkaian tsb. CSR adalah sistem pengenalan ucapan
yang berulang-ulang (CSR) dimana program ini yang mengenali & merekam
ucapan yang alami.
Daftar Pustaka
Amrizal, V., & Aini, Q. (2013). Kecerdasan Buatan. Jakarta: Halaman Moeka Publishing.

Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Solso, R. L., Otto H. M., & Maclin, M. K. (2007). Psikologi Kognitif (edisi kedelapan).
Jakarta: Erlangga.
Oroh, Felix Fernando. 2020. “ Penggunaan Bahasa pada Robot untuk Berkomunikasi
sebagai Pelayan di Kafe Jepang”. (Skripsi, Universitas Dharma Persada, 2020).
Diakses dari http://repository.unsada.ac.id/1822/

Anda mungkin juga menyukai