Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIAYA MUTU DAN BIAYA LINGKUNGAN

Oleh Kelompok 8:

Auliya Rohmatunnisa (192376SM)


Tria Astuti (192378SM)
Ade Dwi Anjani (192379SM)
Ni Putu Cindy Padmita Arianti (192380SM)
Wiwik Ilnia (192381SM)

PROGRAM PENDIDIKAN S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM
2021/2022

i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan untuk
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami diberi kekuatan untuk
membuat makalah yang berjudul “BIAYA MUTU DAN LINGKUNGAN” dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen.

Ucapan Terima Kasih tak lupa kami sampaikan kepada para pihak yang sejak awal telah
banyak memberikan referensi, dukungan dan bantuan hingga terselesaikannya pembuatan
makalah ini, diantaranya:

1. Ibu Ni Nyoman Yulianti, SE.M.Ak selaku dosen pembina.

2. Orang tua kami yang telah memberikan doa daan motivasi.

3. Serta teman-teman kami yang telah banyak membantu dalam segala hal.

Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar dan mengakui
masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun
kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................
2.1 Biaya Mutu dan Lingkungan ............................................................................................
2.2 Pengertian Biaya Mutu .....................................................................................................
2.3 Menghitung Biaya Mutu ...................................................................................................
2.4 Laporan Biaya Mutu .........................................................................................................
2.5 Informasi Biaya Mutu .......................................................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi bidang usaha di Indonesia cepat berubah, banyak perusahaan yang jatuh namun tidak
sedikit yang baru berdiri dan berkembang dengan pesat. Ini semua disebabkan oleh
persaingan antar perusahaan serta tuntutan dan harapan pasar yang semakin beragam. Dari
sisi konsumen, dengan banyaknya produk-produk baru bermunculan dan semakin banyaknya
konsumen yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi membuat loyalitas konsumen
semakin menurun. Konsumen yang kini semakin pandai dan dapat berpikir kritis akan
memilih penawaran terbaik yang dapat diberikan oleh masing-masing produk. Oleh sebab
itulah agar dapat bertahan perusahaan harus dapat membaca harapan konsumen dan dapat
mewujudkan serta memberi nilai tambah lain pada produk, atau dapat dikatakan, agar dapat
bertahan perusahaan harus dapat mencipatakan produk yang bermutu. Untuk dapat bertahan
dan memperbesar pasar serta menjaga loyalitas konsumen maka perusahaan harus dapat
mengetahui dengan tepat keinginan konsumen, mewujudkannya pada produk. Dalam usaha
untuk mencapai sebuah mutu tertentu perusahaan harus memiliki kebijakan dalam
menentukan rangkaian aktivitas mutu. Aktivitas ini akan berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi mutu. Aktivitas-aktivitas tersebut akan menimbulkan suatu biaya yang dinamakan
biaya mutu. Mutu dalam pengertian ini adalah kualitas produk untuk kepuasan konsumen.
Lingkungan adalah objek di luar perusahaan, dan produktivitas adalah kemampuan sumber
daya manusia menggunakan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien. Perpaduan
tiga unsur itu mempengaruhi laba perusahaan. Mutu produk bagus, konsumen puas dan
melalukan pembelian uang, pendapatan perusahaan meningkat terus-menerus. Lingkungan
yang dikelola baik, sumber daya manusia bekerja kondusif dan motivasi tinggi. Produktivitas
yang tinggi, laba perusahaan tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Itu Biaya Mutu dan Lingkungan?
1.2.2 Apa Pengertian dari Biaya Mutu?
1.2.3 Bagaimana Menghitung Biaya Mutu?
1.2.4 Bagaimana Bentuk Pelaporan Biaya Mutu?
1.2.5 Apa Saja Informasi Biaya Mutu?

1
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Untuk Mengetahui Apa Itu Biaya Mutu Dan Lingkungan
1.3.2 Untuk Mengetahui Pengertian Dari Biaya Mutu Itu Sendiri
1.3.3 Untuk Mengetahui Cara Perhitungan Biaya Mutu
1.3.4 Untuk Mengetahui Bentuk Pelaporan Biaya Mutu
1.3.5 Untuk Mengetahu Informasi Yang Diperoleh Dari Biaya Mutu

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biaya Mutu dan Lingkungan

A. Biaya Mutu

Biaya mutu ialah biaya yang timbul karena produk yang dihasilkan mutunya jelek
sehingga tidak disukai oleh konsumen. Terdapat dua jenis mutu yaitu:
1. mutu desain adalah perbedaan mutu yang terdapat pada produk dengan fungsi serupa
tetapi berbeda spesifikasi,
2. mutu kesesuaian merujuk pada kesesuaian spesifikasi yang disyaratkan oleh produk.
Hakikatnya biaya mutu timbul karena produk gagal memenuhi kepentingan, pikiran,
dan perasaan konsumen.

Menurut Hansen dan Mowen (1997), biaya mutu terdiri dari:

1. Biaya Pencegahan: ialah biaya untuk mencegah dihasilkannya mutu yang jelek
2. Biaya Penilaian: ialah biaya mendeteksi mutu yang jelek
3. Biaya Produk Gagal Internal: ialah biaya karena produk gagal memenuhi persyaratan
dan kegagalannya diketahui sebelum produk dijual
4. Biaya Produk Gagal Eksternal: ialah biaya karena produk gagal memenuhi kepuasan
pelanggan setelah terjual.

Penurunan rasio biaya mutu terhadap penjualan akan meningkatkan profitabilitas. Di AS


rata rata rasionya 20-30% dari penjualan, idealnya 2-4% dari penjualan.
Manajemen harus menyajikan laporan biaya mutu yang andal, sebagai informasi untuk
membuat keputusan, dan melakukan pengawasan dan pengendalian program kerja yang
dijalankan. Perbaikan mutu merupakan masalah kelangsungan hidup bagi bisnis dewasa
ini, merupakan "revolusi industri kedua". Meningkatkan profitabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara:
1. melalui kenaikan permintaan pelanggan,
2. melalui pengurangan biaya. Kerangka pikir biaya mutu dapat disajikan dalam
Gambar 20.1

3
B. Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan ialah pengorbanan untuk menjaga kelestarian perusahaan. Yang


dimaksud lingkungan perusahaan ialah objek di luar perusahaan yang terdiri dari:
1. Lingkungan Alam: polusi udara dan air, kerusakan alam, biaya kerusakan alam.
2. Lingkungan Ekonomi: agraris subsistens, agraris komersial, perdagangan dan
industri, biaya krisis ekonomi (buruh mogok, dan sebagainya.
3. Lingkungan Sosial: pranata sosial, lembaga sosial, biaya krisis sosial (protes
masyarakat)
4. Lingkungan Politik: pajak dan pungutan lainnya, kebijakan fiskal dan moneter,
ideologi, biaya kebijakan politik (BBM, Pajak, dan sebagainya.)
5. Lingkungan Budaya: adat-istiadat, kepercayaan, biaya kerusakan budaya (dekadensi
moral).

Kelima lingkungan itu harus dikelola oleh perusahaan agar dampaknya tidak
menimbulkan kerugian. Kerusakan lingkungan akan berdampak terhadap biaya
perusahaan, dan akhirnya akan mengakibatkan kerugian perusahaan. Misalnya,
lingkungan alam yang rusak (polusi udara. air, kerusakan tanah), mengakibatkan naiknya
biaya, lingkungan ekonomi yang rusak (kenaikan valuta asaing) akan menaikkan biaya,
lingkungan sosial yang rusak (huru-hara) mengakibatkan biaya produksi naik, lingkungan

4
politik yang rusak karena adanya pungutan liar, mengakibatkan naiknya biaya overhead
perusahaan, dan lingkungan budaya yang rusak karena pengaruh narkoba, mengakibatkan
produktivtas kerja rendah. Semuanya itu berdampak pada naiknya biaya dan penurunan
pendapatan perusahaan, yang berakibat kerugian.

2.2 Pengertian Biaya Mutu

a. Pengertian Biaya

Ada beberapa pengertian menurut para ahli. Mulyadi (2010) biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

b. Pengertian Mutu

Mutu ialah kepuasan konsumen. Kepuasan artinya kebutuhan perasaan terpenuhi


dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Itu berarti kepuasaan bertumpu pada pemenuhan
kebutuhan barang atau jasa secara materiil. Barang atau jasa dapat dikatakan bermutu jika
sesuai dengan kepentingan, pikiran, dan perasaan konsumen. Tiga unsur itu adalah dasar
daripada kepuasan dan merupakan "garis konsumen". Oleh sebab itu, pelaku bisnis harus
melayani garis konsumen tersebut. Mutu juga dapat diartikan sebagai tingkat
kesempurnaan pelayanan kepada konsumen, mulai dari kegunaan barang atau jasa, harga
yang terjangkau, kecepatan distribusi, dan pelayanan purna jual yang baik.

Hansen dan Mowen (1997:5-6) memberi pengertian mutu dalam delapan dimensi,
yaitu:

1. Kinerja (performance) artinya tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk.


Jika produknya berupa jasa, yang dimaksud kinerja adalah:
 daya tanggap (reponsiveness), yaitu keinginan untuk membantu pelanggan
dan menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersifat segera,
 kepastian atau jamainan (assurance), yaitu berkaitan dengan pengetahuan dan
keramahan karyawan serta kemampuan mereka membangun kepercayaan dan
keyakinan pelanggan, dan
 empati (empathy) yaitu pemberian perhatian yaitu perhatian individual kepada
pelanggan.

2. Estetika (aesthetics) ialah keindahan produk dan fasilitas penujang penjualannya.

5
3. kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability) ialah tingkat kemudahan
merawat dan memperbaiki produk.
4. Keunikan (features) ialah ciri khusus yang berbeda dengan produk-produk sejenis.
5. Reliabilitas ( reability) ialah keandalan kegunaan produk.
6. Durabilitas (durability)
7. Tingkat kesesuaian (quality of conformance) ialah cocok dengan ukuran-ukuran yang
berlaku umum.
8. Pemanfaatan (fitness for use) ialah sesuai dengan kebutuhan konsumen dan sesuai
dengan iklan produk yang bersangkutan.

Kedelapan dimensi itu hakikatnya adalah kepuasan konsumen.

Mutu yang berhubungan dengan tingkat kesesuaian artinya produk tersebut tidak
cacat. Perusahaan harus berusaha memproduksi tingkat cacat nol (zero defect) berarti
semua produk yang diproduksi sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan
(spesifikasinya). Yang dimaksud sesuai spesifikasi terdapat dua pandangan yaitu:
1. pandangan tradisional, yaitu boleh ada produk cacat pada jumlah tertentu saja,
misalnya 1 atau 2% dari total produk,
2. pandangan mutu yang kaku yaitu tidak boleh ada produk cacat. Jika perusahaan
meningkatkan produktivitas dan memperbaiki mutu, maka ia akan makin kompetitif.

Semua level manajer harus:


1. memfokuskan perhatian pad produktivitas dalam mempertahankan daya saingnya,
2. mengendalikan berbagai biaya mutu untuk meningkatkanprofitabilitas dan untuk
lebih kompetitif,
3. bekerja sama yang baik dengan para pemasok agar pemasok meningkatkan dan
memperbaiki mutu barang yang dipasok.

Jadi pengertian biaya mutu adalah suatu biaya yang terjadi atau dimungkinkan akan terjadi
akibat kualitas yang rendah. Biaya kualitas diidentifikasi sebagai suatu biaya yang berkaitan erat
dengan pengidentifikasian pencegahan, perbaikan produk kualitas rendah, opportunity cost
waktu produksi yang hilang dan rendahnya kualitas yang diakibatkan penurunan penjualan.

Jenis-jenis Biaya Mutu


Baiaya mutu dapat dikelompokan ke dalam tiga klasifikasi besar :
1. Biaya Pencegahan atau preventif adalah biaya yang terjadi untuk mencegah
terjadinya kegagalan produk. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mendesain produk dan system produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk
menerapkan dan memelihara sistem-sistem tersebut.

6
2. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan produk.
Terdiri atas biaya inspeksi dan pengujian bahan baku, inspeksi produk selama dan
setelah proses produksi, serta biaya untuk memperoleh infoemasi dari pelanggan
mengenai kepuasan mereka atas produk tersebut.
3. Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal; kegagalan tersebut
dapat terjadi secara internal atau eksternal. Biaya kegagalan internal adalah biaya
yang terjadi selama proses produksi. Dan biaya eksternal adalah biaya yang terjadi
setelah produk dijual.

2.3 Menghitung Biaya Mutu

1. Metode pengganda; Biaya total produk gagal adalah beberapa kali lipat dari

biaya produk gagal yang diukur.

2. Metode penilaian pasar: survei para tenaga penjual terhadap konsumen tentang
pengaruh mutu yang jelek.

3. Metode rugi mutu Taguchi: setiap variasi nilai target dari karakteristik mutu akan

menimbulkan biaya mutu yang tersembunyi.

Rumus Taguchi: L (Y) = k(y-T)

Di mana :

k = (konstanta), konstanta proporsionalitas yang besarnya tergantung pada struktur


biaya produk gagal eksternal.

y=(yield), nilai aktual dari karakteristik mutu.

T=(target), nilai target dari karakteristik mutu

L=(loss), rugi mutu

7
Contoh perhitungan:

k=Rp.400 T= 10 inci diameter, unit dihasilkan 2.000, deviasi kuadrat rata-rata 0,025.
Maka biaya per unit yang diharapkan adalah Rp.10(0.025)xRp.400= Rp. 20.000
adalah total kerugian untuk 2.000 unit.

2.4 Laporan Biaya Mutu


Laporan biaya mutu dapat disajikan dalam Tabel 20.2, di mana unsur-unsurnya terdiri
dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya produk gagal internal, dan biaya produk
gagal eksternal. Terdapat dua pandangan tentang biaya mutu yakni:

a. Pandangan Tradisional: menyatakan bahwa terdapat trade-off antara biaya produk


gagal dan biaya pencegahan dan penilaian. Trade-off ini menghasilkan tingkat
kinerja optimal yang disebut tingkat mutu yang dapat diterima yaitu tingkat di
mana jumlah produk cacat yang diijinkan meminimalisasi total biaya mutu.

b. Pandangan Kontemporer: mengandalkan pada pengendalian mutu total, yaitu


menegaskan bahwa konflik di antara biaya kegagalan, penilaian, dan pencegahan
adalah lebih bersifat dugaan daripada riil; tingkat cacat optimal aktual adalah
tingkat cacat nol; karena itu, perusahaan harus berusaha mencapai tingkat mutu
ini.

Meskipun biaya mutu tidak hilang pada tingkat ini, namun biaya tersebut akan jauh lebih rendah
dari biaya mutu optimal menurut pandangan tradisional.

8
2.5 Informasi Biaya Mutu

Manajer harus mengetahui dan memahami kinerja mutu karena dapat digunakan
sebagai input. untuk pengambilan keputusan. Informasi biaya mutu dapat digunakan
untuk:
(1) mengevaluasi kinerja,
(2) memperbaiki berbagai keputusan manajerial, misalnya untuk penetapan harga
strategis dan analisis produk baru.
Hakikatnya informasi biaya mutu adalah untuk perbaikan mutu produk perusahaan
secara terus-menerus. Mutu adalah salah satu dimensi kompetitif yang penting bagi
pesaing-pesaing kelas dunia. Informasi biaya mutu digunakan untuk penetapan harga
strategis dan untuk mengetahui laba siklus hidup produk baru.

Keputusan: biaya mutu akan dikurangi 50% dalam 18 bulan yatu sebesar 50% X Rp
140 = Rp 70, atau per unitnya = (Rp 70/100 unit) = Rp 0,7. Jika manajemen mampu
mengurangi biaya mutu, maka harga dapat diturunkan, misalnya 2% X Rp 10 = Rp
0,2, setiap enam bulan, tujuannya untuk menjaga pangsa pasar. Tindakan yang
demikian ini disebut keputusan strategis dalam penurunan harga jual melalui
penghematan biaya mutu.

9
Berdasarkan proyeksi laba rugi di atas menunjukkan bahwa laba operasi terhadap
penjualan (operating profit margin) sebesar: (Rp 300 / Rp 2.000) = 15%. Dengan
demikian produk baru tersebut ditolak, karena target laba operasi terhadap penjualan
sebesar 20%. Jika tidak ada biaya mutu sebesar Rp 100, maka laba siklus hidup Rp
400, rasio laba terhadap penjualan (Rp 400/Rp 2.000) = 20%, dengan demikian
produk baru tersebut layak untuk dibuat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengukuran kinerja mutu penting agar tercapai keberhasilan dalam tingkatkan
mutu. Syarat dasar untuk pengukuran kinerja mutu adalah dengan mengukur
biaya mutu, menggunakan system penentuan biaya mutu (Quality Costing
System) yaitu system untuk memantau dan mengumpulkan biaya untuk
mempertahankan dan menyempurnakan mutu produk dalam perusahaan.

Mutu Rancangan (Quality of Design) → suatu fungsi berbgai spesfikasi produk.


Mutu Kesesuaian (Quality of Conformance) → Suatu ukuran bagaimana suatu
produk memenuhi berbagai persyaratan / spesifikasi. Jika suatu produk memenuhi
semua spesifikasi rancangan, produk tersebut cocok untuk digunakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Manajemen oleh Dr. Darsono Prawironegoro,SE.,SF.,MA.,MM (Edisi 4)

12

Anda mungkin juga menyukai