Anda di halaman 1dari 9

ETIKA BISNIS

“ETIKA DALAM MANAJEMEN PRODUKSI”

Dosen Pengampu :

Dra. Dewiwati Sujadi, MM

Oleh:

Putu Ayu Cindy Pramitha Putri

Ni Kadek Ayu Mirta Yuliantini

Kadek Indah Wahyuni

Gusti Ayu Made Karmila

Ni Made Suarjani

UNIVERSITAS TRIATMA MULYA

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI

BADUNG

2019
DAFTAR ISI

KataPengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..
…...................................................................................1
1.3 Tujuan
Penulisan...........................................................................................1
BAB II BIAYA & MODAL
2.1 Definisi Etika Dalam Manajemen
Produksi..................................................2
2.2 Pentingnya Etika Dalam Manajemen
Produksi…………………………….2
2.3 Pandangan Kontrak Kewajiban Produsen Terhadap
Konsumen…………...3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………...................................................................................5
3.2 Saran…………………….............................................................................5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
limpahan rahmat dan nikmat kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Dengan judul yang kami bahas pada makalah kali ini mengenai
“Etika Dalam Manajemen Produksi”
Dalam pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak, baik dari
teman - teman, keluarga, maupun dosen yang dengan setia memberi masukan yang sangat
berharga bagi terciptanya makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena sebagai manusia biasa kita
tidak lepas dari kesalahan, maka dari itu kami mohon dukungan dari berbagai pihak demi
kebaikan kedepannya.
Demikianlah makalah ini kami buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk
membaca kami ucapkan terima kasih.

Badung, 24 Agustus 2019

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar belakang


Etika merupakan etika khusus yang pada awalnya berkembang di Amerika
Serikat, yaitu cara berpikir mengenai perilaku manusia bahwa baik dan buruk ataubenar
dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan pilihan.Etika bisnis
menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi dibidang bisnis dan
manajemen. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika
keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi
lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan
reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi
berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan.
Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan
terlarang di tempat kerja, penyalahgunaan email, tidak melaporkan pelanggaran
karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya.
Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis
dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan,
baik finansial maupun nonfinansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak
etis yang ditunjukkan karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan
saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini
manajemen etika manajemen produksi dan sumber daya manusia mempunyai peran
penting untuk menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair dan etis kepada karyawan
, klien, serta stokeholder lainnya. Berdasarkan kenyataan yang tidak dibantahkan bahwa
bisnis merasuki seluruh kehidupan semua manusia, maka dari perspektif etis, bisnis
diharapkan bahwa dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berguna bagi manusia dan
tidak sekadar menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi memperoleh keuntungan.
Termasuk didalamnya para pelaku bisnis dilarang untuk menawarkan sesuatu yang
dianggap merugikan manusia.

1.2     Rumusan Masalah
1)      Apa itu etika dalam manajemen produksi?
2)      Apa pentingnya etika dalam manajemen produksi?
3) Bagaimana pandangan kontrak kewajiban produsen terhadap konsumen ?

1.3    Tujuan Penulisan


1)      Untuk mengetahui etika dalam manajemen produksi.
2)      Untuk mengetahui pentingnya etika dalam manajemen produksi.
3) Untuk mengetahui pandangan kontrak kewajiban produse terhadap konsumen

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ETIKA DALAM MANAJEMEN PRODUKSI

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Kegiatan produksi tersebut
mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output. Setiap variabel input dan
output mempunyai nilai yang positif. Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi diartikan
sebagai kegiatan yang menciptakan manfaat (utility) baik di masa kini maupun dimasa
mendatang. Kegiatan produksi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan manusia dalam
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pengertian
secara teknis, produksi adalah proses mentransformasi input menjadi output, tetapi
definisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas. Pendefinisian produksi
mencakup tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat
padanya.  Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan
tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna
barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada. Jadi, etika dalam manajemen
produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang
benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses
penambahan nilai guna barang.

2.2 PENTINGNYA ETIKA DALAM MANAJEMEN PRODUKSI

Produksi berarti diciptakannya manfaat, produksi tidak diartikan


sebagai menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorangpun dapat
menciptakan benda. Kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang dan jasa
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu, harga dan jumlah yang tepat.
Dalam proses produksi biasanya perusahaan menekankan agar produk yang
dihasilkannya mengeluarkan biaya yang termurah, melalui pengkombinasian penggunaan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan, tentu saja tanpa mengabaikan proses inovasi serta
kreasi. Secara praktis, ini memerlukan perubahan dalam cara membangun.Yakni dari cara
produksi konvensional menjadi cara produksi dengan menggunakan sumber daya alam
semakin sedikit, membakar energy semakin rendah, menggunakan ruang-tempat lebih
kecil, membuang limbah dan sampah lebih sedikit dengan hasil produk yang setelah
dikonsumsi masih bisa didaur ulang.
  Hukum harus menjadi langkah pencegahan yang ketat bagi perilaku ekonomi.
Perilaku ekonomi yang membahayakan keselamatan public harus diganjar seberat-
beratnya. Ini bukan sekadar labelisasi "aman" atau "tidak aman" pada barang konsumsi.
Karena, itu amat rentan terhadap kolusi. Banyak pengusaha rela membayar miliaran
rupiah bagi segala bentuk labelisasi. Seharusnya pengusaha membayar miliaran rupiah
atas perbuatannya yangmembahayakan keselamatan publik. Hukum harus menjadi
pencegah dan bukan pemicu perilaku ekonomi tak etis.
  Dalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu
berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak
banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan
melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal
yang mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen
bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen
memeberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli
barang atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang
tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus
kasus yang akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi,
produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen.
Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi
pada kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Sehingga sangat diperlukan sekali etika dalam hal produksi agar tidak terjadi
suatu hal yang hanya menguntungkan diri sendiri tanpa melihat efek jangka panjangnya.
Etika dalam produksi ini lebih menekankan kita untuk selalu memproduksi barang atau
makanan yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri saja, tetapi untuk semua orang
juga. Sehingga masyarakat yang membeli produk itu tahu jelas fungsi dan manfaat
produk itu tanpa harus takut terkena efek negative dari produk tersebut.

2.3 PANDANGAN KONTRAK KEWAJIBAN PRODUSEN TERHADAP


KONSUMEN
Hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan
hubungan kontraktual, dan kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti
yang diberikan dalam hubungan kontraktual. Jadi, perusahaan berkewajiban untuk
memberikan produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud dan konsumen memiliki
hak korelatif untuk memperoleh produk dengan karateristik yang dimaksud antara lain ;
1. Kewajiban untuk Mematuhi
Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang
dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan
sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan
dibelinya. Jadi, pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang
produk yang dijual. Tidak seperti Wintherop Laboratories memasarkan produk
penghilang rasa sakit yang oleh perusahaannya diklaim sebagai obat nonaddictive (tidak
menyebabkan ketergantungan). Selanjutnya seorang pasien yang menggunakan produk
tersebut menjadi ketergantungan dan akhirnya meninggal karena over dosis.
2. Kewajiban untuk Mengungkapkan
Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan
dengan tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini berarti
bahwa penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen tentang produk
tersebut yag dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen untuk membeli. Contoh,
jika pada sebuah produk yang dibeli konsumen terdapat cacat yang berbahaya atau
beresiko terhadap kesehatan dan keamanan konsumen, maka harus diberitahu.
3. Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah
Penjual harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus
membangun pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di piiran konsumen
sebagaimana barang tersebut adanya. Jangan sampai terjadi Misrepresentasi bersifat
koersif , yaitu, seseorang yang dengan sengaja memberikan penjelasan yang salah pada
orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu seperti yang diinginkannya, bukan
seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia mengetahui yang sebenarnya.
Contoh: pembuat perangkat lunak atau perangkat keras computer memasarkan produk
yang mengandung ‘bug’ atau cacat tanpa memberitahu tentang fakta tersebut.
4. Kewajiban untuk Tidak Memaksa
Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin
mendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan
kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan, atau
faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan
pilihan secara bebas.
5. Bagian Produksi dalam Perusahaan
Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk
mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi.
Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan
hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat
pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi
bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan
serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua
bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan-benturan
kepentingan antar bagian dalam perusahaan. Tanpa adanya perencanaan yang matang,
pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi.
Di samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya juga harus di pikirkan pula
agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk
keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok
produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk,
sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian
produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada
pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian
produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu
banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan
mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan
disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka
penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti
dan menjadi kurang efektif.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas diatas dapat disimpulkan bahwa etika diperlukan dalam
kegiatan bisnis, Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan
tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna
barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada. Jadi, Etika produksi adalah
seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya
hal hal yang dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna
barang. Tujuan Produksi antara lain sebagai berikut: Memperbanyak jumlah barang dan
jasa, Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi, Memenuhi kebutuhan sesuai
dengan peradaban, dan lain-lain.
Etika diperlukan juga dalam organisasi dan perusahaan karena etika bisnis
mampu menunjang bertahanya suatu bisnis, organisasi/perusahaan. Etika pula dapat
memberdayakan SDM secara maksimal dalam berbisnis, organisasi/perusahaan dengan
diberlakukanya etika-etika dalam berbisnis dan berorganisasi yang baik dan tepat. Selain
itu juga implementasi etika juga dapat dilihat dari fungsi manajemen sumber daya
manusia itu sendiri.

3.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari kata sempura,
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan
yang dapat membangun penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

http://chepico.blogspot.com/2011/04/makalah-produksi-dan-pemasaran-konsumen.html

https://yanwariyanidwi.wordpress.com/2015/10/20/minggu-ke-4-norma-dan-etika-dalam-
pemasaran-produksi-manajemen-sumber-daya-manusia-dan-finansial/

https://id.scribd.com/doc/139038523/Isi-Makalah-Etika-Manajemen-Sumber-Daya-
Manusia

Anda mungkin juga menyukai