Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI DANA (FUND ACCOUNTING)

Dosen Pengampu: Wayan Sudiarta, A.Md., S.Pd., M.M.

Oleh:

Putu Ayu Cindy Pramitha Putri (20182413024)

Ni Kadek Ayu Mirta Yuliantini (20182413026)

Kadek Indah Wahyuni (20182413030)

Meliyana Putri Setiawan (20182413034)

Kadek Sri Novi Arsini (20182413038)

Ni Made Suarjani (20182413039)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS TRIATMA MULYA

BADUNG

2021
TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI DANA (FUND ACCOUNTING)

Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik,
yaitu:

1. Akuntansi Dana (Fund Accounting)


2. Akuntansi Anggaran
3. Akuntansi Komitmen

Pada dasarnya ketiga teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive.
Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak
penggunaan teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan
teknik akuntansi yang berbeda-beda, bahkan dapat menggunakan ketiga teknik tersebut
secara bersama-sama.

1. Akuntansi Dana (Fund Accounting)


1.1 Pengertian Akuntansi Dana (Fund Accounting)

Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber
dana dan alokasi dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam
organisasi sektor publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian
“dana (fund)” dimaknai sebagai dana kas (cash fund). Namun saat ini “dana” dimaknai
sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya
nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya.

Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan
organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi dengan
perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah pertama,
perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan dibandingkan dengan
perusahaan yang milik publik (perseroan terbatas) dan kedua, adanya kesalahan dalam
memahami makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut, Vatter berpendapat bahwa
reporting unit harus diperlukan sebagai dana (fund) dan organisasi harus dilihat sebagai
satu dana atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti jika suatu organisasi suatu rangkaian
dana (series of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan
penggabungan (konsolidasi) dari laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
Pengertian “dana” berdasarkan GASB (1990 par.208) adalah:

“A fiscal and accounting entity with a self-balancing set of accounts recording cash and
other financial resources, together with all related liabiliyies and residul equities or
balances, and changes therein, which are segregated for purpose of carrying on specific
activities or attaining certain pbjectives in accordance with special regulations,
restrictions, and limitations.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa, Akuntansi Dana adalah sistem akuntansi yang sering
digunakan oleh organisasi-organisasi nirlaba dan institusi sektor publik dengan metode
pencatatan dan penampilan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang
dikelompokkan menurut kegunaannya masing-masing.

Perbandingan antara akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor
publik dapat digambarkan sebagai berikut:

Organisasi Bisnis Organisasi Sektor Publik


   
  Dana 1 Dana 2  
  A = U + SD A = U + SD  
   
  Dana 3 Dana n  
A = U + KB
  A = U + SD A = U + SD  
   
  Utang Jangka  
Aktiva tetap
  Panjang  
         
Keterangan:

A = Aktiva KB = Kekayaan Bersih

SD = Saldo Dana U = Utang

---- = organisasi secara keseluruhan yang mana laporan konsolidasi biasanya tidak
tersedia

Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana,


memperlakukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan entitas
anggaran (budget entity) yang berdiri sendiri. Penggunaan akuntansi dana merupakan
salah satu perbedaan utama antara akuntansi pemerintahan dengan akuntansi bisnis.
Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan untuk
tujuan yang telah ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan apabila terdapat otoritas dari dewan
legislatif, pihak eksekutif atau karena tuntutan peraturan peruandangan. Sistem akuntansi
dana adalah mode akuntansi yang menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan
pelaporan organisasi itu sendiri.

1.2 Persamaan Akuntansi Dana

Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi:

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

Sedangkan persamaan akuntansi dalam akuntansi keuangan:

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan, ekuitas adalah selisih antara
aktiva dan utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh
pemegang sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak
menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan
individu dalam suatu organisasi sektor publik.

1.3 Jenis Dana Pada Organisasi Sektor Publik

Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu:

1. Dana yang dapat dibelanjakan (Expendable Funds)


Digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih dan saldo dana
yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis
akuntansi dana ini digunakan para organisasi pemerintahan (governmental funds).
Jenis-jenis dana yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
a) General Fund (Dana Umum)
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan sumber keuangan dan
belanja yang tidak dipertanggungjawabkan oleh dana lain.
b) Special Revenue Fund (Dana Pendapatan Khusus)
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan penerimaan sumber-
sumber keuangan tertentu yang ditujukan untuk aktivitas belanja tertentu.
c) Capital Project Fund (Dana Pemupukan Modal)
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber-
sumber keuangan yang digunakan untuk perolehan aktiva tetap (diluar yang
dipertanggungjawabkan oleh Propietary Fund dan Trust Fund).
d) Debt Service Fund (Dana Pelunasan Utang)
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan sumber-sumber keuangan
yang akan digunakan untuk melunasi pokok dan bunga utang jangka panjang
umum.
2. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (Nonexpendable Funds)
Digunakan untuk mencatat pendapatan, biaya aktiva, utang dan modal untuk kegiatan
yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis
(proprietary funds). Jenis-jenis dana yang masuk dalam kelompok ini adalah:
a) Enterprise Fund (Dana Perusahaan)
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan aktivitas komersil.
b) Internal Service Fund (Dana Pelayanan Internal)
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan layanan penyediaan jasa
kepada pihak lain.
c) Fiduciary – type of Fund (Kelompok Dana Kepercayaan)
Kelompok dana ini terdiri dari berbagai dana yang sifat aktifitasnya ada yang
bersifat belanja dan non belanja. Dana ini dibentuk apabila organisasi
bertindak sebagai agen. Yang termasuk dalam kelompok dana ini adalah:
 Trust Fund
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak
lain yang dikelola oleh organisasi sebagai pihak yang dipercaya
(trusted).
 Agency Fund
Dana ini dibentuk untuk mempertanggungjawabkan aktiva milik pihak
ketiga yang dikelola organisasi dimana oragnisasi bertindak sebagai
agen.
1.4 Basis Akuntansi Dan Fokus Pengukuran Keuangan Sektor Publik

Dalam akuntansi dana dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran. Basis
Akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Sedangkan
Fokus Pengukuran menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva
dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca.
Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah
satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain. Ada tiga jenis basis akuntansi, yaitu:

a. Basis Kas (Cash Basis)


Pada penerapan akuntansi berbasis kas (cash basis), pendapatan dicatat pada
saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Manfaat utama
penerapan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan
objektif. Namun demikian, dengan penerapan cash basis kurang mencerminkan
kinerja secara keseluruhan, karena belum dapat menyajikan hak dan kewajiban
organisasi secara utuh (full picture).
Contoh:
Sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp200juta, jurnal yang terjadi jika
menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran sumber daya jangka pendek
adalah:

Belanja Kendaraan 200.000.000

Kas 200.000.000

Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan sebagai


aktiva di neracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan maupun penurunan
kas di Laporan Pendapatan dan Belanja Dana atau laporan yang sebanding yang
menjelaskan perubahan dalam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan
dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli, yang nantinya akan ditutup ke ekuitas
dana.

b. Basis Akrual (Accrual Basis)


Pencatatan akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, sosial dan politik. Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor
publik pada dasarnya adalah untuk menentukan:
- Cost of services
yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pelayanan publik
- Charging for services
yaitu penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik.
Akuntansi berbasi akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk
mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh
karena itu, dengan sistem akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat hak diperoleh
(earned) atau kewajiban terjadi (inccured), tanpa memandang apakah kas sudah
diterima atau dikeluarkan. New Zealand adalah contoh negara yang sukses
menerapkan sistem basis akrual yang dimulai sejak tahun 1991. Jika suatu entitas
mengadopsi basis akrual, maka fokus pengukurannya biasanya meliputi semua
sumber daya ekonomi dan neracanya akan melaporkan semua aktiva dan kewajiban,
baik lancar maupun tidak lancar. Perubahan dalam aktiva tetap bersih dan kewajiban
jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau beban.

Contoh:

Sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp200juta. Jurnal yang terjadi jika
menggunakan basis akrual penuh adalah:

Kendaraan 200.000.000

Kas 200.000.000

c. Basis Kas Menuju Akrual atau Transisi Kas ke Akrual

Suatu entitas sektor publik yang akan melakukan peralihan basis akuntansi dari
kas menjadi akrual biasanya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pada masa
transisi tersebut banyak entitas sektor publik menerapkan basis modifikasi yang sering
disebut dengan Cash Toward Accrual (CTA). Basis modifikasi ini biasanya
diterapkan dengan mengadopsi basis akrual dengan porsi atau tingkatan tertentu.
Sebagai contoh, pemerintah Indonesia pernah menerapkan basis CTA dalam
penyusunan laporan keuangannya selama masa transisi. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintan disebutkan bahwa
Basis Kas Menuju Akrual mengakui atau mencatat pendapatan, belanja dan
pembiayaan berdasarkan basis kas, sedangkan aset, utang dan ekuitas dana dicatat
berdasarkan basis akrual.

Contoh:

Transaksi pembelian kendaraan senilai Rp200juta akan dicatat dalam dua kali
penjurnalan:
Belanja Kendaraan 200.000.000

Kas 200.000.000

Kendaraan 200.000.000

Ekuitas Dana 200.000.000

1.5 Sistem Pencatatan Transaksi Keuangan

Pencatatan transaksi keuangan dalam praktik akuntansi menggunakan dua sistem


yaitu:

a. Single Entry
Merupakan sistem catatan tunggal, artinya setiap transaksi keuangan hanya dicatat
sekali. Single Entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan
utama demi kemudahan dan kepraktisan.
b. Double Entry
Seiring dengan semakin tingginya tuntutan diciptakannya good governance yang
berarti tuntutan adanya transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
organisasi sektor publik, sistem Double Entry dipandang sebagai solusi.
Pengaplikasian sistem Double Entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan
yang auditable dan traceable agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Anda mungkin juga menyukai