Oleh:
FAKULTAS BISNIS
BADUNG
2021
TEKNIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik,
yaitu:
Pada dasarnya ketiga teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive.
Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak
penggunaan teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan
teknik akuntansi yang berbeda-beda, bahkan dapat menggunakan ketiga teknik tersebut
secara bersama-sama.
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber
dana dan alokasi dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam
organisasi sektor publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian
“dana (fund)” dimaknai sebagai dana kas (cash fund). Namun saat ini “dana” dimaknai
sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber daya
nonkas dan utang diperhitungkan di dalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan
organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi dengan
perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah pertama,
perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan dibandingkan dengan
perusahaan yang milik publik (perseroan terbatas) dan kedua, adanya kesalahan dalam
memahami makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut, Vatter berpendapat bahwa
reporting unit harus diperlukan sebagai dana (fund) dan organisasi harus dilihat sebagai
satu dana atau satu rangkaian dana. Hal ini berarti jika suatu organisasi suatu rangkaian
dana (series of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan
penggabungan (konsolidasi) dari laporan keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
Pengertian “dana” berdasarkan GASB (1990 par.208) adalah:
“A fiscal and accounting entity with a self-balancing set of accounts recording cash and
other financial resources, together with all related liabiliyies and residul equities or
balances, and changes therein, which are segregated for purpose of carrying on specific
activities or attaining certain pbjectives in accordance with special regulations,
restrictions, and limitations.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Akuntansi Dana adalah sistem akuntansi yang sering
digunakan oleh organisasi-organisasi nirlaba dan institusi sektor publik dengan metode
pencatatan dan penampilan entitas dalam akuntansi seperti aset, dan kewajiban yang
dikelompokkan menurut kegunaannya masing-masing.
Perbandingan antara akuntansi dana pada organisasi bisnis dengan organisasi sektor
publik dapat digambarkan sebagai berikut:
---- = organisasi secara keseluruhan yang mana laporan konsolidasi biasanya tidak
tersedia
Ekuitas dana berbeda dengan ekuitas. Di perusahaan, ekuitas adalah selisih antara
aktiva dan utang yang menunjukkan adanya kepemilikan pada perusahaan tersebut oleh
pemegang sahamnya. Sedangkan, di organisasi sektor publik, ekuitas dana tidak
menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan
individu dalam suatu organisasi sektor publik.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu:
Dalam akuntansi dana dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran. Basis
Akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Sedangkan
Fokus Pengukuran menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan kata lain jenis aktiva
dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam neraca.
Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah
satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain. Ada tiga jenis basis akuntansi, yaitu:
Kas 200.000.000
Contoh:
Sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp200juta. Jurnal yang terjadi jika
menggunakan basis akrual penuh adalah:
Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Suatu entitas sektor publik yang akan melakukan peralihan basis akuntansi dari
kas menjadi akrual biasanya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pada masa
transisi tersebut banyak entitas sektor publik menerapkan basis modifikasi yang sering
disebut dengan Cash Toward Accrual (CTA). Basis modifikasi ini biasanya
diterapkan dengan mengadopsi basis akrual dengan porsi atau tingkatan tertentu.
Sebagai contoh, pemerintah Indonesia pernah menerapkan basis CTA dalam
penyusunan laporan keuangannya selama masa transisi. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintan disebutkan bahwa
Basis Kas Menuju Akrual mengakui atau mencatat pendapatan, belanja dan
pembiayaan berdasarkan basis kas, sedangkan aset, utang dan ekuitas dana dicatat
berdasarkan basis akrual.
Contoh:
Transaksi pembelian kendaraan senilai Rp200juta akan dicatat dalam dua kali
penjurnalan:
Belanja Kendaraan 200.000.000
Kas 200.000.000
Kendaraan 200.000.000
a. Single Entry
Merupakan sistem catatan tunggal, artinya setiap transaksi keuangan hanya dicatat
sekali. Single Entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan
utama demi kemudahan dan kepraktisan.
b. Double Entry
Seiring dengan semakin tingginya tuntutan diciptakannya good governance yang
berarti tuntutan adanya transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan
organisasi sektor publik, sistem Double Entry dipandang sebagai solusi.
Pengaplikasian sistem Double Entry ditujukan untuk menghasilkan laporan keuangan
yang auditable dan traceable agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.