Judul :
Dosen Pengampu :
Oleh :
KAMPUS MANTINGAN
By : Sarah Al Faruq, Salma Rahmadhani, Lulu Fitri, Fitriati Ghoniyah, Iesya Nur Tsalisa
E-mail : sarahalfaruq9@gmail.com
salmarahmadhani09@gmail.com
fitriatighoniyah@mhs.unida.gontor.ac.id
lulufitri@mhs.unida.gontor.ac.id
iesyanurtsalisa@mhs.unida.gontor.ac.id
ABSTRACT
Business ethics in human resource management is an important concept related to policies and practices
related to recruitment, training, development, compensation and employment relations. Good business
ethics helps ensure that the company operates practices that are fair, transparent and accountable to its
employees and society. Ethical practices should ensure that employees are treated fairly and with respect,
are paid decent wages, have opportunities for development, and work in a safe and healthy environment.
In implementing business ethics in HR management, companies must pay attention to principles such as
integrity, social responsibility, transparency, fairness and openness, and ensure that employees
understand and comply with the company's code of ethics.
A. PENDAHULUAN
Etika bisnis dan manajemen sumber daya manusia (MSDM) saling terkait karena
keduanya berfokus pada bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan bisnisnya dengan cara yang
etis dan bertanggung jawab terhadap karyawan dan masyarakat. Etika bisnis adalah tentang nilai-
nilai moral yang berlaku dalam bisnis, sedangkan MSDM adalah tentang pengelolaan sumber
daya manusia dalam organisasi, termasuk karyawan, pengembangan karyawan, dan manajemen
kinerja. Hubungan antara etika bisnis dan manajemen sumber daya manusia (MSDM) muncul
sebagai respons terhadap perkembangan globalisasi dan meningkatnya kompleksitas organisasi.
Globalisasi dan teknologi yang semakin maju telah mempercepat perubahan dalam dunia bisnis
dan memunculkan tantangan etis baru, seperti tuntutan untuk transparansi, kesetaraan
kesempatan, perlindungan lingkungan, dan peningkatan hak asasi manusia.
Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya adalah tentang mengelola karyawan
agar tetap produktif dan terlibat dalam organisasi. Namun, kebijakan MSDM yang tidak etis
dapat berdampak pada motivasi dan kesejahteraan karyawan, sehingga mempengaruhi kinerja dan
citra organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, praktik MSDM yang bertanggung jawab dan
etis semakin menjadi perhatian utama dalam manajemen modern. Dalam hal ini, etika bisnis
memainkan peran penting dalam membentuk dan mendorong praktik MSDM yang etis. Etika
bisnis mengacu pada nilai-nilai moral yang harus dipegang oleh organisasi dalam menjalankan
bisnisnya. Dalam konteks MSDM, etika bisnis dapat membantu organisasi untuk memahami
bagaimana mengelola karyawan dengan mempertimbangkan keadilan, kesetaraan, dan
kesejahteraan karyawan secara menyeluruh.
Oleh karena itu, hubungan antara etika bisnis dan MSDM berkembang sebagai respons
terhadap tantangan bisnis yang semakin kompleks dan meningkatnya kebutuhan untuk mengelola
karyawan secara etis. Dengan menerapkan praktik MSDM yang bertanggung jawab dan etis,
organisasi dapat mencapai tujuan bisnisnya dengan cara yang lebih berkelanjutan dan
membangun citra perusahaan yang positif . Dalam Makalah ini, maka kita akan membahas
seputar diskusi tentang isu-isu etis yang mungkin timbul dalam hubungan kerja, termasuk etika
diskriminasi, dan hak-hak karyawan dan tugas yang sering terlihat di teks etika bisnis. Serta
penurunan serikat buruh, whistle blower, serta masalah globalisasi tenaga kerja
B. PEMBAHASAN
B.1 Prinsip Etika Bisnis dalam MSDM
Prinsip etika bisnis dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) bertujuan untuk
memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan adil dan dihargai sebagai aset yang penting
bagi perusahaan. Beberapa prinsip etika bisnis dalam manajemen SDM yang penting antara lain:
Keadilan: Prinsip keadilan menuntut bahwa karyawan diperlakukan secara adil dan setara tanpa
memandang latar belakang, agama, jenis kelamin, ras, atau orientasi seksual. Setiap karyawan
harus diberi kesempatan yang sama untuk memajukan karir mereka, menerima gaji dan tunjangan
yang adil, dan dihargai sebagai bagian dari tim yang sama pentingnya.
Transparansi: Prinsip transparansi menuntut bahwa kebijakan dan prosedur perusahaan
terkait dengan SDM harus terbuka dan jelas bagi karyawan. Karyawan harus diberi informasi
yang cukup tentang hak dan kewajiban mereka, serta tentang cara kerja organisasi secara
keseluruhan. Integritas: Prinsip integritas menuntut bahwa perusahaan harus beroperasi dengan
cara yang jujur dan adil. Manajer SDM harus memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan
integritas dan tidak dikenai diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil.
Tanggung jawab sosial: Prinsip tanggung jawab sosial menuntut bahwa perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap dampak sosial dari operasi mereka. Perusahaan harus memastikan
bahwa kebijakan SDM mereka tidak melanggar hak asasi manusia atau merugikan masyarakat
atau lingkungan. Pengembangan karyawan: Prinsip pengembangan karyawan menuntut bahwa
perusahaan harus memberikan kesempatan dan dukungan untuk pengembangan dan pelatihan
karyawan. Manajer SDM harus memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan mencapai potensi mereka yang penuh.
Kepatuhan hukum: Prinsip kepabtuan hukum menuntut bahwa perusahaan harus
mematuhi semua undang-undang dan peraturan terkait SDM, termasuk terkait upah, jam kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja, serta hak-hak karyawan lainnya. 1 Mematuhi prinsip etika bisnis
dalam manajemen SDM dapat membantu perusahaan membangun budaya kerja yang adil dan
etis, serta memastikan bahwa karyawan dihargai dan dihormati sebagai aset penting bagi
perusahaan. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan,
serta menciptakan reputasi perusahaan yang positif dan berkelanjutan.
1
(Dwi Ratmono & Hartono, 2018)
2
(RAMPAI, 2017)
Pelanggaran hak asasi manusia: Manajemen SDM juga harus memperhatikan hak asasi
manusia karyawan, seperti hak untuk tidak diperlakukan secara tidak manusiawi, hak untuk
privasi, hak untuk bekerja dengan aman dan sehat, dan hak untuk berorganisasi. Pelanggaran hak
asasi manusia dapat mengakibatkan tuntutan hukum dan reputasi yang buruk bagi perusahaan.
Mobbing atau bullying: Praktik mobbing atau bullying di tempat kerja dapat merusak
kepercayaan dan kinerja karyawan, serta melanggar etika dan hukum yang melindungi karyawan
dari perlakuan buruk atau tidak adil. Karyawan yang menjadi korban mobbing atau bullying dapat
mengalami stres yang berkepanjangan, depresi, atau bahkan gangguan fisik.
Kontrak kerja: Masalah hukum dalam manajemen SDM juga berkaitan dengan kontrak
kerja, yang mengatur hubungan antara karyawan dan perusahaan. Kontrak kerja harus memenuhi
persyaratan hukum dan etika, termasuk upah yang adil, perlindungan kesehatan dan keselamatan,
serta hak untuk cuti dan waktu istirahat.
Pemecatan: Pemecatan karyawan merupakan hal yang sensitif, dan dapat melanggar
hukum jika tidak dilakukan dengan prosedur yang sesuai. Karyawan yang dipecat harus diberi
alasan yang jelas dan bukan karena diskriminasi atau pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karena itu, manajemen SDM harus memperhatikan masalah hukum dan etika dalam
setiap aspek pengelolaan sumber daya manusia, dan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah pelanggaran hukum dan etika tersebut. Hal ini akan membantu membangun budaya
kerja yang sehat, adil, dan produktif di perusahaan.
3
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
terhadap pihak yang bertanggung jawab untuk penanganan. Terjadinya early warning risk atau
pendeteksian dini tersebut dapat mencegah terjadinya penyelewengan etika. 4 Whistleblowing
system sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM) karena dapat membantu
organisasi untuk meminimalkan risiko pelanggaran etika atau hukum, meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas, dan menghindari reputasi buruk.
Dalam MSDM, whistleblowing system dapat diimplementasikan dengan cara sebagai berikut:
Membuat kebijakan dan prosedur yang jelas dan terbuka mengenai whistleblowing
system, termasuk mekanisme pelaporan, siapa yang bertanggung jawab untuk menangani
laporan, dan langkah-langkah tindakan selanjutnya.
Menyediakan saluran pelaporan yang aman dan terjamin kerahasiaannya, seperti hotline,
email, atau website khusus untuk whistleblowing system.
Memberikan pelatihan dan sosialisasi secara teratur kepada karyawan mengenai
whistleblowing system, termasuk manfaat, cara pelaporan, dan perlindungan hukum bagi
whistleblower.
Menanggapi laporan pelanggaran atau ketidakpatuhan dengan cepat dan adil, dan
mengambil tindakan yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4
(Satyasmoko & Sawarjuwono, 2021)
5
(Siswanto & Pramono, 2018)
Kekhawatiran tentang kesiapan organisasi bisnis di Indonesia untuk bersaing di era
global menyebabkan para pemimpin perusahaan berada di bawah tekanan karena kemajuan
teknologi yang cepat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perusahaan dituntut untuk memiliki
komitmen yang tinggi dalam mempersiapkan dan membangun sumber daya manusia yang
kompetitif serta mempertahankan karyawan terbaik yang berbakat dalam berbagai program dan
kebijakan strategis yang didukung kinerja yang mencerminkan visi besar perusahaan untuk
direalisasikan.
Dengan dimulainya perdagangan bebas yang antara lain: diawalinya realisasi persetujuan
AFTA, pemerintah dan pelaku bisnis harus siap menghadapinya dengan mempersiapkan strategi
bisnis dan khususnya SDM agar kita mampu bersaing dalam skala dunia. Mutu SDM harus
berorientasi kedepan. Sebab itu continuous learning, fokus pada tim, empowerment, kreatif,
mengaplikasi paradigma Learning Organization, “the rigth man on the right place, at the right
time, and at the rigth company” perlu diaplikasi.
Profesionalisme manajemen, sistem informasi, budaya perusahaan yang tepat,
pemanfaatan teknologi, strategi fungsional lainnya perlu secara terpadu mendukung pelaksanaan
human resources practices yang sejalan dengan strategi SDM, strategi perusahaan, misi dan visi,
disertai kepemimpinan yang handal, bermotivasi, berwawasan luas yang didukung oleh SDM
yang berkualitas dan berorientasi pada learning organization akan memungkinkan perusahaan
menghadapi persaingan bisnis dengan lebih percaya diri.
Ditingkat makro, dalam menghadapi tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku
bisinis, pemerintah dan akademisi perlu mengembangkan tenaga kerja nasional melalui program-
program terpadu dan nyata seperti misalnya penyusunan kurikulum pendidikan yang mengacu
pada dunia usaha, dan pemberian pelatihan-pelatihan praktis. Kendati, tugas cukup berat, kita
harus optimis dan segera menentukan dan menjalankan strategi yang tepat dalam meningkatkan
mutu SDM/tenaga kerja ditingkat nasional kita agar kita tidak tertinggal jauh dalam percaturan
bisnis dunia.6
6
(Atika, Roihatul , & Ratiw, 2014)
Pendidikan yang berkeinambungan agar mampu membangun sumber daya manusia yang intelek
dan berkualitas.
Dalam pengembangan sumber daya manusia terdapat beberapa Teknik yang umum
digunakan dibeberapa perusahaan ataupun pelatihan lainnya, yaitu: 1) On The Job Training
(OJT), merupakan metode informal, observasi sederhana mudah dan praktis dimana pegawai
mempelajari tugasnya dengan mengamati perilaku pekerja lain pada saat bekerja. 2) Job
Intruction Training (JIT), Job instruction training atau Latihan intruksi kerja merupakan metode
yang dirancang untuk memberikan bimbingan, latihan keterampilan on the job kepada lapisan
pegawai. 3) Pengajaran di Ruang Kelas, pembelajaran ruang kelas biasanya melibatkan pelatih
yang memberikan ceramah kepada kelompok diruang kelas walaupun dapat juga dilakukan diarea
pekerjaan. 4) Metode Simulasi, Merupakan penentu karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia
riil sedemikian rupa sehingga para peserta pelatihan dapat meralisasikan seperti apa keadaannya.
5) Permodelan perilaku, merupakan suatu Teknik yang paling efektif untuk mengajarkan
berbagai keterampilan antarpribadi. 6) Metode Vestibule atau Balai, merupakan suatu ruangan
isolasi atau terpisah yang digambarkan untk tempat pelatihan bagi pegawai baru yang akan
menduduki suatu pekerjaan, metode ini cocok bagi peserta yang dilatih macam pekerjaan yang
sama san dalam waktu yang sama. 7) Sistem Manajemen Pembelajaran, Sistem manajemen
pembelajaran (Learning Manajement System- LMS) mengacu pada pentas tekhnologi yang
digunakan untuk mengotomatiskan administrasi, pengembangan dan penyampaian seluruh
program pelatihan organisasi. LMS ini dapt mengurangi biaya lainnya yng berkaitan dengan
pelatihan. 8) Metode Membangun Kelompok, metode ini dirancang untuk meningkatkan
efektifitas dalam kelompok. 9) Pelatihan Tim, Pelatihan tim menyelaraskan kinerja para individu
yang berkerja untuk mencapai sasaran bersama. 7
B.9 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Sebagai
Bentuk Kesadaran Diri Terhadap Sekitarnya
Dalam sebuah buku karangan Zaenal Aripin, beliau menjelaskan bahwa CSR (Corporate
Social Responsibility) merupakan suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkunagn sekitar dimana
perusahaan itu berada, seperti mengadakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar dan menjaga kelestariarian lingkungan, memberikan beasiswa pendidikana
kepada anak tidak mampu didaerah tersebut, pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
7
(Suci, 2021)
pembangaun desa maupun fasilitas yang bersifat sosial da berguna bag masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada dalam lingkup sekitar perusahaan tersebut.
Pengimplementasian CSR perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitar pada
umunya dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya: 1) Terkait dengan komitmen pemimpin
perusahaan yang dituangkan berupa kebijakan perusahaan terkait CSR. 2) Pada umumnya
perusahaan besar dan mapan lebih berpotensi untuk melakukan kegiatan CSR dibandingkan
dengan perusahaan kecil yang belum mapan. 3) Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur
pemerintahan. Berikut beberapa tahapan yang umum dilakukan oleh perusahaan- perusahaan
yang berhasil dalam penerapan kegiatan CSR dikutip dari Wibisono, 2007: Yang pertama, Tahap
perencanaan. Yang kedua, Tahap Pelaksanaan. Yang ketiga, Tahap pelaporan.8
8
(Aripin & Padma Negara, 2021)
sekitar 2000 orang yang mayoritas adalah pekerja perempuan setelah penutupan pabrik Jaba
Garmindo yang sangat mendadak pada tahun 2015. Jaba Garmanindo adalah pemasok utama
pada Uniqlo, menurut Clean Clothes yang di kutip dari situs viva.co.id baru -- baru ini.
Dampak dari pemutusan kontrak secara sepihak tersebut juga di alami oleh pekerja yang
berasal dari Indonesia yaitu Warni dan Yayat. Keduanya merupakan pekerja dari Jaba Garmindo
yang tidak membayarkan gaji karyawannya karena adanya pemutusan kontrak oleh Uniqlo. Para
pekerja tersebut menuntut kepada Uniqlo agar memberikan kejelasan terhadap gaji yang tidak di
bayarkan kepada para pekerjanya. Warni dan Yayat melakukan demo Bersama perkerja lainya
yang juga terkena pemutusan kontrak tersebut di depan toko Uniqlo yang akan dibuka di
Denmark. Rencananya pembukaan itu yang rencanya akan di hadiri oleh pendiri dari Uniqlo yaitu
Tadashi Yanai dan mereka akan menuntut untuk di bayarkan gaji yang tidak diberikan oleh
perusahaan tersebut. Namun pihak Uniqlo tetap masih menolak untuk membayarkannya.
Melihat kasus yang terjadi pada Uniqlo, semestinya mereka tidak melakukan pelanggaran
etika tersebut yang sudah sangat melukai banyak pekerjanya. Selain perusahaan yang tidak
melakukan pelanggaran terhadap pekerja dan lebih memperhatikan hak-hak pekerjanya,
pemerintah juga harus ikut andil dalam kasus-kasus yang melanggar hak pekerjanya. Upaya-
upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu membuat peraturan yang menjadi jaminan agar
para pekerja merasa aman. Dan juga pemerintah melakukan tindakan-tindakan terhadap
perusahaan yang melakukan pelanggaran terhadap pekerja dengan memberikan sanksi atau pun
bahkan bisa mencabut izin perusahaan tersebut. 9
Kasus Hukum Bisnis- Panama Paper
Panama Paper merupakan bocoran dokumen mengenai informasi dunia Offshore dari
tahun 1977 hingga 2015. Informasi tersebut berdasarkan laporan ICIJ ((The International
Consortium of Investigative Journalists) menyebut skandal bisnis yang dilakukan oleh para
rekanan Presiden Vladimir Putin, pelanggaran kode etik bisnis para petinggi FIFA hingga
penyelewengan pajak beberapa pebisnis besar dunia bnahkan mencangkup pemain speak bola
sekaligus.10 Sebanyak 11,5 juta dokumen terdiri dari 1,5 terabyte data dicuri dari firma hukum
Panama yang bernama Mossack Fonesca oleh hacker yang tidak dikenal kemudian bocor ke
konsorsium wartawan internasional.
Kebocoran tersebut membuat lebih banyak berita utama di luar negeri dari pada di dalam
Panama Amerika Serikat sendiri. Contoh dari berita utama yang menyebar adalah berita
9
https://www.kompasiana.com/ariewidie/5caa12353ba7f75f2272f182/pelanggaran-etika-yang-dilakukan-uniqlo-
terhadap-pekerjanya
10
https://elearning.stiemp.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/contoh-beberapa-perusahaan-yang-melanggar-etika-
bisnis.pdf
pengunduran diri Perdana Menteri Islandia Sigmundur Gunnlaugsson, setelah bocor tersebut
mengungkapkan bahwa dia tidak mengungkapkan ketertarikannya pada perusahaan lepas pantai
yang merupakan kreditur untuk bangkrutnya Bank Islandia. Sedangkan untuk tokoh-tokoh dunia
yang disebutkan terlibat dalam The Panama Paper salah satunya adalah Presiden Rusia Vladimir
Putin, Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson (lewat akun istrinya), Presiden
Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Inggris David Cameron, tidak terlepas pula beberapa
nama pengusaha Indonesia. Dan untuk nama-nama pengusaha Indonesia yang terlibat adalah
Joko Sugiarto Tcandra dan Harry Azhar Azis. Melihat kasus yang didapat dari Panama Paper
dapat menjadi pelajaran bahwa diperlukan suatu kesadaran yang tinggi mengenai etika, sehingga
seseorang mampu mengungkapkan kesalahan dari suatu pihak tanpa ada ancaman dari puhak lain
sedang yang pihak mengemukakan kesalahan tidak memanipulasi perkataan maupun
laporannya.11
11
(Purwanti, 2016)
suatu tindakan yang kurang etis dapat dicegah dan diperbaiki. Adapun beberapa penyebab
terjadinya perilaku atau tindakan tidak etis diantaranya meliputi ; a) karyawan yang memiliki
kemampuan kognitif yang rendah, b) adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial,
c) adanya ethical dilemma (situasi yang dihadapi seseorang dimana ia harus mengambil
keputusan tentang perilaku yang tepat).
Dalam manajemen SDM etika memiliki tujuan utama pada konsep implementasi nilai-
nilai. Etika disini bukan untuk kedisiplinan, melaikan usaha-usaha yang dilakukan untuk
meningkatkkan keperdulian karyawan terhadap nilai-nilai yang ada dalam peusahaan atau yang
sedang berkembang. Tujuan tersebut disosialisasikan dengan diskusi tentang nilai nilai
yangdiselenggarakan oleh organisasi atau perusahaan. Pada diskusi ini setiap anggota organisasi
memiliki status yang sama yaitu sebagai anggota forum diskusi, dengan demikiandiharapkkan
akan dapat membangun komitmen bersama yang diaplikasikan pada setiap individu dan
perusahaan secara bersama-sama oleh semua anggota. Dari sinilah diharapkan semua karyawan
akan merasa bangga dengan nilai-nilai etika yang ada di organisasi/perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses yang berkaitan dengan
berbagai macam masalah diruang lingkup karyawan/pegawai, baik dari level atas (pimpinan)
sampai paling bawah. Semua itu untuk dapat menunjang aktifitas organisasi dalam mencapai
tujuanya. Dengan demikian implementasi etika dalam MSDM dapat dilihat dalam fungsi
manajemen itu sendiri yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Rekruitmen dan Seleksi
2. Pelatihan
3. Penilaian Kerja
4. Kompensasi dan Hukuman
Dalam keempat fungsi tersebutlah etika dapat dilihat implementasinya dan dampaknya
penerapan etika tersebut. Semakin bagus penerapan etika yang ada dalam organisasi dan setiap
individu yang ada dalam organisasi makan akan memberikan dampak baik terhadap kemajuan
dan perkembangan oraganisasi atau perusahaan kedepanya. 12
C. KESIMPULAN
12
(RAMPAI, 2017)
Etika bisnis dalam manajemen sumber daya manusia sangat penting untuk memastikan
bahwa perusahaan mengelola sumber daya manusia dengan cara yang benar dan bertanggung
jawab. Hal ini meliputi perekrutan, pelatihan, pengembangan karir, penghargaan, dan
penyelesaian konflik di tempat kerja. Ketika perusahaan menerapkan etika bisnis dalam
manajemen sumber daya manusia, mereka memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan
adil dan dihormati, dan bahwa kepentingan perusahaan tidak berkonflik dengan kepentingan
karyawan.
Perusahaan juga harus memperhatikan etika bisnis dalam manajemen sumber daya
manusia agar dapat memperoleh karyawan yang berkualitas dan mempertahankan karyawan yang
sudah ada. Ketika karyawan merasa bahwa perusahaan menghargai mereka dan memperlakukan
mereka dengan adil, mereka cenderung lebih bersemangat dalam pekerjaan mereka dan
mempersembahkan hasil kerja yang lebih baik. Sebaliknya, ketika perusahaan tidak
memperhatikan etika bisnis dalam manajemen sumber daya manusia, hal ini dapat menyebabkan
karyawan merasa tidak dihargai atau tidak dihormati, yang dapat menyebabkan kehilangan
karyawan dan mempengaruhi citra perusahaan.
Terakhir, penting bagi perusahaan untuk memperhatikan etika bisnis dalam manajemen
sumber daya manusia untuk membangun citra positif di mata masyarakat. Perusahaan yang
menerapkan etika bisnis yang baik dalam pengelolaan sumber daya manusia cenderung dianggap
sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan peduli terhadap karyawan dan masyarakat
secara umum. Hal ini dapat memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat, dan
memperbaiki citra perusahaan di mata konsumen dan investor. Dengan demikian, etika bisnis
dalam manajemen sumber daya manusia merupakan faktor kunci dalam memastikan keberhasilan
jangka panjang perusahaan.
Daftar Pustaka
Aripin, Z., & Padma Negara, M. R. (2021). Perilaku Bisnis: Etika Bisnis & Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: Deepublish.
Atika, L. A., Roihatul , M., & Ratiw, D. (2014). Strategik SDM Dalam Menghadapi Persaingan .
Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya.
Dwi Ratmono, E., & Hartono, H. (2018). Pengaruh etika bisnis terhadap kinerja organisasi
melalui kepuasan kerja karyawan dan kepercayaan konsumen. Jurnal Manajemen dan
Bisnis, 15(2), 136-149.
Purwanti, A. (2016). Analisis Kasus Panama Paper dari Segi Etika. Semarang: UNNES:
Akuntansi.
Satyasmoko, A., & Sawarjuwono, R. (2021). Sistem Whistleblowing Dalam Penanganan Kasus .
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 434-449.
Siswanto, E., & Pramono, B. (2018). Whistleblowing system and its impact on employee
engagement and job satisfaction: Empirical study in Indonesia. International Journal of
Human Resource Studies, 8(1), 72-82.
Suci, D. (2021). Internalisasi Nilai-Nilai Etika Bisnis Islam Dalam Pengembangan Sumber Daya
Manusia (Studi Kasus Ayam Penyet Surabaya Cabang Purwokerto Utara). Skripsi
Ekonomi Syariah, IAIN Purwokerto, 31-34.
https://www.kompasiana.com/ariewidie/5caa12353ba7f75f2272f182/pelanggaran-etika-yang-
dilakukan-uniqlo-terhadap-pekerjanya
https://elearning.stiemp.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/contoh-beberapa-perusahaan-yang-
melanggar-etika-bisnis.pdf