Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunianya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah Komunikasi & Negosiasi Bisnis dengan
judul “Komunikasi Bisnis Lintas Budaya”.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi antar budaya mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis
untuk menyatukan perbedaan di setiap perusahaan. Komunikasi tersebut dapat
berguna sebagai kemampuan seseorang dalam perusahaan untuk mengatasi dan
menghadapi budaya yang berbeda. Hal ini yang menjadikan komunikasi lintas
budaya sangat penting.
Dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisasi, perusahaan
perusahaan besar mencoba melakukan bisnis secara global. Dengan melihat
perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat
penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih
dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan.
Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di
berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya
semakin penting. Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan
multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat
itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting
artinya
1. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku paling
banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an
dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa
mempengaruhi proses kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat
berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk
4
akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda
juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa sebagai cermin budaya
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin
perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal.
Makin besar perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan
komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat
mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahankomunikasi, lebih banyak
kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah
persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
3. Mengurangi Ketidakpastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam
ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi
ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan
menjelaskan perilaku orang lain. Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang
lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi
ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.
4. Kesadaran diri dan perbedaan antar budaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness)
para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan
negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini
mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak
patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang
percaya diri.
5. Interaksi awal dan perbedaan antar budaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara
berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab.
Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah persepsi dansalah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
5
6. Memaksimalkan hasil interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha
memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan implikasi
yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Pertama, orang akan berintraksi
dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif.
Kedua, bila mendapatkan hasil yang positif, maka pelaku komunikasi terus
melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif,
maka pelaku mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku
membuat prediksi tentang perilaku mana yang akan menghasilkan hasil positif.
Pelaku akan mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi
yang diambil, perilaku nonverbal yang ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku
komunikasi kemudian melakukan apa yang menurutnya akan memberikan hasil
positif dan berusaha tidak melakkan apa yang menurutnya akan memberikan
hasil negatif.
1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi
komunikasi antar budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang
bersumber dari seorang individu.
6
• Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa
perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan
identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik
secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui
identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-
usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
• Menyatakan intergrasi social
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan
persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan yang
dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi
adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara
komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antar budaya yang
melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka
integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.
• Menambah pengetahuan
Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama,
saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial komunikasi adalah fungsi dimana berbagai macam etnis, ras,
serta bahkan beda agama sebagai jembatan dalam berkomunikasi dan menjalin
hubungan antar manusia, karena pada kodhrat nya manusia adalah sebagai
makhluk sosial yang harus saling berkomunikasi dengan baik. Adapun fungsi
yang dimaksud adalah :
• Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Dalam praktek
komunikasi antar budaya antara komunikator dan komunikan yang
berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses
komunikasi antar budaya, fungsi ini bermanfaat untuk
menginformasikan "Perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih
7
banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin
perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu
terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
• Menjembatani
Dalam proses komunikasi antar budaya, maka fungsi komunikasi
yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu
merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu
dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya
saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai
konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
• Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan
dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat
kepada masyarakat lain.
• Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian dari kebudayaan lain. Hiburan tersebut termasuk
dalam kategori hiburan antarbudaya.
8
E. Mengenal Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status, kebiasaan
mengambil keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks
budaya, bahasa tubuh, hukum perilaku etis, dan perbedaan budaya perusahaan.
Berikut point mengenai perbedaan budaya yaitu :
a. Nilai-Nilai Sosial Nilai nilai sosial yang tumbuh dan berkembang si suatu
negara bisa jadi berbeda dengan negara lain.
b. Peran dan Status Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang,
termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka
komunikasikan, dan dengan cara bagaimana mereka berkomunikasi. Begitu
pula dalam konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara negara satu
dengan negara yang lain.
c. Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
para manajemen puncan antara negara yang satu dengan negara yang lain
berbeda, ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat.
d. Konsep Waktu Penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan
negara yang lain juga berbeda, ada yang ketat tetapi ada juga yang
longgar/luwes.
e. Konsep Jarak Komunikasi Sebagaimana masalah waktu, menjaga jarak
komunikasi juga berbeda untuk budaya yang berbeda
f. Konteks Budaya Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan
pesannya kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya.
g. Bahasa Tubuh Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber
kesalahpahaman berkomunikasi lintas budaya. Sering kali orang perlu
mewaspadai antara kata yang diucapkan dengan gerakan-gerakan tubuhnya
agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya. Bentuk bahasa tubuh
lainnya adalah kontak mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh yang
sangat ekspresif.
h. Perilaku Sosial Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi dianggap
kurang sopan di negara lain. Selain itu, perilaku sosial antara negara satu
dengan yang lain juga bisa menjadi penghampat berkomunikasi.
9
i. Perilaku Etis Perilaku yang etis dan tidak etis antarnegara pun bisa berbeda.
Di beberapa negara perusahaan diharapkan membayar sejumlah uang secara
resmi untuk persetujuan kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggap
sebagai hal yang rutin.
j. Perbedaan Budaya Perusahaan Budaya organisasi adalah cara perusahaan
dalam melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya organisasi
mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain. Seseorang tidak dapat
mengatasi berbagai hambatan bahasa dan budaya secara sempurna, tetapi ia
akan mudah berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang yang
memiliki budaya berbeda bila bekerja bersama-sama di dalamnya. Cara
seperti itu akan mempermudah seseorang beradaptasi dengan lingkungannya
yang baru. Praktik ini merupakan salah satu cara yang cukup baik untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
10
F. Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing
1. Belajar Tentang Budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki
budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif bila ia telah
mempelajari budayanya. Disamping itu, ketika tinggal di negara lain alangkah
baiknya orang tersebut juga sedikit banyak mengenal budaya maupun adat
istiadat yang berlaku di negara tersebut.
Berikut ini adalah contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan
perjalanan ke suatu negara : di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama
antara lima sampai dengan tujuh ayunan, melepas jabat tangan segera dapat
diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di Perancis, orang berjabat tangan
cukup dengan hanya sekali ayunan atau gerakan.
Jangan memberi hadiah minuman beralkohol di negara-negara Arab. Di
Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan heran
kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar untuk
menunaikan ibadah sholat karena setiap Muslim wajib sholat lima kali sehari.
Anda dianggap manghina tuan rumah jika Anda menolak tawaran makanan,
minuman, atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab.
Namun, Anda juga jangan cepat-cepat menerima segala bentuk tawaran
tersebut. Kalau mau menolak suatu tawaran, tolaklah dengan cara yang sopan.
Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di
Jerman, Belanda, dan Swiss.
2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya
tertentu sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan
bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan
membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang
berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
11
3. Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai
pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu
ketidaksetujuan pun bervariasi. Negosiator dari budaya yan gberbeda
mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode
pengambilan keputusan yang berbeda.
12
1. Fisik (Physical) Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari
hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2. Budaya (Cultural) Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama,
dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang
lainnya.
3. Persepsi (Perceptual) Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.
Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai
pemikiran yang berbeda-beda.
4. Motivasi (Motivational) Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat
motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang
menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar
tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi
hambatan komunikasi.
5. Pengalaman (Experiantial) Experiental adalah jenis hambatan yang
terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang
sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang
berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi (Emotional) Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi
dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan
komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa (Linguistic) Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi
apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver)
menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang
tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8. Nonverbal Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak
berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi.
Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan
(receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah
marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi
13
karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau
takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition) Hambatan semacam ini muncul apabila
penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan.
Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena
melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan
mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara
maksimal.
14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
15
BAB IV
PENUTUP
A. Penutup
Sebagai kata penutup kami ingin mengucapkan banyak terimakasih karena
telah memberikan dan mengizinkan kami untuk berbagi ilmu tentang
“Komunikasi Lintas antar Budaya”. Kami berharap sangat bahwa informasi yang
kami tuangkan ke dalam bentuk makalah ini dapat membantu para pembaca dan
bapak dosen sekalian dalam menambah ilmu atau informasi yang berkaitan
dengan “Komunikasi Lintas Antar Budaya”.
16
DAFTAR PUSTAKA
17