Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI NIRLABA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Isu Kontemporer Sektor Publik
yang diampu oleh Dr. Dra. Lilik Purwanti, M. Si., Ak.

Disusun Oleh :
Kelas CA – Kelompok 10
Challista Christabella 195020300111031
Fikri Fadlilah Rohman 195020301111025
Steffi Lituhayu Van Tama 195020301111030

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

Sampul ........................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
Daftar Tabel................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
Bab II Pembahasan........................................................................................................3
2.1 Organisasi Nirlaba.............................................................................................3
2.2 Akuntansi Nirlaba..............................................................................................4
2.2.1 Definisi Akuntansi Nirlaba........................................................................4
2.2.2 Perbedaan Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Nirlaba....................4
2.3 Standar Akuntansi Nirlaba.................................................................................5
2.3.1 PSAK 45..................................................................................................5
2.3.2 ISAK 35...................................................................................................6
2.4 Laporan Keuangan Nirlaba................................................................................7
Bab III Penutup............................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................. 11
Daftar Pustaka............................................................................................................. 12

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Organisasi Nirlaba dan Organisasi Laba......................................3


Tabel 2.2 Perbedaan Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Nirlaba...........................5
Tabel 2.3 Perbedaan Penyajian PSAK 45 dan ISAK 35.................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup bermasyarakat,
karena sebagai individu manusia tidak bisa menjalani kehidupannya sendirian. Dalam
berkehidupan sosial, manusia akan berinteraksi satu dengan lainnya, yang mana pasti akan
memerlukan lingkungan untuk melakukan interaksi tersebut. Karena kebutuhan lingkungan
tersebut, muncullah berbagai kelompok manusia yang sering disebut sebagai organisasi.
Organisasi adalah suatu tempat untuk berkumpulnya sekelompok orang yang bekerja sama
dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Banyak bentuk organisasi di dalam masyarakat, salah satunya yaitu organisasi
nirlaba. Organisasi nirlaba adalah organisasi yang bergerak dalam pelayanan sosial yang
tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Organisasi ini biasanya didirikan oleh masyarakat
ataupun dikelola oleh pihak swasta. Keanggotaan organisasi ini pun bersifat sukarela.
Adapun yang termasuk dalam bentuk organisasi ini yaitu badan keagamaan, lembaga
pendidikan, yayasan yang kegiatannya menyelenggarakan pemeliharaan kesehatan,
pemeliharaan orang lanjut usia/panti jompo, pemeliharaan anak yatim piatu, pemeliharaan
anak atau orang terlantar, pemeliharaan anak atau orang cacat, santunan dan pertolongan
kepada bencana alam, kecelakaan, serta kegiatan sosial lainnya sepanjang badan sosial itu
tidak berorientasi pada laba.
Meskipun dalam menyelenggarakan kegiatannya tidak mencari keuntungan,
organisasi nirlaba tetap membutuhkan laporan keuangan dalam menjalankan kegiatannya.
Laporan keuangan tersebut tentunya menjadi bahan pertimbangan para stakeholder dalam
menilai kinerja organisasi tersebut, pertimbangan para donatur dalam pemberian dana, serta
sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus atas kewajiban atau tugas yang diembannya.
Dalam melaporkan keuangan tentunya akan melalui serangkaian siklus akuntansi.
Serangkaian siklus akuntansi bagi organisasi nirlaba tersebutlah yang biasa dikenal sebagai
Akuntansi Nirlaba.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi nirlaba dan apa saja perbedaannya
dengan organisasi laba?
2. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi nirlaba dan apa saja perbedaannya
dengan akuntansi konvensional?
3. Apa saja standar akuntansi yang digunakan dalam akuntansi nirlaba?

1
4. Apa saja jenis-jenis laporan keuangan organisasi nirlaba?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi nirlaba serta perbedaannya dengan
organisasi laba.
2. Untuk mengetahui pengertian akuntansi nirlaba serta perbedaannya dengan
akuntansi konvensional.
3. Untuk mengetahui standar akuntansi yang digunakan dalam akuntansi nirlaba.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis laporan keuangan organisasi nirlaba.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Nirlaba


Organisasi adalah dua orang atau lebih yang berada di dalam satu wadah yang sama
dan memiliki satu tujuan dimana tujuan tersebut akan dicapai bersama melalui kerjasama
dari pihak bersangkutan yaitu anggota dari organisasi tersebut. Sedangkan nirlaba adalah
istilah yang biasa digunakan sebagai sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau
lingkungan yang tidak semata-mata untuk mencari keuntungan materi (uang).
Menurut PSAK nomor 45, organisasi nirlaba adalah organisasi yang memperoleh
sumber daya yang berasal dari sumbangan pihak anggota. Setiap para penyumbang
(organisasi) tidak mengharapkan keuntungan yang akan didapat pada saat organisasi ini
berkembang. Sedangkan menurut Pahala Nainggolan (2005), entitas nirlaba atau organisasi
nirlaba adalah sebuah lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang bekerja sama
dan mempunyai tujuan tertentu, entitas nirlaba tidak mengutamakan laba atau kekayaan
dalam melaksanakan kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian, organisasi nirlaba
merupakan suatu kumpulan antara dua individu atau lebih yang tidak bertujuan untuk
mencari keuntungan seperti organisasi bisnis. Organisasi ini tidak bersifat mengikat
keanggotaannya atau bersifat sukarela. Organisasi nirlaba memfokuskan kinerjanya pada
pelayanan publik.
Pada dasarnya organisasi nirlaba tujuannya adalah untuk pelayanan pendidikan,
ekonomi, spiritual, sosial, dan perorangan maupun kelompok yang bersifat tidak
mengharapkan imbalan. Karakteristik organisasi nirlaba juga tidak sama dengan organisasi
lain. Adapun karakteristik organisasi nirlaba yaitu:
1) Dana diperoleh dari sumbangan yang tidak mengharapkan imbalan,
2) Menghasilkan barang jasa dengan tujuan utama tidak untuk mencari laba, walaupun
memperoleh laba pendiri dan pemilik tidak mengambilnya,
3) Hak milik entitas tidak dapat pindah tangankan, dijual, diberikan, dan,
4) Kepemilikan tidak menunjukkan jumlah pembagian saat pencairan atau likuidasi.

Tabel 2.1 Perbedaan Organisasi Nirlaba dan Organisasi Laba

Pembeda Organisasi Nirlaba Organisasi Laba

Tidak mencari keuntungan Mencari keuntungan dengan


Tujuan melainkan melayani kepentingan menjalankan kegiatan usahanya.
atau kebutuhan bersama (publik).

Kepemilikan Tidak jelas siapa sesungguhnya Pemilik organisasi jelas dan pemilik

3
pemilik organisasi nirlaba, apakah memperoleh untung dari hasil
anggota, klien, atau donatur. usaha organisasinya.

Berasal dari donasi atau Berasal dari modal disetor dan juga
Sumber sumbangan para donatur, karena dari keuntungan usahanya.
Pendanaan organisasi ini tidak menghasilkan
keuntungan.

Pembagian/ Hal ini tidak mudah dilakukan, Pada organisasi laba telah jelas
Penyebaran karena pemilik organisasi nirlaba siapa yang menjadi Dewan
Tanggung tidak jelas. Komisaris, yang kemudian memilih
Jawab seorang Direktur Pelaksana.

Adapun yang termasuk ke dalam organisasi nirlaba yaitu:


1) Organisasi Kesejahteraan Sosial Masyarakat
2) Yayasan Sosial, misalnya : Supersemar, Yatim Piatu
3) Yayasan Dana, misalnya : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI Peduli, Dompet Dhuafa
4) Lembaga Advokasi, misalnya : Kontras, YLKI, Perlindungan kekerasan dalam Rumah
Tangga
5) Balai keselamatan, misalnya : Tim SAR
6) Konservasi lingkungan / satwa, misalnya : WALHI, Pro Fauna
7) Rumah Sakit dan Organisasi Kesehatan Masyarakat
8) Yayasan Kanker Indonesia
9) PMI

2.2 Akuntansi Nirlaba


2.2.1 Definisi Akuntansi Nirlaba
Akuntansi Nirlaba adalah akuntansi pada sebuah organisasi nirlaba, yaitu organisasi
yang tidak memiliki tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan dari kegiatan yang
dijalankan. Adapun persamaan dasar akuntansi dalam entitas nirlaba yaitu:
Aset = Liabilitas + Aset Neto

2.2.2 Perbedaan Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Nirlaba


Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat banyak perbedaan pada
karakteristik organisasi konvensional (organisasi laba) dan organisasi nirlaba. Hal ini
mengakibatkan adanya beberapa perbedaan perlakuan akuntansi untuk organisasi
konvensional dan organisasi nirlaba. Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

4
Tabel 2.2 Perbedaan Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Nirlaba

Pembeda Akuntansi Konvensional Akuntansi Nirlaba

Terdapat akun ekuitas pemilik Tidak ada akun ekuitas pemilik


ataupun akun laba ditahan. Pemilik atau akun laba ditahan karena
yang terdaftar di pembukuan berhak organisasi nirlaba tidak dimiliki
Kepemilikan
mendapatkan dividen atau pencairan oleh siapapun.
keuntungan atau kenaikan nilai
saham di pasar.

Akun pendapatan dan biaya terkait Pendapatan berasal dari donasi


dengan penjualan produk dan dan hibah. Pengeluaran harus
Pendapatan layanan. sesuai dengan tujuan pemberian
donasi dari donatur ataupun
kontrak hibah yang ada.

Laporan Posisi Keuangan Laporan Posisi Keuangan


mencerminkan aset milik perusahaan mencerminkan aset milik
Laporan
yang dapat didistribusikan sebagai organisasi untuk memajukan misi
Keuangan
laba ditahan kepada pemegang organisasi.
saham.

Melacak keuntungan/kerugian dari Melacak pendapatan bersih dan


Kegunaan
aktivitas perusahaan (Laporan melacak kelebihan pendapatan
Sistem
Laba/Rugi). atas pengeluaran (Laporan
Akuntansi
Aktivitas).

2.3 Standar Akuntansi Nirlaba


2.3.1 PSAK 45
PSAK 45 adalah pernyataan standar akuntansi keuangan yang disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan dimana berisi tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba.
PSAK ini telah melalui perubahan pada 8 April 2011 atas PSAK 45 yang telah dikeluarkan
sebelumnya pada tanggal 23 Desember 1997. Tujuan dari PSAK 45 adalah:
1) Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
2) Agar laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

5
Kemudian ruang lingkup dari PSAK 45 adalah pengaturan jenis-jenis laporan keuangan dan
ilustrasi masing-masing laporan. Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba
harus memenuhi karakteristik:
a) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
b) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau
pemilik entitas nirlaba tersebut.
c) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi atau kepemilikan tersebut
tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat
likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

2.3.2 ISAK 35
Awalnya organisasi nirlaba di Indonesia menggunakan standar yang telah ditentukan
DSAK IAI yaitu PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Akan tetapi
seiring dengan proses konvergensi SAK ke IFRS, Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
berbasis industri yang menganut prinsip “entity based” harus dicabut dan diganti dengan
SAK berbasis IFRS yang menganut prinsip “transaction based”. Hal ini mengakibatkan
pencabutan seluruh SAK yang mengatur entitas termasuk PSAK 45 melalui Pernyataan
Pencabutan Standar Keuangan (PPSK) 13 yang baru berlaku efektif 1 Januari 2020.
Untuk mengganti PSAK 45, DSAK IAI menerbitkan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) 35 tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Non Laba.
Karena ISAK 35 hanya memberikan informasi mengenai cara penyajian laporan keuangan
organisasi nirlaba, organisasi nirlaba harus menerapkan ISAK 35 ini bersamaan dengan
SAK berbasis IFRS atau SAK ETAP (SAK untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik) yang
dipilih dengan menyesuaikan karakteristik dari entitas terkait. Bila organisasi nirlaba memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan, organisasi tersebut akan menggunakan PSAK dan ISAK
35. Sedangkan bila organisasi nirlaba memiliki akuntabilitas publik yang tidak signifikan,
organisasi tersebut akan menggunakan SAK ETAP dan ISAK 35.

Tabel 2.3 Perbedaan Penyajian PSAK 45 dan ISAK 35

6
Pembeda PSAK 45 ISAK 35

Sumber daya diklasifikasikan Sumber daya diklasifikasikan


dalam 3 pos, yaitu : dalam 2 pos, yaitu :
Klasifikasi Aset
● Aset neto tidak terikat ● Aset neto dengan pembatasan
Neto
● Aset neto terikat temporer ● Aset neto tanpa pembatasan
● Aset neto terikat permanen

Laporan Aktivitas : Laporan Penghasilan


Komprehensif :
Pendapatan
Judul Laporan
( Beban ) Pendapatan
Keuangan
Surplus/defisit tahun berjalan ( Beban )
Saldo awal . Surplus/defisit tahun berjalan
Saldo akhir

Laporan Aset Laporan ini hanya sebagai Laporan ini merupakan bagian dari
Perubahan alternatif. jenis laporan keuangan entitas
Aset Neto non-laba.

Penghasilan Tidak mendukung penghasilan Mendukung penghasilan


Komprehensif komprehensif lain dalam komprehensif lain dalam penyajian
Lain penyajian laporan keuangan. laporan keuangan.

Diterjemahkan sebagai Nirlaba Diterjemahkan sebagai Non-Laba


Terjemahan
(tidak menghasilkan laba) (aktivitas utamanya tidak
“not-for-profit”
berorientasi mencari laba)

2.4 Laporan Keuangan Nirlaba


Laporan keuangan entitas nirlaba memiliki tujuan untuk menyediakan informasi yang
relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
entitas nirlaba. Pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan ini memiliki kepentingan
untuk menilai jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut serta cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain
dari kinerjanya. Laporan keuangan entitas nirlaba menyajikan berbagai informasi yaitu:
 Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
 Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto;

7
 Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode
dan hubungan antar keduanya;
 Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap
likuiditas;
 Usaha jasa entitas nirlaba.

Menurut PSAK 45, jenis-jenis laporan keuangan entitas nirlaba adalah:


 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi
mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi
keuangan ini digunakan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai hal-hal
sebagai berikut.
1) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan;
dan
2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Informasi likuiditas ditampilkan dengan cara sebagai berikut.
1) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan
tanggal jatuh tempo;
2) Mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke
dalam jangka pendek dan jangka panjang;
3) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh
liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas
laporan keuangan.
Klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat:
1) Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok
aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu:
terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
2) Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau
temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam
laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

 Laporan Aktivitas

8
Tujuan utama dari laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
aset neto, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan bagaimana
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas ini digunakan oleh pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain
untuk menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan
memberikan jasa, dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian adalah sebagai
berikut.
1) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto
tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber
daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan
beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
2) Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada atau tidaknya
pembatasan.
3) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aset lain sebagai penambah atau pengurang aset neto
tidak terikat.

 Laporan Arus Kas


Laporan arus kas bertujuan utama menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Klasifikasi penerimaan
dan pengeluaran kas sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas adalah:
1) Aktivitas pendanaan
a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi
untuk jangka panjang.
b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi.
c) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka
panjang.
2) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

 Catatan atas Laporan Keuangan

9
Catatan atas laporan keuangan berisi tentang penjelasan lebih lanjut
mengenai apa yang terdapat pada laporan posisi keuangan, laporan aktivitas,
dan laporan arus kas.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang memperoleh sumber daya yang berasal
dari sumbangan pihak anggota. Organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi laba yang
berfokus mencari imbalan. Organisasi nirlaba berfokus pada pelayanan pendidikan,
ekonomi, spiritual, dan sosial. Perbedaan tujuan dalam operasionalnya membuat organisasi
nirlaba memiliki perlakuan akuntansi yang berbeda dari organisasi laba. Saat ini organisasi
nirlaba menggunakan ISAK 35 untuk dijadikan sebagai standar akuntansinya untuk
menggantikan standar sebelumnya (PSAK 45) yang telah dicabut. Berbeda dengan
organisasi laba, laporan keuangan pada organisasi nirlaba hanya terdiri atas empat laporan
keuangan, yaitu Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan.

3.2 Saran
Standar akuntansi yang diterapkan pada organisasi nirlaba perlu dipantau secara
terus menerus. Standar akuntansi tersebut perlu dinilai apakah masih relevan dengan
kondisi organisasi nirlaba saat ini atau tidak. Apabila dinilai sudah tidak relevan lagi maka
perlu dilakukan pengembangan pada standar akuntansi tersebut agar dapat sesuai dengan
kebutuhan pelaporan keuangan di organisasi nirlaba.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). 2011. PSAK 45: Pelaporan Keuangan
Akuntansi Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Gustani. 2021. Pencabutan PSAK 45 dan Penerapan ISAK 35 : Dampaknya Terhadap
Pelaporan Keuangan Yayasan, (Online), (https://www.gustani.id/2021/02/pencabutan-
psak-45-dan-penerapan-isak.html), diakses pada 18 April 2021.
Harmony. 2021. Apa Itu Akuntansi Nirlaba? Simak Pengertian dan Ciri-Cirinya, (Online),
(https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-akuntansi-nirlaba-simak-pengertian-dan-ciri-
cirinya#:~:text=Akuntansi%20nirlaba%20merupakan%20sebuah%20organisasi,rela
%20tanpa%20mengharapkan%20keuntungan%20kembali.), diakses pada 24 April
2021.
Inka F. dan Nabila Yasmina. 2020. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba PSAK 45 (Digantikan
dengan ISAK 35). Makalah.
Kurniawati, S. 2019. BAB I PENDAHULUAN, (Online), (http://eprints.umg.ac.id/3207/2/BAB
%20I.pdf), diakses pada 17 April 2021.
Martani, Dwi. Powerpoint ED ISAK 35 dan PSAK 45 Organisasi Nirlaba. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Pratama, Ramanda Yogi. 2020. Perbedaan ISAK 35 dengan PSAK 45, (Online),
(https://www.academia.edu/42642379/Perbedaan_ISAK_35_dengan_PSAK_45#:~:text
=PSAK%2045%20mengatur%20mengenai%20pelaporan,keuangan%20untuk
%20entitas%20berorientasi%20nonlaba.), diakses pada 18 April 2021.
Priharto, Sugi. 2020. Akuntansi Organisasi Nirlaba : Pengertian, Karakteristik dan
Pengelolaannya, (Online), (https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-organisasi-nirlaba/),
diakses pada 19 April 2021.
Priharto, Sugi. 2020. Pengertian Organisasi Manfaat dan Fungsi Berorganisasi, (Online),
(https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-organisasi/), diakses pada 18
April 2021.
Yani, Meri. 2019. Organisasi Nirlaba, (Online), (http://dosen.stie-
alanwar.ac.id/file/content/2019/09/AKL1-10-Organisasi-Nirlaba_kurniawan.pdf), diakses
pada 18 April 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai