Disusun Oleh
1. Nabella Febriyani (E2B019328)
2. Maylina Zulfana Ahwa (E2B019381)
3. Nadila Zulfa (E2B019384)
FAKULTAS EKONOMI
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak. Makalah dengan judul “Akuntansi
Organisasi Nirlaba” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Konsolidasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah Akuntansi Konsolidasi. Besar harapan kami agar isi
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan
membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata
pengantar ini kelompok kami sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang
membantu penyusunan dan membaca makalah ini.
Hormat Kami
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar belakang..............................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................4
1.3 Rumusan masalah.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
2.1 Organisasi nirlaba.........................................................................................................5
2.1.1 Pengertian organisasi nirlaba................................................................................5
2.1.2 Ciri-ciri organisasi nirlaba....................................................................................5
2.1.3 Contoh organisasi nirlaba.....................................................................................6
2.1.4 Dasar pemikiran akuntansi organisasi nirlaba.......................................................6
2.1.5 Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba.........................................................8
2.1.6 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45..............................9
2.1.7 Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba..........................................12
2.2 Badan Layanan Umum (BLU)....................................................................................12
2.2.1 Pengertian Badan Layanan Umum.....................................................................12
1) Bukan kekayaan negara/ daerah yang dipisahkan, sebagai satuan kerja instansi
pemerintah..........................................................................................................................13
2) Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi......13
3) Berperan sebagai agen dari menteri/ pimpinan lembaga induknya:............................13
a. Kedua belah pihak menandatangani kontrak kinerja..................................................13
b. Menteri/ pimpinan lembaga bertanggungjawab atas kebijakan layanan yang hendak
dihasilkan,..........................................................................................................................13
c. BLU bertanggungjawab untuk menyajikan layanan yang diminta..............................13
2.2.2 Tujuan dan asas..................................................................................................13
2.2.3 Persyaratan, penetapan dan pencabutan BLU.....................................................14
2.2.4 Sistem akuntansi BLU........................................................................................16
BAB III PENUTUP....................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................21
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan
kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah
dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan,
atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan
proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau
pembubaran entitas
6
dard Board (GASB) menyusun standar akuntasi dan pelaporan keuangan untuk
pernerintah pusat dan federal AS.
Di Indonesia, Pemerintah membentuk Komite Standar Akuntasi
Pemerintah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun
terpisah dari FASB di AS atau Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan
Akuntan Indonesia di Indonesia karena karakteristik entitasnya berbeda.
Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau semacamnya,
memberi pelayanan masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu
memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pernerintah tanpa
peduli bahwa imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak
memadai.
Organisasi komersial dan nirlaba sering rancu, karena pembagiannya
didasarkan atas jenis kegiatan atau bentuk legalnya. Sesungguhnya istilah non -
komersial lebih tepat dari istilah nirlaba. Istilah Not For Profit Organization
(NFPO) telah menggeser istilah nonprofit organization karena menawarkan
resolusi bahwa itikad atau tujuan pendirian organisasi bersangkutan bukan
untuk mencari laba. Seluruh kegiatannya tidak ditujukan untuk mengumpulkan
laba, namun dalam perjalanannya organisasi nirlaba ternyata secara legal
bernasib keuangan yang baik, yakni dapat mengalami surplus karena aliran kas
masuk melebihi aliran kas keluar. Dengan demikian, walaupun sama-sama
memperoleh sisa laba, surplus yang setara laba neto setelah pajak, baik
organisasi komersial maupun organisasi nirlaba tetap pada jati dirinya.
Surplus diperlukan organisasi nirlaba untuk memperbesar skala
kegiatan pengabdiannya dan memperbaharui sarana yang uzur dan rusak.
Sebaliknya, apabila surplus tersebut dinikmati oleh para pengurus dalam
bentuk gratifikasi, gaji, bonus, tunjangan perjalanan dinas, pinjaman bagi
pendiri/ pengurus (setara dividen dalam entitas komersial) atau kenikmatan
(mobil mewah, rumah tinggal, keanggotaan golf dan sebagainya), maka
organisasi nirlaba menjadi berhakikat entitas komersial.
Entitas komersial atau nirlaba sering diidentifikasi melalui bentuk legal
dan bentuk kegiatan. Contoh entitas legal adalah:
7
1) Entitas komersial, terbagi atas entitas komersial yang dikelola
pemerintah, seperti BUMN Persero; entitas komersial swasta, misalnya
CV, NV, Firma, usaha perorangan, UD;
2) Entitas nirlaba, terbagi atas entitas nirlaba pemerintah, entitas nirlaba
swasta, misalnya yayasan, partai politik, lembaga swadaya masyarakat
Pembagian entitas komersial dan nirlaba berdasarkan bidang bentuk
kegiatan/ bidang usaha tidak disarankan. Rumah sakit dan museum pemerintah
pada umumnya nirlaba, namun rumah sakit dan museum swasta mungkin
nirlaba atau komersial
8
5) Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/ kondisi
sumher kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai
usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat
menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.
6) Memherikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pemba -
yaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempe-
ngaruhi likuiditas organisasi.
7) Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.
9
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk
menilai:
1) Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan,
dan
2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.
10
Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat
Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya
pembatasan.
Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku
lagi dalam periode yang sama, maka sumbangan tersebut dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara
konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain
diakui sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, organisasi nirlaba tetap berpeluang untuk menambah
klasifikasi aset bersih sekiranya diperlukan.
Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:
1) Pendapatan
2) Beban
11
sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk
perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan
dana abadi (endowment), atau dari hasil investasi yang dibatasi
penggunaannya untuk jangka panjang.
12
2.2 Badan Layanan Umum (BLU)
13
3) Menteri/ pimpinan lembara/ gubernur/ bupati/ walikota bertanggung jawab
atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang
didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
4) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh
menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/ bupati/ walikota.
5) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
6) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian negara/
lembaga/ SKPD/ pemerintah daerah.
7) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek
bisnis yang sehat.
14
b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat
sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.
Penetapan
Proses penetapan PPK-BLU adalah sebagai berikut:
Menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD mengusulkan instansi pemerintah
yang memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif untuk
menerapkan PPK-BLU kepada Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
walikota, sesuai dengan kewenangannya.
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota menetapkan instansi
pemerintah yang telah memenuhi persyaratan untuk menerapkan PPK-BLU.
Penetapan tersebut dapat berupa pemberian status BLU secara penuh atau
status BLU bertahap.
Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan telah
dipenuhi dengan memuaskan.
15
Status BLU-Bertahap diberikan apabila persyaratan substantif dan teknis
telah terpenuhi, namun persyaratan administratif belum terpenuhi secara
memuaskan.
Status BLU-Bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota, sesuai dengan
kewenangannya, memberi keputusan penetapan atau surat penolakan
terhadap usulan penetapan BLU paling lambat 3 bulan sejak diterima dari
menteri/ pimpinan lembaga/ kepala SKPD.
Pencabutan
Adapun penerapan PPK-BLU berakhir atau dicabut yaitu apabila:
Dicabut oleh Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Dicabut oleh Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota berdasarkan
usul dari menteri/ pimpinan lembaga/ kepala SKPD, sesuai dengan
kewenangannya atau
16
2.2.4 Sistem akuntansi BLU
Sistem Akuntansi BLU terdiri dari:
Sistem Akuntansi Keuangan, adalah sistem akuntansi yang menghasilkan
laporan keuangan pokok dengan tujuan umum (general purpose) yang
menghasilkan laporan keuangan pokok untuk keperluan akuntabilitas,
manajemen, dan transparansi.
Sistem Akuntansi Aset Tetap, yang menghasilkan laporan aset tetap untuk
keperluan manajemen aset tetap.
Sistem Akuntansi Biaya, yang menghasilkan informasi biaya satuan (unit)
per unit layanan, pertanggungjawaban kinerja ataupun informasi lain untuk
kepentingan manajerial.
Karakteristik yang ada dalam sistem akuntansi keuangan BLU antara lain:
Basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual.
Sistem akuntansi dilaksanakan dengan sistem pembukuan berpasangan
(double entry).
Sistem akuntansi BLU disusun dengan berpedoman pada prinsip
pengendalian intern sesuai praktek bisnis yang sehat
17
Informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi asset tetap
bukan milik BLU namun berada dalam pengelolaan BLU
Dalam pelaksanaan sistem akuntansi asset tetap, BLU dapat menggunakan
sistem akuntansi barang milik Negara yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
18
Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas
Melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan
Menyimpan kas dan mengelola rekening bank
Melakukan pembayaran
Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek, dan
Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan
tambahan. Atau dengan kata lain memanfaatkan kas yang menganggur (idle
cash) jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tambahan.
Pengelolaan utang
Mengenai pengelolaan utang BLU, disebutkan dalam 18 UU N0 23 Th
2005 tentang pengelolaan BLU, disebutkan BLU dapat memiliki utang
sehubungan dengan kegiatan operasional dan/ atau perikatan peminjaman
dengan pihak lain sepanjang dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktek bisnis
yang sehat
Terdapat 2 (dua) jenis utang BLU, yaitu:
Utang jangka pendek
Utang jangka panjang
Pengelolaan piutang
Dalam pasal 17 UU N0 23 Th 2005, mengenai pengelolaan piutang BLU
disebutkan bahwa BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/ atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan kegiatan BLU sepanjang dikelola dan diselesaikan
secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat
memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat dan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Piutang BLU yang sulit ditagih dapat dilimpahkan penagihannya kepada
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pada implementasi selanjutnya, piutang BLU dapat dihapus secara mutlak atau
bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang nilainya ditetapkan secara
berjenjang.
19
Adapun kewenangan penghapusan piutang secara berjenjjang tersebut
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota,
sesuai dengan kewenangannya, dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik
untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang
bersifat mencari laba (moneter).
Ada 4 jenis laporan keuangan yang perlu disusun oleh organisasi nirlaba
menurut PSAK Nomor 45 yaitu:
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan aktivitas
3. Laporan arus kas
4. Catatan atas laporan keuangan
Ada 3 hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba
yaitu:
1. Kepemilikan
2. Pengelolaan
Badan layanan umum (BLU) adalah Instansi di lingkungan pemerintah yang di
bentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
atau jasa yang di jual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya di dasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://mitoyono.blogspot.com/2011/01/akuntansi-organisasi-nirlaba.html(diakses
tanggal 29 Mei 2017)
http://tugasdanbelajar.blogspot.com/2013/02/pengertian-organisasi-nirlaba-
non.html#.UzuOjycQzXQ (diakses tanggal 29 Mei 2017)
http://titoindraprasetyo09.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html (diakses tanggal 29 Mei 2017)
http://akuntansi-organisasi-nirlaba.blogspot.com/ (diakses tanggal 29 Mei 2017)
Dcmaria wordpress.com/2012/09/18/badan-layanan-umum-blu. Html (diakses tanggal
29 Mei 2017)
http://drummerfan.wordpress.com/2010/01/16/blu-badan-layanan-umum/ (diakses
tanggal 29 Mei 2017)
22