Kelompok 12:
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Sektor Publik dengan judul
“Akuntansi Organisasi Nirlaba (Psak 45)” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tidak lupa kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan materi maupun pikirannya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun
motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk kedepannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan serta menambah pengetahuan kita tentang Akuntansi Sektor Publik,
khususnya Akuntansi Organisasi Nirlaba (Psak 45) bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. Organisasi Nirlaba...........................................................................................................5
B. PSAK 45..........................................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
3
BAB I
4
PENDAHULUAN
merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan adanya penyimpangan (bias), salah penafsiran, dan
ketidaktepatan. Untuk meminimumkan kemungkinan tersebut, profesi akuntansi telah
berupaya untuk mengembangkan suatu aturan maupun prosedur yang dipakai. Setiap
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan
pelaporan dengan berlandaskan pada aturan dan prosedur tersebut. Tuntutan untuk
menginformasikan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan
sumber daya dengan membuat laporan keuangan tidak hanya dilakukan oleh organisasi
bisnis, namun juga organisasi nirlaba. Menurut PSAK nomor 45.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu organisasi nirlaba?
2. Bagaimana PSAK 45?
3. Bagaimana akuntansi pada organisasi nirlaba?
4. Bagaimana laporan keuangan pada organisasi nirlaba?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba (non-profit
oriented) namun tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pemanfaatan
sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang dana dan society. Organisasi nirlaba berupa
organisasi kemasyarakatan, yayasan atau organisasi non pemerintah lainnya termasuk organisasi
6
internasional. Karakteristik organisasi pada entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh
sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan
imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut.
Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu
yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk,
sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk
entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan
modalnya dari utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada
publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran
kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba tersebut, seperti kreditor
dan pemasok dana lainnya.
Entitas semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis
pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama
yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai:
a. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
7
B. PSAK 45
Tujuan
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan
adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
Ruang Lingkup
1. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding
dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika
entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.
8
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
2. Pernyataan ini dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya.
4. Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu
pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifkan.
Defnisi
d. Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.
9
C. Akuntansi Organisasi Nirlaba
Basis Pencatatan Akuntansi
Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas dan Basis Akrual, yang secara luas
digunakan :
10
penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan informasi
keuangan.
Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no. 45
perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan
perkiraan Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva,
Kewajiban, dan Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari
Penerimaan dan Biaya.
Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut : kedua sisi
kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal tersebut
karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita perlu menggaris
bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus seimbang,
demikian juga hasil akhir/saldonya harus seimbang.
11
D. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Pihak pengguna laporan keuangan entitas nirlaba
memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:
a. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;
b. cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah
untuk menyajikan informasi mengenai:
a. jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;
12
b. pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto
c. jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya;
d. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya;
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset,
liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu.
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan
informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota
entitas nirlaba, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan
total aset, liabilitas, dan aset neto.
13
Klasifkasi Aset dan Liabilitas
Laporan posisi keuangan (neraca), termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, feksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset
dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas
yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai
contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang
homogen, seperti:
(b) piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
(c) persediaan;
(f) tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang disajikan terpisah
dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
b. mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang;
14
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen,
terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Tidak terikat
Dana dapat digunakan untuk keperluan entitas nirlaba tanpa dibatasi oleh
peraturan yang mengikat. Entitas lebih leluasa untuk melakukan pengeluaran bagi jenis
kontribusi ini.
Terikat sementara
Kontribusi yang masuk dalam terikat sementara disebabkan oleh tujuan yang
terbatas untuk periode tertentu. Beberapa lembaga menggunakan batasan waktu hingga 5
tahun sebelum ditarik atau dialihkan ke jenis tidak terikat (Ruppel, 2007).
Terikat permanen
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan.
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas
nirlaba. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.
2. Laporan Aktivitas
15
(a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,
(c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan
jasa, dan
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aset neto tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat
yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.
16
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak
menutup peluang adanya klasifkasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu
kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba dapat
mengklasifkasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat
dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang
atau tidak berulang, atau dengan cara lain.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan
manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak
digunakan lagi.
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifkasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama
dan aktivitas pendukung.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada
para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas
nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui
berbagai program utama.
17
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya,
aktivitas pendukung meliputi aktivitas-aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan
pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen
bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya, dan semua
aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana; pengadaan daftar
alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran
manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian
dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota
meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas
sejenis.
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:
a. Aktivitas pendanaan:
18
Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-
laporan diatas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang
dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan.
19
20
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya pembuatan laporan keuangan bagi organisasi nirlaba atau non profit sangat
terlihat.Banyak beberapa donatur yang mulai meminta laporan pertanggungjawaban untuk
melihat seberapa membutuhkannya sumbangan untuk melangsungkan kemajuan organisasi
nirlaba tersebut. Dimana tujuan Pelaporan Keuangan itu sendiri memiliki kepentingan bersama
untuk menilai jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa secara berkesinambungan serta untuk menilai cara ketua melaksanakan mekanisme
pertanggungjawaban dan aspek kinerja ketua. Dalam pembuatan leporan keuangan yayasan
hanya memiliki laporan kas masuk dan kas keluar. Lemahnya prosedur penyusunan laporan
keuangan yayasan yang belum ada dikarenakan latar belakang pendidikan pengurus yang tidak
berasal dari bidang akuntansi serta keterbatasan waktu dikarenakan pengurus juga bekerja
sebagai karyawan di perusahaan lain, sehingga jika peneliti ingin melakukan observasi jauh-jauh
hari harus membuat janji terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ED PSAK No. 45) tentang Pelaporan Entitas Nirlaba.
22
23