Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA (PSAK 45)

Dosen Pengampu: Nur Laila Yuliani SE., M.Sc.

Kelompok 12:

1. Listi Rahayu (17.0102.0089)


2. Destina Inka Geraldine (17.0102.0100)
3. Alfina Damayanti (17.0102.0107)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Sektor Publik dengan judul
“Akuntansi Organisasi Nirlaba (Psak 45)” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Tidak lupa kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan materi maupun pikirannya
dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat membangun
motivasi kami agar dapat menjadi lebih baik dan lebih maju untuk kedepannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan serta menambah pengetahuan kita tentang Akuntansi Sektor Publik,
khususnya Akuntansi Organisasi Nirlaba (Psak 45) bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Magelang, 14 April 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan dan Manfaat........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

A. Organisasi Nirlaba...........................................................................................................5

B. PSAK 45..........................................................................................................................7

C. Akuntansi Organisasi Nirlaba.........................................................................................8

D. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba...............................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................................17

B. Saran..............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

3
BAB I

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi sangat diperlukan perusahaan, pemerintahan, perseorangan, maupun


organisasi lain dalam hal memperoleh data-data keuangan yang penting, dan kemudian
menyampaikannya dalam bentuk laporan, sehingga dapat dijadikan landasan untuk
mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap informasi keuangan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
pihak intern dan pihak ekstern. Pihak intern adalah kelompok yang secara langsung
berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari, yaitu manajemen. Akuntansi
bagi manajemen merupakan alat untuk menjalankan aktivitas maupun menjalankan
fungsi manajerial suatu perusahaan maupun organisasi. Melalui akuntansi dapat
diketahui aktivitas perusahaan masa lalu, sekarang, dan prospek masa yang akan
datang. Sedangkan kelompok pihak yang ekstern adalah kelompok yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan sehari-hari tetapi berkepentingan
terhadap perusahaan, pihak-pihak ekstern antara lain; investor, karyawan, masyarakat,
dan pelanggan. Hasil dari proses akuntansi merupakan laporan keuangan yang berisi
informasi keuangan. Dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan
merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.
Sedangkan dari sisi pemakai eksternal, laporan keuanan

merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan adanya penyimpangan (bias), salah penafsiran, dan
ketidaktepatan. Untuk meminimumkan kemungkinan tersebut, profesi akuntansi telah
berupaya untuk mengembangkan suatu aturan maupun prosedur yang dipakai. Setiap
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan
pelaporan dengan berlandaskan pada aturan dan prosedur tersebut. Tuntutan untuk
menginformasikan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan
sumber daya dengan membuat laporan keuangan tidak hanya dilakukan oleh organisasi
bisnis, namun juga organisasi nirlaba. Menurut PSAK nomor 45.

5
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu organisasi nirlaba?
2. Bagaimana PSAK 45?
3. Bagaimana akuntansi pada organisasi nirlaba?
4. Bagaimana laporan keuangan pada organisasi nirlaba?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui organisasi nirlaba.
2. Mengetahui PSAK 45.
3. Mengetahui akuntansi pada organisasi nirlaba.
4. Mengetahui laporan keuangan pada organisasi nirlaba.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba (non-profit
oriented) namun tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pemanfaatan
sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang dana dan society. Organisasi nirlaba berupa
organisasi kemasyarakatan, yayasan atau organisasi non pemerintah lainnya termasuk organisasi

6
internasional. Karakteristik organisasi pada entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh
sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan
imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut.

Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu
yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan
sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk,
sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk
entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan
modalnya dari utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada
publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran
kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba tersebut, seperti kreditor
dan pemasok dana lainnya.

Entitas semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis
pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama
yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai:

a. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;

b. cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.

Kemampuan entitas nirlaba untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui


laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan
informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan
secara terpisah aset neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya.
Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya entitas nirlaba
yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.
Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aset
neto.

7
B. PSAK 45
 Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan
adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

 Ruang Lingkup

1. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang
memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding
dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika
entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.

8
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

2. Pernyataan ini dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut
berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya.

4. Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu
pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifkan.

 Defnisi

Pengertian istilah-istilah yang digunakan dalam PSAK 45:

a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang


ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara
permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau
semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya
tersebut.

b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh


penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai
dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.

c. Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk


tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen
atau temporer.

d. Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

9
C. Akuntansi Organisasi Nirlaba
 Basis Pencatatan Akuntansi

Ada 2 (dua) macam basis akuntansi yaitu Basis Kas dan Basis Akrual, yang secara luas
digunakan :

a. Basis Kas (Cash Basis)

Dalam akuntansi basis kas, pencatatan transaksi dilakukan apabila ada


aliran uang yang diterima atau dikeluarkan. Pencatatan penerimaan pada kas atau
bank apabila ada aliran uang ke dalam kas atau bank yang diperlakukan sebagai
pendapatan dan pengeluaran kas atau bank apabila ada aliran uang ke luar dari kas
atau bank diperlakukan sebagai beban atau biaya. Kelamahan akuntansi berbasis
kas kurang menggambarkan kejadian ekonomis laporan keuangan.

Akuntansi basis kas banyak diterapkan oleh organisasi nirlaba karena


alasan kepraktisan, tanpa mengetahui lebih dalam pengaruh atas penggunaan basis
kas. Dengan pilihan basis kas banyak sekali kejadian transaksi yang terjadi tetapi
belum dikeluarkan / diterima uangnya yang tidak dicatat dan rawan terhadap
kesalahan.

b. Basis Akrual (Acrual Basis)

Akuntansi basis akrual, pencatatan suatu transaksi tanpa memperhatikan


apakah terdapat aliran uang masuk atau keluar pada saat kejadian transaksi,
pengaruh dari suatu kejadian transaksi langsung diamati pada saat terjadinya.
Contohnya Pengiriman invoice atau tagihan akan dicatat pengakuan pendapatan
dan pembelian barang secara kredit akan dicatat pengakuan biayanya.

Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan), organisasi


diasumsikan akan hidup terus (going concern) untuk jangka waktu yang panjang,
sehingga pencatatan yang dilakukan harus menggunakan basis akrual. Perubahan
kebiasaan pencatatan dari basis kas ke basis akrual murni bisa disiasati dengan
cara mencatat transaksi rutin dengan basis kas, dan kemudian lakukan

10
penyesuaian catatan dengan basis akrual pada saat akan menerbitkan informasi
keuangan.

 Persamaan Dasar Akuntansi Organisasi Nirlaba

Merujuk pada standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba yaitu PSAK no. 45
perkiraan-perkiraan diklasifikasikan menjadi perkiraan Laporan Posisi Keuangan, dan
perkiraan Laporan Aktivitas. Perkiraan Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aktiva,
Kewajiban, dan Aktiva Bersih. Sedangkan perkiraan Laporan Aktivitas terdiri dari
Penerimaan dan Biaya.

Model persamaan akuntansi secara mudah dipahami seperti berikut : kedua sisi
kiri dan kanan, dari persamaan akuntansi jumlahnya harus selalu sama. Hal tersebut
karena hak atas seluruh aktiva ada pada kreditur dan juga Donatur. Kita perlu menggaris
bawahi bahwa pengaruh suatu transaksi terhadap sisi kiri dan kanan harus seimbang,
demikian juga hasil akhir/saldonya harus seimbang.

AKTIVA = KEWAJIBAN + AKTIVA BERSIH

11
D. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang
menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Pihak pengguna laporan keuangan entitas nirlaba
memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:

a. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut;

b. cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.

Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah
untuk menyajikan informasi mengenai:

a. jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

12
b. pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto

c. jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya;

d. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan
melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya;

e. usaha jasa entitas nirlaba.

 Komponen Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi:

o laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan

o laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan

o laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan

o catatan atas laporan keuangan

1. Laporan Posisi Keuangan

 Tujuan Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset,
liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu.

 Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan
informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota
entitas nirlaba, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk menilai:

a. kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan

b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan


kebutuhan pendanaan eksternal.

Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan
total aset, liabilitas, dan aset neto.
13
 Klasifkasi Aset dan Liabilitas

Laporan posisi keuangan (neraca), termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, feksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset
dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas
yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai
contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang
homogen, seperti:

(a) kas dan setara kas;

(b) piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;

(c) persediaan;

(d) sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;

(e) instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;

(f) tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.

Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang disajikan terpisah
dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.

 Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a. menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal


jatuh tempo;

b. mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang;

c. mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya


liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan
keuangan.

 Klasifkasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat

14
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen,
terikat secara temporer, dan tidak terikat.

 Tidak terikat

Dana dapat digunakan untuk keperluan entitas nirlaba tanpa dibatasi oleh
peraturan yang mengikat. Entitas lebih leluasa untuk melakukan pengeluaran bagi jenis
kontribusi ini.

 Terikat sementara

Kontribusi yang masuk dalam terikat sementara disebabkan oleh tujuan yang
terbatas untuk periode tertentu. Beberapa lembaga menggunakan batasan waktu hingga 5
tahun sebelum ditarik atau dialihkan ke jenis tidak terikat (Ruppel, 2007).

 Terikat permanen

Karakteristik jenis ini mengharuskan entitas nirlaba untuk mengalokasikan ke


jenis aset tertentu, menjaga secara permanen dan membolehkan mengambil manfaat
darinya, contohnya adalah wakaf. Hasil dari investasinya dapat diklasifikasikan sebagai
tidak terikat atau terikat sementara.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam
catatan atas laporan keuangan.

Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas
nirlaba. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.

2. Laporan Aktivitas

 Tujuan Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:

15
(a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,

(b) hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan

(c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.

 Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan


informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota
entitas nirlaba, kreditur dan pihak lainnya untuk:

(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,

(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan
jasa, dan

(c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan


perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas
tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.

 Perubahan Kelompok Aset Neto

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.

 Klasifkasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aset neto tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat
yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.

16
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali
jika penggunaannya dibatasi.

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak
menutup peluang adanya klasifkasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu
kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba dapat
mengklasifkasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat
dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang
atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur
berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan
manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak
digunakan lagi.

 Informasi Pemberian Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifkasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama
dan aktivitas pendukung.

Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur,


dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping
penyajian klasifkasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan
informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa,
listrik, bunga, penyusutan.

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada
para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas
nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui
berbagai program utama.

17
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya,
aktivitas pendukung meliputi aktivitas-aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan
pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen
bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya, dan semua
aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.
Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana; pengadaan daftar
alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran
manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian
dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota
meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas
sejenis.

3. Laporan Arus Kas

 Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.

 Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini:

a. Aktivitas pendanaan:

 penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka


panjang.

 penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya


dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau
peningkatan dana abadi.

 bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan


berupa bangunan atau aset investasi.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

18
Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-
laporan diatas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang
dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan.

Contoh ilustrasi Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

19
20
21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya pembuatan laporan keuangan bagi organisasi nirlaba atau non profit sangat
terlihat.Banyak beberapa donatur yang mulai meminta laporan pertanggungjawaban untuk
melihat seberapa membutuhkannya sumbangan untuk melangsungkan kemajuan organisasi
nirlaba tersebut. Dimana tujuan Pelaporan Keuangan itu sendiri memiliki kepentingan bersama
untuk menilai jasa yang diberikan oleh yayasan dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa secara berkesinambungan serta untuk menilai cara ketua melaksanakan mekanisme
pertanggungjawaban dan aspek kinerja ketua. Dalam pembuatan leporan keuangan yayasan
hanya memiliki laporan kas masuk dan kas keluar. Lemahnya prosedur penyusunan laporan
keuangan yayasan yang belum ada dikarenakan latar belakang pendidikan pengurus yang tidak
berasal dari bidang akuntansi serta keterbatasan waktu dikarenakan pengurus juga bekerja
sebagai karyawan di perusahaan lain, sehingga jika peneliti ingin melakukan observasi jauh-jauh
hari harus membuat janji terlebih dahulu.

DAFTAR PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ED PSAK No. 45) tentang Pelaporan Entitas Nirlaba.

Ikatan Akuntansi Indonesia

Seri Modul Pelatihan Pengelolaan Keuangan Organisasi Nirlaba.

22
23

Anda mungkin juga menyukai