i
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................48
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
semesteran, triwulan, bulanan, bahkan bisa harian. Pengguna laporan keuangan entitas nirlaba
memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda demgan entitas bisnis, yaitu untuk menilai:
a) jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut; b) cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya (Harahap,
2015). Penelitian yang berkaitan dengan PSAK 45 ini pernah dilakukan di Samarinda oleh
Endra Julianto tahun 2017 tentang Penerapan PSAK 45 “ Laporan keuangan yayasan Al-
Ma’ruf Kota Samarinda yang selama ini masih disusun sederhana, yaitu berupa laporan
penerimaan dan penggunaan dana masing-masing badan pelaksana yang dilaporkan setiap
bulannya”.
Penelitian yang dilakuka oleh Lailatur Fitriah tahun 2016 tentang Penerapan PSAK No.
45 Pada Organisasi Nirlaba Yayasan Panti Asuhan Al-Iman Wuluhan Jember ”pada panti
asuhan Al-Iman ini ternyata hanya membuat laporan keuangan berupa pemasukan dan
pengeluaran saja dan tidak membuat pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK
45”.
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Ari Sita Nastiti tahun 2019 tentang Penerapan
Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba berdasarkan PSAK No. 45 Pada Yayasan Panti Asuhan
Siti Masyitoh Besuki Situbondo “penelitian ini menghasilkan bahwa Yayasan Panti Asuhan
Siti Masyitoh Besuki Situbondo belum menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dngan
ketentuan PSAK No. 45. Pelaporan keuangan yang selama ini dilakukan adalah hanya
mencatat penerimaan dan pengeluaran dana atau uang tunai”.
Penelitian sejenis juga pernah dilakukan Norita Citra Yuliarti tahun 2014 tentang Studi
Penerapan PSAK 45 pada Yayasan Panti Asuhan Yabappenatim Jember, “yayasan panti
asuhan belum membuat catatan atas laporan keuangan dan untuk penyajian laporan
keuangannya yayasan Panti Asuhan Yabappenati Jember membuat dua laporan keuangan
yaitu neraca sederhana dan laporan sumberdaya dan pendayagunaan dana, dan juga Yayasan
Panti Asuhan Yabappenatim sudah memenuhi peraturan perundag-undangan zakat untuk
membuat laporan keuangan, namun komponen keuangan yang dibuat belum lengkap dan
belum memenuhi komponen laporan keuangan menurut PSAK 45, karena keterbatasan dona
yang dikelola dan SDM”.
Penelitian tentang PSAK 45 ini juga pernah dilakukan oleh Maulud Diana tahun 2015
tentang Implementasi PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba pada Panti
Asuhan Al-Kautsar Sukondo “yayasan hanya mengenal dua bentuk umum laporan, hanya
laporan penerimaan kas dan laporan pengeluaran kas. Dan juga yayasan belum memiliki
laporan keuangan yang sesuai PSAK 45 seperti laporan posisi keuangan dan laporan
aktivitas” .
Berdasarkan dialog singkat yang telah dilakukan, menurut Burhan selaku bendahara
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa “Laporan keuangan Panti Asuhan Muhammadiyah
Sumbawa selama ini disusun masih sederhana, yaitu masih berupa laporan penerimaan dan
pengeluaran dana masing-masing bidang saja dan melakukan evaluasi setiap bulannya”.
Berdasarkan PSAK 45, Laporan Keuangan yang harus disajikan oleh organisasi nirlaba terdiri
dari: Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka muncul perumusan
masalah yang harus dipecahkan, adalah sebagai berikut :
Bagaimana penyusunan laporan keuangan Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa
berdasarkan PSAK 45?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan, wawasan dan
pengalaman bagi peneliti.
b. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya dan diharapkan dapat menambah
wawasan pembaca.
c. Bagi Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penyusunana laporan keuangan
sesuai dengan PSAK 45
BAB II
KAJIAN TEORI
Landasan Teori
Standar Akuntansi Keuangan
Standar akuntansi keuangan merupakan pemberitahuan yang resmi yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Dalam standar akuntansi keuangan ini memuat
konsep standard an metode yang akan menjadi pedoman umum dalam praktik akuntansi
sebuah perusahaan dalam lingkungan tertentu. Selama masih relevan dengan keadaan
perusahaan yang bersangkutan maka standar akuntansi keuangan ini dapat diterapkan
pada perusahaan tersebut
Akuntansi Keuangan di Indonesia disususn oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan yaitu IAI. Indonesia juga telah memiliki Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Apabila terdapat pertentangan
antara kerangka dasar dan Standar Akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar
Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relative terhadap kerangka dasar ini.
Karena kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan Komite Penyusunan Standar
Akuntansi Keuangan dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan di masa yang
akan datang dan peninjauan kembali terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku,
maka banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya waktu (IAI,
2009).
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan
Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia
Definisi Organisasi Nirlaba
Menurut Salusu (2003) yang menyatakan organisasi non profit adala organissasi atau
badan yang tidak menjadikan keuntungan sebagai motif utamanya dalam melayani
masyarakat. Atau disebut juga sebagai korporasi yang tidak membagikan keuntungan
sedikitpun kepada para anggota, karyawan serta eksekutifnya. Menurut PSAK No. 45 (2011)
Standar khusus untuk akuntansi keuangan nirlaba adalah Pernyataan Standar Akuntasi
Keuangan Nomor 45. Karakteristik organisasi nirlaba ini sangat berbeda dengan organisasi
bisnis yang berorientasi untuk mencari laba, organisasi nirlaba ini adalah organisasi yang
tidak semata- mata mencari laba (non profit) nirlaba. Perbedaan yang sangat terlihat adalah
dari sumber mendapatkan sumber daya untuk keberlanjutan organisasi, organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi yang bersangkutan.
Karakteristik Organisasi Nirlaba
Dalam ruang lingkup PSAK No. 45 (2012 :1), dikatakan bahwa sebuah
organisasi nirlaba harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan menumpuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau
pemilik entitas nirlaba tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas nirlaba bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual,dialihkan, atau ditembus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
Dari penjelasan karakteristik organisasi nirlaba diatas, jadi secara umum yang
dikatakan organisasi nirlaba yaitu organisasi yang tidak mempunyai motif untuk mencari
keuntungan melainkan hanya untuk tujuan sosial semata. Dari karaktristik itulah yang
membedakan antara oraganisasi nirlaba dengan organisasi yang berorientasi dalam bisnis
seperti organisasi bisnis lainnya. Walaupun berbeda organisasi nirlaba juga memiliki
kesamaan dengan organisasi bisniss, yaitu salah satunya merupakan bagian yang integral
dari sistem perekonomian yang sama dan memanfaatkan sumber daya serupa dalam rangka
mencapai tujuan.
Tujuan Yayasan
Tujuan yayasan berdasarkan Undang-Undang Yayasan antara lain :
a. Agar dapat diterima tujuan tertentu pada bidang sosial, keagamaan, dan dukungan
yang dibahas pada Pasal 1 ayat 1 UUY
b. Yayasan harus memiliki sifat sosial, agama, dan pertolongan yang diberikan di Pasal
3 ayat 2 UUY
c. Maksud dan tujuan yayasan harus mengacu pada anggaran dasar yaayasan yang
terdaftar di Pasal 14 ayat 2 huruf b UUY
Pengertian Laporan keuangan
Laporan keuangan bisa menunjukkan dengan jelas kondisi dari sebuah organisasi atau
perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasional organisasi akan
apat memberikan informasi keuangan yang sangat berguna bagi entitas-entitas di dalam
organisasi maupun entitas di luar organisasi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2)
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yanglengkap, biasanya
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, catatan atas laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral ari laporan keuangan, disamping itu juga
segmen industry dan geografis serta pengungkapan perubahan harga. Menurut Munawir (2002)
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 45 tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
entitas nirlaba.
Komponen-Komponen Laporan Keuangan Nirlaba
Laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 45 meliputi :
a. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan atau biasa juga disebut neraca pada laporan keuangan komersial.
Laporan ini memberikan informasi mengenai besarnya asset atau harta lembaga dan sumber
perolehan asset tadi (bisa dari hutang atau dari aktiva bersih ) pada satu titik tertentu.
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan
informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak lain untuk menilai :
1) Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
2) Likuiditas, fleksibelitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendapatan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan
total asset, liabilitas, dan asset neto .
b. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan iinformasi mengenai pengaruh
transaksi dan peristiwa yang dapat mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar
transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja dalam ssatu periode,
menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan pemberi jasa, dan menilai
pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah ajtiva bersih selama satu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktvitas
tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan. Laporan aktivitas
menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak
terikat dalam suatu periode. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban
secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
c. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan asrus kas disajikan susai PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut :
1) Aktivitas pendanaan
Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaanya dibatasi untuk jangka panjang.
Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya dibatasi untuk
pemerolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi
(endowment). Bunga dan deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
2) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas :
sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.
Sumber : PSAK 45
3. Laporan Arus Kas
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Berpikir
Penelitian ini menganalisis penyajian laporan keuangan yang dilakukan Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa dengan mengacu pada ketentuan PSAK No. 45.
Kesimpulan
Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan
bergerak tidak untuk mencari laba, meskipun bergerak tidak untuk mecari laba, namun
organisai nirlaba atau entitas nirlaba ini membutuhkan laporan keuangan yang sesuai
dengan standar yang berlaku, berdasarkan PSAK Nomor 45 tentang organisasi nirlaba
ada 4 aspek yang harus ada dalam laporan keuangan organisasi nirlaba seperti laporan
posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian pada Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa, kemudian memeriksa dokumen yang dimiliki panti dalam
hal ini merupakan laporan penerimaan dan pengeluaran bulanan panti yang kemudian
dianalisa dan di klasifikasikan berdasarkan aspek yang harus ada dalam laporan
keuangan yang sesuai dengan standar PSAK 45 tentang pelaporan keuangan organisasi
nirlaba.
jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan maksud
untuk menggambarkan suatu fenomena atau kondisi tertentu. Menurut Bungin (2008)
penelitian deskriptif bertujun untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situas, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu
cirri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi maupun
fenomena tertentu.
Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah berupa data subjek yang diperleh secara langsung dari sumbernya,
yang berupa data tentang struktur organisasi, aktivitas operasional yang terjadi, dan
gambaran umum organisasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah berupa data internal yang diperoleh dari objek yang diteliti, yaitu
berupa laporan keuangan Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa.
Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2017). Dalam
penelitian ini tekhnik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data dalam metode penelitian
kualitatif. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui kejadian dan suasana yang riil
pada Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa.
2. Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langgsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada
responden. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur dan dilakukan kepada pengurus
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa, khususnya dengan bagian keuangan atau
bendahara Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa. Metode wawancara ini dilakukan
guna untuk mendapatkan data primer yang berupa struktur organisasi, aktivitas
operasional, dan kondisi keuangan Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa.
3. Studi Pustaka atau Dokumentasi
Studi pustaka sebagai bagian dari langkah studi eksploratif yang digunakan dan
merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mencari informansi-informasi
yang dibutuhkan melalui dokumen-dokumen, buku-buku, atau sumber data tertulis
lainnya yang berhubungan dengan keuangan yayasan. Metode ini digunakan untuk
memperoleh sejarah organisasi, bidang organisasi, termasuk juga laporan aktvitas Panti
Asuhan Muhammadiyah Sumbawa.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan riset dilakukan. Dalam hal ini penyajian data yang disajikan peneliti
adalah 4 aspek yang terdapat dalam PSAK 45 tentang pelaporan keuangan
organisasi nirlaba yang data tersebut diperoleh dari proses observasi, wawancara
dan studi pustaka atau dokumentasi seperti laporan posisi keuangan, laporan
aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, dan data tersebut
disajikan dalam bentul tabel.
4. Penarikan Kesimpulan
Proses penarikan kesimpulan ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian dan
setelah terkumpulnya data, setelah data memadai maka dapat dilakukan analisis
sehingga dapat ditarik kesimpulan sementara dan setelah data benar-benar lengkap
maka dapat ditarik kesimpulan akhir.
BAB IV
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa adalah yayasan panti asuhan yang bukan
milik pemerintah dan berbentuk organisasi yang dikelola oleh anggota organisasi dan
beroperasi tidak semata – mata untuk mencari keuntungan atau laba.
Saat ini ada 35 anak asuh yang diasuh oleh panti asuhan Muhammadiah Sumbawa,
pelyanan yang diberikan oleh panti asuhan kepada anak – anak yang diasuh adalah mereka
mendapat fasilitas pendidikan, kesehatan, dan juga terdapat tempat ibadah. Penyelenggaraan
pelayanan Yayasan Panti Asuhan Muhammadiah ini didukung oleh Sumber Daya Manusia
seperti anggota organisasi yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan kepala bidang.
Struktur Organisasi Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa
PEMBINA
PIMPINAN DAERAH
MUHAMMADIYAH SUMBAWA
KETUA
IRWAN JAYADI, S. Pd
SEKRETARIS BENDAHARA
Visi Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa, menjadi panti Asuhan yang maju
dan unggul berdasarkan nilai – nilai agama Islam
Untuk mencapai visi tersebut maka misi Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa
adalah :
Analisis Data
Mengamati laporan keuangan yang ada pada periode 2019 ( Laporan keuangan bulanan Panti
Asuhan Muhammadiyah Sumbawa).
Hasil dari wawancara dengan bapak Burhanudin selaku bendahara Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa, maka didapatkan laporan keuangan yang dimiliki oleh Panti
Asuhan Muhammadiyah Sumbawa, yaitu laporan keuangan Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa yang setiap bulannya hanya membuat laporan keuangan
bulanan, dimana laporan keuangan bulanan tersebut berisi pendapatan yang diterima
oleh yayasan dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh yayasan untuk keperluan
perasional yayasan. Pendapatann yang diterima oleh Panti Asuhan Muhammadiyah
Sumbawa berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Burhanudin selaku bendahara
yayasan adalah :
a. Motor
Yaysan Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa memiliki 1 unit motor atas
pemberian orang. Motor yang dimiliki adalah Honda Revo dengan tahun
pembuatan 2004 dan harga perolehannya sebesar Rp. 12.000.000
b. Mobil
Yaysan Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa memiliki 1 unit mobil Kijang
Cristal untuk kegiatan operasional di yayasan. Kijang Cristal dengan tahun
pembuatan 2003 dan harga perolehannya adalah sebesar Rp. 90.000.000
c. Gedung
Yaysan Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa memiliki aset gedung yang terbagi
menjadi 3 gedung, meliputi ruko, gedung utama, dan juga Mushallah. Dan harga
perolehannya adalah sebesar Rp. 1,400.000.000.
d. Tanah
Yaysan Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa memiliki tanah seluas lebih kurang
1 hektare yang merupakan hasil pemberian dari donatur, dan harga perolehannya
adalah sebesar Rp. 100.000.000
e. Komputer
Yaysan Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa memiliki 6 unit komputer untuk
membantu melengkapi keperluan kantor. Komputer yang dimiliki oleh yayasan
adalah merk Asus, harga perolehannya adalah sebesar Rp. 21.090.000
f. Printer
Yaysan Panti Asuhan Muhammadiah Sumbawa memiliki 4 unit printer untuk
membantu keperluan kantor dan mencetak persuratan dan laporan keuangan,
printer yang dimiliki oleh yayasan adalah merk Epson L360 dan Canon Ip2700,
dan harga perolehannya adalah Rp. 5.600.000
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Pak Burhanuddin selaku
bendahara Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa beliau mengatakan “ Laporan keuangan
yang kami susun disini masih sederhana, hanya berupa laporan penerimaan dan pengeluaran
masing-masing bidang saja “. Seperti dalam laporan keuangan Yayasan Panti Asuhan
Muhammadiah sebagai berikut :
Berdasarkan dari tabel 1 yang merupakan data laporan keuangan sederhana Panti
Asuhan Muhammadiyah Sumbawa yang masih berupa laporan penerimaan dan
penngeluaran, maka penulis menyusun rekomendasi laporan keuangan yang sesuai
dengan PSAK 45 yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas .
a. Laporan Posisi Keuangan
Tabel 2 : Laporan Posisi Keuangan 2018 & 2019
e. Motor
Motor yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa telah disajikan,
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa memiliki motor Revo tahun
pembuatan 2003 dan harga perolehannya adalah Rp. 12.000.000
Seperti dalam kutipan wawancara dengan bendahara panti berikut ini
“ Aset tetap yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa ada tanah,
bangunan, komputer, printer, mobil, motor. Kalo tanah dan bangunannya
dek kami peroleh dari wakaf Hamba Allah, kalo motor nya kami punya motor
revo, mobilnya kijang crista, komputer kita asus dan printer ada canon dan
epson”
f. Peralatan
Peralatan yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa telah
disajikan. Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa memiliki 6 unit komputer
merk Asus dengan harga perolehan Rp. 21.090.000 dan memiliki 4 unit
printer, 2 printer dengan merk Epson dan 2 printer dengan merk Canon dan
memilki harga perolehan sebesar Rp. 5.600.000, dan untuk total seluruh
perolehan peralatan adalah senilai Rp. 26.690.000.
Seperti ang disajikan dalam kutipan wawancara dengan bendahara panti
berikut ini
“ Aset tetap yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa ada tanah,
bangunan, komputer, printer, mobil, motor. Kalo tanah dan bangunannya
dek kami peroleh dari wakaf Hamba Allah, kalo motor nya kami punya motor
revo, mobilnya kijang crista, komputer kita asus dan printer ada canon dan
epson”
3. Aset Neto
a. Tidak Terikat
Aset neto tidak terikat Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa telah tercatat.
Aset neto tidak terikat didapatkan dari segala sumber daya yang diberikan
tidak dikembalikan lagi atau tidak ada kaitannya lagi dengan si pemberi
sumber daya. Maka total aset neto yang dimiliki Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa adalah sebesar Rp. 1.387.146.379.
b. Terikat Temporer
Aset neto terikat temporer yang dimiliki panti asuhan sudah disajikan, aset
neto terikat temporer ini merupakan sumber daya yang didapatkan namun
memiliki keterbatasan untuk penggunaanya. Dalam hal ini total aset neto
terikat temporer yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa adalah
sebesar Rp. 128.690.000.
c. Terikat Permanen
Aset neto terikat permanen yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah
Sumbawa sudah disajikan, aset neto terikat permanen ini merupakan sumber
daya yang didapatkan dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam hal ini total aset neto terikat permanen yang dimiliki Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa adalah sebesar Rp. 1.500.000.000
b. Laporan Aktivitas
Tabel 3 : Laporan Aktivitas Yayasan Panti asuhan 2019
Laporan Aktivitas
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa
Desember 2019
Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Pendapatan
Sumbangan Rp. 62.963.000
Pendapatan Penjualan Rp. 11.670.000
Pendapatan Sewa Rp. 600.000
Jumlah Rp. 75.233.000
Beban
Biaya Organisasi Rp. 6.868.666
Biaya Konsumsi Rp. 3.086.000
Biaya Pendidikan Rp. 8.492.000
Biaya Perawatan Gedung Rp. 5.255.000
Biaya Peralatan dan Inventaris Rp. 1.367.800
Biaya Gaji Karyawan Rp. 12.250.000
Biaya Operasional
Biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan Rp. 797.500
Biaya listrik, tlfn, dan air Rp. 1.928.997
Biaya Lain-lain Rp. 11.579.500
Jumlah Rp. 51.625.463
Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat Rp. 23.607.537
Perubahan Aset Neto Terikat Temporer Rp. 128.690.000
Perubahan Aset Neto Terikat Permanen Rp. 1.500.000.000
Kenaikan Aset Neto Rp. 1.652. 297.537
Aset Neto Awal Periode Rp. 1.453.538.842
Aset Neto Akhir Periode Rp. 3.105.836.379
Komponen-komponen yang ada dalam laporan aktivitas adalah :
1. Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Komponen ini menyajikan pendapatan dan beban seperti :
a. Pendapatan dari Sumbangan
Penapatan dari sumbangan yang dimiliki Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa
maksudnya segala pendapatan yang diterima oleh panti asuhan yang berasal dari
donatur.
b. Pendapatan dari Penjualan Barang Gudang
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa memiliki pendapatan dari hasil
penjualan, pendapatan ini diperoleh dari penjualan barang gudang yang diterima
dari donatur biasanya berupa beras dan sembako lainnya.
c. Pendapatan dari Sewa Bangunan
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa memiliki pendapatan dari hasil
penyewaan bangunan yang dimiliki oleh panti, bangunan tersebut disewakan dan
dijadikan usaha oleh masyarakat.
d. Biaya Organisasi
Biaya organisasi panti asuhan merupakan segla biaya yang dikeluarkan oleh Panti
Asuhan Muhammadiyah Sumbawa untuk kegiatan organisasi, seperti keperluan
organisasi dan setoran ke PDM Sumbawa.
e. Biaya Konsumsi
Biaya konsumsi panti asuhan merupakan segala biaya yang dikeluarkan oleh
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa untuk keperluan konsumsi atau
permakanan seperti pembelian bahan-bahan dapur dan keperluan dapur lainnya.
f. Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan merupakan segala biaya yang dikeluarkan Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa untuk keperluan pendidikan, seperti pendidikan formal
dan non formal.
Laporan arus kas dari aktivitas operasi teridiri dari beberapa komponen, diantaranya
kas dari pendapatan sumbangan, kas dari pendapatan penjualan, penerimaan lain-lain dan
pengeluaran yang dikeluarkan seperti beban honor karyawan, beban operasional dan lain-
lain
Laporan arus kan dari aktivitas investasi memiliki beberapa komponen diantaranya
pembelian peralatan, pembelian investasi. Sementara laporan arus kas dari aktivitas
pendanaan memiliki beberapa komponen diantaranya investasi bangunan, investasi
perjanjian tahunan. Namun Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa tidak dapat
menampilkan aktivitas investasi dan pendanaan karena pada periode ini Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan hal
tersebut.
Dilihat dari analisis data diatas, maka pembahasan dari data tersebut sebagai
berikut :
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah untuk menyediakan informasi mengenai
pengaruh transaksi dan peristiwa lain. Pada laporan aktivitas ini menunjukkan jumlah
pendapatan dan beban yang diterima dan dikeluarkan oleh Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa. Dan juga laporan aktivitas ini menunjukkan kenaikan
aset neto tidak terikat dan perubahan aset neto terikat temporer dan permanen.
Kenaikan aset neto tidak terikat didapat dari hasil pendapatan dikurangi dengan
beban pada laporan aktivitas Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa. Hasilnya
menunjukkan hasil yang positif dalam arti memperoleh keuntungan, maka seluruh
keuntungan itu diberikan untuk yayasan karena pendonor tidak meminta kembali dan
juga berdasarkan hasil wawancara dengan bendahara yayasan, menurut Pak
Burhanuddin antara yayasan dengan pendonor tidak memiliki program yang telah
disepakati dikarenakan dari pihak pendonor atau penyumbang hanya ingin
memberikan sumbangan untuk kebutuhan anak-anak di Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan, laporan keuangan
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa tidak menggunakan dan tidak mengacu
pada PSAK 45 dalam penyusunannya karena kurangnya pengetahuan mengenai
hal tersebut. Peneliti menyusun laporan keuangan pada periode 2019 sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 45 adalah sebagai
berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
Laporan Aktivitas
Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa
Desember 2019
Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Pendapatan
Sumbangan Rp. 62.963.000
Pendapatan Penjualan Rp. 11.670.000
Pendapatan Sewa Rp. 600.000
Jumlah Rp. 75.233.000
Beban
Biaya Organisasi Rp. 6.868.666
Biaya Konsumsi Rp. 3.086.000
Biaya Pendidikan Rp. 8.492.000
Biaya Perawatan Gedung Rp. 5.255.000
Biaya Peralatan dan Inventaris Rp. 1.367.800
Biaya Gaji Karyawan Rp. 12.250.000
Biaya Operasional
Biaya pemeliharaan dan operasional kendaraan Rp. 797.500
Biaya listrik, tlfn, dan air Rp. 1.928.997
Biaya Lain-lain Rp. 11.579.500
Jumlah Rp. 51.625.463
Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat Rp. 23.607.537
Perubahan Aset Neto Terikat Temporer Rp. 128.690.000
Lanjutan…
Perubahan Aset Neto Terikat Permanen Rp. 1.500.000.000
Kenaikan Aset Neto Rp. 1.652. 297.537
Aset Neto Awal Periode Rp. 1.453.538.842
Aset Neto Akhir Periode Rp. 3.105.836.379
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan sebagai berikut :
1. Peneliti tidak mendapatkan laporan keuangan tahunan Panti Asuhan
Muhammadiyah Sumbawa dikarenakan bersifat rahasia dan peneliti hanya
memperoleh laporan keuangan bulanan.
2. Peneliti hanya menyajikan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan
laporan arus kas saja yang masih bisa disesuaikan dengan kondisi laporan
keuangan bulanan Panti Asuhan Muhammadiyah Sumbawa.
Daftar Pustaka
Ardiansyah., Linda Lambey. Penerapan PSAK No.45 Revisi Tahun 2015 pada Yayasan
Fitriyah,Lailatul.2018. Penerapan PSAK No. 45 pada Organisasi Nirlaba Yayasan Panti Asuhan
Al-Iman Wuluhan Jember. Mei 2018. Universitas Muhammadiah Jember. Hal 1-16
Organisasi Nirlaba pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum. Skripsi
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2011). Pelaporan Organisasi Nirlaba. Pernyataan Standar
Julianto, Endra, Dkk.2017.Analisis Penerapan PSAK 45. Jurnal manajemen. Vol 9(2).
profit.Jakarta:Grasindo
Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK 45 pada Yayasan Panti Asuhan Siti Masyitoh
Besuki Situbondo. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol 9(1) April 2019. Universitas
purwogondo.Yogyakarta
Tujuan Yayasan. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion. Vol 3 (1). Hal 1-9
Yuliarti, Norita Citra. (2014). Studi Penerapan PSAK 45 Yayasan Panti Asuhan Yabappenatim
Jember. Jurnal Akuntansi. Vol 12(2) Desember 2014. Universias Jember. Hal 58-73.