Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP

PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM SORYA DANA


MANDIRI KABUPATEN WONOSOBO

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah METOPEN Yang Diampu Oleh Dr., M. Elfan
Kaukab., S.E., MM, MHI, MFP, CMA, CHRA

Oleh
WENI DWI SUSANTI
2020100042
Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 6
BAB II ............................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................ 7
2.1 Deskripsi Teori ................................................................................................................. 7
2.1.1 Koperasi ........................................................................................................................ 7
2.1.2 Laporan Keuangan........................................................................................................ 7
2.1.3 SAK ETAP ................................................................................................................... 7
2.1.4 Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan ..................................... 7
2.1.5 Kebijakan Sesuai SAK ETAP .................................................................................... 11
2.1.6 Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP .................................................................... 12
2.2 Review Penelitian ........................................................................................................... 15
BAB III......................................................................................................................................... 20
METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 20
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................................... 20
3.2 Informan Penelitian ........................................................................................................ 20
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................................... 20
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 21
3.5 Informan Penelitian ........................................................................................................ 22
3.6 Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 22
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi perekonomian Indonesia, koperasi merupakan salah satu bentuk gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan dan sebagai salah satu pilar

perekonomian Indonesia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Berdasarkan (Undang-

Undang No. 17 Tahun 2012), koperasi didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum

koperasi, yang memisahkan kekayaan anggota sebagai modal untuk mempertahankan suatu

usaha, yang memenuhi tujuan dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya

sesuai nilai dan prinsip koperasi.

Informasi akuntansi yang terbatas dan kelemahan dalam laporan keuangan yang tidak

terstruktur dengan baik dan tidak memiliki standar, menyulitkan koperasi di Indonesia

dalam memperoleh dana atau bantuan modal dari pemerintah, rekan kerja atau perbankan.

Kondisi ini secara positif akan menyulitkan koperasi untuk meningkatkan kapasitas

usahanya. Alasan utama mengapa pemerintah menantang memberikan bantuan kepada

koperasi adalah karena sulitnya mencari data formal seperti laporan keuangan dan strategi

yang belum jelas. Oleh karena itu, pelaku koperasi diharapkan untuk melakukan pelaporan

keuangan yang formal dan terstruktur sesuai dengan standar peraturan yang berlaku

sehingga tidak hanya dapat dipahami oleh pemilik tetapi juga oleh pihak eksternal.

Setiap koperasi harus memiliki laporan keuangan dengan mengacu pada SAK ETAP

untuk mempermudah penyusunan laporan keuangannya. Penyusunan laporan keuangan

wajib dilakukan sebagai salah satu laporan pertanggung jawaban tahunan koperasi yang

disampaikan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

1
Saat ini, Indonesia memiliki empat standar keuangan yaitu PSAK berbasis IFRS,

PSAK syariah, Standar Akuntansi Pemerintahan, dan SAK ETAP. Menurut Peraturan

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia NO:12/Per

/M.KUKM/IX/ 2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil Pasal 3

disebutkan, koperasi sektor riil yang tidak memiliki akuntabilitas publik, maka

dipersyaratkan laporan keuangannya mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), koperasi sektor riil yang memiliki akuntabilitas

publik, laporan keuangannya wajib menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Umum

(SAK-Umum).

Namun sangat disayangkan, perkembangan koperasi yang diharapkan dapat menjadi

tonggak utama perekonomian indonesia mengalami berbagai hambatan seperti kurangnya

kemampuan pelaku koperasi dalam bidang akuntansi, kurangnya sumber daya manusia yang

menguasai SAK ETAP dan kurangnya sosialisasi dan penyuluhan tentang SAK ETAP

kepada pengurus koperasi sehingga menyebabkan koperasi tidak menyajikan laporan

keuangan berdasarkan SAK ETAP.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kurniawati (2018) yang berjudul ”Penerapan

SAK ETAP Pada Perkoperasian Dalam Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Unit Desa

(KUD) Karya Agung Kecamatan Singingi” menyimpulkan bahwa KUD Karya Agung

belum sepenuhnya menerapkan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangannya. Hal ini

dikarenakan Laporan keuangan KUD Karya Agung hanya membuat tiga laporan keuangan

saja yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Sedangkan

laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntanbulitas Publik

2
(SAK ETAP) meliputi lima laporan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hafidzah (2022) yang berjudul ”Analisis

Penerapan SAK ETAP Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada Koperasi Karyawan

PTPN IV Kebun Bah Jambi” menyimpulkan bahwa penyajian laporan keuangan Koperasi

Karyawan PTPN IV Kebun Bah Jambi belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP.

Dalam penyajian laporan keuangan Koperasi Karyawan PTPN IV Kebun Bah Jambi

terdapat beberapa pos yang tidak sesuai dengan ketentuan SAK ETAP yaitu tidak

terdapatnya akun properti investasi, akun aset tidak berwujud, akun aset dan kewajiban

pajak, akun kewajiban diestimasi, akun bagian laba atau rugi dari investasi yang

menggunakan metode ekuitas, akun beban pajak dan penyajian catatan atas laporan

keuangan belum sesuai dengan SAK ETAP. Sehingga penyajian laporan keuangan kurang

memberikan informasi yang lengkap.

Penelitian yang dilakukan oleh Fenni Faraidhika, Kadori Haidar, dan Ilham Abu

(2022) yang berjudul “ Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK

ETAP Pada Koperasi Pertanian Semoga Jaya Di Kabupaten Kutai menyimpulkan Koperasi

Pertanian Semoga Jaya belum menyusun laporan keuangan lengkap menurut SAK ETAP.

Hal ini berdasarkan SAK ETAP yang mensyaratkan laporan keungan lengkap terdiri atas

Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan

Atas Laporan Keuangan. Penerapan akuntansi dilihat dari penyajian Pelaporan keuangan

pada koperasi tersebut masih sederhana yaitu dengan melakukan pencatatan atas transaksi

yang sering terjadi dalam usahanya. Penerapan akuntansi yang dilakukan Koperasi Pertanian

Semoga Jaya belum sesuai dengan SAK ETAP disebabkan karena kurangnya pengetahuan

3
mereka mengenai SAK ETAP serta masih kurangnya sosialisasi ataupun pelatihan dari

pihak pemerintah maupun lembaga, sehingga pentingnya SAK ETAP masih belum

dipahami.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Dewi Kurniawati, 2018. Perbedaan penelitian

ini dengan sebelumnya yaitu lokasi penelitian. Lokasi penelitian Dewi Kurniawati yaitu

pada pada Koperasi Unit Desa (KUD) Karya Agung Desa Sumber Datar Kecamatan

Singingi. sedangkan lokasi penelitian saya sendiri pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Sorya Dana Mandiri Kabupaten Wonosobo.

Dalam wawancara tahap awal, Dinas Koperasis Wonosobo tidak memiliki data

berkaitan dengan daftar Koperasi yang menerapkan SAK ETAP namun menyatakan bahwa

Sebagian besar koperasi yang ada di Kabupaten Wonosobo telah menerapkan SAK ETAP.

Selanjutnya ada koperasi yang terdata telah menerapkan SAK ETAP yakni KSP Sorya

Mandiri namun setelah di lakukan kunjungan dan wawancara kepada pihak KSP Sorya

Mandiri ternyata benar telah menerapkan SAK ETAP dan telah beberpa kali presentasi di

tingkat provinsi tetapi masih ada beberapa hal yang ternyata tidak sesuai. “Iya mbak kami

memang telah menerapkan proses pencatatan keuangan dan pelaporan sesuai dengan SAK

ETAP, kami juga telah beberpa kali presentasi di tingkat nasional tetapi ada beberpa hal

yang harus direvisi, kemarin itu masih ada catatan yang tidak perlu tapi masuk didalam

laporan dan beberapa hal perlu disempurnakan” Kata Wakhidatun Janah selaku direktur

KSP Sorya Dana Mandiri, “Jika mbaknya jadi penelitian disini tentu sangat membantu kita

mbak dalam mempercepat peyempurnaan penerapan SAK ETAP untuk Koperasi ini”

Imbuhnya. Hal ini menjadi temuan bahwa ternyata dinas koperasi tidak memiliki data yang

rinci terkait dengan daftar koperasi di kabupaten wonosobo yang menerapkan standar yang

4
berlaku, Dinas koperasi hanya menyatakan banyak koperasi yang telah menerapkan

termasuk KSP Sorya Dana Mandiri tetapi dalam prakteknya masih beberpa hal yang perlu

diperbaiki. Penelitian ini akan menliti seberapa besar penerapan KSP Sorya Dana Mandiri

dalam menerapkan SAK ETAP yang dimana pernyataan dari Dinas Koperasi telah

menerapkan SAK ETAP dengan baik

1.2 Rumusan Masalah


Dinas Koperasi menyatakan sebagian besar koperasi di Kabupaten Wonosobo telah

menerapkan SAK ETAP termasuk KSP Sorya Dana Mandiri, padahal berdasarkan

pernyataan dari pihak KSP Sorya Dana Mandiri menyatakan belum sepenuhnya mematuhi

SAK ETAP. Sehingga seberapa besar penerapan KSP Sorya Dana Mandiri dalam

menerapkan SAK ETAP perlu digali lagi yang dimana pernyataan dari Dinas Koperasi telah

menerapkan SAK ETAP dengan baik

1.3 Pertanyaan Penelitian


Bagaimana kesesuaian antara laporan Keuangan yang dilaksanakan oleh Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) Sorya Dana Mandiri Kabupaten Wonosobo dengan menerpakan

SAK ETAP

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan penelitian ini bertujuan

untuk ”Untuk mengetahui apakah dalam Laporan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) Sorya Dana Mandiri Kabupaten Wonosobo telah sesuai dengan akuntansi koperasi

berdasarkan SAK ETAP”

5
1.5 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai tuntunan bagi

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sorya Dana Mandiri agar dalam penyajian laporan

keuangan koperasi mampu merujuk pada SAK ETAP dengan baik

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Koperasi

Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi ialah badan hukum

yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan

kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi

aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai

dengan nilai dan prinsip koperasi.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan menurut IAI adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

2.1.3 SAK ETAP

Pengertian Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik atau SAK ETAP (IAI, 2016 :1) yaitu standar yang dimaksudkan untuk

digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik

adalah entitas yang:

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

b. Dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

2.1.4 Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan

1. Dapat dipahami

7
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk

maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk

mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun

demikian, kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai

dengan informasi yang relevan harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa

informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertent.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna

untuk proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,

menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau

kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas

tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi

tertentu dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam

mencatat (misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau

membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari SAK

8
ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan

atau arus kas suatu entitas.

4. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus

andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan

bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara

wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias

(melalui pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk

mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan

mencapai suatu hasil tertentu.

5. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi

penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan

keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,

maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen

mungkin perlu menyeimbangkan secara relatif antara pelaporan tepat waktu dan

penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara

relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana yang

terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil keputusan

ekonomi.

9
6. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun

demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang

substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang

menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami

bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna

eksternal.

7. Dapat Dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas

untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari

transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk

suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang berbeda.

Sebagai tambahan, pengguna laporan keuangan harus mendapat informasi

tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan, perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh dampak perubahan

tersebut

8. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap

dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan

10
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu

tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi

9. Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan

keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat, penjelasan peristiwa

keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun

laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada

saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian,

sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau

beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan

sehat tidak memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih

rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya,

pertimbangan sehat tidak mengijinkan bias.

10. Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan

substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk

meningkatkan keandalan laporan keuangan.

2.1.5 Kebijakan Sesuai SAK ETAP

1. Pengakuan

Pada saat menyusun laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia (2016:89)

mengharuskan entitas untuk menggunakan dasar akrual, kecuali laporan arus

kas. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset, kewajiban, ekuitas,

penghasilan, dan beban.

11
2. Pengukuran

pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk

mengukur aset, kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuangan.

Dasar pengukuran yang digunakan adalah biaya historis dan nilai wajar.

3. Penyajian

Penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan antara lain penyajian wajar,

kelangsungan usaha, frekuensi pelaporan, penyajian yang konsisten.

2.1.6 Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP

Laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP meliputi lima laporan keuangan

yaitu:

1. Neraca

Neraca merupakan salah satu komponen wajib yang harus dibuat tiap

tahun pada laporan keuangan suatu koperasi. Tidak berbeda dengan

penyusunan neraca pada perusahaan, koperasi juga menyusun neraca setelah

laporan Laba/ Rugi dan akun- akun juga dikelompokkan sesuai jenis nama

akun. Komponen yang terdapat di dalam neraca koperasi terdiri dari :

a. Bagian aktiva, aktiva itu sendiri terdiri dari aktiva tetap dan aktiva lancar.

b. Bagian kewajiban terdiri dari hutang koperasi.

c. Bagian ekuitas terdiri dari simpanan, cadangan serta SHU.

2. Laporan Laba Rugi

Sisa hasil usaha atau yang disebut juga dengan laporan laba rugi,

merupakan bagian laporan keuangan yang menyajikan tentang pos-pos

pendapatan dan beban selama satu periode akuntansi

12
laporan laba rugi berdasarkan syarat yang berlaku pada SAK ETAP yaitu

ada 2:

a. Pendapatan adalah seluruh penerimaan berupa uang maupun berupa uang

yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar

sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan yang di peroleh

yaitu dari konsumsi koperasi.

b. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses

kegiatan yang dinyatakan dengan satuan uang.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (Modal)

Dalam SAK ETAP disebutkan bahwa laporan perubahan ekuitas

menyajikan Laba/ Rugi entitas untuk tiap periode, pos-pos pendapatan dan

beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,

pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam

periode tersebut. Komponen dalam laporan perubahan ekuitas telah di atur

dalam permen No. 12/2015 untuk Koperasi Sektor Rill menyebutkan bahwa

pos-pos ekuitas koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan khusus, donasi, cadangan koperasi, cadangan risiko, serta SHU

berjalan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan salah satu laporan yang harus dibuat oleh

koperasi yang sesuai SAK ETAP, namun dibuat sesuai kebutuhan suatu

koperasi. Laporan arus kas dibuat untuk menyediakan informasi tentang

perubahan uang tunai dan setara tunai dalam suatu entitas untuk akhir periode.

13
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas dan saldo kas

uang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan maupun pengeluaran kas

pada akhir periode

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan tentang

beberapa hal sebagai berikut :

a. Dasar penyusunan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh

koperasi,

b. Informasi yang disajikan tidak sesuai SAK ETAP laporan keuangan,

c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk

memahami laporan keuangan entitas tersebut.

14
2.2 Review Penelitian
Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

No Nama Sampel Alat


Judul penelitian Hasil penelitian
. peneliti penelitian analisis

KUD Karya Agung belum


Penerapan Sak sepenuhnya menerapkan
Etap Pada Laporan SAK ETAP dalam
Koperasian Keuangan penyajian laporan
Dalam Penyajian Koperasi keuangannya.
Dewi Laporan Unit Desa Analisis Hal ini dikarenakan
1. Kurniawati Keuangan Karya Agung kualitatif Laporan keuangan KUD
(2018) Koperasi Unit periode deskriptif Karya Agung hanya
Desa Karya 2017. membuat tiga laporan
Agung keuangan saja yang
Kecamatan meliputi neraca, laporan
Singingi laba rugi, dan laporan
perubahan modal.

Penyajian laporan keuangan


Koperasi Karyawan PTPN
IV Kebun Bah Jambi belum
sepenuhnya sesuai dengan
SAK ETAP. Dalam
penyajian laporan keuangan
Koperasi Karyawan PTPN
Analisis
IV Kebun Bah Jambi
Penerapan Sak
terdapat beberapa pos yang
Etap Dalam Koperasi
tidak sesuai dengan
Penyusunan Karyawan Analisis
Nur Hafidzah ketentuan SAK ETAP yaitu
2. Laporan PTPN IV kualitatif
(2022) tidak terdapatnya akun
Keuangan Pada Kebun Bah deskriptif
properti investasi, akun aset
Koperasi Jambi
tidak berwujud, akun aset
Karyawan Ptpn Iv
dan kewajiban pajak, akun
Kebun Bah Jambi
kewajiban diestimasi, akun
bagian laba atau rugi dari
investasi yang
menggunakan metode
ekuitas, akun beban pajak
dan penyajian catatan atas
laporan keuangan belum

15
sesuai dengan SAK ETAP.
Sehingga penyajian laporan
keuangan kurang
memberikan informasi yang
lengkap.

Koperasi Pertanian
Semoga Jaya belum
menyusun laporan
keuangan lengkap menurut
SAK ETAP. Hal ini
berdasarkan SAK ETAP
yang mensyaratkan laporan
keungan lengkap terdiri
atas Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus
Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Analisis Penerapan akuntansi
Penerapan dilihat dari penyajian
Standar Pelaporan keuangan pada
Fenni
Akuntansi Koperasi koperasi tersebut masih
Faraidhika,
Keuangan Pertanian Analisis sederhana yaitu dengan
Kadori
3. Berdasarkan Sak Semoga Jaya kualitatif melakukan pencatatan atas
Haidar, dan
Etap Pada Di Kabupaten Deskriptif transaksi yang sering
Ilham Abu
Koperasi Kutai. terjadi dalam usahanya.
(2022)
Pertanian Semoga Penerapan akuntansi yang
Jaya Di dilakukan Koperasi
Kabupaten Kutai Pertanian Semoga Jaya
belum sesuai dengan SAK
ETAP disebabkan karena
kurangnya pengetahuan
mereka mengenai SAK
ETAP serta masih
kurangnya sosialisasi
ataupun pelatihan dari
pihak pemerintah maupun
lembaga, sehingga
pentingnya SAK ETAP
masih belum dipahami.

16
Koperasi Tunas Wira
Mandiri mengenai
penyajian laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP
dapat disimpulkan bahwa
dalam penyajian laporan
keuangan masih terdapat
PT. Charoen ketidaksesuaian dengan
Analisis Penyajian
Pokphand standard penyajian laporan
Laporan
Silmi Jaya Farm keuangan berdasarkan SAK
Keuangan
Mursidah1, Tanjung Analisis ETAP. Hal-hal yang
Berdasarkan
4. Juliana Morawa kualitatif membuat Koperasi Tunas
SAK-ETAP Pada
Nasution2, tepatnya di deskriptif Wira Mandiri memiliki
Koperasi Tunas
(2022) Koperasi kekurangan dalam
Wira Mandiri
Tunas Wira menyajikan laporan
Mandiri keuangannya berdasarkan
SAK ETAP adalah karena
kurangnya pengetahuan
tentang SAK ETAP dan
kurangnya kesadaran dari
pihak menajemen akan
pentingnya laporan
keuangan
Koperasi Wanita “Usaha
Bersama” belum sesuai
SAK ETAP karena hanya
membuat dua jenis laporan
yaitu laporan keuangan
laporan Laba/ Rugi dan
Srikalimah , Penyusunan Koperasi
Neraca, tetapi komponen-
Umi Laporan Wanita
komponen didalam laporan
Nadhiroh Keuangan “Usaha Analisis
yang disajikan sudah sesuai
5. ,Siti Berdasarkan Sak Bersama” di Kuantitatif
SAK ETAP. Bahwa di
Rochmah dan Etap Pada Kandat Deskriptif
dalam SAK ETAP
Indriani, Koperasi Wanita Kabupaten
disebutkan bahwa laporan
(2019) “Usaha Bersama” Kediri
keuangan terdiri dari
laporan laba/ rugi, lapora
perubahan ekuitas, neraca,
laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan

Sumber : Kumpulan beberapa jurnal yang di olah, 2022

17
2.2 Kerangka / Model Penelitian

Penyusunan laporan keuangan koperasi hendaknya berpedoman pada standar

akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP terpisah dari

SAK besar dimana SAK ETAP dalam pedoman penyusunan laporan keuangan dibuat

lebih sederhana. Menurut Sen Yung, dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan

banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan

pelaporan yang lebih kompleks. Latar belakang disusunnya SAK ETAP yang terpisah

dari PSAK adalah karena PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang

mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) terlalu kompleks jika

diterapkan oleh usaha kecil di Indonesia (Djanegara, 2005). Maka dari itu diperlukan

standar yang lebih sederhana dan memudahkan usaha kecil menengah dan koperasi

dalam penyusunan laporan keuangan.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sorya Dana Mandiri Kabupaten Wonosobo telah

menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP, namun masih ada beberapa

hal yang belum terpenuhi sehingga seberapa jauh penerapannya dan bagaimana

penerapannya mennjadi pertanyaan penting dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran pada penelitian ini

digambarkan dalam skema seperti berikut ini:

18
Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Sumber : Olah Data dari penelitian Muhammad Yusuf, 2020 dan telah diperbaharui Weni Dwi

Susanti, 2023

19
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Lexy J. Moleong, 2016).

3.2 Informan Penelitian


Penelitian ini membutuhkan informan yang bersentuhan langsung dengan

pengelolaan keuangan di KSP Sorya Dana Masndiri sehingga Informan yang akan

dipilih ialah ketua, sekretaris, dan bendahara dan bagian keuangan yang membantu

pengelolaan keuangan Koperasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.1.1 Jenis Data

Data primer menurut Anwar Sanusi (2011) dalam Elsa Dwi Wahyu

Dewiyanti (2015), data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan

dikumpulkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data primer yang dimaksud

adalah hasil wawancara secara langsung dengan narasumber yaitu Emilia

Septiana ketua Koperasi Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri Wonosobo

Data sekunder menurut Indriantoro dan Supomo (1999) dalam Dwi Febri

dan Taufik Kurrohman (2013) dalam Elsa Dwi Wahyu Dewiyanti (2015), data

sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain.

20
Dalam penelitian ini, juga menggunakan data sekunder sebagai data tambahan

yang berupa data data mengenai laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam

Sorya Dana Mandiri Wonosobo

3.1.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan Koperasi

Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri Wonosobo.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik,

diantaranya yaitu :

a. Wawancara

Menurut Sanusi (2011), wawancara merupakan teknik pengumpulan data

yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Pada saat

mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara berhadapan langsung dengan

responden atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan, juga bisa melalui alat

komunikasi, misalnya pesawat telepon. Informan yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini merupakan orang-orang yang sudah berkompeten dibidangnya dan

relevan dengan pokok pembahasan penelitian.

b. Dokumentasi

Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder

dari berbagai sumber, baik pribadi maupun kelembagaan (Sanusi, 2011). Penelitian

ini menggunakan teknik dokumentasi dengan cara menganalisis dokumen

pendukung mengenai pencatatan laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Sorya

Dana Mandiri.

21
3.5 Informan Penelitian
Sumber informasi yang akan dilibatkan dalam wawancara mengenai Penerapan

Akuntansi Koperasi Berdasarkan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan Koperasi

Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri Kabupaten Wonosobo. Untuk penguatan dan

pelengkap data, maka informan yang kaitkan adalah pihak yang berperan penting dalam

Penerapan Akuntansi Koperasi Berdasarkan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan

Koperasi Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri Kabupaten Wonosobo yaitu Ketua,

Bendahara, dan Sekretaris

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengukur fenomena alam atau sosial (Anwar Sanusi, 2011 dalam Elsa Dwi Wahyu

Dewiyanti, 2015). Instrumen penelitian merupakan instrumen pendukung yang

digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah

alat perekam suara, kamera dan daftar wawancara.

3.7 Teknik Analisis Data


Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data sintetis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiono, 2015 : 147).

Untuk membandingkan hasil temuan lapangan mengenai laporan keuangan

Koperasi Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri berdasarkan SAK ETAP. langkah-

langkah yang digunakan adalah :

a. Menginventaris laporan keuangan yang telah disajikan oleh Koperasi Simpan

Pinjam Sorya Dana Mandiri. Penulis akan melihat laporan keuangannya.

22
b. Mempelajari penerapan SAK ETAP dalam penyajian laporan keuangan.

c. Membandingkan laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri

dengan SAK ETAP.

Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat

perbandingan antar elemen yang sama, seperti penelitian ini yang membandingkan

antara laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri yang mengacu

pada NO:12/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi

Sektor Riil Pasal 3. Langkah awal sebelum melakukan analisis data, peneliti perlu

memahami teori pada NO:12/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pedoman Umum

Akuntansi Koperasi Sektor Riil Pasal 3. Setelah peneliti memahami teori Tentang

Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil Pasal 3 pada

NO:12/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor

Riil Pasal 3perlu dilakukan analisis dengan menggunakan data data yang telah

didapatkan. Data yang didapatkan dari penelitian ini merupakan data kualitatif hasil dari

wawancara, analisis dokumentasi serta dari hasil observasi. Tahapan tahapan dalam

melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, dimana peneliti mencatat data yang diperoleh sesuai dengan

hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi di lapangan. Pada tahap awal ini, data

yang dikumpulkan berupa Laporan Keuangan Sorya Dana Mandiri

2. Reduksi data, dimana peneliti merangkum dan memilih informasi inti yang sesuai

dengan fokus penelitian. Pemilihan dan perangkuman data dilakukan apabila data

yang diperoleh dari narasumber terlalu banyak dan takutnya tidak semua relevan

dengan rumusan masalah. Reduksi data dilakukan untuk menghasilkan data yang

23
lebih tepat dan jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

yang selanjutnya, dan mencari kembali ketika dibutuhkan oleh peneliti.

3. Uji keabsahan data, setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya data tersebut diuji

kebenarannya dengan uji kredibilitas. Pengujian data dilakukan dengan teknik

triangulasi. Ada tiga cara dalam teknik trianggulasi diantaranya yaitu :

1. Membandingkan data hasil pengamatan di lapangan dengan data hasil

wawancara, misalnya peneliti membandingkan data hasil observasinya dengan

data hasil wawancara dengan informan.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan informan satu dengan informan yang

lain agar dapat diketahui bahwa data yang diberikan oleh informan merupakan

data yang benar, misalnya data hasil wawancara dengan Ketua Koperasi

Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri akan dibandingkan dengan data hasil

wawancara dengan Sekretaris Koperasi, Bendahara Koperasi atau dengan

Anggota Koperasi

3. Membandingkan apa yang dikatakan informan didepan umum dengan apa yang

dikatan secara pribadi, misalnya data hasil wawancara dengan salah satu

informan secara pribadi dibandingkan dengan data hasil wawancara dengan

salah satu informan secara umum atau dengan seluruh informan.

Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumentasi yang berkaitan

dengan laporan keuangan yang telah disajikan oleh Koperasi Simpan Pinjam

Sorya Dana Mandiri, misalnya data hasil wawancara dengan informan

mengenai dokumen laporan keuangan koperasi dibandingkan dengan data hasil

dokumentasi yang telah ada.

24
4. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga dapat

memudahkan peneliti untuk memahami kondisi yang terjadi dan dapat

menentukan tahap selanjutnya yang akan dikerjakan. Data yang dapat disajikan

oleh peneliti dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang telah disajikan

oleh Koperasi Simpan Pinjam Sorya Dana Mandiri

5. Analisis data, dimana peneliti menganalisis kesesuaian dokumen dokumen

terkait antara laporan keuangan yang telah disajikan oleh Koperasi Simpan

Pinjam Sorya Dana Mandiri dengan laporan keuangan sesuai SAK ETAP

NO:12/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi

Sektor Riil Pasal 3

Penarikan kesimpulan dan verifikasi, yang mana kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan terbaru yang belum pernah ada sebelumnya. Verifikasi

berdasar pada penyajian data dan reduksi data serta yang dapat menjawab rumusan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Muji Sri Sekarwati and Nurul Mazidah. 2018. “Analisis Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Laporan Keuangan
Koperasi Karyawan Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG).”Bojonegoro, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

Dewi Kurniawati, 2018, Penerapan Sak Etap Pada Koperasian Dalam Penyajian Laporan
Keuangan Koperasi Unit Desa Karya Agung Kecamatan Singingi, Riau, Program Studi
Akuntansi,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Islam Kuantan Singingi

Fauzi, R., Pramiudi, U., & Djanegara, M. S. (2018). Penerapan SAK ETAP Dalam Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan. Bogor, Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

Fenni Faraidhika, Kadori Haidar dan Ilham Abu 2022, Analisis Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Berdasarkan Sak Etap Pada Koperasi Pertanian Semoga Jaya Di Kabupaten
Kutai, Kalimantan Timur, Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP, Universitas Mulawarman.

Muhammad Yusuf, 2020, Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Kasus di
Desa Slukatan Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo) Wonosobo, Fkultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sains Al-Qur’an

Nur Hafidzah, 2022, Analisis Penerapan Sak Etap Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pada
Koperasi Karyawan Ptpn Iv Kebun Bah Jambi, Jambi, Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Simalungun

Silmi Mursidah1, Juliana Nasution2, 2022, Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan
Sak-Etap Pada Koperasi Tunas Wira Mandiri, Sumatra Utara, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.

Srikalimah, Umi Nadhiroh ,Siti Rochmah Indriani, 2019, Penyusunan Laporan Keuangan
Berdasarkan Sak Etap Pada Koperasi Wanita “Usaha Bersama”, Kediri, Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri.

Standar Akuntansi Keuangan, 2009, Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

26

Anda mungkin juga menyukai