Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGERTIAN AKUNTANSI DI ORGANISASI NIRLABA : YAYASAN

OLEH:

TIMEY NIKOLAUS ERLELY (A062202026)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan izin dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengertian
Akuntansi Di Organisasi Nirlaba : Yayasan”. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kedamaian dan rahmat
bagi semesta alam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata Kuliah Akuntansi
Sektor Publik Lanjutan yang dibimbing oleh dosen Dr. Nirwana, SE, M.Si, Ak, CA. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Magister Akuntansi
khusnya bagi penulis.Penulis juga sangat mengharapkan saran dari kritik pembaca guna
perbaikan isi materi dari makalah ini. Atas perhatian dan partisapasinya, penulis ucapkan
Terima kasih.

Makassar, 22 Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang terjadi di Indonesia pada saat ini
banyak membantu manusia dalam meningkatkan kualitas hidup.Perkembangan itu membawa perubahan
besar dalam hidup manusia terutama dalam bidang ekonomi.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dialami bangsa Indonesia ternyata belum dapat menyelesaikan permasalahan dan penderitaan yang ada
dalam masyarakat luas. Situasi tersebut menyebabkan timbulnya banyak organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial atau dengan kata lain organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah
suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian
terhadap hal-hal yang mencari laba. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan
para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.
Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau
bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasibisnis misalnya penerimaan sumbangan. (Hendrawan, 2011)
Laporan merupakan proses dari akuntansi, IAI 2009 mendefinisikan Laporan Keuangan sebagai bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan Keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan dan harus menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas.Untuk organisasi Laba Laporan keuangan
terdiri atas:
(1) neraca,
(2) laporan laba rugi,
(3) laporan perubahan ekuitas,
(4) laporan arus kas dan
(5) catatan atas laporan keuangan.( IAI, 2009: 1)
Organisasi nirlaba meliputi organisasi keagamaan, rumah sakit, sekolah negeri, organisasi jasa
sukarelawan. Organisasi non profit menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang paling berharga,
karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh, dan untuk manusia.Manajemen Gereja
harus mempertanggungjawabkan sumbangan atau dana yang telah diterima dari berbagai pihak berupa
laporan keuangan karena Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut. Untuk pihak internal tujuan laporan keuangan adalah untuk mengetahui situasi keuangan
yang ada dalam organisasi tersebut, sedangkan untuk pihak eksternal bertujuan untuk mengetahui apakah
dana yang ada telah dipergunakan dengan baik dan terlampir dalam laporan keuangan organisasi tersebut.
(Cintokowati, 2010).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi organisasi nirlaba?
2. Bagaimana Standar Akuntansi di Organisasi Nirlaba?
3. Bagaimana ciri-ciri organisasi nirlaba ?
4. Apa Tujuan Laporan Keuangan?
5. Apa saja Unsur-Unsur Laporan Keuangan organisasi Nirlaba?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui akuntansi organisasi nirlaba
2. Untuk mengetahui Standar Akuntansi di Organisasi Nirlaba
3. Untuk mengtahui ciri-ciri organisasi nirlaba
4. Untuk mengetahui Tujuan Laporan Keuangan organisasi Nirlaba
5. Untuk mengetahui Unsur-Unsur Laporan Keuangan organisasi Nirlaba
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akuntansi di Organisasi Nirlaba : Yayasan


Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk
mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil,
tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).Organisasi nirlaba meliputi gereja,
sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal
perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institute riset,
museum, dan beberapa para petugas pemerintah.

2.2. Standar Akuntansi di Organisasi Nirlaba


PSAK No.45 Akuntansi Organisasi Nirlaba Di Amerika Serikat (AS), Financial Accounting Standard
Board (FASB) telah menyusun standar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau
pemegang saham, kreditor, dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas
bersangkutan namun memiliki kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar akuntansi bagi
entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accounting Standard Board (GASB) menyusun
standar akuntasi dan pelaporan keuangan untuk pernerintah pusat dan federal AS. Di Indonesia, Pemerintah
membentuk Komite Standar Akuntasi Pemerintah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu
dibangun terpisah dari FASB di AS atau Dewan Standar Akuntansi KeuanganIkatan Akuntan Indonesia di
Indonesia karena karakteristik entitasnya berbeda. Entitas nirlaba tidak mempunyai pemegang saham atau
semacamnya, memberi pelayanan masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan secara khusus untuk entitas
pemerintah mampu memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pernerintah tanpa peduli bahwa
imbalan bagi pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai.
2.4. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Sumber daya entitas. Sumber daya entitas
berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlahsumber daya yang diberikan. b. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan
menumpuk laba. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba, kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para atau pemilik entitas tersebut. c.
Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada
organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau
ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada
suatu likuidasi atau pembubaran entitas. (Hasana, 2011)
2.4. Tujuan Laporan Keuangan
Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), seperti yang dikutip dan
diterjemahkan oleh Harahap (2007:126) merumuskan empat tujuan laporan keuangan : a. Membuat
keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk mencapai tujuan b.
Mengarahkan dan mengontrol secara efektif Sumber Daya Manusia dan faktor produksi lainnya c. Memelihara
dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan d. Membantu fungsi dan pengawasan sosial Tujuan utama
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para
penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi
nirlaba.Menurut Mardiasmo (2009: 167)Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam
pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
b. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta
pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis
serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
c. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta
pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas
pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, data kekayaan bersih organisasi,
serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan
kepentingan sumber daya tersebut.
e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodik
atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta
informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat
menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.
f. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau
sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
g. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi
keuangan yang diberikan.

2.5. Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Organisasi Nirlaba Akuntansi organisasi nirlaba meliputi bentuk laporan keuangan dan nama-nama
rekening berdasarkan pola PSAK No.45. Unsur-unsur laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45.
a. Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan merupakan nama lain dari neraca pada laporan
keuangan lembaga komersial. Laporan ini memberikan informasi mengenai besarnya aset atau harta
lembaga dan sumber perolehan aset tadi (bisa dari hutang atau dari aktiva bersih) pada satu titik
tertentu.
b. Laporan aktivitas Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya
lembaga selama satu periode anggaran. Pendapatan digolongkan berdasarkan restriksi atau ikatan
yang ada. Sedangkan beban atau biaya disajikan dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria
fungsional, dengan demikian beban biaya akan terdiri dari biaya kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
c. Laporan arus kas Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk suatu
periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas.
Penyajian arus kas masuk dan keluar harus digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut.
1) Aktivitas Operasi Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi
pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas
operasi adalah sebagai berikut.
a) Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan aktivitas).
b) Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap sebagai biaya, namun tidak terjadi
uang kas keluar) setiap tahun.
c) Perubahan pada account piutang lembaga.
d) Account (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya dibayar di muka dan lain-lain
2) Aktivitas Investasi Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang
kas yang terkait dengan investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan aktiva
tetap, penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi adalah :
a) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjangl
ain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun
sendirii.
b) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud
dan asset jangka panjang lain.
3) Aktivitas Pendanaan
Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau
pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit
lembaga. Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas masuk dan keluar dalam kelompok
ini adalah sebagai berikut:
a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk
perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi.
c) Bunga, deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
d) Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak
terpisah dari laporan-laporan di atas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi
keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan. Catatan atas
laporan keuangan dapat berupa:
1) Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva tetap;
2) Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan serta tarif yang digunakan
untuk aktiva tetap lembaga, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta
presentase yang digunakan untuk pencadangannya. (IAI, 2009 : 45)

2.6. Yayasan
2.6.1. Pengertian Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota (Undang-
undang Republik Indonesia No.16 Tahun 2001).
2.6.2. Tujuan Pendirian Yayasan
Yayasan Tujuan dari pendirian badan hukum yayasan adalah bersifat sosial dan mencari keuntungan.
Akan tetapi mencari keuntungan bukan merupakan tujuan pokok. Dengan demikian tujuan tersebut adalah
suatu tujuan yang bersifat ideal dalam lapangan keagamaan, ilmu pengetahuan, kesosialan dan sebagainya
(Husnah Mularita, 2002:

2.7. Proses Pencatatan Laporan Keuangan Yayasan


1) Bukti Transaksi
Alasan yayasan memilih metode pencatatan dengan accrual basis, yayasan dapat lebih mudah atau
yayasan dapat setiap saat mengetahui setiap transaksi yang terjadi karena dicatat pada saat transaksi
tersebut terjadi. Untuk yang menggunakan metode pencatatan dengan cash basis, alasan mereka adalah
memudahkan yayasan untuk melakukan pengawasan kas.
Pencatatan dengan metode accrual basis pada prinstpnya lebih menguntungkan daripada melakukan
pencatatan dengan metode cash basis. Yayasan dapat setiap saat mengetahui transaksi yang terjadi dan
tidak ada satu Iransaksipun yang lepas dari pencatatan yayasan. Selain itu, pencatatan yang dilakukan dapat
menunjukkan keadaan transaksi yang sebenamya.
Bukti transaksi seperti bukti penjualan, bukti pembelian, serta bukti pengeluaran kas untuk pembayaran
gaji karyawan, bukti pembayaran beban operasional (seperti pembayaran listrik, air, dan Iain-Iain)
yayasanyayasan tersebut telah menyimpannya. Bukti transaksi ini berguna bagi yayasan untuk memastikan
keabsahan transaksi yang dicatat dan dapat dijadikan rujukan apabila teijadi masalah di kemudian hari. Selain
itu, bukti transaksi merupakan modal awal bagi yayasan untuk melaksanakan proses akuntansi berikutnya.
2) Pembuatan Jurnal
Kolom referensi pada hakikatnya mempermudah pengecekan ketepatan jumlah rupiah pada saat
pemindahbukuan ke buku besar, serta dapat menunjukkan bahwa rekening tersebut telah dipindahbukukan ke
buku besar. Apabila yayasan tidak membubuhkan kolom referensi pada jumal umum mereka, maka akan
membingungkan dalam melakukan proses akuntansi berikutnya terutama pada saat pemostingan ke buku
besar.
3) Pemindahbukuan (postingan) ke buku besar

Kode akun itu sendiri sangat berguna bagi yayasan, karena dapat membantu yayasan dalam
mempermudah kegiatan pencatatan maupun kegiatan pengikhtisaran lainnya. Adanya kode akun membantu
proses akuntansi selanjutnya, yayasan akan terbantu dalam pembuatan neraca saldo hanya dengan melihat
kode akun pada masing-masing perkiraan. Kolom referensi sendiri berguna bagi yayasan untuk mengetahui
dari jumal mana posting tersebut dilakukan
4) Neraca Saldo
Terlihat bahwa neraca saldo tersebut tidak sesuai dengan bentuk baku. Pada neraca saldo yang
mereka buat, yayasan tidak membubuhkan kolom debit dan kredit di kolom saldo. Pada hakikatnya dengan
adanya pemisahan kolom tersebut, dapat membantu yayasan dalam melihat keseimbangan antara saldo debit
dan saldo kredit.
5) Jurnal Penyesuaian
Akun-akun yang seharusnya perlu dibuat ke dalam juma! penyesuaian sebaliknya tidak dilakukan oleh
yayasan, seperti akumulasi penyusutan. Yayasan langsung mencantumkan akun tersebut ke dalam laporan
posisi keuangan tanpa membuat jumal penyesuaian terlebih dahulu. Fenomena seperti inilah yang membuat
laporan keuangan tidak dapat disusun secara tepat. Pada hakikatnya jumal penyesuaian digunakan untuk
menyesuaikan posisi masing-masing perkiraan, sehingga sesuai pada tanggal laporan. Jumal penyesuaian
merupakan jumal yang membantu suatu organisasi melihat posisi masing-masing perkiraan yang sebenamya.
Jumal penyesuaian ini dapat membantu organisasi menyusun laporan keuangan secara tepat, sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sebenamya.
6) Neraca Lajur
Penggunaan neraca lajur dapat mengurangi kesalahan terlupakannya salah satu ayat jumal
penyesuaian yang harus dilakukan dan untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan serta
memungkinkan pennyusunan data secara logis. Apabila suatu organisasi tidak membuat neraca lajur, maka
organisasi akan mengalami kesulitan serta tingginya tingkat kesalahan dalam membuat laporan keuangan.

2.8. Laporan Keuangan Yayasan


1) Laporan Posisi Keuangan
Selain itu juga disebabkan oleh tidak dilaksanakannya kegiatan akuntansi seperti pembuatan jumal,
pembuatan buku besar, pembuatan neraca saldo, serta penyusunan neraca lajur. Hal ini tidak sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan, khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45.
Yayasan maupun pihak ekstemal lainnya tidak akan mungkin dapat mengetahui posisi keuangan
yayasan yang sebenamya pada suatu periode, jika yayasan itu sendiri tidak menyusun laporan posisi
keuangan. Akibatnya, yayasan maupun pihak ekstemal lainnya tidak dapat mengambil keputusan
ekonomi secara tepat.
2) Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas bertujuan menyajikan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang
mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan bagaimana penggunaan
sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Selain itu, laporan aktivitas dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lainnya untuk mengevaluasi
kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam
memberikan jasa, serta menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
3) Laporan Arus Kas
Pada hakikatnya laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode. Selain itu, laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(Integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Jadi, apabila suatu
organisasi tidak menyusun laporan arus kas, maka organisasi tersebut tidak dapat mengetahui perkembangan
kas dalam suatu periode akuntansi.
4) Catatan atas Laporan Keuangan
Pada hakikatnya, catatan atas laporan keuangan membantu yayasan untuk mengetahui informasi
tentang dasar dari penyusunan laporan keuangan. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, maupun laporan
arus kas. Catatan atas laporan keuangan dapat membantu yayasan mengetahui kebijakan pembuatan laporan
keuangan dan transaksitransaksi yang diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (tidak
termasuk dalam laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan laporan arus kas).
5) Jurnal Penutup
Pada hakikatnya jumal penutup sangatlah diperlukan, karena tujuan disusunya jumal penutup adalah
agar pada akhir periode, akun nominal atau akun sementara (akun pendapatan dan akun beban) bemilai nol.
Pada periode berikutnya, akun nominal akan menunjukkan keadaan sebenamya. Jika jumal penutup tidak
disusun maka pada akhir periode, akun nominal tidak bemilai nol dan pada periode berikutnya akun nominal
tidak akan menunjukkan keadaan yang sebenamya.
6) Neraca Saldo Penutup
Neraca saldo penutup sangatlah diperlukan, karena tujuan disusunya neraca saldo penutup adalah
untuk memastikan buku besar seimbang sebelum memulai pencatatan data akuntansi pada periode
berikutnya. Pada periode berikutnya, neraca saldo yayasan akan menunjukkan keadaan yang sebenamya.
Jika neraca saldo penutup tidak disusun, maka pada akhir periode neraca saldo tidak akan menunjukkan
keadaan yang sebenamya
7) Jurnal Pembalik
Pada hakikatnya jumal pembalik bersifat opsional, tetapi akan lebih baik jika suatu organisasi atau
yayasan menyusun jumal pembalik. Jumal pembalik merupakan jumal yang dibuat pada awal suatu periode
akuntansi untuk membalik jumal penyesuaian yang memiliki pengaruh penting terhadap transaksi rutin pada
periode berikutnya. Tujuannya adalah agar jumal yang telah disesuaikan pada periode sebelumnya akan
menunjukkan keadaan yang sebenamya
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pelaporan keuangan merupakan suatu bentuk tanggung jawab organisasi terhadap stakeholder
sebagai pihak yang membutuhkan informasi terkait aktivitas organisasi dalam suatu periode. Meskipun dalam
praktiknya didapati bahwa pelaporan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan yang ada pada PSAK 45
tentang laporan keuangan organisasi nirlaba
DAFTAR PUSTAKA

Hasana, Kharisty. 2011. Ciri-Ciri Organisasi Nirlaba, Organisasi Nirlaba. Tanggal akses 07 Oktober
2011http://kharistyhasanah.blogspot.com/2011/10/organisasi-nirlaba.html
Harahap, Sofyan Syahri. 2007. A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT). Penerbit PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Hendrawan, Rony. 2011. Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang
Nasiruddin.2009. Evaluasi Penerapan PSAK NO.45 Pada PartaiKeadilan Sejahtera.Skripsi. Universitas
Muhammadiyah. Malang.
Wibisono, Nocika Lea.2009. Penerapan PSAK No. 45 Terhadap Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Pusdakota Ubaya.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai