Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Keuangan Yayasan

(Susi & Pak Hakim)

I. Pendahuluan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan dalam mencapai tujuan tertentu dibidang
social, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Yayasan dapat mendirikan suatu badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan
maksud dan tujuan yayasan. Pendirian Yayasan di Indonesia sebelum adanya
UU Yayasan hanya berdasar atas pemahaman dan kebiasaan yang dianut oleh
masyarakat dan Yurisprudensi Mahkamah Agung dengan memenuhi
persyaratan secara materiil maupun formal sebagaimana pendirian suatu
badan hukum dilakukan. Sebagai persyaratan formal yang selama ini
dilakukan bagi pendirian Yayasan adalah adanya Akta Pendirian yang dibuat
secara Notariil. Selanjutnya Akta Pendirian tersebut didaftarkan pada
Kepaniteraan Pengadilan setempat dan diumumkan dalam Tambahan Berita
Negara Fakta menunjukkan kecenderungan mendirikan Yayasan karena
mudahnya Yayasan memperoleh status Badan Hukum sehingga masyarakat
dapat berlindung dibalik status badan hukum Yayasan dan digunakan tidak
hanya sebagai wadah mengembangkan kegiatan sosial, keagamaan dan
kemanusiaan melainkan adakalanya juga bertujuan untuk memperkaya diri
para Pendiri, Pengurus dan Pengawas.
Selain kecenderungan tersebut dalam praktek timbul pula berbagai
masalah yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan yang
tidak sesuai dengan maksud tujuannya sebagaimana tercantum dalam
Anggaran Dasar, sengketa antara Pengurus dengan Pendiri Yayasan atau
pihak lain bahkan terkadang Yayasan digunakan untuk menampung kekayaan
dari para pendiri atau pihak lain yang diperoleh dengan cara melawan hukum.
Dengan diundangkannya Undang-undang tentang Yayasan No. 16 Tahun
2001 dan No. 28 Tahun 2004 diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang benar kepada masyarakat mengenai Yayasan, menjamin kepastian dan
ketertiban hukum serta mengembalikan fungsi Yayasan sebagai pranata
hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan
dan kemanusiaan.
Konsep Manajemen Keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan
aktivitas atau kegiatan keuangan dalam suatu organisasi, dimana di dalamnya
termasuk kegiatan planning, analisis dan pengendalian terhadap kegiatan
keuangan yang biasanya dilakukan oleh manajer keuangan adalah seluruh
aktivitas kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk
mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta upaya
penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efesien. Perencanaan dan
pengendalian keuangan merupakan serangkaian prosedur yang melindungi
praktek manajemen dalam melakukan transaksi keuangan dalam rangka
efisiensi dan efektivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Transaksi keuangan
seharusnya dicatat secara konsisten dan akurat agar dikemudian hari tidak
terjadi kekacauan keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, Yayasan
dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi yang diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan dan fungsi yang menjadi
prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi harus mendapat perhatian
yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, kerena pengeluaran
investasi mempunyai dampak jangka panjang. Aktivitas akutansi dimulai dari
mengidentifikasi dengan melakukan Analisa terhadap transaksi yang
dipengaruhi oleh nilai ekonomi perusahaan, mencatat, mengklasifikasi,
meringkas dan pengikhtisarkan serta mengkomunikasikan dengan Menyusun
laporan keuangan.
Dalam proses manajemen strategis memiliki rencana strategis dan
rencana operasional yang jelas dan mudah diikuti. Dengan demikian, dalam
mencapai tujuan, pimpinan organisasi, pimpinan unit, staf, dan karyawan
mempunyai keputusan yang berbeda – beda. Organisasi nirlaba atau
organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasarkan pokok untuk
mendukung isu atau periha di dalam menarik public untuk suatu tujuan yang
tidak komersial, tanpa ada perintah terhadap hal – hal yang bersifat mencari
laba (moneter). Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh
sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang
tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.

II. Latar Belakang


Laporan keuangan Yayasan memiliki karakteristik diantaranya sumber
saya Yayasan yang berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber saya yang diberikan, menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan
menumpuk laba, tidak ada kepemilikan dalam ati bahwa kepemilikan tidak
dijual, dialihkan, atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak
mencerminkan proporsi pembagian sumber daya Yayasan pada saat likuidasi.
Organisasi Pendidikan, seperti perguruan tinggi, Yayasan, rumah sakit,
perkumpulan sering berbentuk organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba tidak
mengenal pemegang saham, tetapi banyak pimpinan kehabisan tenaga dan
waktu menyelesaikan kegiatan operasional dibandingkan dengan
menyelesaikan kegiatan strategis.
Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah
jelas siapa Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan.
Anggota Dewan Komisaris bukanlah pemilik organisasi. Organisasi sektor
publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan eksternal yang
meliputi laporan keuangan formal seperti laporan kinerja yang dinyatakan
dalam ukuran finansial dan non finansial.
Dasar Hukum Yayasan adalah UU No. 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan (UUY) yang diundangkan 06 Agusts 2001 dan berlaku efektif 06
Agustus 2002, UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang
No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diundangkan 06 Oktober 2004 dan
berlaku efektif 06 Oktober 2005. Peraturan Pemerintah No. 63 tanggal 23
September 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan.
Prinsip yang ingin diwujudkan dalam UU Yayasan sebagai badan hukum
nirlaba adalah diantaranya :
1. Kemandirian badan hukum
2. Transparency
3. Accountability
Pengelola keuangan pada nirlaba di Indonesia saat ini masih
cenderung menekan pada prioritas kualitas program dan tidak terlalu
memperhatikan pentingnya system pengelolaan keuangan. Padahal system
pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah satu indikator
utama akuntabilitas dan transparansi seluruh Lembaga. Pengetahuan dari
staff keuangan mengenai pengelolaan keuangan organisasi nirlaba masih
sangat minimal. Padahal untuk membangun system pengelolaan keuangan
yang handal dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang
cukup sehingga dalam membuat laporan keuangan suatu Yayasan bisa lebih
efektif dan efisien.

III. Tujuan
 Tujuan utama adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas, kreditor, dan
pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
 Tujuan khusus adalah untuk menyajikan informasi mengenai :
1. Pengaruh transaksi, peristiwa dan aktiva bersih suatu organisasi.
2. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah
nilai dan sifat aktiva bersih
3. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu
periode dan hubungan antara keduanya.
4. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas,
memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan factor lainnya
yang berpengaruh pada likuiditasnya.

Anda mungkin juga menyukai